You are on page 1of 23

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

PENGORGANISASIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

oleh :

Kelompok III

1. LA ODE BAHTIAR / NPM : P136312014


2. NANCE PODUNGGE / NPM : P136312015
3. MUCHLIS HASAN / NPM : P136312016
4. MUSYAKAR TAKAREDAS / NPM : P136312017
5. NIRWANA NATALIA DUNDA/ NPM : P136312018
6. RAMLI ONDANG DJAU/ NPM : P136312019

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTASI
BINA TARUNA GORONTALO
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembahasan tentang organisasi dan manajemen sektor publik sebenarnya kita
berbicara mengenai organisasi dan manajemen pemerintahan. Organisasi dan
manajemen Pemerintahan dalam pemahaman tersebut dilihat sebagai satu kesatuan
organisasional dan manajerial yang mengatur dan menjalankan suatu kebijakan.
Kebijakan tersebut diarahkan pada masyarakat sebagai objeknya. Bisa dikatakan, bahwa
setiap kebijakan yang dirumuskan pemerintah selalu mempengaruhi kehidupan publik
dengan kata lain organisasi dan manajemen pemerintahan bergerak dalam wilayah
public sector.
Sebagaimana lazimnya, kegiatan yang berkembang pada sektor publik, organisasi
dan manajemen pemerintahan merupakan suatu bentuk organisasi dan manajemen yang
merepresentasikan satu kebutuhan untuk mengorganisir dan menyalurkan berbagai
kepentingan umum. Organisasi dan manajemen pemerintahan, juga menjadi payung bagi
sektor privat dan sektor voluntary, karena dalam ruang publik ada satu kewajiban moral
dimana sektor privat maupun voluntary tidak boleh merampas sejumlah dimensi sektor
publik. Dengan demikian, tipe organisasi dan manajemen pemerintahan, haruslah
bergerak pada arah perimbangan dan stabilitas tuntutan antara lembaga-lembaga publik,
privat dan voluntary.
Berkaitan dengan perimbangan dan stabilitas tuntutan, ada beberapa prinsip yang
dipegang dalam organisasi dan menajemen pemerintahan, yaitu: (1) keadilan, dimana
organisasi dan manajemen pemerintahan diharapkan mampu memberikan jaminan baik
berupa regulasi maupun koersi terhadap kepastian pemerataan akses bagi masyarakat
dalam wilayah politik, ekonomi, social dan budaya, (2) keterbukaan dan transparansi,
dalam konteks ini merupakan kunci bagi pola kerjasama yang akan dikembangkan
antara sector publik, sektor privat dan sector voluntary. Transparansi lebih merujuk pada
fungsi akuntabilitas publik dan organisasi dan manajemen pemerintahan, dimana setiap
kebijakan yang menyangkut seluruh kepentingan umum harus dapat
dipertanggungjawabkan.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
1. Pengertian Organisasi Sektor Publik
2. Tujuan Pendirian Organisasi Publik
3. Tipe Organisasi Sektor Publik
4. Ciri ciri Organisasi Sektor Publik
5. Lingkup Organisasi Sektor Publik
6. Karakteristik Organisasi Sektor Publik
7. Lingkungan dalam Organisasi Publik
8. Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi Swasta
9. Masalah Yang Terjadi Dalam Organisasi Publik
BAB. II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian

