Professional Documents
Culture Documents
OLEH
TOMI
2016
A. Pengertian, ruang lingkup, dan kegunaan filsafa pendidikan islam
1. Pengertian filsafat pendidikan islam
mendalam, sistematik, radikal, dan universal mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pedidikan yang didasarkan pada Alquran dan hadis sebagai sumber primer dan
Definisi yang lain, filsafat pendidikan islam adalah konsep berpikir tentang pendidikan yang
bersumber atau berlandaskan ajaran agama islam, tentang hakikat kemampuan manusia
dalam mengembangkan potensinya sebagai individu yang dijiwai oleh ajaran-ajaran islam1
Kemudian pengertian filsafat pendidikan islam dari beberapa orang lain seperti :
dasar yang fundamental, baik menyangkut daya piker (intekektual) maupun daya
perasaan(emosional), menuju karah tabiat manusia dan manusia biasa. Dari itu maka
atau alat-alatnya serta meneliti dengan seksama hal-hal yang diseut kemudian dalam
kaitan arti dengan yang terdahulu. Jadi disini, filsafat dipandang sebagai suatu bentuk
pemikiran yang konsekuen, tanpa kenal kompromi tentang hal-hal yang harus
adalah studi filosofis, karena ia pada dasarnya bukan alat social semata untuk
mengalikan cara hidup secara menyeluruh kepada setiap generasi, tetapi ia juga
tidak ada filsafat pendidikan sama sekali. Oleh karena itu jelaslah pendidikan itu
adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah kependidikan. Oleh karena itu ada
kaitan dengan pendidikan, filsfat diartikan sebagai teori pendidikan dengan segala
tingkat2
Filsafat pendidikan merupakan peranan suatu analisis terhadap masalah-masalah yang
ada dalam dunia pedidikan. Sedangkan filsafat pendidikan isalam merupakan kajian
filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang
didasarkan pada ajaran Alquran dan al hadis sebagai sunber primer, dan pendapat para
ahli, dan khususnya para filosof muslim sebagai sumber sekunder. Secara singkat
dapat dikatakan filsafat pendidikan islam adalah filsafat pendidikan islam yang
didasarkan pada ajaran islam atau filsafat yang dijiwai oleh islam3
2. Ruang lingkup filsafat pendidikan islam
Ada tiga pokok yang menjadi bahasan filsafat ilmu pada umumnya, yakni tentang
ontology yang berbicara tentang wujud ataukan berorientasi pada pertanyaan apa,
epistimologi yang berbicara tentang sumber atau prosedur atau berorientasi pada pertanyaan
untuk apa dalam artian nilai. Demikian halnya dengan filsafat pendidikan islam sebagai
filsafat terapan mempunyai objek yang menjadi wilayah kajian atau ontology dari filsafat
Ruang lingkup dari filsafat pendidikan islam menurut Hasan Langgulung, dalam
bidang ontology, yang dikaji dalam filsafat pendidikan islam adalah manusia dan masyarakat
Menurut Abudin Nata bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan islam adalah masalah
masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, sperti tujuan, kurikulum, metode, serta
lingkungan pendidikan. Namun dari Muzayyin Arifin memeberikan penekanan bahwa yang
menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan adalah pemikiran mengenai konsep-konsep; tujuan
teori atau ilmu tentang hakikat yang ada. Argumen ontologi pertama kali dipelopori
mana dan kerah mana proses kejadiannya. Pemikiran akhirnya akan menentukan
suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu satu
Zat(monoisme) ataukah dua zat(dualisme) atau banyak zat (pluralisme). Dan apakah
kekuatan penciptaan alam semesta ini bersifat kebendaan ataukah roh. Bila mana
kekuatan it bersifat kebendaan, paham ini disebut materialisme dan bila bersifat roh,
sebagai ilmu menyangkut objek yang dijadikan kajian yang sangat serius dalam
disiplin ilmu pendidikan islam. Merujuk kepada terminologi oleh Omar Mohammad
peserta didik, baik dari segi makhluk individu, maupun sosial menuju
manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran (aliran rasionalisme) atau dari pengenalan
panca indera (aliran empirisme) atau dari ide-ide (aliran idealisme) atau dari tuhan
langkah ataupun metode untuk mendapatkan sesuatu pengetahuan yang valid. Dengan
kata lain, epistimologi berarti bagaimana mendapatkan suatu pengetahuan dari obyek
yang dipikirkan. Tidak hanya itu, menurut beberapa ahli bahwa epistimologi tidak
hanya membahas asal-usul bahkan unsur, ragam, sasaran, batasan serta metode.10
3. Aksiologi pendidikan islam
Aksiologi yaitu suatu pemikiran tentang masalah nilai-nilai termasu nilai-nilai
tinggi dari tuhan. Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai keindahan (estetika).
