BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Henmate merupakan merek lokal asal Malang yang didirikan pada 2014. Berawal dari
hasil menganalisis tren fesyen di Jakarta Fashion Week 2014 dan beberapa Fashion Week di
luar negeri, pemilik menyadari adanya tren tas genggam dikalangan fashionista belum banyak
dilirik oleh pemain industri fesyen, terutama yang menyasar kalangan menengah ke bawah.
Pemilik menanggapi kondisi tersebut sebagai peluang. Pada Oktober 2014, akhimya
ppasangan adik dan kakak tersebut memutuskan untuk menjalankan bisnis tas genggam di kota
kelahirannya, Malang, dengan nama merek yaitu Henmate,
Pada awal berdiri, Henmate belum memiliki gerai toko sehingga menjual produk dari
pameran satu ke pameran lainnya di area Malang. Ketepatan menganalisis tren fesyen
‘memiberikan dampak positif bagi Henmate, Di awal mula peluncuran produk, Henmate
mendapatkan respon positif dari pasar. Omset Henmate pun terus meningkat seiring dengan
perjalanan bisnisnya, Diberitakan di Harian Malang Pos per 3 Februari 2016, Henmate telah
‘mencapai omset rata-rata70 juta per bulan pada 2015, Respon pasar tersebut dinilai cukup
baik oleh pemilik merek, mengingat bisnis ini baru saja berjalan hampir dua tabun dan
disertai dengan modal pribadi yang ‘pas-pasan’. Beberapa strategi yang dipakai Henmate
dalam memasuki industri fesyen di Malang adalah:
1. Menjadi yang pertama - “we are the first player” atau pioner.
2. Menyasar konsumen kelas menengah ke bawah yang mana kebutuhan mereka atas tas
genggam belum ada yang mengakomodir - “we grab different market”, atau dapat
dikategorikan sebagai blue ocean strategy:
3. Harga produk Henmate cenderung murah namun dengan produk yang unik dan
kualitas terbaik sehingga konsumen dapat merasakan value of money — “low cost
leadership
Formulasi strategi tersebut tentunya mengacu pada visi dan misi Henmate. Spesialis tas
genggam ini menetapkan visi untuk menjadi pilihan pertama merek lokal Indonesia (kategori
fesyen), dengan cara membuat produk yang paling dicintai, mengantarkannya dengan
pelayanan yang paling bersahabat, dan membangun budaya kerja yang dinamis.
Menyadari bahwa persaingan dalam industri fesyen semakin ketat, Henmate
menggunakan strategi integrasi horisontal dan vertikal agar mampu bersaing dengankompetitor. Henmate menerjemahkan strategi horisontal dengan memperkaya varian produk,
yang awalnya hanya tas genggam, kini mulai merambah ke varian tas lain, bahkan kategori
produk fesyen Iain seperti rok, baju atasan dan Iuaran, Sedangkan Strategi vertikal yang
dilakukan Henmate meliputi perluasan lini distribusi, yakni melalui ecommerce. Maraknya
penjualan berbasis online menjadikan Henmate juga ingin melakukan ekspansi ke arah bisnis
online. Pada Ketelo & Hodson (2015) menyebutkan bahwa sejak 2000an, tiga per empat
penjualan ritel dunia dilakukan melalui ecommerce. Data statistik tersebut sangat menarik,
terlebih lagi melihat hasil riset eMarketer (2014) yang memprediksi akan adanya
pertumbuhan dua digit pada penjualan ritel ecommerce hingga 2018.
Retail Ecommerce Sales Worldwide, 2013-2018
tnilions, % change and % of total retail sales
52409
32.197
ime ae
Seuce. repr rt exchides travel
event eke
Gambar 1 Total Penjualan Ritel Ecommerce Global, Priode 2015-2018
Sumber: (eMarketer, 2014)
Riset yang dilakukan oleh tim eMarketer pada 2014 melibatkan total penjualan ritel
dan ritel ecommerce di 22 negara, pada pelanggan yang melakukan pembelian produk baik di
toko maupun secara online, Riset tersebut menghasilkan perbandingan pertumbuhan
penjualan ritel dan ritel online secara global. Dapat dibaca pada Gambar 1 bahwa
pertumbuhan belanja ritel tahun 2013- 2018 mengalami penurunan perlahan-lahan dan
“bermain’ pada area single digit. Hasil riset eMarketer (2014) ini menggambarkan bahwa
industri ini tidak lagi bergairah jika dibandingkan dengan ritel ecommerce. Pertumbuhanpenjualan pada ritel ecommerce lebih tinggi dari pada penjualan ritel. Terlihat pada Gambar 1
‘bahwa pertumbuhan penjualan ritel ecommerce terus stagnan di area dua digit dari 2013-
2018. Bahkan proporsi penjualan ritel ecommerce diprediksi akan terus meningkat hingga
2018, mencapai 8.8% dari total penjualan ritel S2.489 trilliun (Marketer, 2014).
Retail Ecommerce Sales as a Percent of Total Retail
‘Sales in Select Countries, 2013-2018
2013201420520 20172018
oe 130% 14a 1568 169% 18.08
23% 101% 120% 138% 155% _~14.6%
92% 98% 104% 108% Tze 119%
Norway 88% 97% 107% 115% 12.1% 127%
SouhtGen 81% 90% 98% 105% —1w 120%
Denmark 77%__86% 93% 99% 104% 10.8%
Gorman 61% 75% BAK 9.4% 10.4% 11.28
sr 58k 654 717TH Age OAR
cana 45% 57% SOK 66% 74% —~82K
pen 44% 49% _—S4%_—«SBN62w GT
France: 42% 46% 51% Say 58% 62%
Nethetands 38% 49% 46h —a9u—~