Organisasi berasal dari bahasa Yunani organon, yang berarti alat (tool). Kata
ini termasuk ke bahasa Latin, menjadi organization. Pengertian pada awalnya tidak
merujuk pada benda atau proses, melainkan tubuh manusia atau makhluk biologis
lainnya. Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah
organization sebagai kata benda dan organizing (pengorganisasian) sebagai kata
kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara
sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu
lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada
perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti
kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi
manajemen.
Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut
pengorganisasian, dan dalam arti statis disebut organisasi.
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
1. Prof. Dr. Sondang P. Siagian
Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang
disebut dengan bawahan.
2. Drs. Malayu S.P Hasibuan
Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro
Organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan
kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
4. John. D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari
beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
(Organization Is The Strucktural Framework Within Winch The Work Individuals
is Carried on for the realization Of common Purpose)
Dari pengertian diatas, ada 2 (dua) pendekatan yang dapat digunakan untuk
memaknai organisasi yaitu pendekatan struktural dan pendekatan behavioral atau
perilaku. Pendekatan struktural menyoroti organisasi sebagai wadah sehingga dapat
dikatakan pendekatan ini melihat organisasi sebagai sesuatu yang statis. Organisasi
disini diartikan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan dengan
penggambaran yang jelas tentang hierarki kedudukan, jabatan serta saluran
wewenang dan pertanggungjawaban.
Adapun organisasi dengan pendekatan perilaku menyoroti organisasi sebagai
suatu organisasi yang bersifat dinamis yang dapat juga dikatakan bahwa organisasi
merupakan proses kerjasama yang serasi antara orang-orang di dalam perwadahan
yang sistematis, formal dan hirarkial yang berfikir dan bertindak seirama demi
terciptanya tujuan secara efektif dan efisien.
Teori tentang Organisasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
dari waktu ke waktu dari mulai Teori klasik, Teori Modern sampai dengan teori Post
Modern. Teori Klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerjasama. Teori
Modern lebih menekankan bahwa organisasi harus bersifat terbuka atau
berhubungan dengan lingkungan, sedangkan Teori Post Modern lebih
memperhatikan pada sifat politis organisasi dimana organisasi merupakan koalisi
dari berbagai kelompok dan individu dengan tuntutan yang berbeda-beda.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas maka pada dasarnya terdapat
kesamaan pengertian dari keseluruhan definisi tentang organisasi yaitu menyatakan
bahwa organisasi sebagai satu kesatuan sosial dari kelompok manusia, yang saling
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Dari pengertian tersebut maka jika
diuraikan secara lebih terperinci setiap organisasi pasti akan memiliki berbagai
dimensi yang penting sebagai ciri suatu organisasi yaitu, antara lain :
a. Wadah atau struktur yang menjadi kerangka orang-orang yang menjadi bagian
dari organisasi tersebut melakukan aktivitasnya;
b. Anggota yang menjadi bagian dari organisasi;
c. Interaksi yang terpolakan dengan mekanisme tertentu sehingga terjadi koordinasi
yang baik antara satu orang atau bagian dengan orang atau bagian yang lain; dan
d. Tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh orang-orang yang menjadi bagian
dari organisasi tadi.
Sedang Pengorganisasian (Organizing) Menurut kamus istilah organizing
berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi
sedemikian rupa sehingga hubungan antara bagian-bagian dipengaruhi oleh
hubungan mereka dengan keseluruhan sruktur tersebut. Sedangkan
pengorganisasian sendiri mempunyai arti yakni sekelompok orang yang bekerja
sama dengan menempatkan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-
masing untuk mencapai suatu tujuan.
Pengorganisasian (organizing) adalah merupakan suatu cara pengaturan
pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga
tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Sedangkan Hani
Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya
yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.
Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung
jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan : adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan
alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.

2.2 Pengertian Organisasi Sektor Publik

.
Sektor publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang
dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum. Di
setiap negara, cakupan organisasi sektor publik sering tidak sama. Tidak ada definisi
yang secara komprehensif dan lengkap bisa digunakan untuk semua sistem
pemerintahan. Di Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam cakupan sektor
publik antara lain pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, sejumlah perusahaan
dimana pemerintah mempunyai saham (BUMN dan BUMD), organisasi bidang
pendidikan, organisasi bidang kesehatan dan organisasi-organisasi massa (Mahsun,
Firma dan Andre 2007: 4-5)
Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial yang non-profit
oriented. Banyak yang menganggap organisasi sektor publik pasti non-profit.
Anggapan ini kurang tepat, karena organisasi sektor publik ada yang bertipe quasi
nonprofit. Quasi nonprofit bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan motif surplus (laba) agar terjadi keberlangsungan organisasi dan
memberikan kontribusi pendapatan negara atau daerah. Perlu ditegaskan bahwa
organisasi sektor publik bukan hanya organisasi sosial, bukan hanya organisasi
nonprofit dan juga bukan hanya organisasi pemerintahan (Mahsun, Firma dan Andre
2007: 11)
Organisasi Publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang
dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Atau satu-satunya
organisasi didunia yang mempunyai wewenang merampok harta rakyat (pajak),
membunuh rakyat (hukuman mati), dan memenjarakan rakyat.
Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha Organisasi publik adalah organisasi
yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat akan jasa publik dan layanan
civil. Organisasi Publik adalah organisasi yang terbesar yang mewadahi seluruh
lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang
absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara
terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan
melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan,
serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan.