Aksiologi ini mengandung pengertian lebih luas daripada etika atau higher values of
kegunaan maupun fungsi dari suatu obyek. Dengan demikian, aksiologi pendidiakn
isla, merupakan teori tentang nilai atau menfaat atau fungsi pendidikan islam sebagai
disiplin ilmu
Secara aksiologi, pembentukan pribadi muslim yang utuh, menjadi misi dalam
meyempurnakan akhlak)
dengan jelas pada pertengahan abad ke 19, akan tetapi garis perkembangannya
dapat ditarik jauh kebelakang sampai pada zaman yunani purba. Misalnya
perubahan, tidak ada sesuatu yang tetap didunia ini, semuanya berubah-ubah,
intelek, dan pengetahuan yang tidak menjadi pedoman bagi manusia untuk
dan norma atau nilai (value) tidak bersifat mutlak, melainkan relative, yang
bergantung pada waktu dan tetmpat. Arostoteles menyarankan moderasi dan
kehidupan manusia 12
Esensialisme muncul pada zaman renaissans, dengan cirri utamanya yang
untuk perubaahan, toleran dan tidak ada keterikatan dengan doktrin tertentu. Bagi
esensealisme, pendidikan yang berpijak pada dasar pandangan itu mudah goyah
dan kurang terarah. Karena itu esensialisme memandang bahwa pendidikan harus
berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, sehingga
memandang bahwa nilai pendidikan harus bertumpu pada nilai-nilai yang jelas
dan tahan lama sehingga memeberikan kestabilam dan arah yang jelas. Niali-nilai
year atau lasting for a very long time abadi atau kekal. Dari makna yang
yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi15
Perenealisme adalah aliran dalam filsafat pendidikan yang bersifat regresif.
Aliran ini berusaha memecahkan dan menjelaskan persoalan dewasa ini dengan
meletakkan dasar dan asas pendiri yang serba mutlak dan serba pasti16
4. Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang lahir setelah
perang dunia II. Aliran ini awalnya berkembang dieropa yang kemudian menyebar
ke Amerika. Kata eksistensialisme berasal dari kata latin exitere dari ex yang
berarti keluar, sitere yang berarti membuat berdiri. Artinya apa yang ada dan yang
memiliki aktualitas, atau apa saja yang dialami. Konsep ini memekankam bahwa
yaitu: filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Maka,
18 Zuhairini, dkk. filsafat pendidikan islam, 2004. Hal 30
2. Kedudukan Manusia
Kesatuan wujud manusia antara badan dan ruh serta didukung
oleh potensi-potensi yang ada membuktikan bahwa manusia
sebagai ahsan at-taqwin dan merupakan manusia pada posisi
yang strategis yaitu: Hamba Allah (abd Allah) dan Khalifah Allah
(khalifah fi al-ardh)
a. Manusia Sebagai Hamba Allah (abd Allah)
Jin dan manusia diciptakan melainkan hanya untuk beribadah
kepada allah. Maka dalam hal ini manusia berkedudukan sebagai
hamba yang wajib mentaati seluruh perintah-Nya, sebaliknya
manusia juga harus menjauhi seluruh larangan-Nya,
b. Manusia Sebagai Khalifah Allah fi al-Ardh.
