You are on page 1of 70

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO) menjelaskan diagnosis komunitas merupakan
deskripsi secara kuantitatif dan kualitatif dari kesehatan penduduk di suatu wilayah serta
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesehatan mereka.1 Diagnosis komunitas juga
akan mengidentifikasi masalah, merencanakan area untuk suatu intervensi perbaikan dan
menghasilkan tindakan untuk mengatasinya.1 Proses dari diagnosis komunitas
melibatkan empat tahap yaitu inisiasi, mengumpulkan data dan analisis, diagnosis, serta
penyebarluasan.1Diagnosis komunitas berperan penting dalam suatu upaya promosi
kesehatan dalam suatu komunitas.1
Upaya promosi kesehatan dapat dipergunakan untuk mengurangi angka gizi
kurang dalam suatu wilayah. Sebagaimana masalah komunitas yang dimiliki Desa Bitung
Jaya yaitu gizi kurang pada balita. Gizi kurang pada balita merupakan suatu keadaan tidak
optimalnya berat badan pada kelompok anak usia diatas 1 tahun dan dibawah 5 tahun.2
Keadaan gizi kurang dapat juga disebut suatu keadaan undernutrition dimana angka
kecukupan gizi tidak mencapai optimal.2 WHO menjelaskan bahwa populasi balita yang
mengalami gizi kurang adalah balita dengan plotting berat badan menurut usia berada
dibawa -2 SD namun masih diatas -3 SD.1 Balita yang termasuk dalam kelompok ini
beresiko untuk jatuh ke dalam keadaan gizi buruk atau mengalami gagal tumbuh dan
komplikasi lain seperti pneumonia, diare, dan penyakit infeksi lain.2
Setengah dari kematian balita di dunia disebabkan karena kurang gizi dimana
sebanyak 3 juta balita setiap tahun nya telah kehilangan nyawa dan benua Asia dan Afrika
adalah wilayah kejadian terbanyak.3 Indonesia memiliki sekitar 9,5 juta balita gizi kurang
saat ini dan keadaan ini dapat menyebabkan perawakan pendek pada anak saat dewasa
nanti.4 Di Provinsi Banten terdapat sekitar 18 persen dari populasi balita yang mengalami
gizi kurang, angka ini masih sedikit jauh lebih baik dari angka previlensi secara nasional
yang mencapai kurang lebih 20 persen.5 Sedangkan jumlah penderita gizi kurang di
wilayah kerja Puskesmas Cikupa sepanjang Februari hingga Agustus 2016 adalah
sebanyak 540 kasus, dimana desa Bitung Jaya memiliki jumlah balita dengan gizi kurang
tertinggi.6

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 1

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Diturunkannya jumlah penderita balita gizi kurang di Wilayah kerja Puskesmas
Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya masalah utama tinggginya jumlah penderita gizi kurang di
wilayah kerja Puskesmas Cikupa yaitu di Desa Bitung Jaya periode Februari
2016 sampai Agustus 2016.
2. Diketahuinya masalah masalah penyebab yang mengakibatkan tingginya
jumlah penderita gizi kurang di Desa Bitung Jaya, Kecamatan Cikupa,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
3. Diketahuinya intervensi intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah
yang dapat dilakukan dalam jangka pendek.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diagnosis Komunitas

Diagnosis Komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah
dengan cara pengumpulan data di masyarakat.7 Menurut WHO, diagnosis komunitas
adalah penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kondisi kesehatan di
komunitas serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.7 Dalam penerapannya,
penggunaan diagnosis komunitas dalam suatu program kesehatan adalah sebagai berikut:
- Sebagai referensi data kesehatan suatu wilayah
- Menyediakan gambaran keseluruhan tentang masalah kesehatan pada komunitas
lokal dan penduduknya
- Merekomendasikan intervensi yang akan dijadikan prioritas dan solusi pemecahan
masalah
- Mengindikasikan alokasi sumber daya dan mengarahkan rencana kerja di masa
depan
- Menciptakan kesempatan kolaborasi intersektoral dan melibatkan media
- Pembentukan dasar indikator keberhasilan dari evaluasi program kerja kesehatan.7
Proses diagnosis komunitas mencangkup penjajakan pendahuluan serta interaksi
dengan komunitas, perencanaan survei secara terinci, metode pra-pengujian,
pelaksanaaan survei dan analisa hasil survei.8 Terakhir adalah mengumpanbalikkan
semua kesimpulan ini ke komunitas dan kader kesehatan untuk memulai suatu proses
interpretasi bagi perencanaan pelayanan dan kegiatan kesehatan.8

