You are on page 1of 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk salah satu tugas kelompok pada mata kuliah akuntansi perbankan.
Makalah ini berjudul makalah akuntansi dana pembayaran titipan(payment point)
dan modal bank.Adapun pembuatan makalah ini sebagai tugas makalah pertama
dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui tentang produk-produk simpanan
bank seperti simpana giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis


khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis memohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan
demi peningkatan karya ini, semoga bermanfaat

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................ 2

BAB 1 ..................................................................................................... 3

PENDAHULUAN..................................................................................... 3-4

BAB 2 ..................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

1.1.pengertian payment point ............................................................ 5

1.2.macam-macam rekening titipan .................................................. 5-7

1.3.sistem online payment point ........................................................ 7-9

1.4.payment point online bank .......................................................... 9-11

1.5.modal bank ................................................................................. 11-15

PENUTUP .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 17

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

sejalan dengan kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, listrikpun


berkembang menjadi kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan manusia untuk
menunjang berbagai fasilitas kehidupan. Semua gerak langkah kemajuan
teknologi, selalu berhubungan dengan kebutuhan nergi listrik.untuk
meningkatkan mutu pelayanannya.Salah satu upaya yang dilakukan adalah PT.
PLN (Persero)

saat ini menjalin hubungan kerjasama dengan PT Pos Indonesia. Kerjasama


ini berupa Sistem Online Payment Point (SOPP) APJ Sistem ini dirancang
dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dalam
melakukan pembayaran rekening listrik setiap bulannya dengan cara
menyediakan kemudahan tempat pembayaran rekening listrik sehingga hal ini
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction)

Dana dalam bank adalah hutang bank kepada masyarakat atau pihak
lainnya yang akan dibutuhkan disisi pasiva atau sebelah kanan neraca. Karena
sifatnya sebagai hutang, maka rekening dana ini akan bertambah disebelah
kredit dan berkurang disebelah debet. Rekening dana bank merupakan rekening
permanen atau real yang selalu akan disajikan pada neraca secara kumulatif.
Bank akan dibebankan dengan sejumlah bunga yang akan dicatat sebagai
biaya bunga pada ikhtisar laba-rugi bank. Suku bunga yang dibebankan akan
beragam-ragam sesuai dengan jenis dana yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan ini, penulis
memfokuskan masalah pokok yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan payment point?


2. Meliputi apa saja payment point?

3
3. Bagaimana sisitem payment point online sebenarnya?
4. Seperti apa payment point bank ?
5. Bagaimna system payment point bank?
6. Pengertian dan penghitungan Modal Bank dalam akuntansi sumber
dana

C. TUJUAN

1. Agar lebih memahami dana pembayaran rekening titipan dan bagian-


bagiannya.
2. Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai sumber-sumber
penerimaan dana bank

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Payment point merupakan pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk


keuntungan pihak tertentu biasanya giro milik suatu perusahaan yang
pembayarannya dilakukan melalui bank. Payment point adalah salah satu jasa
perbankan untuk melayani masyarakat yang akan melakukan pembayara-
pembayaran yang relatif rutin dan nilainya relatif kecil seperti pembayaran
rekening listrik, telepon, dan air, & pembayaran kartu prabayar. Payment point
disebut juga rekening titipan dan diartikan sebagai rekening bersyarat. Sifatnya
tidak mengikat bank untuk melakukan kewajiban kepada individu atau lembaga
tertentu yang memberi amanat[1]

B. Macam macam akuntansi rekening titipan

Saat penerimaan warkat rekening nasabah


Saat penerimaan setoran pembayaran rekening
Pemindahbukuan ke rekening perusahaan penitip rekening

1.Akuntansi Saat Menerima Warkat Rekening Titipan

Penerimaan warkat-warkat dari pemilik rekening lazimnya dilakukan


sekaligus dalam periode tertentu, bulanan atau enam bulanan, dan lainnya. Pada
saat menerima warkat pembayaran titipan ini, belum ada kewajiban atau hak
yang timbul. Kewajiban baru akan timbul setelah adanya penerimaan
pembayaran dari nasabah. Dengan demikian, karena kewajiban yang akan
timbul akan bergantung dari ada tidaknya pembayaran dari nasabah, penerimaan
warkat-warkat ini harus dicatat oleh bank dalam suatu rekening kontijensi, yang
dikenal dengan rekening administratif.

5
Selama rekening administratif masih outstanding, maka masih ada warkat
pembayaran titipan yang belum diterima pembayarannya oleh bank. Dengan
perkataan lain, melalui pencatatan dalam rekening administratif ini merupakan
sarana kontrol bagi besarnya pembayaran yang telah diterima oleh bank yang
berasal dari pelunasan warkat tersebut.

