You are on page 1of 2

3.

3 Patofisiologi Hipotiroidisme

Hipotiroidisme pada beberapa kasus disebabkan oleh autoimunitas terhadap kelenjar


tiroid sendiri, namun imunitasnya lebih merusak kelenjar daripada merangsang kelenjar.
Mula-mula kelenjar mengalami tiroiditis autoimun, yakni adanya peradangan pada kelenjar.
Kerusakan seluler terjadi karena limfosit T tersensitisasi (sensitizedT-lymphocyte) dan/atau
antibodi antitiroid berikatan dengan membran sel tiroid, mengakibatkan lisis sel maupun
autoapoptosis dan reaksi inflamasi. Sedangkan gangguan fungsi terjadi karena interaksi
antara antibodi antitiroid yang bersifat stimulator atau blocking dengan reseptor di membran
sel tiroid yang bertindak sebagai autoantigen. Keadaan ini menyebabkan timbul kemunduran
atau disfungsi kelenjar sehingga akhirnya timbul fibrosis pada kelenjar. Keadaan ini
mengakibatkan sekresi hormon tiroid berkurang bahkan dapat sampai tidak ada sama sekali.
Hipotiroidisme lain yang seringkali berkaitan dengan membesarnya kelenjar tiroid
disebut sebagai goiter tiroid. Kekurangan yodium mencegah berlangsungnya produksi
hormon tiroksin dan triiodotironin. Akibatnya, tidak tersedia hormon yang dapat dipakai
untuk menghambat produksi TSH oleh hipofisis anterior, hal ini menyebabkan kelenjar
hipofisis menyekresi banyak sekali TSH. Selanjutnya TSH merangsang sel-sel tiroid
menyekresi banyak sekali koloid tiroglobulin ke dalam folikel, sehingga kelenjarnya tumbuh
semakin besar. Tetapi karena yodiumnya kurang, produksi tiroksin dan triiodotironin tidak
meningkat dalam molekul tiroglobulin, dan oleh karena itu tidak ada penekanan secara
normal pada produksi TSH oleh kelenjar hipofisis. Ukuran folikel dapat menjadi sangat besar
sekitar 10-20 kali besar ukuran normal.
Pada beberapa pasien hipotiroid, di dalam tiroidnya timbul kelainan pada sistem
enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroid. Di antara kelainan-kelainan yang
dapat dijumpai adalah : a) Defisiensi mekanisme penjeratan iodida, sehingga yodium yang
dipompakan ke dalam sel jumlahnya tidak adekuat; b) Defisiensi sistem peroksidase, suatu
keadaan ketika iodida tidak dioksidasi menjadi yodium; c)Defisiensi penggandengan/
coupling tirosin teriodinasi di dalam molekul tiroglobulin, sehingga bentuk akhir dari hormon
tiroid tidak terbentuk; d)Defisiensi enzim deiodinase, yang mencegah pulihnya yodium dari
tirosin teriodinasi, yang tidak mengalami penggandengan untuk membentuk hormon tiroid,
sehingga mengakibatkan defisiensi yodium
Apakah kelainan hipotiroidismenya disebabkan oleh tiroiditis, defisiensi yodium,
idiopatik, rusaknya kelenjar tiroid oleh karena radiasi atau operasi, efek fisiologisnya sama
pada semua keadaan. Efek ini termasuk rasa capai dan mengantuk yang berat, kelemahan
otot, denyut jantung yang lambat, penurunan curah jantung, volume darah yang berkurang,
konstipasi, kelambanan mental, gagalnya sebagian besar fungsi tropik yang ditandai dengan
kurangnya pertumbuhan rambut dan kulit bersisik, suara parau, dan pada kasus yang parah
timbul bengkak di seluruh tubuh.

You might also like