2.1.1. Penjajakan

Survei kesehatan dalam suatu komunitas sebaiknya dilakukan setelah ada


permintaan baik dari komunitas itu sendiri maupun dari orang yang terlibat dalam
pemberian pelayanan kesehatan sehingga komunitas mungkin akan memberikan
kerjasama yang baik dengan pelaksana survei. 8

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 3

Tahap berikutnya yang diambil ialah bekerja lewat hirarki pejabat yang
berwenang.8 Setiap petugas pemerintahan atau petugas kesehatan lainnya yang
berhubungan langsung dengan komunitas harus didekati dan menjelaskan tujuan survei
kepada mereka. 8

2.1.2. Perencanaan survei

Apabila perencanaannya tidak dilakukan dengan cermat dengan mengikuti


penjajakan yang sempurna maka kecil kemungkinan diagnosis komunitas berhasil
dilaksanakan dan memberikan hasil yang bisa diandalkan. 8
Yang perlu ditanyakan adalah: 8
- Mengapa survei ini dilakukan?
- Dimana kegiatan survei akan berlangsung?
- Siapa yang akan diwawancarai?
- Bilamana survei akan berlangsung?
- Apa yang akan dicakup dalam survei?
- Mengapa variabel-variabel tertentu diikutsertakan dan yang lainnya tidak?
- Alat apa yang digunakan untuk mengukur status kesehatan komunitas?

2.1.3. Pelaksanaan Survei

Memerlukan kecermatan yang sama seperti pada perencanaan survei. 8 Selama


perencanaan, pewawancara dan penerjemah diajarkan cara memakai kuesioner dan teknik
pelaksanaan pengukuran anthropometrik atau pekerjaan laboratorium dibakukan.8
Setelah mereka memulai pekerjaan di lapangan, pembina kadang menemani untuk
memastikan apakah mereka terus mengikuti teknik yang diajarkan kepada mereka. 8
Sebagian orang mungkin menolak untuk diwawancarai.8 Dalam hal ini
pewawancara harus berusaha sebisa mungkin untuk membujuk orang tersebut agar mau
bekerja sama, bila tetap menolak, maka pewawancara harus tetap sopan mengucapkan
terimakasih bagi waktu yang diberikan lalu melanjutkan dengan orang berikutnya yang
akan diwawancarai. 8

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 4

2.2. Status Gizi
Gizi kurang adalah kondisi dimana asupan nutrisi kurang dari kebutuhan sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita.9 Keadaan kekurangan gizi
akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau menderita sakit dalam waktu
lama.9 Anamnesis tentang asupan pangan harus di perluas dengan mencantumkan
pertanyaan yang terkait dengan status gizi seperti frekuensi snacking, jumlah makanan
yang disantap sewaktu makan, asupan minuman bergula dan kondisi konsumsi obat, lalu
dilanjutkan dengan memeriksa secara klinis.9
Pemeriksaan klinis diarahkan untuk mencari kemungkinan adanya bintik bitot,
xerosis konjungctiva, anemia dan kelainan lain, penilaian antropometri yang penting
dilakukan adalah penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan,lingkar lengan dan
lipatan kulit triseps. 9 Pemeriksaan ini penting terutama pada anak usia prasekolah.9 Cara
Penilaian Status Gizi Status gizi pada balita diukur berdasarkan usia, berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB). Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang
memiliki presisi 0,1 kg, panjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 0,1
cm, dan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 0,1 cm. 9
Variabel BB dan TB anak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu:
berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB). 9 Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan
dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score)
dengan menggunakan baku antropometri balita dari World health organization tahun
2005.10 Selanjutnya berdasarkan nilai Z-score masing-masing indikator tersebut
ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagai berikut :
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan indikator BB/U :
Gizi Buruk : Zscore < -3,0
Gizi Kurang : Zscore >= -3,0 s/d Zscore < -2,0
Gizi Baik : Zscore >= -2,0 s/d Zscore <= 2,0
Gizi Lebih : Zscore > 2,0
Lain halnya pada pemantauan status gizi, Pada balita dilakukan pemantauan
status gizi dengan menggunakan kartu menuju sehat. Pemantauan pertumbuhan anak
dapat diamati secara cermat dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat KMS balita.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 5

Kartu menuju sehat berfungsi untuk alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan,
bukan penilaian status gizi.10

