Professional Documents
Culture Documents
Agus Nurhadi
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: dexarchitectstudios@gmail.com
Abstrak
Penggunaan jam lembur saat ini menjadi salah satu cara yang umum dilakukan untuk mengejar
prestasi suatu pekerjaan. Jam lembur tentu akan mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produktivitas tenaga konstruksi antara jam kerja
reguler/normal dan jam kerja lembur. Pengambilan data dilakukan sebanyak 20 kali pengamatan. Objek
penelitian yang diamati adalah tukang kayu bekisting dan tukang pembesian. Metode pengukuran yang
digunakan untuk mengukur produktivitas adalah dengan pengukuran tingkat LUR (Labor Utility Rate)
setiap pekerja dan pengukuran berdasarkan volume pekerjaan yang dihasilkan masing-masing kelompok
kerja. Analisis statistik yang dipergunakan adalah menggunakan uji-t.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Produktivitas rata-rata setiap kelompok kerja pembesian pada
jam kerja reguler sebesar 104 kg/OH atau 14,86 kg/manhours dan 42,6 kg/OH atau 10,65 kg/manhours
pada jam kerja lembur. (2) Produktivitas rata-rata setiap kelompok kerja tukang kayu bekisting pada jam
kerja regular sebesar 4,68 m2/OH atau 0,67 m2/manhours dan 2,43 m2/OH atau 0,60 m2/manhours pada
jam kerja lembur. (3) Penurunan rata-rata produktivitas tenaga kerja konstruksi di Surabaya adalah sebesar
19,39%. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
produktivitas tenaga kerja pada jam kerja reguler/normal dan jam kerja lembur dimana t hitung > t tabel,
atau 3.631 > 1.884.
Kata Kunci: Produktivitas, Jam Reguler, Jam Lembur.
Abstract
The use of overtime office hours is now becoming one of the common ways to pursue the achievement
of a job. The overtime office hours would be affect the level of labor productivity. This study aims to
determine the differences in labor productivity between the construction of normal working hours and
overtime working hours. Data is collected as much as 20 times the observations. The object of research is
observed formwork carpenter and steel worker. The method of measurement used to measure productivity
is by measuring the level of LUR (Labor Utility Rate) each worker and measurements based on the volume
of work produced by each working group. Statistical analysis used by t-test.
This study concluded that: (1) the average productivity of each working group steelworks on regular
working hours at 104 kg / OH or 14,86 kg/manhours and 42 ,6 kg / OH or 10,65 kg/manhours in overtime.
(2) the average productivity of each working group formwork carpenter on regular working hours of 4.68
m2 / OH or 0,67 m2/manhours and 2.43 m2 / OH or 0,60 m2/manhours in overtime. (3) The decrease
average of productivity construction worker in Surabaya is 19,39%. Based on Independent Sample T Test
showed that high differences in labor productivity between the construction of normal working hours and
overtime working hours, t test > t table, or 3.631 > 1.884
Keywords: Productivity, Normal Working Hours, Overtime Working Hours.
27
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1 Nomer 1/rekat/15 (2015), 27 - 32
rendah tingkat prduktivitasnya maka semakin besar kontraktor dalam perencanaan, pelaksanaan dan
peluang terjadi keterlambatan pekerjaan. Sebaliknya, pengawasan proyek konstruksi tentang produktivitas
semakin tinggi tingkat produktivitasnya maka semakin tenaga kerja.
rendah pula terjadi keterlambatan. Batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
Berbagai cara dilakukan kontraktor untuk mengejar (1) Tenaga kerja yang dipakai dalam pelaksanaan pada
waktu pekerjaan pada suatu proyek. Hal ini dilakukan jam kerja lembur sama dengan tenaga kerja yang dipakai
karena adanya berbagai faktor. Misalnya saja, dengan pada jam kerja reguler. (2) Tenaga kerja yang dipakai
alasan mengejar prestasi pekerjaan, karena adanya adalah tenaga kerja harian. (3) Faktor cuaca tidak
keinginan dari pemilik pekerjaan, terjadi kesalahan diperhitungkan. (4) Pengukuran Labor Utility Rate (LUR)
pekerjaan sehingga perlu adanya redesign dan atau karena pada jam regular dimulai pukul 08.00 s/d 16.00 dan 18.00
alasanalasan teknis dan non teknis lainnya. Salah satu hal s/d 22.00 untuk waktu lembur (Ketentuan jam kerja
yang dilakukan oleh kontraktor untuk menyelesaikan reguler dan lembur didasarkan pada peraturan menteri
permasalahan ini yaitu dengan cara menambah jumlah tenaga kerja dan transmigrasi No. 102/MEN/VI/2004).