Manusia adalah wakil Allah dibumi yang merupakan pelaksana
dari kekuasaan dan kehendak Allah
Namun masih ada juga kedudukan Manusia yang terdapat dalam
al quran diantaranya :
a. Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam(Al-Jumuah:
10; Al-Baqarah: 60).
b. Sebagai Peneliti alam (Al-Baqarah: 163, Al-Anam:168).
c. Sebagai makhluk yg paling tinggi dan paling mulia (At-Tin:4,
Al-Isra:70).
3. Manusia Dalam Islam
Menurut Al Quran, Manusia adalah Mahluk ciptaan Tuhan.
Manusia berasal dan datang dari Tuhan. Al Quran menyatakan
bahwa manusia itu mempunyai unsure Jasmani (material).
Sebagaimana diisyaratkan dalam Al Qurann :
Artinya Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan(QS : Al Qashash:
77).
Di dalam surat Al Araf Ayat 31 Tuhan mengatakan bahwa makan
dan minum bagi manusia adalah suatu keharusan. Ini suatu indikasi
bahwa manusia itu memiliki unsur jasmani. Pentingnya unsure jasmani
dalam islam terlihat juga di dalam Al Quran surat Al Baqarah 57,60,168 ;
Begitu juga di dalam surat al Araf 31-32. Kesimpulannya Adalah unsur
jasmani merupakan salah satu esensi(hakikat) manusia.
Akal Adalah salah satu aspek penting dalam hakekat manusia. Ini
dielaskan dalam banyak tempat didalam Al Quran . akal adalah alat untuk
berfikir. Jadi, salalh satu hakekat manusia ialah ia ingin, ia mampu, ia
berfikir.
Aspek lainnya ialah ruh atau ruhani. Penjelasan al Quran tentang
aspek ini terdapat di dalam al Quran antara lain dalam surat al Hijr ayat
29. Ayat yang sama terdapat dalam surat shad ayat 72. Ayat-ayat ini
menjelaskan bahwa manusia memiliki ruh. Dan ruh itu adalah unsure
hakiki pada manusia.
QS: AL Hijr :29
Artinya Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan
Telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud[796].
QS: Shaad : 72
Artinya Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan
Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur
dengan bersujud kepadanya".
a. Manusia di diberikan Oleh Allah kelebihan[5]. Kelebihan manusia adalah :
1) Dijadikan Allah sebagai khalifah(wakil)dibumi(surat 2:3; surat 6:122) ;
2) Dimuliakan Allah dan diberi kelebihan yang tidak dimiliki oleh mahluk lain
(surat :17:70) ;
3) Diberi alat indera atau akal (suat 17:78 ; dan surat 30:8);
4) Tempat tinggal yang baik dibandingkan dengan mahluk lain dan diberi
rezeki( surat 70;10);
5) Memiliki proses regenerasi yang teratur melalui perkawinan ;
6) Diberi daya berusaha dan usahanya dihargai (surat 53:79);
Berkaitan dengan itu, maka menurut Jalaluddin dan Usman Said adalah pada garis
besarnya ada dua metode pokok dalam mempelajari Filsafat Pendidikan Islam.
1. Pendekatan terhadap Wahyu.
2. Pendekatan terhadap Sejarah.
Pendekatan wahyu merupakan pendekatan dalam mengkaji konsep-konsep wahyu
secara filosofis dan analisis, sedangkan pendekatan sejarah dilakukan melalui pengkajian
hasil pemikiran ulama (cendekiawan) Islam dimasa silam.