2.2.1 Pemantauan Status Gizi


Untuk mengetahui status gizi pada anak telah adekuat perlu dilakukan pemantauan
pertumbuhan sebagai indikator status gizi. Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi.10 Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran fisik dari waktu ke waktu. Contoh: anak bertambah berat badannya, anak
bertambah tinggi badannya.10 Anak yang gizinya seimbang pertumbuhannya akan baik
sedangkan anak yang gizinya tidak seimbang maka pertumbuhannya akan terganggu.9
Perubahan berat badan adalah indikator yang paling sensitif untuk memantau
pertumbuhan anak.9 Untuk menilai pertumbuhan perlu dilakukan pengukuran berat badan
(BB) dibandingkan dengan umur secara berkala.10 Adapun cara untuk menilai
pertumbuhan anak dari 0 bulan - 5 tahun menurut KMS adalah :10
a. Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan membuat garis yang menghubungan antara
dua titik hasil penimbangan pada KMS. 10
b. Pertumbuhan disebut baik bila grafik BB mengikuti garis sejajar N2 atau lebih
dibandingkan kurva baku N1 pada KMS. 10
N1 (tumbuh kejar ): bila BB naik dibandingkan bulan lalu dan grafik berpindah ke
pita yang lebih atas (tua). 10
N2 (tumbuh normal): bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik mengikuti pita
warna yang sama. 10
c. Sebaliknya pertumbuhan dikatakan tidak baik bila grafik BB menunjukkan penurunan
T3, datar T2 atau naik dengan peningkatan BB yang kurang mencukupi (T1). 10
T1 (tumbuh tidak memandai) : bila BB naik dibandingkan bulan lalu tetapi grafik
berpindah ke pita dibawahnya (lebih muda). 10
T2 (tidak tumbuh) : bila BB bulan ini tetap disbanding bulan lalu, sehingga grafik
di KMS mendatar. 10
T3 (tumbuh negatif): bila BB bulan ini turun dibandingkan bulan lalu, sehingga
grafik di KMS menurun. 10
Keadaaan tersebut mencerminkan gizi kurang pada anak dan jika tidak
ditanggulangi akan mengarah ke gizi buruk. Selain itu status gizi pada balita dapat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 6

diketahui dengan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar
tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang. Di Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa
digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS.10 Dengan
memperhatikan umur anak, kemudian memetakan berat badannya dalam kurva KMS. 10
Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka
status gizi buruk.10 Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada
balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. 10

2.3. Gizi Kurang


Balita gizi kurang adalah balita dengan status gizi yang kurang berdasarkan
indikator BB/umur dengan nilai kurva Z score: -2 SD sampai dengan < - 3 SD.11 Gizi
kurang dapat disebabkan oleh penyakit akut atau kronis yang dialami anak, tidak nafsu
makan, dan kemiskinan. 9 Untuk menentukan penyebab perlu penilaian yang kritis, baik
terhadap keadaan sosial, masalah emosi, maupun hasil pemeriksaan fisik. Pada
manajemen kasus gizi kurang ini diperlukan penialaian yang kritis, baik terhadap keadaan
sosial, maupun hasil pemeriksaan fisik. 9 Pada manajemen kasus ini diperlukan energy
dan zat makanan yang adekuat, pendidikan gizi,upaya untuk meningkatkan nafsu makan
anak dan modifikasi lingkungan untuk menjamin asupan makanan yang optimal.9
Penyebab gizi kurang adala sebagai berikut:
a) Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan
b) Pemberian makanan yang nilai gizinya kurang
c) Anak yang menderita penyakit tertentu dalam waktu lama (seperti : cacingan,
malabsorpsi (gangguan penyerapan), TBC, dll)
d) Balita tidak mendapatkan ASI Ekslusif sebelum usia 6 bulan
e) Balita yang mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan
f) Balita yang disapih sebelum usia 2 tahun
g) Balita tidak mendapatkan makanan pendamping ASI (MP ASI) pada usia 6 bulan
atau lebih
h) Kebersihan kurang dan lingkungan kotor.11
Tanda dan gejala gizi kurang yaitu:
a) Berat balita yang selalu menurun

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 7

b) Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal pada
KMS
c) Kondisi anak lemah
d) Wajah pucat
e) Pertumbuhan yang terhambat
f) Anak cengeng dan rewel
g) Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.11
Komplikasi dari gizi kurang adalah:

a) Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu


b) Terjadinya penurunan daya tahan tubuh
c) Anak menjadi mudah terserang penyakit
d) Perkembangan intelektual terganggu
e) Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan. 11

Penatalaksanaan gizi kurang secara umum yaitu:


Makanan yang diberikan kepada balita harus mengandung 3 unsur triguna
makanan yaitu sebagai berikut:
Mengandung zat tenaga; karbohidrat, makanan pokok (nasi, jangung, sagu
dan lain-lain)
Mengandung zar pembangun; protein, lauk-pauk (daging, telur, tempe
tahu, ikan laut, dan lain-lain)
Mengandung zat pengatur; vitamin dan mineral (sayur dan buah).12

2.3.1. Tatalaksana gizi kurang


Pada anak dengan gizi kurang yaitu LILA >12,5 cm atau BB/TB < -2 SD sampai
dengan -3 SD diberikan PMT pemulihan.13

