Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1.1 Kompas Geologi dan Bagian-bagiannya
A. Jarum magnet
3
denganpembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dan selatan (S),
sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W).
a. Klinometer, adalah bagian kompas untuk mengukur besarnya
kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng.
b. Penunjuk Arah (sighting arm), Gunanya adalah untuk menunjukkan
arah mata angin sesuai jarum kompas.
Kita mengenal adanya dua jenis skala kompas, yaitu azimuth dan
kwadran. Pada kompas Azimuth (pembagian lingkaran 360 o) selalu dibaca
jarum Utara melalui timur, dan kemudian diamati angka yang
ditunjukannya. Biasnya jarum utara dibedakan dengan jarum selatan
dengan diberi tanda putih atau merah pada ujungnya.
4
kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita
berada di dekat/di sekitar Equator, dan semakin bertambah besar apabila
mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat diatas
muka bumi ini akan mempunyai sudut deklinasi yang berbeda-beda.
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan
baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk menanganinya, bisa
digunakan beban yang dapat digeser sepanjang jarum kompas dan
diletakan pada bagian jarum yang bermagnet (Lutgens, 2006).
A. Menentukan arah
Arah yang dimaksud disini adalah arah dari titik tempat pengukuran
ketempat yang dibidik atau yang dituju. Cara menembakkan kompas
untuk menentukan arah dapat dengan cara:
1. Kedudukan Kompas Setinggi Pinggang atau Dada
5
sehingga sasaran tampak pada cermin dan berhimpit dengan
ujung sighting arm dan garis pad cermin.
d. Baca ujung utara kompas setelah jarum tidak bergerak, hasil
pembacaan adalah arah sasaran yang dimaksud.
6
Gambar 2.6 Kedudukan bukaan cermin kompas geologi
Cara kerjanya :
a. Tutup kompas dibuka kira-kira 45o, sighting arm dibuka dan
peep sight ditekuk 90o.
b. Kompas dipegang dengan tangan kanan (dibantu dengan
tangan kiri) yang ditekuk pada posisi vertikal.
c. Sasaran dibidik melalui peep sight dan sighting window.
d. Klinometer di horizontalkan (dilihat lewat cermin) dengan
menutar tangkai di belakang kompas.
e. Baca sudut pada bususr setengah derajat lingkaran.
7
o
N... E. Sebelum kompas diangkat, tempat kompas yang
ditempelkan tadi digaris.
b. Tempelkan sisi barat kompas (kedudukan kompas tegak) pada
posisi tegak lurus terhadap jurus (garis yang dibuat tadi).
Klinometer dihorizontalkan dan dibaca besar pada busur setengah
o
lingkaran kemiringan perlapisan diperoleh dengan penulisan N...
E/...o.
c. Arah kemiringan diukur dengan menempelkan sisi selatan kompas
pada arah jurus (garis yang dibuat tadi), kompas dihorizontalkan,
baca arahnya. Arah kemiringan tidak dicantumkan dalam
penulisan kedudukan perlapisan.
8
Kekutan Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu
berupa stress (Tegangan) Berdasarkan keseragaman kekuatannya, Stress
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu (Sapii, 2006):
a. Uniform stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang
sama dari atau ke segala arah.
b. Differential Stress
Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah
saja dan bisa juga dari atau ke segala arah, tetapi salah satu arah
kekuatannya ada yang lebih dominan.
Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan
melalui cara-cara berikut ini:
a. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip.
b. Interprestasi peta topografi, yaitu dari penampakan gejala
penelusuran sungai, penelusuran morfologi dan garis kontur serta
pola garis konturnya.
c. Foto udara.
d. Pemboran.
e. Geofisika, yang didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan,
yaitu dengan metode: grafity, geolectrik, seismik, dan magnetik.
Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential stress.
Dari aspek arah kerjanya, ada 3 macam Differential stress, yaitu :
1. Compressional stress
2. Tensional stress
3. Shear stress
Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau
mengalami perubahan, dalam geologi struktur hal ini disebut Deformasi.
Tahapan-tahapan Deformasi adalah sebagai berikut:
1. Elastic Deformation (Deformasi sementara)
Deformasi sementara ini terjadi jika kerja stress tidak melebihi batas
elastis batuan. Begitu stress terhenti, maka bentuk atau posisi batuan
kembali seperti semula.
2. Ductile Deformation
Yaitu deformasi yang melampaui batas elastis batuan. Mengakibatkan
batuan berubah bentuk dan volume secara permanen, sehingga
bentuknya berlainan dengan bentuk semula.
