Professional Documents
Culture Documents
1.Tujuan
Menentukan konduktivitas termal material yang berbeda.
Menentukan tipe material yang digunakan apakah konduktor atau isolator.
Menentukan emisivitas suatu logam
Menentukan konduktivitas isolator
Menentukan besar kalor yang mengalir dalam suatu logam
Menentukan laju kalor
3.Teori Dasar
Definisi konduktivitas
Konduktivitas adalah kemampuan suatu bahan (larutan, gas, atau logam) untuk
menghantarkan arus listrik. Dalam suatu larutan, larutan arus listik dibawa oleh kation-kation
dan anion-anion, sedangkan dalam logam arus listrik dibawa oleh electron-
elektron. Konduktivitas suatu larutan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Konsentrasi
Pergerakan ion-ion
Valensi ion
Suhu
Konduksi adalah perpindahan panas antara dua substansi dari sustansi yang bersuhu tinggi ke
sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya kontak kedua sustansi secara langsung. Ketika
tangan kamu memegang gelas panas, maka telapak tangan kamu akan menerima panas dari
gelas tersebut. Konduksi disebut juga perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel
karena adanya selisih suhu. Sebuah benda padat panjang dipanaskan pada salah satu
ujungnya, akan menyebabkan pada ujung tersebut partikel-partikelnya akan bergetar lebih
cepat karena suhunya naik. Partikel yang energi kinetiknya lebih besar akan memberikan
energinya kepada pertikel tetangganya melalui tumbukan. Misalnya sendok dingin
dimasukkan ke sup yang panas, maka ujung sendok yang lain akan panas. Dan logam, kalor
dipindahkan melalui elektron-elektron bebasnya. Elektron bebas adalah elektron yang dengan
mudah dapat berpindah dari satu atom ke atom lain. Di tempat yang dipanaskan, energi
elektron bertambah besar dan dapat diberikan dengan tumbukan elektron disekitarnya dengan
panas lebih cepat.
Perpindahan ka1or dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada
kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran ka1or, untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi pertama
yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi umpamanya bila
pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan ja1an
pemasukan atau pengeluaran ka1or.
Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses,
terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia,
keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara a1ami. Dengan demikian. Pada
pengembunan dan penghabluran (krista1isasi) ka1or harus dikeluarkan. Pada penguapan dan
ada umumnya juga pada pelarutan, ka1or harus dimasukkan. Ada1ah hukum a1am bahwa
ka1or itu suatu bentuk energi.
Sama seperti bentuk lain dari energi, jumlah ka1or juga dinyatakan da1am suatu gaya
kali suatu jarak yaitu Newton ka1i meter atau Nm. 1 Nm dinamakan 1 Joule. Untuk
pemberikan sedikit gambaran mengenai besarnya energi 1 Joule tersebut, bisa diperhatikan
dari hal berikut: Untuk penguapan 1 kg air, diperlukan cukup banyak energi yaitu perubahan
zat cair ke dalam uap ini kira-kira membutuhkan energi 2.225.000 Joule = 2,25 MJ. Bila
sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimi1iki sesuatu benda lain yang lebih panas,
demikian pula ha1nya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda lain yang lebih
dingin.
CC 2 F 2
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Karbondioksida 0,0146 0,00844
Uap air(jenuh) 0,0206 0,0119
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari
benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah, hingga
tercapainya kesetimbangan termal. Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3
mekanisme, yaitu:
1. Konduksi.
2. Konveksi.
3. Radiasi.
Dalam prakteknya ketiga proses perpindahan panas tersebut sering terjadi secara bersama
sama.
\
Konduksi
Yang dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat.
Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman
karena proses perpindahan kalor ini hanya Sistem Pengukuran..., terjadi di dalam bahan. Arah
aliran energi kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah.
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomic merupakan
pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat
meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.
Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang.
Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atomdan elektron bergetar dengan
amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron
disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom
dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
elektron bebas. Berdasarkan penampang dan cara perambatan bendanya ada beberapa kasus
untuk perpindahan panas secara konduksi, diantaranya :
A mc ( T 4T 3 )
T T
k ( 1 2) d = t
Q
=mc ( T 4T 3 )
t
Keterangan :
Q = kalor (j)
t = waktu (s)
Q/t = ;aju aliran kalor (kkal/s) atau Joule/sekon (J/s). 1 J/s = 1 watt
m c ( T 4T 3 ) d
k= c ( T 1T 2 ) A
( Tx ) pada logam tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 2-1. Secara matematis
dinyatakan sebagai :
T
A
q x
Dengan memasukkan konstanta kesetaraan yang disebut konduktivitas thermal didapatkan
persamaan berikut yang disebut juga dengan hukum Fourier tentang konduksi:
T
q=kA
x
(0C/m)
Tanda minus (-) menunjukkan arah perpindahan panas terjadi dari bagian yang
bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu rendah. Nilai kondukitivitas thermal suatu bahan
menunjukkan laju perpindahan panas yang mengalir dalam suatu bahan. Konduktivitas
thermal kebanyakan bahan merupakan fungsi suhu, dan bertambah sedikit kalau suhu naik,
akan tetapi variasinya kecil dan sering kali diabaikan. Jika nilai konduktivitas thermal suatu
bahan makin besar, maka makin besar juga panas yang mengalir melalui benda tersebut.