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 8

Gambar 1. Alur pemeriksaan anak gizi buruk14

Prinsip Dasar PMT Pemulihan adalah sebagai berikut:


1. PMT Pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal dan tidak
diberikan dalam bentuk uang.
2. PMT Pemulihan hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi oleh
balita dan ibu hamil sasaran sehari-hari, bukan sebagai pengganti makanan utama.
3. PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dan ibu hamil
sasaran sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu dari
balita sasaran.
4. PMT pemulihan merupakan kegiatan di luar gedung puskesmas dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan lintas program
dan sektor terkait lainnya.
5. PMT Pemulihan dibiayai dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Selain itu
PMT pemulihan dapat dibiayai dari bantuan lainnya seperti partisipasi masyarakat,
dunia usaha dan Pemerintah Daerah. 13

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 9

Persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan PMT Pemulihan yaitu:

1. Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan atau makanan


lokal. Jika bahan makanan lokal terbatas, dapat digunakan makanan pabrikan yang
tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan kemasan, label dan masa
kadaluarsa untuk keamanan pangan,
2. Makanan tambahan pemulihan diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dan
ibu hamil sasaran.
3. PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita
dan ibu hamil sasaran.
4. Makanan tambahan balita dan ibu hamil sasaran diutamakan berupa sumber protein
hewani maupun nabati (misalnya ikan/telur/daging/ayam, kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe dan tahu ) serta sumber vitamin dan mineral yang terutama
berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.
5. Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut.
6. Makanan tambahan pemulihan untuk balita berbasis makanan lokal ada 2 jenis yaitu
berupa:
a. MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)
b. Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa makanan
keluarga.
7. Makanan tambahan pemulihan untuk ibu hamil berbasis makanan lokal dapat diberikan
berupa makanan keluarga atau makanan kudapan lainnya.
8. Bentuk makanan tambahan pemulihan yang diberikan kepada balita dapat disesuaikan
dengan pola makanan sebagaimana gambar 2. 13

Gambar 2. Pola makanan bayi dan balita13

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 10

Penyelenggaraan PMT Pemulihan
Kegiatan PMT Pemulihan berbasis makanan lokal bagi balita usia 6-59 bulan dan ibu
hamil merupakan serangkaian kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Pemantauan
4. Pencatatan dan Pelaporan.13
Langkah-langkah penyelenggaraan PMT Pemulihan sebagai berikut :
A. Persiapan
1. Kecamatan/Puskesmas:
- Sosialisasi dari Puskesmas ke kader tentang rencana pelaksanaan PMT Pemulihan
yang menggunakan dana penunjang pelayanan kesehatan merujuk pada Juknis
BOK
- Rapat koordinasi dan organisasi pelaksana untuk menentukan lokasi, jenis PMT
Pemulihan, alternatif pemberian, penanggung jawab, pelaksana PMT Pemulihan
(menggunakan dana kegiatan lokakarya mini dari BOK)
- Konfirmasi status gizi calon penerima PMT Pemulihan
- Penentuanjumlahdanalokasisasaran
- Perencanaan menu makanan tambahan pemulihan.13
2. Desa /Kelurahan/Pustu/Poskesdes

- Rekapitulasi data sasaran balita dan ibu hamil berdasarkan kelompok umur dan
jenis kelamin
- Mengirimkan data balita dan ibu hamil sasaran yang akan mendapat PMT
Pemulihan ke puskesmas
- Pembinaan pelaksanaan PMT Pemulihan termasuk penyusunan menu makanan
tambahan.13

3. Dusun/ RW/Posyandu
- Pendataan sasaran balita dan ibu hamil sesuai kriteria prioritas sasaran di atas dan
khusus balita berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 11

- Menyampaikan data calon sasaran penerima PMT Pemulihan ke Desa/ Kelurahan/
Pustu/ Poskesdes untuk dikonfirmasi status gizinya
- Menerima umpan balik mengenai jumlah sasaran penerima PMT Pemulihan dari
puskesmas serta menyampaikannya kepada ibu balita dan ibu hamil sasaran
- Membentuk kelompok ibu balita dan ibu hamil sasaran
- Merencanakan pelaksanaan PMT Pemulihan yang meliputi jadwal, lokasi, jenis dan
bentuk PMT Pemulihan, alternatif pemberian, penanggung jawab dan pelaksana
PMT Pemulihan.13
B. Pelaksanaan
Penyelenggaraan PMT Pemulihan perlu didukung dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) oleh tenaga kesehatan dan kader kepada keluarga sasaran.13
Dalam pelaksanaan PMT pemulihan, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut:
- Apabila memungkinkan, hari masak penyelenggaraan PMT Pemulihan dilakukan
setiap hari ditempat tertentu yang disepakati bersama
- Bila hari masak setiap hari tidak memungkinkan, maka hari masak sebaiknya
dilakukan 2 kali seminggu
- Bagi daerah yang kondisi geografisnya sulit, hari masak dapat dilakukan sekali
seminggu.13
Berikut adalah beberapa alternatif cara penyelenggaraan kegiatan PMT-Pemulihan
yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi setempat :
1. Masak bersama setiap hari :