tenaga kerja dan menambah jam kerja diluar jam reguler. (5) Perhitungan produktivitas (reguler dan lembur) hanya
Penambahan jam kerja di luar jam regular/jam lembur pada pekerjaan struktur (pekerjaan pemasangan besi dan
tentu memberikan dampak bagi tingkat produktivitas pekerjaan pemasangan bekisting)
tenaga kerja. Menurut Sinungan (2003:12) menyatakan bahwa
Banyak faktor yang mempengaruhi angka produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu
produktivitas pekerjaan. Berdasarkan penelitian yang perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output
dilakukan oleh Thomas (2010:3) menemukan bahwa : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga
faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah kondisi kerja, sedangkan keluaran diukur dalam satuan fisik
lapangan dan sarana bantu, keahlian pekerja, umur/usia, bentuk dan nilai. Secara garis besar produktivitas dapat
kesesuaian upah, pengalaman, dan manajerial atau digambarkan sebagai berikut:
manajemen lapangan. Kesesuaian waktu bekerja juga
berpengaruh terhadap tingkat produktivitas pekerja.
Produktivitas tenaga kerja pada jam kerja reguler tentu Produktivitas tenaga kerja pada umumnya bersifat
akan sangat berbeda dengan kerja lembur. dinamis yang artinya tidak selalu tetap. Hal ini
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tentang dikarenakan berbagai macam kondisi lapangan kerja dan
perbandingan nilai produktivitas tenaga kerja pada jam beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas.
kerja reguler dan jam kerja lembur (overtime) dapat Menurut Iman Soeharto (1995:163-169) menyatakan
dilakukan untuk mengetahui perbandingan nilai bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja. Penelitian ini dilaksanakan produktivitas tenaga kerja lapangan dapat dikelompokkan
dengan judul Perbandingan Produktivitas Tenaga Kerja menjadi: kondisi fisik lapangan dan sarana bantu,
Konstruksi Pada Jam Kerja Reguler dan Jam Kerja kepenyeliaan, perencanaan, dan koordinasi, komposisi
Lembur Pada Pembangunan Gedung Bertingkat di kelompok kerja, Kerja lembur, Ukuran besar proyek,
Surabaya. pekerja langsung versus kontraktor, kurva pengalaman,
Mengacu pada kenyataan yang telah dikemukakan di dan kepadatan tenaga kerja.
atas, maka masalah yang akan diteliti pada penelitain ini
Pada perusahaan yang ada di Indonesia, ketentuan
sebagai berikut: (1) Berapa besar produktivitas ratarata
waktu dan upah kerja reguler dan lembur sudah
tenaga kerja konstruksi pada jam kerja reguler? (2) Berapa
ditetapkan oleh pemerintah. Sesuai dengan keputusan
besar produktivitas ratarata tenaga kerja konstruksi pada
Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi:
jam kerja lembur?
Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang
Mengacu pada permasalah di atas, maka tujuan melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1
peneilitan ini sebagai berikut: (1) Mengetahui angka (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
produktivitas tenaga kerja pada jam kerja reguler. (2) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh)
Mengetahui angka produktivitas tenaga kerja pada jam jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
kerja lembur. (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat
Manfaat dari penelitian ini, diharapkan: (1) Menambah mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan
pemerintah (Kep Menakertans No. 102/MEN/VI/2004).
