Professional Documents
Culture Documents
oleh :
Kelompok III
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTASI
BINA TARUNA GORONTALO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi berasal dari bahasa Yunani organon, yang berarti alat (tool). Kata
ini termasuk ke bahasa Latin, menjadi organization. Pengertian pada awalnya tidak
merujuk pada benda atau proses, melainkan tubuh manusia atau makhluk biologis
lainnya. Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah
organization sebagai kata benda dan organizing (pengorganisasian) sebagai kata
kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara
sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu
lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada
perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti
kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi
manajemen.
Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut
pengorganisasian, dan dalam arti statis disebut organisasi.
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
1. Prof. Dr. Sondang P. Siagian
Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang
disebut dengan bawahan.
2. Drs. Malayu S.P Hasibuan
Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro
Organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan
kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
4. John. D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari
beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
(Organization Is The Strucktural Framework Within Winch The Work Individuals
is Carried on for the realization Of common Purpose)
Dari pengertian diatas, ada 2 (dua) pendekatan yang dapat digunakan untuk
memaknai organisasi yaitu pendekatan struktural dan pendekatan behavioral atau
perilaku. Pendekatan struktural menyoroti organisasi sebagai wadah sehingga dapat
dikatakan pendekatan ini melihat organisasi sebagai sesuatu yang statis. Organisasi
disini diartikan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan dengan
penggambaran yang jelas tentang hierarki kedudukan, jabatan serta saluran
wewenang dan pertanggungjawaban.
Adapun organisasi dengan pendekatan perilaku menyoroti organisasi sebagai
suatu organisasi yang bersifat dinamis yang dapat juga dikatakan bahwa organisasi
merupakan proses kerjasama yang serasi antara orang-orang di dalam perwadahan
yang sistematis, formal dan hirarkial yang berfikir dan bertindak seirama demi
terciptanya tujuan secara efektif dan efisien.
Teori tentang Organisasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
dari waktu ke waktu dari mulai Teori klasik, Teori Modern sampai dengan teori Post
Modern. Teori Klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerjasama. Teori
Modern lebih menekankan bahwa organisasi harus bersifat terbuka atau
berhubungan dengan lingkungan, sedangkan Teori Post Modern lebih
memperhatikan pada sifat politis organisasi dimana organisasi merupakan koalisi
dari berbagai kelompok dan individu dengan tuntutan yang berbeda-beda.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas maka pada dasarnya terdapat
kesamaan pengertian dari keseluruhan definisi tentang organisasi yaitu menyatakan
bahwa organisasi sebagai satu kesatuan sosial dari kelompok manusia, yang saling
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Dari pengertian tersebut maka jika
diuraikan secara lebih terperinci setiap organisasi pasti akan memiliki berbagai
dimensi yang penting sebagai ciri suatu organisasi yaitu, antara lain :
a. Wadah atau struktur yang menjadi kerangka orang-orang yang menjadi bagian
dari organisasi tersebut melakukan aktivitasnya;
b. Anggota yang menjadi bagian dari organisasi;
c. Interaksi yang terpolakan dengan mekanisme tertentu sehingga terjadi koordinasi
yang baik antara satu orang atau bagian dengan orang atau bagian yang lain; dan
d. Tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh orang-orang yang menjadi bagian
dari organisasi tadi.
Sedang Pengorganisasian (Organizing) Menurut kamus istilah organizing
berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi
sedemikian rupa sehingga hubungan antara bagian-bagian dipengaruhi oleh
hubungan mereka dengan keseluruhan sruktur tersebut. Sedangkan
pengorganisasian sendiri mempunyai arti yakni sekelompok orang yang bekerja
sama dengan menempatkan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-
masing untuk mencapai suatu tujuan.
Pengorganisasian (organizing) adalah merupakan suatu cara pengaturan
pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga
tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Sedangkan Hani
Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya
yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.
Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung
jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan : adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan
alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
.
Sektor publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang
dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum. Di
setiap negara, cakupan organisasi sektor publik sering tidak sama. Tidak ada definisi
yang secara komprehensif dan lengkap bisa digunakan untuk semua sistem
pemerintahan. Di Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam cakupan sektor
publik antara lain pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, sejumlah perusahaan
dimana pemerintah mempunyai saham (BUMN dan BUMD), organisasi bidang
pendidikan, organisasi bidang kesehatan dan organisasi-organisasi massa (Mahsun,
Firma dan Andre 2007: 4-5)
Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial yang non-profit
oriented. Banyak yang menganggap organisasi sektor publik pasti non-profit.