Makanan tambahan pemulihan disiapkan dan dimasak oleh kader bersama ibu
sasaran di rumah kader atau tempat lain sesuai kesepakatan
Makanan tambahan pemulihan yang dihidangkan dapat berupa 1 porsi
makanan lauk atau makanan selingan dan buah
Setiap hari kader bersama ibu sasaran memasak makanan sesuai kebutuhan di
tempat yang disepakati bersama. Masing-masing 1 anak balita dan ibu hamil
sasaran mendapat makanan tambahan yang sudah dimasak tersebut ditambah
1 porsi buah, seperti pisang, papaya, semangka atau melon

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 12

Pada waktu sasaran sedang makan, kader memberikan penyuluhan tentang
makanan dan manfaatnya
Kegiatan serupa berlangsung selama dalam seminggu berturut-turut.
Jika ada sasaran yang tidak hadir, kader mengantar makanan tambahan
pemulihan ke rumah sasaran
Jumlah hari makan sasaran adalah 90 hari (HMA dan HMB) yang dilakukan
berturut-turut.13

2. Masak bersama 2 kali seminggu :

Penyelenggaraan masak bersama dapat dilakukan 2 kali seminggu dalam


bentuk makanan lokal
Setiap 2 kali seminggu kader bersama sasaran memasak makanan sesuai
kebutuhan di tempat yang disepakati bersama. Masing-masing 1 anak balita
dan ibu hamil sasaran mendapat makanan tambahan yang sudah dimasak
tersebut ditambah 1 porsi buah
Hari-hari lainnya dapat diberikan bahan makanan yang kering seperti : telur,
abon, peyek kacang, teri kering, biskuit, susu UHT, buah- buahan, dll untuk
dibawa pulang selama 2 hari berikutnya
Makanan tambahan pemulihan yang dihidangkan dapat berupa 1 porsi
makanan lauk atau makanan selingan dan buah
Pada waktu sasaran makan, kader memberikan penyuluhan tentang makanan
dan manfaatnya
Kegiatan serupa berlangsung selama 2 kali dalam seminggu
Jika ada sasaran yang tidak hadir, kader mengantar makanan tambahan
pemulihan ke rumah sasaran
Jumlah hari makan sasaran adalah 90 hari (HMA dan HMB) yang dilakukan
berturut-turut
Buah untuk dibawa pulang sebaiknya buah seperti pisang, jeruk, alpukat dll,
sedangkan untuk dimakan ditempat berupa pepaya, semangka, melon dan
sejenisnya.13

3. Masak bersama 1 kali seminggu :

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 13

PMT Pemulihan berbasis bahan makanan lokal disiapkan dan dimasak oleh
ibu sasaran secara berkelompok bersama para kader
Penyelenggaraan masak bersama dapat dilakukan sekali seminggu dalam
bentuk makanan lokal
Setiap awal minggu atau hari yang disepakati, kader bersama para sasaran
memasak hidangan makanan lengkap berupa bubur, nasi, lauk pauk, sayur dan
buah untuk dimakan bersama-sama sebagai sarana pembelajaran. Makanan
dimasak sesuai menu yang direncanakan semula, kemudian dibagikan hanya
kepada sasaran. Masing-masing sasaran mendapat makanan tambahan yang
sudah dimasak oleh kader bersama ibu sasaran
Hari-hari lainnya dapat diberikan bahan makanan yang kering untuk dibawa
pulang, seperti : telur, abon, peyek kacang, teri kering, biskuit, susu UHT,
buah-buahan, dll
Pada waktu sasaran makan, kader memberikan penyuluhan tentang makanan
dan manfaatnya
Kegiatan serupa berlangsung selama 1 kali dalam seminggu selama 90 hari
Jumlah hari makan sasaran adalah 90 hari (HMA dan HMB) yang dilakukan
berturut-turut
Jika ada sasaran yang tidak hadir, kader mengantar makanan tambahan
pemulihan ke rumah sasaran.13

Catatan: Untuk menghindari PMT Pemulihan sebagai pengganti makanan


utama di rumah, maka PMT Pemulihan sebaiknya diberikan pada pagi hari
diantara makan pagi dengan makan siang (sekitar pukul 10.00-11.00), atau
diantara makan siang dengan makan malam (sekitar pukul 14.00-16.00) waktu
setempat.13