Hubungan tersebut dapat dijabarkan dalam gambar berikut ini :

Besarnya Nilai Warkat Yang Diterima


Sisa Nilai Warkat Yang Dimiliki
Dicatat dalam Rek. Administratif
Pembayaran Yang Diterima
Rek. Efektif

Kontrol terhadap penerimaan pembayaran rekening titipan ini dapat dolakukan


setiap hari, mingguan, ataupun bulanan. Yang jelas untuk meningkatkan internal
control dalam bank, sebaiknya dilakukan secara harian.

Sebagai contoh apabila Bank Omega Jakarta menerima sebundel rekening


tagihan listrik PLN bernilai Rp 32.000.000,00 untuk tagihan pelanggan periode
Agustus 201X, pada saat penerimaan bunde rekening titipan ini, Bank Omega
akan membukukan :

K : Rekening Administrasi Rupiah

Warkat Rekening PLN yang Diterima. Rp 32.000.000,00

1.Pembayaran Rekening Titipan

Penerimaan dari pembayaran titipan harus diadministrasikan dengan kontrol


yang ketat. Tujuannya adalah untuk mengetahui dengan pasti berapa jumlah
uang atau pembayaran yang telah diterima oleh bank.

Misalnya pada akhir hari, jumlah pembayaran pelanggan PLN yang diterima
mencapai jumlah sebesar Rp 5.750.000,00 semuanya diterima tunai oleh Bank

6
Omega-Jakarta. Oleh Bank Omega-Jakarta akan dibukukan seluruh penerimaan
uang dari pembayaran rekening tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut :

D : Kas Rp 5.750.000,00

K : Giro Rekening PLN Rp 5.750.000,00

Untuk mencatat posisi warkat yang masih outstanding atau belum dibayar
oleh para pelanggan, harus dibukukan dengan jumlah nilai yang sama dengan
diatas dan langsung mengurangi rekening administratif yang masih outstanding.

D : Rekening Administrasi Rupiah

Warkat Rekening PLN yang Diterima Rp 5.750.000,00

Dengan dibukukannya ayat jurnal di atas, maka sisa warkat yang belum
dibayar oleh pelanggan listrik menjadi Rp 26.250.000,00 (selisih antara Rp
32.000.000,00 warkat yang telah diterima dari PLN dengan jumlah pembayaran
pelanggan Rp 5.750.000

Payment point dapat dibedakan menjadi payment poin konvensional/system


online payment point (SOPP) dengan payment point online bank (PPOB).

C. SISTEM ONLINE PAYMENT POINT ( SOPP)

Payment Point Konvensional adalah salah satu mekanisme pembayaran


tagihan dengan cara konvensional dimana proses pelimpahan dana ke rekening
receipt PLN dilakukan dengan cara melakukan penyetoran dana ke Bank secara
cash. System pengelolaan data yang biasa dilakukan dalam manajemen data
saat ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Pengelolaan data secara Batch, yaitu system pengolahan data transaksi


dengan cara mengumpulkan terlebih dahulu transaksi yang terjadi, kemudian
pada waktu yang telah ditentukan data transaksi tersebut sekaligus diproses,
biasanya sambil merevisi data file master.

7
2. Pengelolaan data secara online, yaitu pengelolaan cecara langsung saat
data dimasukkan ke dalam suatu system informasi. Pengelolaan data secara
online ini dikembangkan untuk memperoleh informasi yang selalu mutakhir.

Adanya perkembangan teknologi computer dan jaringan telekomunikasi,


maka dibuatlah berbagai macam aplikasi yang dapat membantu perusahaan
dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya, salah satu aplikasi tersebut adalah
Sistem Online Payment Point (SOPP).

Aplikasi SOPP adalah aplikasi yang digunakan untuk melayani pembayaran


pelunasan piutang pelanggan. Proses pelunasan ini diawali dengan membaca
Data Piutang Pelanggan (DPP) untuk menentukan pelanggan dan jumlah tagihan
yang akan dilunasi yang direalisasikan dengan membentuk Data Pelunasan
Harian (DPH).

Adapun fungsi fungsi dari penerapan aplikasi SOPP ini adalah sebagai berikut:

1. Melihat informasi tagihan pelanggan.


2. Melayani pembayaran atau pelunasan piutang pelanggan, baik secara
individu, kelompok, maupun kolektif.
3. Memonitoring pelunasan piutang, denda, nota kredit harian dan
kumulatif.
4. Memonitoring data piutang yang belum lunas.
5. Menampilkan dan mencetak laporan-laporan yang terkait dengan
tagihan pelanggan dan pelunasan piutang pelanggan.