2.3 Tujuan Pendirian Organisasi Publik

Pendirian organisasi publik merupakan upaya untuk mempertegas hak dan


kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab
negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Pendirian organisasi
publik bertujuan secara optimal bagi peningkatan :
1. Kesejahteraan rakyat, karena pada hakekatnya pelayanan publik merupakan
infrastruktur bagi setiap warga negara untuk mencapai suatu kesejahteraan;
2. Budaya dan kualitas aparat pemerintah untuk menjadi abdi bagi negara dan
masyarakatnya, bukan sebagai penguasa terhadap negara dan masyarakatnya.
3. Kualitas pelayanan umum atau publik diberbagai bidang pemerintahan umum
dan pembangunan terutama pada unit-unit kerja pemerintah pusat dan daerah,
sehingga masyarakat diharapkan akan mendapatkan perilaku pelayanan yang
lebih cepat, tepat, murah, dan memuaskan. Selain itu, era reformasi menuntut
pelayanan umum harus transparan dan tidak diskriminatif dengan menerapkan
prinsip-prinsip akuntabilitas dan pertimbangan efisiensi.
Kegiatan organisasi publik mencakup antara lain mengalihkan fungsi-fungsi
pelayanan publik tertentu dari instansi pemerintah kepada badan swasta/LSM.
Berikut ini diidentifikasi secara garia besar kegiatan organisasi publik sebagai
berikut ini.
1. Menyusun standar pelayanan publik yang cepat, tepat, murah, memuaskan,
transparan, dan tidak diskriminatif;
2. Mengembangkan konsep indeks tingkat kepuasan masyarakat sebagai tolok
ukur terhadap optimalisasi pelayanan umum oleh penyelenggara negara kepada
masyarakat;
3. Melakukan upaya deregulasi dan debirokratisasi khususnya kebijakan-
kebijakan di bidang ekonomi untuk menghilangkan seluruh hambatan yang
menghambat mekanisme pasar.

2.4 Tipe Organisasi Sektor Publik

Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik yang hendak
dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada tipe
organisasi. Pada dasarnya terdapat 4 (empat) jenis tipe organisasi, yaitu (1) pure-
profit organization, (2) quasi-profit organization, (3) quasi-nonprofit organization
dan (4) pure-nonprofit organization. Perbedaan empat tipe organisasi tersebut
terutama dilihat dari tujuan operasi dan sumber pendanaannya.

a. Pure-Profit Organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual


barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh laba sebanyak-
banyaknya sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik. Sumber pendanaan organisasi
ini berasal dari para investor swasta dan kreditor. Contohnya pasar swalayan, salon
kecantikan dan distro.

b. Quasi-Profit Organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau


menjual barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh laba dan
mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagaimana yang dikehendaki para pemilik.
Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor swasta, investor pemerintah,
kreditor dan para anggota. Contohnya PT PLN Persero, PT KAI, PT. Telkom, dan
BUMD.

c. Quasi-Nonprofit Organization, menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa


dengan maksud utama untuk melayani masyarakat dan memperoleh keuntungan
(surplus). Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor pemerintah,
investor swasta dan kreditor. Contohnya rumah sakit dan institusi pendidikan.

d. Pure-Nonprofit Organization, menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa


dengan maksud utama untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi, laba
BUMN/BUMD, hibah dan sumbangan. Contohnya panti asuhan, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi pemerintahan.