3. Fracture Deformation
Yaitu deformasi yang sangat melampaui batas elastis batuan, sehingga
mengakibatkan pecah. Seperti diketahui, bumi terdiri dari berbagai
9
bagian yang paling luar (kerak bumi), tersusun oleh berbagai lapisan
batuan. Kedudukan daripada batuan-batuan tersebut pada setiap tempat
tidaklah sama, bergantung dari kekuatan tektonik yang sangat
mempengaruhiya. Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan
batuan terangkat dan terlipat-lipat serta apabila terkena pelapukan dan
erosi, maka batuan tersebut akan menjadi tersingkap dipermukaan bumi.
Hampir tidak ada suatu singakapan dimuka bumi ini yang tuidak
memperlihatkan gejala rekahan. Rekahan pada batuan bukan merupakan
gejala yang kebetulan. Umumnya hal ini terjadi akibat hasil kekandasan
akibat tegangan (stress), karena itu rekahan akan mempunyai sifat-sifat
yang menuruti hukum fisika.
Kekar adalah struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada
atau sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi
oleh sedimen setelah beberapa lama terjadinya rekahan tersebut.Rekahan
atau struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan dapat pula terjadi
pada batuan sedimen.
Pada batuan beku,kekar terjadi karena pembekuan magma dengan sangat
cepat (secara mendadak). Pada batuan sedimen, Kekar terjadi karena:
a. Intrusi/ekstrusi
b. Pengaruh iklim/musim
Dalam batuan sedimen umunya kekar juga dapat terbentuk mulai
dari saat pengendapan atau segera terbentuk setelah pengendapannya.
dimana sedimen tersebut masih sedang mengeras. Kekar ini hanya berupa
retakan pada batuan dan belum berpindah tempat. Umumnya rekahan atau
retakan pada batuan sangat banyak dijumpai di daerah yang beriklim
ekstrim, karena suhu dan tenaga dari dalam bumi akan membuat proses
terbentuknya rekahan akan semakin cepat (Djauhari, 2009).
10
terputus atau terpisah dan tidak bersambungan lagi dengan lapisan
sediment pada blok yang lainnya.Ukuran panjang maupun kedalaman sesar
dapat berkisar antara beberapa centimeter saja sampai mencapai ratusan
kilometer (Djauhari, 2009).
Berdasarkan pada sifat geraknya, sesar dapat dibedakan menjadi 3
jenis yaitu:
1. Sesar normal (Gravity Fault), yaitu gerak relatif Hanging Wall turun
terhadap Foot Wall. Disebut juga sebagai sesar turun.
2. Sesar naik (Reverse Fault), yaitu gerak relatif Hanging Wall naik
terhadap Foot Wall. Posisi Hanging Wall lebih tinggi daripada Foot
Wall.
3. Thrust Fault yang bergantung pada kuat stress horizontal dan dip
(kemiringan bidang sesar).
4. Sesar mendatar (Horizontal Fault), yaitu gerak relative mendatar
pada bagian-bagian yang tersesarkan. Hanging Wall dan Foot Wall
bergeser Horizontal yang diakibatkan oleh kerja shear stress.
Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan gejala sesar antara lain:
1. Bidang sesar
Merupakan bidang rekahan pada batuan yang telah mengalami
pergeseran.
2. Bagian-bagian yang tersesarkan (tergeser)
Bagian ini terdiri dari Hanging Wall dan Foot Wall
a. Hanging Wall (Atap sesar) adalah bongkahan patahan yang berada
dibagian atas bidang sesar.
b. Foot Wall (Alas sesar) Adalah bongkahan patahan yang berada
dibagian bawah bidang sesar.
c. Throw, adalah jarak yang memisahkan lapisan atau vein yang
terpatahkan yang diukur pada sesar dalam bidang tegak lurus
padanya
d. Heave, adalah jarak horizontal yang diukur normal (tegak lurus)
pada sesar yang memisahkan bagian-bagian dari lapisan yang
terpatahkan.
2.2.3 Lipatan (Folding)
11
sedimen serta bisa juga pada foliasi batuan metamorf. Secara umum, jenis-
jenis lipatanyang terpenting adalah sebagai berikut (Djauhari, 2009):
1. Antiklin, yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah
kemiringan yang saling berlawanan.
2. Sinklin, yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah
kemiringan yang menuju ke satu arah yang sama.
