Professional Documents
Culture Documents
Network planning yang bertujuan sebagai rencana kerja dan untuk mengontrol
agar pekerjaan proyek berhasil dan selesai tepat waktu(Sosroatmodjo, 1980:6).
Berikut gambar jadwal kerja dan kebutuhan tenaga ahli dalam suatu
kegiatan pembukaan lahan dan penyiapan lahan.
Kedudukan Jabatan Bulan Tenaga Man Month
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (orang)
12
1.Pemimpin Proyek 1 15
2.Wk pemimpin proyek 1 15
3.Insinyur civil jalan 1 11
4.insinyur civil irigasi 1 15
5. insinyur civil jembatan 1 11
6. insinyur geodesi 1 9,5
7. insinyur mekanika tanah 1 8
8. insinyur 2 21
pertanian(agronomist)
9. insinyur tanah pertanian 1 11
10.insinyur kehutanan 1 13
11.ahli idrologi 1 7
12.ahli mesin-mesin berat 1 9
13.ahli administrasi 1 14
Total 14 159,5
Keterangan:
Macam dan jumlah tenaga ahli yang perlu terlihat dalam pekerjaan pembukaan
lahan baru untuk pemukiman dan tempat usaha tani selalu 1 SKP (satuan kawasan
pengembanagan kira-kira meliputi luas 6000-8000 ha. Rintisan jalan-penghubung
dan jalan poros bisa dimulai bulan oktober/November-maret. Penyiapan lahan
usaha tani dikerjakan mulai31 April-oktober (selama musim kemarau).
alami tanah antara lain seperti hal-hal yang berkaitan dengan daya tahan tanah
terhadap pengikisan dan penghanyutan tanah, daya lolos air, permeabilitas dan
daya infiltrasi tanah terhadap air maupun kapasitas daya memegang air. Tanah
yang memiliki daya penggumapalan yang sedang baik dipertimbangkan akan
mempermudah pekerjaan-pekerjaan bertani atau bercocok tanam (Sosroatmodjo,
1980:19).
2.1.7 Keasaman dan Salinitas tanah.
dan menjaga sikap kita serta kita juga harus menyesuaikan adat istiadat dan aspek
hukum yang ada di suatu suku tersebut agar mereka tidak merasa terganggu
dengan adanya pembukaan lahan tersebut.Begitu juga jika pembukaan lahan
digunakan untuk para transmigran. Para transmigran harus bisa menghormati dan
mematuhi adat istiadat suku yang ada di sana dan para transmigran harus bisa
berbaur dengan penduduk suku disana (Sosroatmodjo, 1980:24).
harus disesuaikan dengan desa pemukiman lama yang sudah ada sehingga bisa
dicapai suatu kesatuan pola pemukiman yang ditunjang oleh sarana serta
prasarana pemukiman yang dibutuhkan seluruh penduduk yang mendiami daerah
baru tersebut.
Letak tata bangunan dalam unit desa ada yang menganut pola mengelompok
(cluster sistem) dan ada yang menganut pola memanjang (linier sistem). Pola
mengelompok, dengan titik berat dalam pembinaan dan pengembangan
masyarakat akan lebih mudah dikerjakan, guna memudahakan partisipasi sosial
dan penyuluhan kegiatan masyarakat desa. Pola ini mengakiatkan penduduk agak
jauh dari tempat lahan usahataninya sehingga ada jarak dalam mengawasi dan
mengelola usahatani mereka. Sedangkan pola linier bertujuan mendekatkan petani
lansung berada ditengah medan usahataninya, sehingga setiap saat bisa
mengawasi dan berhadapan dengan kegiatan usaha taninya (Sosroatmodjo,
1980:28).
2.3.8 Rancangan Tata Ruang dan Tata Letak Lahan Usahatani
Rancangan suatu tata ruang dan tata letak lahan dibutuhkan untuk
mementukan tujuan akhir penggunaan dari pada lahan usaha tani yang
bersangkutan. Tata ruang dan tata letak lahan terdiri dari dua macam yaitu sebagai
berikut:
a. Tata ruang dan tata letak lahan yang belum diusahakan
Lahan yang belum diusahakan adalah lahan-lahan yang belum ditanami
atau belum pernah dibuka oleh manusia, yang biasanya masih dalam bentuk
lahan hutan asli yang kadang-kadang berbatu denngan pepohonan serta
ditutupi semak belukar atau digenang air berupa rawa-rawa. Jika lahan masih
berbentuk hutan asli perencanaan tata-ruang dan tata letak bersangkutan akan
menghadapi kesulitan tertentu serta menghabiskan biaya dan watu maupun
tenanga antara lain untuk pekerjaan survey udara maupun survey darat.
Keuntungan dari perancang tata ruang dan tata letak lahan yaitu perancang
lebih bebas merancang lay-out lahan bersangkutan dalam gaya yang
dikehendaki untuk memenuhi tuntutan kepentingan dan tujuan proyek yang
direncanakan (Sosroatmodjo, 1980:32).
10
yang umum dipakai dalam operasi pembukaan lahan diseluruh bagian dunia.