2.5 Ciri ciri Organisasi Sektor Publik


Organisasi sektor publik memiliki ciri sebagai berikut :arget /
1. Tidak mencari keuntungan finansial
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik
3. Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham
4. Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan konsensus

2.6 Lingkup Organisasi Sektor Publik


Ruang lingkup organisasi sektor publik, antara lain :
a. Bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan variatif
b. Sektor publik menyerap banyak tenaga kerja
c. Faktor Lingkungan yang mempengaruhi, yaitu :
Faktor ekonomi, yang meliputi :
Pertumbuhan ekonomi
Tingkat inflasi
Tenaga kerja
Nilai tukar mata uang
Infrastruktur
Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
Faktor politik, yang meliputi :
Hubungan negara dan masyarakat
Legitimasi pemerintah
Tipe rezim yang berkuasa
Ideologi negara
Elit politik dan massa
Jaringan Internasional
Kelembagaan
Faktor kultural, yang meliputi :
Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
Sistem nilai di masyarakat
Historis
Sosiologi masyarakat
Karakteristik masyarakat
Tingkat pendidikan
Faktor demografi meliputi antara lain :
Pertumbuhan penduduk
Struktur usia penduduk
Migrasi
Tingkat kesehatan

2.7 Karakteristik Organisasi Sektor Publik


Organisasi sektor publik memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Tujuan
Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar
dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani
b. Aktivitas
Pelayanan publik ( publik services ) seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan,
keamanan, penegakan hukum, transportasi publik dan penyediaan pangan.
c. Sumber Pembiayaan
Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan
negara, peinjaman pemerintah, serta pendapatan lain lain yang sah dan tidak
bertentangan sengan perundangan yang berlaku.
d. Pola Pertanggungjawaban
Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan masyarakat
seperti Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ),
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )
e. Kultur Organisasi
Bersifat birokratis, formal dan berjenjang
f. Penyusunan Anggaran
Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan program
publik dalam anggaran dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh
masyarakat dan akhirnya disahkan oleh wakil dari masyarakat di DPR, DPD.
Dan DPRD.
g. Stakeholder
Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi, para
kreditor, para investor, lembaga lembaga internasional termasuk lembaga donor
internasional seperti Bank Dunia, IMF ( International Monetary Fund ), ADP
( Asian Development Bank ), PBB ( Perserikatan Bangsa Bangsa ), UNDP
(United Nation Depelopment Program, USAID, dan Pemerintah luar negeri.

2.8 Lingkungan dalam Organisasi Publik


Didalam organisasi public terdapat beberapa lingkungan yang mencerminkan
organisasi public, yaitu:
Lingkungan otorisasi, artinya untuk melakukan sesuatu, organisasi publik
terlebih dahulu harus mendapat izin atau legalitas.
Sumber pendanaan dan wewenang diperoleh melalui lingkungan otorisasi
tersebut. Misalnya dalam pengajuan anggaran kepada DPR, untuk mendapat
pengabsahan atas suatu rencana kegiatan pemerintah. Ini merupakan dasar bagi
organisasi publik untuk membangun kapasitas organisasi dan kemampuan
operasionalnya.
Proses penciptaan nilai dalam organisasi publik, bukan didasarkan pada hukum
penawaran dan permintaan pasar, melainkan melalui proses birokratis, yaitu
izin dari lingkungan otorisasi.

2.9 Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi Swasta


Organisasi sektor publik memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan sektor swasta. Luasnya wilayah public bukan hanya karena
luasnya jenis dan bentuk organisasi publik, tapi juga karena kompleksnya
lingkungan yang mempengaruhi lembaga - lembaga publik tersebut. Secara
kelembagaan, organisasi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan
(pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah), perusahaan milik Negara
(BUMN dan BUMD), yayasan, organisasi politik dan organisasi massa, lembaga
swadaya masyarakat, universitas, dan organisasi nirlaba lainnya.
Istilah sektor publik memiliki pengertian yang bermacam-macam. Dari
sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas
yang berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan public
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik (Mardiasmo 2009). Beberapa
tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor swasta,
misalnya tugas untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik, seperti
layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik, dlsb. Namun,
untuk tugas tertentu, keberadaan sector swasta tidak dapat menggantikan sektor
publik, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan.
Perbedaan mendasar antara organisasi bisnis dan organisasi publik adalah
organisasi bisnis berorientasi profit sedangkan organisasi public berorientasi
nonprofit. Selain itu perbedaan lainnya adalah dari segi tujuan strategis, tujuan
finansial, stakeholders, dan outcome, sumber pendanaan, pertanggungjawaban,
struktur organisasi, karakteristik anggaran, dan system akuntansinya.
Tabel 1.
Perbedaan Tujuan-Tujuan Organisasi Publik
Dengan Swasta