Beberapa metode pendekatan pengembangan filsafat pendidikan
Islam yaitu:
1 Pendekatan Normatif
Pendekatan Normatif dimaksudkan adalah mencari dan
menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata, dalam filsafat
Islam bisa disebut sebagai pendekatan syariah, yaitu mencari
ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa boleh dan yang
tidak boleh menurut syariat Islam.
Dengan melakukan pendekatan normatif, maka berusaha
memahami nilai-nilai norma yang berlaku dalam kehidupan
manusia dan proses pendidikan, dan bagaimana hubungan norma-
norma tersebut dengan pendidikan dengan demikian akan dapat
dirumuskan petunjuk-petunjuk kearah usaha pendidikan di
arahkan.
2 Pendekatan Historis
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengambil pelajaran dari
peristiwa dan kejadian masa lalu. Pendekatan historis digunakan
dalam filsafat pendidikan Islam dengan cara mengadopsi metode
yang digunakan dalam penelitian sejarah Islam. Maksud
pendekatan ini adalah bahwa filsafat pendidikan Islam dikaji
berdasarkan urutan dan rentang waktu yang terjadi dimasa
lampau. Histori atau sejarah memang berhubungan dengan
peristiwa masa lampau, namun peristiwa masa lalu tersebut hanya
berarti dapat dipahami dari sudut tinjau masa kini dan ahli sejarah
dapat memahami peristiwa masa lalu tersebut.
Pendekatan historis dalam pendidikan berkenaan dengan
penggambaran apa yang telah terjadi dalam dunia pendidikan
selama kurun waktu tertentu.
3 Pendekatan Bahasa (Linguistik)
Pendekatan bahasa yang digunakan dalam studi filsafat
pendidikan Islam biasanya menekankan pada dua kategori , yaitu
analisis bahasa dan analisis konsep. Analisis bahasa adalah suatu
usaha mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat-
pendapat mengenai makna yang dimilikinya. Atau dengan kata lain
analisa bahasa digunakan untuk mengetahui arti yang
sesungguhnya dari sesuatu. Analisis bahasa dalam pendekatan
bahasa akan memfokuskan sumber-sumber tertulis sebagai
sumber pengambilan data. Tanpa adanya analisa bahasa akan sulit
bagi kita untuk mencerna maksud dan tujuan dari teori-teori
ataupun pemikiran-pemikiran filsuf sebelum kita. Dengan kejahilan
kita terhadap pemikiran-pemikiran filsuf tersebut maka akan sulit
juga bagi kita untuk mencari dan mnerapkan teori-teori mereka
dalam pendidikan kita
Adapun analisis konsep digunakan untuk menganalisis istilah-
istilah atau kata-kata yang mewakili gagasan atau konsep. Definisi
merupakan suatu yang diperlukan dalam menganlisis konsep.
4 Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang mencoba
memahami filsafat pendidikan Islam dalam konteks sosial, politik,
budaya dimana pendidikan Islam itu berada. Pendekatan
kontekstual lebih mengarah kepada situasi dan kondisi sosiologis
antropologis. Pendekatan ini pada intinya mempertanyakan apakah
proses pendidikan yang dilaksanakan secara sosiologis
antropologis itu sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan secara filosofis ataukah tidak? Atau sebaliknya apakah
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan itu sesuai dengan
tuntutan masyarakat secara antropologis di lapangan atau tidak?
Masyarakat ingin menciptakan perkembangan lebaih baik
daripada kondisi-kondisi yang telah ada sebelumnya.
5 Pendekatan Filsafat Tradisional
Pendekatan ini adalah bahwa filsafat pendidikan itu berupaya
mengkaji sistem-sistem atau aliran-aliran yang ada didalamnya.
Filsafat tradisional adalah filsafat yang terdapat dalam sistem,
jenis, dan aliran filsafat. Jadi sebuah studi filsafat pendidikan Islam
dengan pendekatan ini senantiasa mengungkapkan aliran atau
sistem filsafat dalam filsafat pendidikan Islam. Berbagai aliran
filsafat, mulai dari yang tradisional, modern sampai yang
kontemporer, dicarikan pemikiran-pemikirannya yang berkenaan
dengan dunia pendidikan.