informasi tentang produktivitas, sistem kerja lembur, dan
pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja
METODE
konstruksi; (2) Memberikan gambaran tentang analisis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
perbandingan produktivitas tenaga kerja pada jam reguler kuantitatif, yaitu penelitian yang meliputi pengumpulan
dan jam lembur (bahan ajar kuliah); (3) Sebagai referensi
28
Produktivitas Tenaga Konstruksi Pada jam Kerja Reguler dan Jam Kerja Lembur Pada Pembangunan Gedung
data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab Tabel 1. Volume pemasangan Bekisting
pertanyaan yang menyangkut pada keadaaan waktu yang Data Tenaga Kerja Volume (m2)
berjalan pada penelitian. Data yang digunakan dalam ke- Man. Tkg. Pkr. Normal Lembur
penelitian ini adalah data hasil survai langsung di 1 1 3 4 10.23 34.28
lapangan. 2 1 3 5 54.52 24.89
Penelitian direncanakan dan dilakukan pada proyek 3 1 3 4 44.20 12.35
yang sedang berlangsung berupa bangunan 3 lantai atau 4 1 3 4 42.77 11.79
lebih yang berada di Surabaya. Proyek yang dijadikan 5 1 3 3 14.88 11.16
lokasi adalah Pembangunan Grand Mirama Extention oleh 6 1 3 6 45.64 21.35
PT. Jagat Konstruksi Abdipersada, Hotel Fave Rungkut 7 1 3 6 43.53 9.50
oleh PT. Archikon Wiratama, Gedung IBT Centre 8 1 3 6 12.26 9.24
Surabaya oleh PT. Sinar Waringin Adhikarya (SWA), 9 1 4 5 26.02 9.62
Pembangunan Gedung Rusunawa Sumur Welut oleh PT. 10 1 4 5 67.52 28.54
Limajabat Jaya, dan Pembangunan Hotel TP-IV/V oleh 11 1 4 5 93.65 34.15
PT. PP (Persero). 12 1 3 4 18.79 9.92
Subyek dalam penelitian ini, adalah kelompok tenaga 13 1 3 4 39.69 28.32
kerja pada pekerjaan struktur gedung. Penelitian ini 14 1 3 6 34.54 20.52
dilakkukan pada bulan April sampai dengan Agustus 15 1 3 6 97.20 48.60
2014. Penelitian ini menggunakan Cluster Random 16 1 3 5 72.90 48.60
Sampling untuk menentukan jumlah sampel. Jumlah 17 1 5 7 50.48 23.76
proyek yang djadikan sebagai sampel secara acak dipilih 18 1 5 7 53.68 32.53
sebanyak 5 proyek. Jumlah data yang diambil adalah 19 1 5 6 43.20 20.21
sebanyak 20 kali pengamatan. 20 1 5 6 46.59 33.79
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 195 912.28 473.11
(1) Lembar Observasi Produktivitas, Lembar observasi ini
Produktivitas (m2/OH) 4.68 2.43
berupa laporan harian pekerjaan yang digunakan untuk
mengamati pekerjaan, jumlah pekerja, volume pekerjaan, Berdasarkan tabel 1, untuk menghitung produktivitas
jarak material, cuaca, dan sebagainya yang terjadi di digunakan rumus volume yang dihasilkan dibagi dengan
lapangan (2) Lembar Informasi Tenaga Kerja, Data ini jumlah pekerja yang terlibat. Tabel 1 menunjukkan bahwa
diperlukan untuk mengetahui kondisi dan informasi diri produktivitas tenaga kerja pada pemasangan bekisting
mengenai tenaga kerja yang digunakan dan perhitungan pada jam kerja regular adalah sebesar 4,68 m2/OH atau
Labor Utility Rate. bila dikonversikan ke jam orang didapat produktivitas
Analisi data yang digunakan dalam pelitian ini adalah sebesar 0,67 m2/manhours. Sedangkan pada jam kerja
dengan analisis perbandingan Uji-t. Uji-t digunakan
lembur produktivitas menurun menjadi 2,43 m2/OH atau
untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan
produktivitas tenaga kerja pada jam kerja reguler dan jam bila dikonversikan ke jam orang didapat produktivitas
kerja lembur. sebesar 0,60 m2/manhours atau terjadi penurunan sebesar
Uji-t digunakan untuk memutuskan apakah suatu 10,45%.