C. Pemantauan dan Bimbingan Teknis

1. Pemantauan dilakukan setiap bulan selama pelaksanaan PMT Pemulihan. 13

2. Untuk balita, pemantauan meliputi pelaksanaan PMT Pemulihan, pemantauan berat


badan setiap bulan; sedangkan pengukuran panjang/tinggi badan hanya pada awal
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 14

dan akhir pelaksanaan PMT Pemulihan. 13

3. Untuk ibu hamil, pemantauan meliputi pelaksanaan PMT Pemulihan, pemantauan


berat badan setiap bulan; sedangkan pengukuran LiLA hanya pada awal dan akhir
pelaksanaan PMT Pemulihan. 13

4. Pemantauan dan bimbingan teknis dilakukan oleh Kepala Puskesmas, Tenaga


Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas atau bidan di desa kepada ibu Kader pelaksana
PMT Pemulihan. 13

D. Pencatatan dan Pelaporan

Menu makanan tambahan pemulihan


Ibu sasaran melakukan pencatatan harian sederhana mengenai daya terima
makanan tambahan pemulihan yang akan dipantau oleh kader atau bidan di
desa setiap minggu. Hasil pencatatan daya terima makanan tambahan
pemulihan dibahas pada saat masak bersama.
Keuangan
1. Penggunaan dana kegiatan PMT Pemulihan ini merupakan bagian dari
dana BOK yang harus dipertanggung jawabkan
2. Pengajuan kebutuhan dana untuk pelaksanaan PMT pemulihan mengikuti
petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis BOK
3. Pertanggungjawaban keuangan berupa rincian dan nota pembelian bahan
makanan dan bahan bakar untuk PMT Pemulihan yang dilaksanakan oleh
TPG puskesmas atau tenaga lainnya disampaikan kepada Kepala
Puskesmas untuk diteruskan kepada Dinkes Kabupaten/Kota.13
Hasil kegiatan PMT Pemulihan
1. Jumlah sasaran yang mendapat makanan tambahan pemulihan dan hari
makan sasaran yang mendapat makanan tambahan selama pelaksanaan
PMT Pemulihan.13
2. Status gizi balita
Penambahan berat badan balita dicatat setiap bulan. Perkembangan status
gizi balita (BB/PB atau BB/TB) dicatat pada awal dan akhir pelaksanaan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 15

PMT Pemulihan serta dilaporkan oleh Kepala Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. 13
3. Status gizi ibu hamil
Penambahan berat badan ibu hamil dicatat setiap bulan. Perkembangan
status gizi ibu hamil (LiLA) dicatat pada awal dan akhir pelaksanaan
PMT Pemulihan serta dilaporkan oleh Kepala Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.13

Selanjutnya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan perkembangan status


gizi ke Pusat* dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Provinsi.13

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 16

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1. Analisa situasi

Berdasarkan data yang telah didapatkan yaitu data hasil pengukuran berat badan pada
balita yang dilakukan dalam 2 periode berturut-turut yaitu pada bulan Februari dan
Agustus 2016, didapatkan jumlah kasus gizi kurang pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Cikupa sebanyak 231 kasus di Bulan Februari 2016 menjadi 256 kasus di
Bulan Agustus. Dan peningkatan terbanyak yaitu sebesar 29.5% kasus gizi kurang pada
balita dan menjadi peringkat pertama tertinggi yaitu di Desa Bitung Jaya yang
sebelumnya yaitu bulan Februari 2016 diduduki oleh Desa Talaga. Kasus balita gizi
kurang di Desa Bitung Jaya sebanyak 43 kasus pada Bulan Februari 2016 meningkat
menjadi 61 kasus di bulan Agustus 2016 dibandingkan dengan 9 desa lainnya di wilayah
kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Tabel 1. Data Balita Gizi Kurang di wilayah kerja Puskesmas Cikupa Februari 2016

GIZI KURANG
DESA
LAKI-LAKI PEREMPUAN

12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln 12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln
Total
Bln Bln Bln Bln
1. Cikupa 3 3 3 1 3 4 17

2. Sukamulya 1 1 1 6 3 0 12

3. Talaga 8 7 13 6 8 9 51

4. Talagasari 1 3 2 3 4 7 20

5. Cibadak 2 1 4 3 1 3 14

Bersambung ke halaman 18

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 17

Sambungan dari halaman 17

12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln 12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln
DESA Bln Bln Bln Bln
Total
6. Sukanagara 10 7 6 0 1 5 29

7. Bojong 0 5 0 2 2 5 14

8. Budimulya 3 3 2 3 3 1 14

9. Dukuh 4 3 2 3 3 2 17

10. Bitung jaya 4 9 10 7 9 4 43

Tabel 2. Data Balita Gizi Kurang di wilayah kerja Puskesmas Cikupa Agustus 2016

GIZI KURANG
LAKI-LAKI PEREMPUAN

DESA 12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln 12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln


Total
Bln Bln Bln Bln
1. Cikupa 3 3 3 2 3 2 16

2. Sukamulya 1 1 1 1 3 1 8

3. Talaga 8 7 13 4 7 8 47

4. Talagasari 1 3 2 0 2 2 10

5. Cibadak 2 1 4 3 2 3 15

6. Sukanagara 10 7 6 7 2 7 39

Bersambung ke halaman 19

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 18

Sambungan dari halaman 18

12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln 12 - 23 24 - 35 36 - 59 Bln
DESA Bln Bln Bln Bln
Total
7. Bojong 0 5 0 1 1 1 8

8. Budimulya 3 3 2 4 7 9 28

9. Dukuh 4 3 2 1 7 7 24

10. Bitung jaya 4 9 10 12 10 16 61

3.2. Scope tempat: Desa Bitung Jaya, dipilih karena merupakan peringkat tertinggi
dengan peningkatan jumlah balita gizi kurang terbanyak yaitu sebesar 29.5%
dibandingkan dengan dari 9 desa lainnya di wilayah kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan
Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

3.3. Identifikasi Masalah Menggunakan Paradigma Blum

Status Kesehatan :
1. Genetik : tidak dinilai
2. Medical Care Service
a. Kegiatan :
Pencegahan :Kurangnya edukasi tentang gizi kurang pada balita
ke masyarakat.
Pengobatan : -
Peningkatan kesehatan: Kurangnya sosialisasi tentang pemberian
paket PMT ke ibu ibu yang datang ke posyandu.
b. Kegiatan pelayanan kesehatan: Terdapat 9 posyandu yang diadakan
bergantian sekali dalam sebulan di Desa Bitung Jaya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 19

c. Pengambilan bahan makanan kering untuk makanan tambahan
dilakukan di Pos Kesehatan Desa yang letaknya relatif jauh dari rumah
warga.
d. Kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan (seperti dokter, bidan desa,
kader posyandu), transportasi dan obat obatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
3. Lifestyle
Lifestyle diperoleh dengan mini survey yang dilakukan pada 20 orang ibu
yang membawa balita nya ke Balai Pengobatan Anak Puskesmas Cikupa
tanggal 10 dan 11 Februari 2017. Didapatkan sebanyak 12 orang (60%)
belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai gizi kurang pada balita dan
dapat disimpulkan bahwa :
a. Kognitif : Kurangnya pengetahuan tentang gizi kurang pada balita
seperti apa itu gizi kurang, bagaimana mendeteksi gizi kurang, apa
bahaya gizi kurang, bagaimana cara mencegah balita mengalami gizi
kurang, dan bagaimana bila balita telah mengalami gizi kurang.
b. Afektif : Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa anak gizi
kurang adalah anak yang kurang asupan makanan dan balita kurus
sudah pasti gizi kurang.
c. Psikomotor : Kurangnya minat masyarakat untuk periksa rutin ke
posyandu. Masyarakat juga merasa keberatan mengambil bahan
makanan kering untuk makanan tambahan karena dirasa jauh.
4. Lingkungan
a. Fisik
Jarak yang jauh dari rumah warga ke Pos Kesehatan Desa tempat
pengambilan bahan makanan kering untuk makanan tambahan
setiap minggunya.
b. Lingkungan Biologis
-
c. Sosial-Ekonomi-Budaya

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 20

Masyarakat dengan ekonomi relatif rendah lebih banyak
mengkonsumsi makanan dengan sumber karbohidrat sebagai
komposisi terbanyak.
Masyarakat yang berprofesi sebagai buruh dan pekerja tidak begitu
memperhatikan berat badan balitanya.
3.3.1. Paradigma Blum


genetik

Tingginya kasus Gizi Kurang pada


Balita Di Desa Bitung Jaya RT / RW
Lingkungan Kecamatan Cikupa, Kabupaten Medical
Tangerang, Banten Care

Lifestyle

Fisik 1. Kognitif : Kegiatan :