6 Pendekatan Filsafat Kritis
Pendekatan filsafat kritis lebih bersifat keilmuan terbuka dan
dinamis, yang berbeda dengan aliran-aliran filsafat yang ideologis.
Pendekatan ini memiliki tiga ciri utama, yaitu:
a. Kajian filsafat selalu terarah pada perumusan ide-ide dasar
terhadap objek persoalan yang sedang dikaji
b. Perumusan ide-ide dasar itu dapat menciptakan berfikir kritis
c. Kajian filsafat dapat membentuk mentalitas dan kepribadian
yang mengutamakan kebebasan intelektual, sehingga terbebas
dari dogmatis dan fanatisme.
7 Pendekatan Hermeneutik
Hermeneutika dipandang sebagai cara yang paling tepat untuk
menafsirakan dan menjelaskan makana-makna dari wacana lisan
dan bahasa gerak dalam ritual yang dipadang sebagai
sesuatu yang paling menentukan terhadap makna dan
signifikasinya. Tugas hermeneutika adalah bagaimaan manafsirkan
sebuah teks klasifk atau teks asing sehingga menjadi milik kita
yang hidup di zaman dan tempat serta suasana budaya yang
berbeda.
Jadi maksud penggunaan pendekatan hermeneutika dalam studi
filsafat pendidikan Islam adalah menginterpretasikan sebuah teks
yang berbicara mengenai pendidikan. Teks tersebut dipahami
berdasarkan konteksnya, mengapa ia muncul dan dalam situasi
apa ia lahir. Dengan pendekatan ini, pemahaman akan sebuah teks
dapat menghasilkan makan baru, yang berbeda dengan
pendekatan normatif.
8 Pendekatan Perbandingan
Pendekatan perbandingan dalam studi filsafat pendidikan Islam
digunakan untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari dua buah
pemikiran filsafat pendidikan Islam yang berbeda. Juga bermaksud
mengeksplorasi aspek-aspek persamaan dan perbedaan dari
keduanya. Dengan pendekatan perbandingan ini diharapkan
konseptualisasi pemikiran filsafat pendidikan Islam yang
merupakan sintesis dari dua pemikiran yang berbeda tersebut.
a) Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini
mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan
kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang
belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup;
b) H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan
sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia;
c) Frederick J. Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk
merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan
atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang; dan
d) M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan
anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu
berlangsung
2. Prinsip pendidikan islam
Pada bagian terdahulu dijelaskan tentang prinsip-prinsip pendidikan
diakhirat. Perilaku yang terididik dan nikmat Tuhan apapun yang didapat
b. Prinsip Keseimbangan
Prinsip keseimbangan merupakan kemestian, sehingga dalam
unsur jasmani dan rohani. Pada banyak ayat al-Quran Allah menyebutkan
iman dan amal secara bersamaan. Tidak kurang dari enam puluh tujuh
ayat yang menyebutkan iman dan amal secara bersamaan, secara implisit
suku, ras, jenis kelamin, status sosial, latar belakang, dsb. Karena manusia
culture.
e. Prinsip Demokrasi
Berasal dari kata demos; rakyat, cratein: pemerintah, prinsip ini
program pendidikan
g. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education)
Prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai kebutuhan dasar
menerima tubatnya...(QS.Al-Maidah:39).
Dari prinsip-prinsip tersebut bisa ditambahkan lagi dengan prinsip
jenis kelamin, kedudukan sosial, bangsa maupun suku, ras, atau warna
yang paling tinggi adalah tauhid. Sedangkan nilai moral yang paling buruk
dan rendah adalah syirik. Sehingga dengan prinsip ini pendidik bukan