Professional Documents
Culture Documents
Kehamilan muda/aterm
Pre eklamsia / Impending eklamsia /eklamsia
Penyebab tdk jelas
Diduga kerusakan sel endotel vaskuler
Vasokostriktor ,vasodilator
TD , + protein hilang + transudasi
Kejang/penurunan kesadaran (Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
perawatan &pengobatan (MRS/Observasi ketat)
Terminasi kehamilan
Pervaginam Seksio caesaria
Sist.pencernaan Sist.kardiovaskuler
Kehilangan cairan distensi abdomen vol cairan dan elektrolit nyeri Akut
dan elektrolit dalam sirkulasi turun
resiko terjadi syok resiko pemenuhan
hipovolemik nutrisi kurang dari kebutuhan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
nyeri/kembung/flatus/muntah
muntah
flatus
Insufisiensi akut eritosit keluardari sist sirkulasi
Lanjutan
Fisiologi organ terganggu pembentukan WBC terganggu resiko infeksi
F. Pengkajian
1. Wawancara
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkwinan, berapa kali
nikah, dan berapa lama.Riwayat kehamilan sekarang : kehamilan yang ke
berapa, sudah pernah melakukan ANC, terjadi peningkatan tensi, oedema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, dan penglihatan kabur.
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit jantung, ginjal, HT, paru.
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : adakah hipertensi atau
preeklampsi.Riwayat kesehatan keluarga : adakah keluarga yang menderita
penyakit jantung, ginjal, HT, dan gemmeli.Pola pemenuhan nutrisi.Pola
istirahat.Psiko-sosial- spiritual :emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan.
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : oedema, yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi oedema dengan menekan
bagian tertentu dari tubuh.
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress,
kelainan jantung, dan paru pada ibu.
Perkusi: untuk mengetahui reflek patela sebagai syarat pemberian Mg SO4.
3. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan Diagnostik : Hasil :
1. Darah lengkap Nilai Hb,SDM ,SDP ,Albumin ,
Hematokrit ,Trobosit .
2. Serum elektrolit Nilai kalium,kalsium .
( Suyono, 2002).
Sumber lain mengatakan Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau
tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam.
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat
hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit
menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin ( Surjadi, 1999)
4. Diagnosis banding
Hipertensi kronik
Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, akan sulit
untuk membedakan antara preeklampsia dan hipertensi kronik, dalam hal
demikian, tangani sebagai hipertensi karena kehamilan.
Proteinuria
Sekret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin, sehingga
terdapat proteinuria .Kateterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan
infeksi Infeksi kandung kemih, anemia berat, payah jantung dan partus lama
juga dapat menyebabgakan proteinuria.Darah dalam urin, kontaminasi darah
vagina dapat menghasilkan proteinuria positif palsu
Kejang dan koma
Eklampsia harus didiagnosa banding dengan epilepsi, malaria serebral, trauma
kepala, penyakit serebrovaskuler, intoksikasi (alkohol, obat, racun), kelainan
metabolisme (asidosis), meningitis, ensefalitis, ensefalopati, intoksikasi air,
histeria dan lain-lain.
G. Analisa Data
Setelah pengumpulan data langka berikutnyaadalah menganalisa data dengan
mengelompokan data subyektif dan obyektif, etiologi, dan kemudian masalah
keperawatannya.
H. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.diskontinuitas jaringan
b. Resiko terjadi syok hipovolemik b.d tdk adekuatnya system
sirkulasi (akut) se kunder terhadap perdarahan & kekurangan cairan.
c. Resiko terjadi gangguan keseimbangan cairan /elektrolit b.d
perdarahan (ekstra seluler/intraseluler)atau muntah yg hebat.
d. Resiko tdk efektifnya pola napas b.d penurunan suplay O2
didalam darah
e. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jariangan.
f. Resiko pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
g. Kurang pengetahuan b.d perawatan & pengobatan post operasi
( Capernitto, 2001).
Daftar Pustaka