Sistem ini juga sering disebut dengan System Online Payment Point (SOPP).
System ini secara online menghubungkan perangkat computer dengan host
computer yang ada di pusat atau perusahaan. Dewasa ini, prosedur pembayaran
dengan mendatangi loket-loket pembayaran tagihan listrik dan tagihan lainnya
yang telah bekerja sama dengan PLN dinilai tidak efisien lagi karena semakin
banyaknya jumblah pelanggan yang tersebar dimana-mana.

Konsep Payment Point Convensional di PLN memiliki beberapa kelemahan


dalam pelaksanaannya, diantaranya :

8
1. PLN bekerjasama langsung dengan KUD sebagai tempat pembayaran
tagihan rekening listrik, sehingga timbul resiko atas cash in transit
(misalnya dirampok, disalhgunakan, dan lain-lain).
2. Data dan dana yang ada sulit untuk direkonsiliasi karena dengan
terbatasnya jumlah pejabat/petugas yang bertanggung jawab.
3. Pelayanan PLN melalui KUD kurang menarik karena minimnya dana
atau konpensasi yang diterima KUD.
4. Adanya kelemahan-kelemahan dalam penerapan payment point
konvensional, maka PLN menerapkan payment point online bank
(PPOB).

D.PAYMENT POINT ONLINE BANK(PPOB)

PPOB adalah Payment Point Online Bank, salah satu system mekanisme
pembayaran tagihan yang lebih aman, mudah dan murah. PPOB merupakan
layanan pembayaran tagihan secara online real time sehingga proses rekonsiliasi
data dan dana bisa lebih cepat dan akurat.

PPOB diselenggarakan di perusahaan-perusahaan seperti PLN bekerjasama


dengan perbankan. Pelanggan dapat membayar di mana saja, kapan saja dan
dengan cara apa saja melalui Delivery Channel (ATM, Teller, Autodebet, Internet
Banking dll). Berbeda dengan SOPP (Semi Online Payment Point), yang
melakukan penyetoran ke rekening receipt PLN dengan membawa uang cash
langsung, SOPP ada delay waktu dalam proses rekonsiliasi data dan dana.

PPOB tidak hanya lebih memudahkan layanan bagi pelanggan, namun juga
memiliki multiflier effect yang luar biasa bagi masyarakat luas, dengan membuka
peluang usaha baru dan pemberdayaan ekonomi kecil. Kedepan PPOB
berlomba-lomba menjadi yang terlengkap fitur pelayanannya dan termudah
dalam pengoperasiannya

PPOB ini merupakan system yang digunakan oleh PLN dalam pelaksanaan
penerimaan pembayaran, dimana setiap loket pembayaran memiliki deposit pada
bank. Dalam system PPOB proses penerimaan tagihan listrik tidak dilakukan
oleh petugas PLN namun langsung diterima oleh coolecting agent dan secara

9
otomatis ditransfer ke account receipt PLN. Dengan berjalannya system PPOB,
maka beberapa proses bisnis yang selama ini sudah berjalan dapat lebih
disederhanakan.

Konsep strategi penerapan PPOB ini adalah sebagai berikut:

1. Kerja sama dengan bank dan pos, kemudian memanfaatkan network


mereka.
2. Memanfaatkan kesediaan masyarakat untuk melakukan pembiayaan.
3. Menumbuhkan peluang usaha pada jasa layanan online.

Beberapa tujuan diterapkannya PPOB ini, antara lain:

1. Mengamankan arus kas pendapatan.


2. Menyederhanakan proses bisnis (efisiensi)

E. SYSTEM PAYMENT POINT ONLINE BANK

1. Data piutang PLN (DPP PLN) dapat diakses oleh perusahaan yang
bekerja sama dengan PLN sebagai switching company atau
perusahaan yang menyediakan jasa layanan online, perusahaan-
perusahaan tersebut diantaranya : Artajasa (AJ), Flash Mobile (FM),
Sarana Sarana Yukti Bandana (SYB) .
2. Selain bekerja sama dengan switching company , PLN juga bekerja
sama dengan beberapa Bank / Pos dengan memanfaatkan
network/jaringan yang telah mereka miliki, misalnya : ATM, EDC
(Electric Data Capture), kantor POS, Mobile Pos dan lain-lain.

Keuntungan PLN dengan menggunakan system PPOB adalah:

1. PLN akan semakin focus pada pengadaan dan perawatan listrik, tidak
terganggu dengan maslah aliran dana dari pelanggan ke PLN karena
pengelolaannya langsung ditangani oleh bank.
2. PLN tidak terlalu melakukan Rekonsiliasi kesetiap loket karena
langsung dilakukan oleh penyedia jasa network/jaringan.