Anggapan ini kurang tepat, karena organisasi sektor publik ada yang bertipe quasi
nonprofit. Quasi nonprofit bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan motif surplus (laba) agar terjadi keberlangsungan organisasi dan
memberikan kontribusi pendapatan negara atau daerah. Perlu ditegaskan bahwa
organisasi sektor publik bukan hanya organisasi sosial, bukan hanya organisasi
nonprofit dan juga bukan hanya organisasi pemerintahan (Mahsun, Firma dan Andre
2007: 11)
Organisasi Publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang
dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Atau satu-satunya
organisasi didunia yang mempunyai wewenang merampok harta rakyat (pajak),
membunuh rakyat (hukuman mati), dan memenjarakan rakyat.
Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha Organisasi publik adalah organisasi
yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat akan jasa publik dan layanan
civil. Organisasi Publik adalah organisasi yang terbesar yang mewadahi seluruh
lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang
absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara
terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan
melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan,
serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan.
Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik yang hendak
dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada tipe
organisasi. Pada dasarnya terdapat 4 (empat) jenis tipe organisasi, yaitu (1) pure-
profit organization, (2) quasi-profit organization, (3) quasi-nonprofit organization
dan (4) pure-nonprofit organization. Perbedaan empat tipe organisasi tersebut
terutama dilihat dari tujuan operasi dan sumber pendanaannya.
Dilihat dari tujuannya, organisasi sector publik berbeda dengan sektor swasta.
Pada sector swasta, tujuan utama adalah memaksimalkan laba, sedangkan pada
sektor publik, tujuan utama organisasinya adalah pemberian pelayanan (public
service), misalnya : pendidikan, kesehatan masyarakat, keamanan, penegakan
hukum, transportasi publik, dan penyediaan barang kebutuhan publik. Meskipun
tujuan utamanya adalah pelayanan publik, organisasi sektor public tetap memiliki
tujuan finansial, contohnya usaha pemerintah meningkatkan penerimaan negara,
peningkatan laba BUMN/BUMD, dan peningkatan PAD. Tujuan finansial
diorientasikan pada maksimisasi pelayanan publik, karena pelayanan publik
membutuhkan dana.
Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Kebijakan
pemilihan struktur modal pada sektor swasta lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar dan tingkat inflasi. Pada sektor
publik, keputusan pemilihan struktur pembiayaan tidak hanya dipengaruhi oleh
pertimbangan ekonomi semata, namun juga pertimbangan politik dan sosial.
Pada sektor publik, manajemen bertanggungjawab kepada masyarakat karena
sumber dana yang digunakan berasal dari masyarakat (public funds). Pola
pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal (pertanggungjawaban
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya, pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat) dan horizontal (pertanggungjawaban kepada masyarakat
luas).
Struktur organisasi berhubungan erat dengan fungsi, strategi, dan tujuan
organisasi. Organisasi sektor publik sangat dipengaruhi oleh kondisi politik. Tipe
pemimpin, pilihan dan orientasi kebijakan politik, sangat berpengaruh terhadap
pilihan struktur birokrasi pada sector publik.
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan.
Namun, pada sektor swasta, anggaran bersifat tertutup bagi publik karena anggaran
merupakan rahasia perusahaan. Sistem akuntansi yang digunakan sector swasta dan
sektor publik juga berbeda.
Sistem akuntansi yang digunakan sektor swasta adalah akuntansi akrual,
sedangkan sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi kas.
Pengertian publik berkaitan dengan stakeholder organisasi. Sektor publik
memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan sector swasta, sehingga stakeholder
pada sektor public lebih beragam dibandingkan dengan sector swasta. Perbedaan
stakeholder sektor public dengan sektor swasta dapat dilihat pada tabel 3.
Sebuah konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi publik sangat banyak
terjadi. Apalagi dalam konteks sebuah organisasi besar yang dalam hal ini kita sebut
sebagai pemerintah. Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat sangat dituntut untuk memberikan usaha terbaiknya yang dalam melakukan
proses tersebut terjadi berbagai permasalahan atau konflik yang tak urung membuat
masyarakat yang merasa dikecewakan. Pelayanan merupakan pilar penting yang
dilakukan dalam meberikan kepuasaan kepada masyarakat. Dari beberapa tahun yang
lalu kita telah melihat berbagai pelayanan yang telah diberikan pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya. Namun tak ayal juga kita bisa memperhatikan berbagai
kekecewaan yang tercipta karena konflik yang terjadi saat dilakukan proses pelayanan.