Karena itu, bahan yang harga k-nya besar adalah penghantar panas yang baik, sedangkan bila
k-nya kecil bahan itu kurang menghantar atau merupakan isolator
Konveksi
Yang dimaksud dengan konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang
dipanaskan. Proses perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena
permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur
bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta
kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Besarnya konveksi tergantung pada :
viscositas fluida
kecepatan fluida
perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
kapasitas panas fluida
rapat massa fluida
bentuk permukaan kontak
H=h x A x T
Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan zat perantara (medium) tetapi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Sebagai contoh, perpindahan panas dari matahari ke
bumi. Panas dari matahari tidak dapat mengalir melalui atmosfer bumi secara konduksi
karena antara bumi dan matahari adalah hampa udara. Panas matahari tidak dapat sampai ke
bumi melalui proses konveksi karena konveksi juga harus melalui pemanasan bumi terlebih
dahulu. Selain itu,konduksi dan konveksi memerlukan medium sebagai perantara untuk
membawa panas. Jadi walaupun antara bumi dan matahari merupakan ruang hampa, panas
matahari tetap akan sampai ke bumi melalui perpindahan panas secara radiasi. Selanjutnya
juga penting untuk diketahui bahwa :
E=e T 4
W
:konstanta Boltzmann :5,67 x 108
Dimana m 2K 4
e : emitansi (0 e 1 )
T 41 T 42
Q=e A )
Dimana : Q = laju perpindahan panas (W)
Emisivitas benda adalah besaran yang bergantung pada sifat permukaan benda. Benda hitam
sempurna (black body) memiliki harga emisivitas (e = 1). Benda ini merupakan pemancar dan
penyerap yang paling baik. Permukaan pemantul sempurna memilki nilai e = 0.
4.Prosedur percobaan
1. Ukur tebal logam 1, logam 2, logam 3, serta isolator menggunakan micrometer sekrup
dan ukur juga diameter logam 1, logam 2, logam 3, menggunakan jangka sorong
2. Susun gambar dan rangkaian seperti gambar diatas.
3. Ketatkan sekrup pada kedua sisi kotak seketat mungkin sehingga logam dan isolator
tidak bergoyang
4. Hidupkan saklar pada kontak pada power supply dan kontak pada rangkaian. Lalu
amati apakah telah ada arus mengalir dan ada beda potensial, jika telah ada arus dan
beda potensial maka putar potensiometer yang ada pada kotak power supply sampai
tegangan yang diinginkan
5. Buka kontak pada ragkaian atau saklar S lalu catat besar suhu logam 1, logam 2,
logam 3 dan suhu sekitar pada table yang telah disediakan
6. Tutup saklar dan hidupkan stopwatch dan saat itu dianggap sebagai waktu awal
7. Lakukan pengukuran suhu masing masing logam dan suhu sekitar serta arus dan
tegangan (tegangan sebaiknya dijaga konstan)
8. Atur waktu seperti kelipatan 5 menit dan seterusnya sampai mencapai kondisi steady
state.
9. Catat berapa teganagan, arus, dan suhu pada masing-masing thermometer pada setiap
kelipatan waktu hingga mencapai steady state.