10
3. Maslah akibat ketidak cocokan data lebih mudah diselesaikan karena
data tersebut mengacu kepada satu database.
4. System pengelolaan data lebih lanjut maupun system monitoring,
pengawasan dan pelaporan akan lebih mudah dan lebih akurat.
5. Mutu pelayanan akan semakin baik, dimana pelanggan akan merasa
lebih nyaman.

Keuntungan lain-lain dengan system PPOB adalah:

1. PPOB ikut serta dalam pemberdayaan ekonomi rakyat.

2. Penghematan biaya operasional PLN

System Pengelolaan Dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat


(P2APST) adalah suatu system pembayaran tagihan listrik dan non tagihan listrik
melalui Bank dan atau pihak selain Bank secara real time online per transaksi
dan pelimbahan dana dilakukan dari account Bank ke account PLN. Dengan
demikian, dana pendapatan PLN akan lebih mudah dikelola dan diawasi atau
monitoring. Melalui system ini maka semua transaksi keauang yang berlangsung
di PLN akan dikelola dan dimonitoring langsung oleh pihak PLN Pusat tanpa
melibatkan PLN Unit Pelaksana. Berbeda dengan system PPOB, dimana system
PPOB itu sendiri menempatkan PLN Unit Pelaksana Induk sebagai pusat
database, sedangkan system P2APST telah menempatkan PLN Pusat sebagai
pusat database. Secara sederhana konsep tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut ini.Peserta system P2APST ini adalah :

1. Pihak Bank atau pihak selain Bank yang berperan sebagai Collecting
Agent (CA)
2. Switching Provider, berperan sebagai penyedia jaringan penghubung
(network) dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
pihak PLN Pusat.
3. PLN Pusat, sebagai pengelola dana.

Keuntungan sistem P2APST bagi pelanggan

1. Memberi kemudahan membayar dimana saja, kapan saja.

11
2. Penetrasi payment point sampai ke pelosok
3. Efisiensi Biaya transportasi

Keuntungan sistem P2APST bagi PLN

1. Percepatan arus kas masuk ke PLN Pusat


2. Proyeksi Penerimaan Dana lebih akurat
3. Pemantauan realisasi arus kas masuk secara harian
4. Menuju sistem pelaporan secara tersistem dan terkomputerisasi
5. Penyeragaman pemahaman dan perilaku bisnis proses di seluruh unit
PLN
6. Effisiensi Biaya Administrasi pelanggan (collection fee)

F.MODAL BANK
Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan.
Modal bank ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya, oleh
karena itu disajikan sebagai salah satu komponen passive disebelah kanan
neraca. Modal bank merupakan modal awal pada saat pendirian yang jumlahnya
telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank.

Komponen modal bank

Ada beberapa komponen modal bank dalam neraca antara lain : modal
saham yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan dengan
tujuan, laba ditahan tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal
sumbangan (modal donasi)
Penyetoran modal dari para pemilik perusahaan tidak harus melalui tunai.
Setoran modal dapat juga berupa penyerahan barang-barang modal, dan jenis
penyetoran lainnya.

Akuntansi untuk modal

12
Akuntansi untuk transaksi modal meliputi penyetoran modal, penyisihan
laba usaha setelah pajak untuk tujuan tertentu atau cadangan, penambahan
modal dari pihak lainnya.
A. Saat penyetoran dana modal
Sebagai contoh apabila pada saat mendirikan bank omega, dilakukan
setoran sebagai modal saham dari pemiliknya dalam bentuk :
Uang tunai langsung pada rekening giro Bank Indonesia sebesar Rp.
40.000.000.000
Gedung kantor di Jakarta senilai Rp. 18.000.000.000.
Inventaris kantor senilai Rp. 300.000.000.
Kendaraan Rp. 100.000.000.
Oleh Bank Omega Jakarta akan dibukukan seluruhnya sebagai penyetoran
modal bank sebesar Rp. 58,4 milyar dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Bank Indonesia Giro Rp 40.000.000.000.
D : Aktiva Tetap Gedung Rp. 18.000.000.000
D : Aktiva Tetap Inventaris Kantor Rp. 300.000.000
D : Aktiva Tetap Kendaraan Rp. 100.000.000
K : Modal Saham Rp. 58.400.000.000
B. Penyisihan Laba Usaha Bank
Setiap akhir periode, setelah mengetahui hasil bersih hasil usaha laba atau
laba bersih bank, Bank Omega akan menyisihkan sejumlah labanya untuk
keperluan tujuan khusus. Penyisihan ini bukan berarti menyisihkan sebagian
uang tunai untuk membayar atau memenuhi kewajiaban tertentu dikemudian
hari. Penyisihan ini hanyalah cara untuk mengalokasikan laba untuk tidak
dibagikan kepada para pemegang saham atau karyawan saham atau karyawan
dalam bentuk dividen maupun bonus.