Peralatan ini lebih ekonomis dipakai didaerah-daerah lahan yang mempunyai
terrain (medan) dataran tinggi, tertutup pohon-pohonan berukuran sedang maupun
lahan tertutup pohon semak belukar.
b. Menggaruk (raking)
Alat penggaruk ini ada berbagai jenis atau tipe yang dikonstruksi khusus,
dipasang dibagian depan traktor. Dipakai untuk membuka lahan yang tertutup
pohon-pohonan maupun tertutup batu-batuan. Alat ini tidak dapat bekerja baik
pada tanah-tanah lempung yang basah, sebab gumpalan tanah akan menempel dan
lengket diantara gigi-gigi alat.
c. Knockdown beam
Alat ini biasa dipasang di bagian atas depan kepala traktor yang menghadap
kedepan. Alat ini berfungsi sebagai kekuatan pengungkit dalam mendorong
pohon-pohon berukuran besar. Alat ini efektif untuk pekerjaan penjebolan akar
dan mendorong untuk merobohkan pohon berukuran sedang sampai besar.
d. Rantai-rantai jangkar (anchor chains)
Cara chaining, yaitu proses pembukaan lahan dimana digunakan suatu alat
rantai yang di tarik kebelakang oleh dua buah traktor yang berjalan berdampingan.
Cara ini merupakan cara yang paling mudah merobohkan pohon pada suatu area
operasi yang luas.
e. Bajak akar (root plow)
Alat yang berfungsi sebagai pembongkaran atau pemotong vegetasi atau
bagian-bagian tanaman yang berada di bawah permukaan tanah. Akar-akar yang
besar didorong atau ditekan kearah permukaan tanah oleh pisau-pisau horizontal
tajam yang bersirip. Alat ini juga meremukkan permukaan tanah yang keras dan
dangkal.
f. Grubber
Alat ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan bajak akar, serta
merupakan suatu variasi dari bajak akar. Alat ini digunakan untuk membongkar
semak belukar yang berukuran sedang sampai ringan atau lahan (Sosroatmodjo,
1980:60-69).
14
a. Rotary mower
Alat ini dapat dipakai untuk memotong pohon berdiameter sampai 10 cm
dalam suatu area lahan yang tidak begitu luas. Alat ini mempunyai satu atau lebih
alat pisau yang berputar, yang berputar di sekitar tangkai vertical serta digerakkan
oleh mesin traktor.
b. Rotary cutter berbaling-baling
Alat ini mempunyai pisau-pisau pemotong yang berputar horizontal
mengelilingi suatu as vertical seperti suatu baling-baling. Pisau-pisau ini ketika
berputar dapat memangkas pohon-pohon atau menggesek batang kayu di atas
permukaan tanah.
c. Rolling chopper
Alat ini berfungsi memotong batang kayu pohon. Bentuknya seperti sebuah
drum yang menggelinding di atas permukaan tanah. Alat ini ada yang berputar
sendiri, tetapi ada yang ditarik oleh traktor. Pemakaian alat ini cocok untuk
pekerjaan pembukaan lahan yang cukup luas.
d. Rantai jangkar (anchor chain)
Alat ini ditarik oleh dua buah crawler traktor yang berfungsi merobohkan
macam-macam pohon dengan macam-macam ukuran (Sosroatmodjo, 1980:76).
3.2.4 Membenamkan pohon-pohon ke dalam tanah
Cara membenamkan tanaman atau bagian-bagian pohon ke dalam tanah
sangat dipengaruhi oleh keadaan setempat, dimana tanaman atau pohon-pohonan
yang akan diperlakukan dengan cara ini memiliki diameter batang tidak lebih dari
7,5 sentimeter sampai 10 sentimeter. Beberapa macam alat untuk keperluan ini
antara lain sebagai berikut :
a. Mold board plow
Alat ini dipakai untuk memutar dan membenamkan tanaman atau bagian-
bagian tanaman masuk kedalam tanah, terutama apabila tanah setempat tidak
terlalu keras atau terlalu padat dan tidak barbatu-batu. Agar memperoleh hasil
yang memuaskan maka piringan-piringan bajak harus dalam posisi yang kencang
pada tempat duduknya.
16
b. Disk plow
Efektif untuk dipakai dalam pekerjaan membenamkan atau menutupi
semak-semak atau belukar perdu kecil dengan gumpalan tanah yang tergeser dan
dibalikkan oleh bajak ini.
c. Offset dan gang-harrow
Alat ini mungkin bisa disamakan sebagai alat garu pada peralatan sederhana
yang biasa dipergunakan oleh petani di desa-desa Indonesia. Alat ini ditarik oleh
traktor rantai untuk menggaruk dan membenam ratakan bagian-bagian tanaman
dengan tanah (Sosroatmodjo, 1980:77-79).
17
(land grading, land forming, land levelling) akan dipakai berbagai macam atau
jenis peralatan, mulai mesin traktor kecil pertanian (small farm tractor) sampai
mesin traktor yang berat, yang mempunyai dayakekuatan besar. Adapun hal-hal
yang penting untuk dipertimbangkan, khususnya ketika akan menangani pekerjaan
penyiapan tanah yaitu waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan, ketrampilan
operator pelaksana, jarak angkut (Sostroatmodjo, 1980:110).
Ada banyak cara pendekatan untuk melaksanakan pekerjaan penyiapan
tanah atau pekerjaanland grading. Hal yang penting untuk diketahui jauh-jauh
sebelumnya oleh para pelaksana pekerjaan pembukaan lahan dikenal sebagai TOR
atau term of reference.
DAFTAR PUSTAKA
21