Feature Private Sector Public


Sector
General Strategic Goals Competitiveness; Mission success;
uniqueness best practices
Financial Goals Profit; growth; market Productivity;
share efficiency; value
Stakeholders Stakeholders; buyers; Taxpayers;
managers recipients;
legislators
Desired Outcome Customer satisfaction Customer
satisfaction
Sumber: Averson , 1999 dalam Wartaka 2008

Meskipun organisasi publik tidak bertujuan untuk mencari profit, organisasi


ini terdiri dari unit-unit yang saling terkait yang mempunyai misi yang sama yaitu
melayani masyarakat. Untuk itu organisasi publik harus dapat menterjemahkan
misinya kedalam strategi, tujuan, ukuran serta target yang ingin dicapai. Yang
kemudian dikomunikasikan kepada unit-unit yang ada untuk dapat dilaksanakan
sehingga semua unit mempunyai tujuan yang sama yaitu pencapaian misi
organisasi. Untuk itu organisasi publik dapat menggunakan Balanced Scorecard
dalam menterjemahkan misi organisasi kedalam serangkaian tindakan untuk
melayani masyarakat. Perbedaan sifat dan karakteristik sector publik dengan sektor
swasta adalah sbb:
Tabel 2.
Perbedaan Sifat dan Karakteristik Sektor
Publik dengan Sektor Swasta
Perbedaan Sektor publik Sektor swasta

Perbedaan Sektor publik Sektor swasta


Tujuan organisasi Non profit motif profit motif
Sumber Pendanaan Pajak, retribusi, utang, Pembiayaan internal :
obligasi pemerintah, laba modal sendiri, laba
BUMN / BUMD, penjualan ditahan, Penjualan aktiva
aset negara, dsb. Pembiayaan eksternal :
Utang bank, obligasi,
penerbitan saham
Pertanggung Peranggung jawaban kepada Pertanggung jawaban
Jawaban masyarakat (publik) dan kepada pemegang saham
parlemen (DPR/DPRD) dan kreditor
Struktur organisasi Birokratis, kaku, dan Fleksibel : datar, piramid,
hierarkis lintas
fungsional,
dsb.
Karakteristik Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
anggaran
Sistem akuntansi Cash accounting Acctual accounting
Sumber : Mardiasmo, 2009

Dilihat dari tujuannya, organisasi sector publik berbeda dengan sektor swasta.
Pada sector swasta, tujuan utama adalah memaksimalkan laba, sedangkan pada
sektor publik, tujuan utama organisasinya adalah pemberian pelayanan (public
service), misalnya : pendidikan, kesehatan masyarakat, keamanan, penegakan
hukum, transportasi publik, dan penyediaan barang kebutuhan publik. Meskipun
tujuan utamanya adalah pelayanan publik, organisasi sektor public tetap memiliki
tujuan finansial, contohnya usaha pemerintah meningkatkan penerimaan negara,
peningkatan laba BUMN/BUMD, dan peningkatan PAD. Tujuan finansial
diorientasikan pada maksimisasi pelayanan publik, karena pelayanan publik
membutuhkan dana.
Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Kebijakan
pemilihan struktur modal pada sektor swasta lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar dan tingkat inflasi. Pada sektor
publik, keputusan pemilihan struktur pembiayaan tidak hanya dipengaruhi oleh
pertimbangan ekonomi semata, namun juga pertimbangan politik dan sosial.
Pada sektor publik, manajemen bertanggungjawab kepada masyarakat karena
sumber dana yang digunakan berasal dari masyarakat (public funds). Pola
pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal (pertanggungjawaban
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya, pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat) dan horizontal (pertanggungjawaban kepada masyarakat
luas).
Struktur organisasi berhubungan erat dengan fungsi, strategi, dan tujuan
organisasi. Organisasi sektor publik sangat dipengaruhi oleh kondisi politik. Tipe
pemimpin, pilihan dan orientasi kebijakan politik, sangat berpengaruh terhadap
pilihan struktur birokrasi pada sector publik.
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan.
Namun, pada sektor swasta, anggaran bersifat tertutup bagi publik karena anggaran
merupakan rahasia perusahaan. Sistem akuntansi yang digunakan sector swasta dan
sektor publik juga berbeda.
Sistem akuntansi yang digunakan sektor swasta adalah akuntansi akrual,
sedangkan sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi kas.
Pengertian publik berkaitan dengan stakeholder organisasi. Sektor publik
memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan sector swasta, sehingga stakeholder
pada sektor public lebih beragam dibandingkan dengan sector swasta. Perbedaan
stakeholder sektor public dengan sektor swasta dapat dilihat pada tabel 3.