hipotesa diterima atau ditolak. Hal ini didasarkan pada Produktivitas masing-masing komposisi tenaga kerja
hasil ratarata tingkat produktivitas tenaga kerja. Namun dihitung berdasarkan koofisien tenaga kerja. Koofisien
penarikan kesimpulan ini harus didasarkan pada uji dihitung berdasarkan jumlah volume yang dihasilkan
statistik. Karena apabila ada perbedaan pada ratarata,
dibagi dengan jumlah pekerja masing-masing komposisi
perbedaan tersebut tentu berbeda secara statistik sehingga
perlu dilakukan uji secara statistik. Dalam hal ini analisis tenaga kerja. Tabel 2 menunjukkan nilai koofisien
statistik yang dipergunakan menggunakan program masing-masing tenaga kerja pada pemasangan bekisting
komputer SPSS versi 17. selama pengamatan berlangsung.
Tabel 2. Koofisien Tenaga Kerja Pemasangan
HASIL DAN PEMBAHASAN Bekisting
Pekerjaan Pemasangan Bekisting Tenaga Kerja (Normal) Tenaga Kerja (Lembur)
. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum menghitung Man. Tkg. Pkr Man. Tkg. Pkr
produktivitas tenaga kerja adalah dengan menghitung 1 0.0978 0.2933 0.3911 0.0292 0.0875 0.5000
volume pekerjaan, tabel 1 menunjukkan hasil volume 2 0.0183 0.0550 0.0917 0.0402 0.1205 0.5556
pekerjaan pemasangan bekisting selama pengamatan. 3 0.0226 0.0679 0.0905 0.0810 0.2429 0.5000
4 0.0234 0.0701 0.0935 0.0848 0.2545 0.5000
5 0.0672 0.2016 0.2016 0.0896 0.2688 0.4286
29
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1 Nomer 1/rekat/15 (2015), 27 - 32
30
Produktivitas Tenaga Konstruksi Pada jam Kerja Reguler dan Jam Kerja Lembur Pada Pembangunan Gedung
Tabel 6. Koofisien Tenaga Kerja Pemasangan Besi termasuk lama dan rumit bila dibandingkan dengan yang
(lanjutan) dikerjakan di IBT Centre. Hal ini dikarenakan setiap
Tenaga Kerja (Normal) Tenaga Kerja (Lembur) tulangan tumpuan dan lapangan berbeda panjangnya
sehingga tukang harus pandai-pandai dalam memasang.
Man. Tkg. Pkr Man. Tkg. Pkr
Komposisi tulangan utama dan tulangan bagi pelat
17 0.0005 0.0021 0.0021 0.0013 0.0053 0.0080 juga berbeda sehingga pengerjaan pembesian jauh lebih
18 0.0007 0.0028 0.0028 0.0018 0.0070 0.0105
19
lama. Hal positif dari pemasangan pelat dengan metode
0.0005 0.0020 0.0020 0.0014 0.0057 0.0071
20
ini adalah kebutuhan besi yang bisa ditekan karena lebih
0.0008 0.0031 0.0031 0.0020 0.0080 0.0121
efisien daripada pemasangan besi tanpa tulangan
0.0014 0.0047 0.0047 0.0032 0.0111 0.0143
tumpuan lapangan. Selain itu tukang harus rajin
mengecek bengkokan tulangan tumpuan agar sesuai
Produktivitas masing-masing komposisi tenaga kerja dengan spesifikasi tebal pelat lantai yang diinginkan
dihitung berdasarkan koofisien tenaga kerja. Koofisien karena sering diinjak.
dihitung berdasarkan jumlah volume yang dihasilkan Perbedaan metode pemasangan ini mengakibatkan
dibagi dengan jumlah pekerja masing-masing komposisi waktu yang dibutuhkan dalam pemasangan besi menjadi
tenaga kerja. Tabel 6 di atas menunjukkan nilai koofisien lebih lama. Hal ini mengakibatkan perbedaan volume
masing-masing tenaga kerja pada pemasangan besi selama yang signifikan dan mempengaruhi tingkat produktivitas
pengamatan berlangsung. tukang/pekerjanya.