Logam 3 5 x 10
2
9,52 x 10
3
Data hasil percobaan dan pengolahan data maka didapat hasil sebagai berikut:
Waktu TS T1 T2 T3 V I e K
Q
(menit volt 10 ( (
(7) A (
) 4 104
10 4
10
w/m.K
J/s
0 28 27 29 29 5,6 9 18,73
Pada percobaan ini kita mencari beberapa parameter seperti konduktivitas dan kalor,
pada percobaan dilakukan pengukuran suhu masing masing logam setelah selang waktu 5
menit sekali sampai diperoleh keadaan stady state, yaitu dimana temperatur tidak berubah
lagi atau sama dengan sebelumnya. Kami memperoleh keadaan stady state yaitu pada menit
ke 60 dan percobaan ke 13 kali.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan,maka dapat dilakukan
perhitungan,sehingga didapatkan nilai-nilai konduktivitas termal masing-masing kayu.seperti
yang tertera dilembar perhitungan.semakin tinggi suhu nya maka semakin kecil nilai
konduktivitas yang didapat tetapi pada data yang diperoleh tidak diperoleh perubahan yang
konstan tetapi tidak teratur. Pada keadaan stady state kami peroleh nilai konduktivitas yaitu
4
sebesar 0,53 10 w/ m k
Secara teori dapat dijelaskan bahwa ketika ujung logam dipanaskan maka electron
dalam ujung logam akan mendapatkan energy lebih sehingga electron bergetar lebih cepat
dengan energy kinetic tinggi. Electron yang bergetar cepat dengan energy kinetic tinggi
tersebut akan menumbukkan electron-elektron yang ada didekatnya yang bergetar lebih
lambat dengan energy kinetic yang lebih rendah.
Proses perpindahan panas konduksi pada zat padat pada percobaan ini terjadi pada
dua macam material yaitu logam dan kayu. Logam merupakan material yang terdiri dari ion-
ion berupa bola-bola keras yang tersususn secara teratur ,berulang dan disekitar ion-ion
logam terdapat awan atau larutan electron yang dibentuk dari electron valensi dari logam
yang bersifat mobil atau dapat bergerak. Sedangkan kayu merupakan material non logam
dimana biasanya ikatan yang terjadi pada bahan non logam adalah kovalen (ikatan kimia
yang terjadi jika adanya penggunaan pasangan electron secara bersama-sama oleh atom-atom
yang berikatan). Dalam material non logam(kayu) tidak terdapat electron bebas sehingga
dalam material nonlogam energy termal hanya dihantarkan melalui gelombang getaran
kisi(fonon). Ketika kayu dpanas kan akan terjadi peningkatan energy getaran kisi(fonon) pada
atom-atom penyusun kayu dengan frekuensi tinggi dan amplitude yang relative
kecil.pergetaran atom-atom ini seolah-olah menciptakan bentuk gelombang kisi(fonon) yang
berjalan sehingga energy termal dapat dihantarkan keujung kayu lainnya melalui gelombang
getaran kisi(fonon) ini. Dapat disimpulkan bahwa konduktivitas terml pada kayu dalam
percobaan ini merupakan kontribusi termal getaran kisi(fonon) saja. Jika dibandingkan
antara logam dan kayu maka logam memilki kemampuan mengahntar panas yang lebih cepat
dari pada kayu karena dalam logam terdapat electron bebas.
8.Tugas laporan
2. Jabarkan rumus laju kalor yang melewati tiga lapisan bahan yang konduktivitasnya
berbeda-beda?
( T 2T 1 ) .
Jawab: Laju kalor = Q1 = K1.A t
X
( T 2T 1 ) .
Q2 = K2.A t
X
( T 2T 1 ) .
Q3 = K3.A t
X
3. Jelaskan perpindahan kalor secara konduksi melewati bahan yang terdiri dari tiga
lapis yang berbeda,lengkap dengan penjelasn rumus nya?
Jawab:
Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada
medium padat. Dalam perpidahan ini yang berpindah hanyalah kalor dan mediumnya
tidak ikut berpindah. Contohnya ketika seorang pandai besi sedang membuat parang
atau pisau bagian ujung besi yang tidak dipanaskan akan ikut panas. Inilah sebabnya
kenapa pandai besi menggunakan sarung tangan sebagai isolator. Kalor dari perapian
berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke ujung lain yang tidak dipanaskan.
Itulah contoh sederhana bahwa kalor memang berpindah.
Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang mengalir
persatuan waktu.Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai perkalian
antara konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A) dan selisih suhu kedua titik
(T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x).Rumus laju perpindahan kalor nya:
4. Gambarkan grafik antara suhu dengan ketebalan pada suatu konduktor tanpa isolator
dan memahami isolator secara lengkap dan beri analisa dari grafik.
Jawab:
5. Jelaskan secara lengkap jika kalor jenis sebuah logam makin kecil, maka jelaskan
besaran konduktivitasnya
Jawab: Penentuan nilai konduktivitas panas dari suatu bahan sangat diperlukan
dalam bidang keilmuan fisika dasar, yaitu untuk mempelajari sifat medium atas
faktor aliran panas. Sementara kalor jenis adalah zat alir yang bersifat kalorik
yang terdapat di dalam setiap benda dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Jadi jika kalor jenis sbuah logam makin kecil maka besaran konduktivitasnya juga
semakin kecil
9.Kesimpulan
Daftar Pustaka