Persamaan Sektor Publik Dan Sektor Swasta


Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakter yang berbeda dengan sektor
swasta, namun dalam beberapa hal memiliki kesamaan, yaitu (Mardiasmo 2009) :
1. sektor publik dan sektor swasta merupakan bagian integral dari sistem ekonomi
di suatu negara dan keduanya menggunakan sumberdaya yang sama untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. sektor publik dan sektor swasta menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah
kelangkaan sumber daya, sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta
dituntut untuk menggunakan sumberdaya organisasi secara ekonomis, efisien,
dan efektif.
3. sektor publik dan sektor swasta membutuhkan informasi yang handal dan
relevan untuk melakanakan fungsi manajemen.
4. dalam beberapa hal, sektor publik dan sektor swasta menghasilkan produk yang
sama, misalnya sektor publik dan sektor swasta sama-sama bergerak dibidang
transportasi massa, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dsb.
5. sektor publik dan sektor swasta terikat pada peraturan perundangan dan
ketentuan hukum lain yang disyaratkan
Tabel 3.
Perbedaan Stakeholder Sektor Publik dengan
Sektor Swasta

Stakeholder sector publik Stakeholder sector swasta


stakeholder eksternal : eksternal :
Masyarakat pengguna jasa public Bank sebagai kreditor
Masyarakat pembayar pajak Serikat buruh
Perusahaan dan organisasi social Pemerintah
ekonomi yang menggunakan Pemasok
pelayanan public sebagai input atas Distributor
aktivitas organisasi Pelanggan
Bank sebagai kreditor pemerintah Masyarakat
Badan-badan internasional, misalnya Serikat dagang
Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb Pasar modal
Investor asing dan country analyst
Generasi yang akan datang

stakeholder internal : stakeholder internal :


Lembaga Negara (Kabinet, MPR, Manajemen
DPR/DPRD, dsb) Karyawan
Partai politik Pemegang saham
Manajer public (Gubernur, Bupati,
Direktur BUMN/BUMD)
Pegawai pemerintah
2.10 MASALAH YANG TERJADI DALAM ORGANISASI PUBLIK