Beberapa defenisi tentang lipatan:
1. Sayap Lipatan, yaitu bagian sebelah menyebelah dari sisi lipatan
2. Puncak lipatan, yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah
lipatan
3. Bidang sumbu lipatan, yaitu suatu bidang yang memotong lipatan,
membagi sama besar sudut yang dibentuk oleh lipatan tersebut.
4. Garis sumbu lipatan, yaitu perpotongan antara bidang sumbu dengan
bidang horizontal.
5. Jurus (Strike), yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan
perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang
horizontal.
6. Kemiringan (Dip), yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk
oleh suatu bidang miring dengan bidang horizontal dan diukur dengan
tegak lurus dengannya.
BAB III
METODE PENGAMATAN
1.1 Alat
12
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Kompas
Kompas berfungsi untuk mengukur strike dan dip serta membidik
arah.
13
Gambar 3.3 Singkapan batuan
BAB IV
PEMBAHASAN
14
Pada praktikum kali ini, dibahas mengenai pengenalan kompas
geologi serta struktur geologi. Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah kompas geologi, alat tulis menulis, dan papan scanner
sebagai pengganti singkapan.
Praktikum ini berbeda dengan praktikum geologi fisik pada umumnya,
dimana kami mengamati langsung batuan maupun mineral, pada praktikum
ini diterapkan pembelajaran seperti pada kuliah pada umumnya, dimana
asisten dosen menjelaskan dan kami aktif bertanya serta melakukan
percobaan menggunakan kompas geologi dengan papan scanner sebagai
bahan ujinya.
Pada praktikum ini, kami diajarakan mengenai bagian-bagian kompas
geologi, cara mengukur arah penyebaran singkapan(strike), kemiringan
singkapan(dip), cara membidik arah dari pengamat ke singkapan
menggunakan kompas geologi, serta jenis-jenis struktur geologi.
Adapun cara kerja saat mengukur strike dan dip. Untuk mengukut
strike tempelkan sisi timur pada bidang yang akan diukur, kompas
dihorizontalkan, dan dibaca kedudukan ujung utara jarum kompas. Jarum
o
perlapisan diperoleh. Ditulis dengan sistem azimut N... E. Sebelum kompas
diangkat, tempat kompas yang ditempelkan tadi digaris.
Sedangkan dip, tempelkan sisi barat kompas (kedudukan kompas
tegak) pada posisi tegak lurus terhadap jurus (garis yang dibuat tadi).
Klinometer dihorizontalkan dan dibaca besar pada busur setengah lingkaran
o
kemiringan perlapisan diperoleh dengan penulisan N... E/...o.
Selain strike dan dip, yang dijelaskan dari praktikum ini adalah cara
kerja untuk membidik arah saat mengambil gambar atau saat mengsketsa
singkapan. Kompas dipegang setinggi pinggang atau dada Kompas dibuat
horizontal dan dipertahankan sedemikian rupa, selama penembakan.
Cermin diatur sedemikian rupa sehingga terbuka kira-kira 135 o menghadap
sasaran dan sighting arm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakan.
Kompas diputar sedemikian rupa sehingga sasaran tampak pada cermin dan
berhimpit dengan ujung sighting arm dan garis pad cermin. Baca ujung
utara kompas setelah jarum tidak bergerak, hasil pembacaan adalah arah
sasaran yang dimaksud.
15
Setelah praktik penggunaan kompas geologi, kami diajarkan
mengenai jenis-jenis struktur geologi. Struktur geologi adalah bentuk
batuan yang terbentuk karena adanya gaya dari dalam bumi (endogen)
berupa gaya tegasan. Kami hanya diberikan penjelasan mengenai jenis-jenis
struktur geologi karena struktur geologi hanya dapat dipelajari di lapangan
(alam).
Jenis-jenis struktur geologi yaitu rekahan (joint), lipatan (fold), dan
patahan/sesar (fault). Rekahan (joint) adalah retakan atau rekahan pada
batuan yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi (endogen) yang
belum berpindah posisi. Lipatan (Fold) adalah adalah stuktu pada batuan
yang terbentuk karena adanya tenaga dari dalam bumi (endogen), yang
menyebabkan batuan melengkung atau terlipat. Biasanya lipatan (Fold) ini
tedapat pada batuan sedimen. Patahan atau sesar (fault) adalah rekahan
yang telah mengalami perpindahan posisi.
BAB V
PENUTUP
16
5.1 Kesimpulan
kompas tegak) pada posisi tegak lurus terhadap jurus (garis yang
N... o E/...o.
3. Struktur geologi ada tiga yaitu lipatan (fold), rekahan (joint), dan
patahan (fault).
5.2 Saran
17