Pada tabel 7 menunjukkan rekapitulasi rata-rata Berdasarkan perhitungan produktivitas tenaga kerja
koofisien tenaga kerja pada pemasangan besi hasil pada pemasangan bekisting di dapat bahwa terjadi
pengamatan dan dibandingkan dengan data koofisien pada penurunan produktivitas sebesar 10,45% dari jam kerja
analisa SNI yang dihitung per 10 kg besi. normal ke jam kerja lembur. Sedangkan pada pekerjaan
pemasangan besi terjadi penurunan produktivitas sebesar
Tabel 7. Koofisien Rata-Rata Tenaga Kerja 28,33% dari jam kerja normal ke jam kerja lembur.
Pemasangan Besi (per 10 kg) Dengan demikian penurunan rata-rata produktivitas
Koofisien Tenaga Kerja tenaga kerja konstruksi di Surabaya adalah sebesar
Tenaga Kerja
Normal Lembur SNI 19,39%.
Mandor 0.0140 0.0320 0.0040
Tukang Besi 0.0470 0.1110 0.0700 Analisis Data
Pekerja 0.0470 0.1430 0.0700 Analisi data yang digunakan dalam pelitian ini adalah
dengan Uji-t menggunakan program komputer SPSS. Uji-
Produktivitas masing-masing komposisi tenaga kerja t digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
dapat dihitung dengan cara membagi 1 dengan nilai
signifikan produktivitas tenaga kerja pada jam kerja
koofisien. Sehingga didapat produktivitas mandor, tukang
besi, dan pembantu tukang sesuai dengan tabel 8 berikut; reguler dan jam kerja lembur. Input data yang digunakan
untuk menguji hipotesis adalah data perhitungan
Tabel 8. Produktivitas Komposisi Tenaga Kerja produktivitas antara jam kerja reguler dan jam kerja
Pemasangan Besi lembur. Tahapan analisis data meliputi uji Normalitas One
Produktivitas (kg/OH) sample test Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui
Tenaga Kerja
Normal Lembur apakah kedua data yang dibandingkan berdistribusi
Mandor 714.29 312.50 normal atau tidak, Uji homogenitas untuk menguji bahwa
Tukang Besi 212.77 90.09 data yang dibandingkan merupakan data yang homogen,
Pekerja 212.77 69.93
dan Independent Sample test (uji-t).
Pada pekerjaan besi, terdapat beberapa metode Pada uji Normalitas, nilai hitung sebesar 0.779 atau
pelaksanaan pekerjaan khususnya dalam pemasanga besi lebih besar dari yang disyaratkan yaitu 0.05. Sehingga
plat. Diantaranya yaitu pada pembangunan gedung IBT kedua data yang dibandingkan termasuk berdistribusi
Centre yang melaksanakan pembesian besi pelat lantai normal. Pada uji homogenitas nilai output SPSS adalah
tanpa menggunakan tulangan tumpuan dan lapangan 0.082 atau lebih besar yang disyaratkan yaitu 0.05.
artinya besi dipasang 2 layer atas dan bawah. Komposisi Sehingga kedua data yang dibandingkan merupakan data
besi tulangan yang diperguanakannyapun sama sehingga
yang berasal dari jenis yang sama. Pada uji Independent
memudahkan tukang dalam pemasangannya. Sehingga
tidak ada besi yang dipotong dan pengerjaannya jauh Sample test (uji-t) output SPSS menunjukkan t hitung
lebih cepat. sebesar 3.631 atau lebih besar dari t tabel yaitu 1.884.
Berbeda dengan pengerjaan di IBT Centre, Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat disimpulkan
pemasangan besi pelat pada pembangunan fave hotel bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
menggunakan pelat dua arah (tumpuan dan lapangan). produktivitas tenaga kerja konstruksi pada jam kerja
Besi pelat terbagi atas tulangan tumpuan dan tulangan reguler dan jam kerja lembur.
lapangan. Sesuai pengamatan dilapangan, pengerjaan
pemasangan tulangan besi pelat dengan metode ini
31
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1 Nomer 1/rekat/15 (2015), 27 - 32
Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah: (1)
Sebaiknya pengawasan oleh pihak kontraktor lebih
ditingkatkan untuk lebih meningkatkan produktivitas
tenaga kerja khususnya pada jam kerja lembur; (2)
Sebaiknya dalam upaya meningkatkan prestasi proyek
(volume pekerjaan), kontraktor dapat mempertimbangkan
nilai produktivitas pada jam lembur, karena terdapat
penurunan produktivitas yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
32