Sebagai contoh, apabila pada akhir tahun bank omega mendapatkan laba
sebesar Rp24.000.000.000 dan diputuskan oleh direksi untuk mencadangkan
sebagai berikut.
Pembagian Laba = Rp. 5.000.000.000
Pembayaran hutang jangka panjang = Rp. 2000.0000.000
Oleh Bank Omega dibukukan :
D : Ikhtisar Laba Rugi Laba Tahun Berjalan Rp. 24.000.000.000

13
K : Laba Ditahan PenyisihanPembagian Laba Rp. 5.000.000.000
K : Laba Ditahan pembayaran Hutang Jangka Panjang Rp.
2.000.000.000
K : Laba Ditahan Tanpa Tujuan Rp. 17.000.000.000
Rekening Laba Ditahan untuk tujuan, pembagian laba dan pembayaran
hutang jangka panjang, dalam istilah akuntansinya dikenal dengan appropriated
retained earnings, sedangkan laba ditahan tanpa tujuan dikenal dengan
unappropriated retained earnings.

C. Penambahan dan Pengurangan Lainnya


Komponen modal juga dapat bertambah karena penjualan saham yang
dapat dijual diatas harga nominalnya, sehingga tercipta adanya agio
saham(premium). Bila harga jual dibawah nilai nominalnya akan terdapat disagio
saham (discount). Premium diatas saham akan menambah komponen modal,
sedangkan discount atas saham akan mengurangi modal.
Sebagai contoh, apabila nilai nominal saham bank omega sebesar Rp.
1.000.000. dan dijual sebanyak 200 lembar dengan kurs sebesar 102 persen
tunai maka oleh Bank Omega akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
D : Kas Rp 204.000.000
K : Modal Saham Rp 200.000.000
K : Agio Saham Rp. 4.000.000
Selain agio dan disagio saham, komponen lain yang akan menambah
komponen modal adalah komponen yang diterima dari sumbangan, atau dikenal
modal sumbangan (donated capital).Biasanya modal sumbangan diterima dalam
bentuk natura atau barang yang dinilai menurut harga atau nilai pasar dari aktiva
tersebut pada saat diterima. Sebesar nilai pasar yang ditaksir ini akan dicatat
sebagai aktiva pada neraca dan sebagai modal sumbangan pada kelompok
modal.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega menerima hibah dalam bentuk
seperangkat computer IBM sistim 4341 dari sebuah perusahaan besar di Jakarta,
nilai pasarnya ditaksir sebesar Rp. 400.000.000. Oleh Bank Omega akan
dibukukan sebagai berikut.
D : Aktiva Tetap Komputer Rp. 400.000.000

14
K : Modal Sumbangan Rp 400.000.000
Dengan diterimanya modal sumbangan, komponen modal akan semakin
bertambah dan dengan demikian akan memperbesar rasio kecukupan modal.

15
PENUTUP

KESIMPULAN

Payment point adalah salah satu jasa perbankan untuk melayani masyarakat
yang akan melakukan pembayara-pembayaran yang relatif rutin dan nilainya
relatif kecil seperti pembayaran rekening listrik, telepon, dan air, & pembayaran
kartu prabayar. Payment point disebut juga rekening titipan dan diartikan sebagai
rekening bersyarat. Sifatnya tidak mengikat bank untuk melakukan kewajiban
kepada individu atau lembaga tertentu yang memberi amanat

Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,


sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu
kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
modal.
Selain dari semua itu sumber dana Bank juga termasuk pinjaman yang
diterima, kewajiban lain-lain, modal pinjaman dan modal bank. Semua sumber
jenis dana bank tersebut memilik penghitungan akuntansi masing-masing.

16
DAFTAR PUSTAKA

file:///G:/2011-tugas-makalah-mata-kuliah-konsep.html

Http:/blogspot.com/2012/05/akuntansisumberdanaperbankan

17
TUGAS MAKALAH

AKUNTANSI SUMBER DANA

PEMBAYARAN REKENING TITIPAN DAN


MODAL BANK

DISUSUN OLEH :
NASRAH
WAHYU SAPUTRA
UMMI QALZUM

18

You might also like