Dari hal itulah bisa terjadi berbagai macam cabang cabang konflik yang lambat
laun jika didiamkan maka bisa terjadi permasalahan yang susah untuk di elakan
lagi.Permasalahan utama yang kadang timbul dalam usaha organisasi publik untuk
melakukan pelayanan kepada masyarakatnya antara lain :
- ketidak jelasan bentuk pelayanan
- kualitas pelayanan yang dilakukan
- keterlambatan pelayanan
Dari hal tersebut dapatlah dibuat sebuah bentuk tanggung jawab penyelesaian
agar tercipta pelayanan yang lebih baik lagi seperti :
1. Pemberian pelayana fisik dalam bentuk yang transparan dimana para petugas atau
anggota dalam organisasi publik tersebut bisa terjun langsung memberikan
pelayanannya.
2. Kualitas itu bisa terjadi karena adanya sebuah harapan dari pelayanan yang
diberikan yang dimana masyarakat menuntut untuk diberikan pelayanan terbaik
atau kualitas agar terciptanya kepuasaan. Dengan memberikan pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka dengan sendirinya tercipta ekpektasi
atau pemikiran bahwa kualitas telah tercapai karna telah memenuhi keinginan dari
masyarakat itu sendiri.
3. Dalam menentukan pelayanan yang baik, lebih diutamakan untuk menjadikan
sebuah pelayan tersebut menjadi pelayanan yang terarah dan tepat waktu dimana
penyampain layanan tersebut tidak tertunda yang akan menjadikan sebuah konflik
atau permasahan, diperlukanlah sebuah kehandalan dari anggota organisasi publik
untuk melakukan tugasnya.
Sikap yang cepat tanggap, kemampuan untuk yakin melakukan yang terbaik serta
adanya kepedulian kepada masyarakat agar tercipta pelayanan yang maksimal tersebut
dapatlah dibuat sebuah bentuk tanggung jawab penyelesaian agar tercipta pelayanan
yang lebih baik lagi.
BAB. III
KESIMPULAN
Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang dikenal
sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Organisasi sektor publik adalah
organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik. Karena orientasinya pada
kepentingan publik maka organisasi ini biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai
tujuan akhirnya. Namun sebagai sebuah organisasi, proses manajemen tetap berjalan
dalam organisasi sektor publik.
Organisasi sektor publik memiliki beberapa karakteristik, yaitu bertujuan untuk
mensejahterakan rakyat, memberikan pelayanan publik, sumber pembiayaan berasal dari
dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba, pinjaman pemerintah, serta
pendapatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku,
bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan masyarakat, kultur
organisasi bersifat birokratis, formal dan berjenjang, penyusunan anggaran dilakukan
bersama masyarakat dalam perencanaan program dan akhirnya disahkan oleh wakil dari
masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD, stakeholder dapat dirinci sebagai masyarakat
Indonesia, para pegawai organisasi, para kreditor, para investor, lembaga lembaga
internasional termasuk lembaga donor internasional seperti Bank Dunia, IMF
( International Monetary Fund ), ADB ( Asian Development Bank ), PBB ( Perserikatan
Bangsa Bangsa ), UNDP ( United Nation Depelopment Program, USAID, dan
Pemerintah luar negeri.
Ruang lingkup organisasi sektor publik yaitu bergerak dalam lingkungan yang
sangat kompleks dan variatif, sektor publik menyerap banyak tenaga kerja, dipengaruhi
oleh faktor Lingkungan, yaitu : faktor ekonomi, politik, kultural dan demografi.
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, S. Sos, M.Si, 2007, Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi dan Implementasi
Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah), Penerbit Mandar Maju; Jakarta.
Kusdi, 2009, Teori Organisasi dan Administrasi, Penerbit Salemba Humanika;
Jakarta
Prof. DR. Winardi, SE, 2010, Asas-asas Manajemen, Asas-asas Manajemen; Bandung
-http://mudaandikameiza.blogspot.com/
http://universityofmanagers.wordpress.com/2013/11/17/manajemen-strategi-sektor-
publik-rumusan-teori-dan-model/
http://dewidewma.blogspot.com/2012/03/makalah-asp.html
http://reformasi-birokrasi-indonesia.blogspot.com/2013/03/organisasi-
publik.html
http://trane03bm.blogspot.com/2013/07/organisasi-publik.html