Sebuah konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi publik sangat banyak
terjadi. Apalagi dalam konteks sebuah organisasi besar yang dalam hal ini kita sebut
sebagai pemerintah. Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat sangat dituntut untuk memberikan usaha terbaiknya yang dalam melakukan
proses tersebut terjadi berbagai permasalahan atau konflik yang tak urung membuat
masyarakat yang merasa dikecewakan. Pelayanan merupakan pilar penting yang
dilakukan dalam meberikan kepuasaan kepada masyarakat. Dari beberapa tahun yang
lalu kita telah melihat berbagai pelayanan yang telah diberikan pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya. Namun tak ayal juga kita bisa memperhatikan berbagai
kekecewaan yang tercipta karena konflik yang terjadi saat dilakukan proses pelayanan.
Dari hal itulah bisa terjadi berbagai macam cabang cabang konflik yang lambat
laun jika didiamkan maka bisa terjadi permasalahan yang susah untuk di elakan
lagi.Permasalahan utama yang kadang timbul dalam usaha organisasi publik untuk
melakukan pelayanan kepada masyarakatnya antara lain :
- ketidak jelasan bentuk pelayanan
- kualitas pelayanan yang dilakukan
- keterlambatan pelayanan
Dari hal tersebut dapatlah dibuat sebuah bentuk tanggung jawab penyelesaian
agar tercipta pelayanan yang lebih baik lagi seperti :
1. Pemberian pelayana fisik dalam bentuk yang transparan dimana para petugas atau
anggota dalam organisasi publik tersebut bisa terjun langsung memberikan
pelayanannya.
2. Kualitas itu bisa terjadi karena adanya sebuah harapan dari pelayanan yang
diberikan yang dimana masyarakat menuntut untuk diberikan pelayanan terbaik
atau kualitas agar terciptanya kepuasaan. Dengan memberikan pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka dengan sendirinya tercipta ekpektasi
atau pemikiran bahwa kualitas telah tercapai karna telah memenuhi keinginan dari
masyarakat itu sendiri.
3. Dalam menentukan pelayanan yang baik, lebih diutamakan untuk menjadikan
sebuah pelayan tersebut menjadi pelayanan yang terarah dan tepat waktu dimana
penyampain layanan tersebut tidak tertunda yang akan menjadikan sebuah konflik
atau permasahan, diperlukanlah sebuah kehandalan dari anggota organisasi publik
untuk melakukan tugasnya.

Sikap yang cepat tanggap, kemampuan untuk yakin melakukan yang terbaik serta
adanya kepedulian kepada masyarakat agar tercipta pelayanan yang maksimal tersebut
dapatlah dibuat sebuah bentuk tanggung jawab penyelesaian agar tercipta pelayanan
yang lebih baik lagi.
BAB. III
KESIMPULAN

Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang dikenal
sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Organisasi sektor publik adalah
organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik. Karena orientasinya pada
kepentingan publik maka organisasi ini biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai
tujuan akhirnya. Namun sebagai sebuah organisasi, proses manajemen tetap berjalan
dalam organisasi sektor publik.
Organisasi sektor publik memiliki beberapa karakteristik, yaitu bertujuan untuk
mensejahterakan rakyat, memberikan pelayanan publik, sumber pembiayaan berasal dari
dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba, pinjaman pemerintah, serta
pendapatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku,
bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan masyarakat, kultur
organisasi bersifat birokratis, formal dan berjenjang, penyusunan anggaran dilakukan
bersama masyarakat dalam perencanaan program dan akhirnya disahkan oleh wakil dari
masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD, stakeholder dapat dirinci sebagai masyarakat
Indonesia, para pegawai organisasi, para kreditor, para investor, lembaga lembaga
internasional termasuk lembaga donor internasional seperti Bank Dunia, IMF
( International Monetary Fund ), ADB ( Asian Development Bank ), PBB ( Perserikatan
Bangsa Bangsa ), UNDP ( United Nation Depelopment Program, USAID, dan
Pemerintah luar negeri.
Ruang lingkup organisasi sektor publik yaitu bergerak dalam lingkungan yang
sangat kompleks dan variatif, sektor publik menyerap banyak tenaga kerja, dipengaruhi
oleh faktor Lingkungan, yaitu : faktor ekonomi, politik, kultural dan demografi.
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, S. Sos, M.Si, 2007, Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi dan Implementasi
Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah), Penerbit Mandar Maju; Jakarta.
Kusdi, 2009, Teori Organisasi dan Administrasi, Penerbit Salemba Humanika;
Jakarta
Prof. DR. Winardi, SE, 2010, Asas-asas Manajemen, Asas-asas Manajemen; Bandung
-http://mudaandikameiza.blogspot.com/
http://universityofmanagers.wordpress.com/2013/11/17/manajemen-strategi-sektor-
publik-rumusan-teori-dan-model/
http://dewidewma.blogspot.com/2012/03/makalah-asp.html
http://reformasi-birokrasi-indonesia.blogspot.com/2013/03/organisasi-
publik.html
http://trane03bm.blogspot.com/2013/07/organisasi-publik.html

You might also like