Jarak yang jauh dari kurangnya pengetahuan Pencegahan :
posyandu ke pos kurangnya edukasi
tentang gizi kurang
kesehatan desa tempat tentang balita gizi
seperti apa itu gizi kurang pada masyarakat.
pemngambilan
makanan tambahan. kurang, apa bahayanya, Pengobatan : -.
Lingkungan biologis bagaimana cara Peningkatan kesehatan:
- mendeteksi, bagaimana kurangnya sosialisasi
Sosial-Ekonomi- cara mecegah, dan tentang pemberian paket
Budaya makanan tambahan ke
bagaimana
Masyarakat dengan masyarakat yang sudah
penanganannya. ke posyandu.
ekonomi relative
rendah 2. Afektif:
Afektif:Banyak
Masyarakat Kegiatan pelayanan
mengkomsumsi masyarakat
berpendapatyangbahwa gizi kesehatan: puskesmas
makanan dengan berpendapat bahwa
kuran dan kurus adalah keliling dan posbindu
proporsi karbohidrat hal yang
balita gizi biasa
kurang. adalah diadakan 2 minggu
sebagai komposisi akibat kurang asupan sekali di 9 posyandu di
terbanyak. tempat berbeda di desa
makan dan balita kurus s
Masyarakat yang Bitung Jaya.
3. Psikomotor :Kurang nya Kurangnya Ketersediaan
berprofesi sebagai
buruh dan pekerja minat masyarakat untuk alat dan tenaga
tidak begitu control rutin ke kesehatan dalam
memperhatikan berat posyandu. Masyarakat memberikan pelayanan
badan balitanya. juga merasa malas untuk kesehatan.
mengambil PMT karena
diberikan di tempat yang
berbeda.

Gambar 3. Paradigma Blum

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 21

3.3.2. Penentuan Prioritas Masalah
Dilakukan penentuan prioritas masalah dengan cara non scoring Technique
(Delbeq) pada tanggal 11 Februari 2017, diskusi dilakukan dengan dokter di Puskesmas
Cikupa dan bidan Desa Bitung Jaya, dan dengan kader di RT / RW Desa Bitung Jaya.
Kesimpulan hasil diskusi, disepakati dari tiga faktor BLUM yang menjadi prioritas
masalah adalah dari segi lifestyle.Lifestyle yang dipilih menjadi permasalahan utama
adalah kurangnya pengetahuan tentang Gizi Kurang pada Balita baik tentang pengertian
gizi kurang pada balita, apa bahaya gizi kurang pada balita, bagaimana cara
mendeteksinya, bagaimana cara mencegahnya, dan bagaimana yang harus dilakukan jika
balita sudah mengalami gizi kurang. Diharapkan dengan dilakukannya intervensi pada
faktor lifestyle dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Gizi Kurang pada Balita dan
meningkatkan kesadaran dan perilaku dalam upaya menurunkan angka kejadian Gizi
Kurang pada Balita di RT / RW Desa Bitung Jaya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 22

BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH

4.1. Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecaha Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, maka didapatkan permasalahan


yang akan diidentifikasi adalah lifestyle. Teknik pemecahan dan alternatif jalan keluar
dilakukan dengan fishbone.

Kognitif

Ibu ibu yang balitanya mengalami gizi kurangtidak paham
mengenai Gizi Kurang pada balita
Kader Gizi di desa Bitung Jaya kurang pengetahuan mengenai Gizi
Kurang pada balita

Tidak pahamnya ibu-ibu dalam meningkatkan nafsu makan anak

Lifestyle Tingginya jumlah
Penderita gizi
kurang
Kurangnya minat masyarakat Gizi kurang pada balita dianggap tidak
menghadiri posyandu dan posgizi berhubungan dengan anak perawakan pendek


Ibu dengan balita gizi kurang tidak Gizi kurang dianggap adalah hal yang
mengambil PMT di pos kesehatan biasa
desa

Psikomotor Afektif

Gambar 4. Diagram Fishbone

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 23

BAB V
PERENCANAAN INTERVENSI

5.1. Penyusunan Intervensi

5.1.1. Intervensi 1: Penyuluhan tentang gizi kurang kepada Kader posyandu dan
Ibu dari balita gizi kurangdiawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-
test pada hari Kamis, 2 Maret 2017, pukul 09:00 WIB, di Aula Kantor Desa
Bitung Jaya.

a. Kegiatan : Penyuluhan tentang gizi kurang diawali dengan pre-test dan


diakhiri dengan post-testkepada kader posyandu dan Ibu dari balita gizi kurang
di Desa Bitung Jaya.

Dasar penentuan kegiatan:


- Kurangnya pengetahuan kader posyandu dan ibu dari balita mengenai
definisi, penyebab, tanda-tanda, bahaya pada gizi kurang, dan
penanganan balita dengan gizi kurang, dan kurangnya kesadaran ibu
akan gizi pada balita.
b. Sasaran : Kader posyandu (36 orang) Desa Bitung Jaya, dan Ibu dari Balita
(61 orang)
c. Tempat : Aula Kantor Desa Bitung Jaya.
d. Indikator penilaian :Meningkatnya pengetahuan kader posyandu dan Ibu dari
balita gizi kurang di Desa Bitung Jaya dinilai dari peningkatan nilai dari pre-
test dan post-testminimal 20.

5.1.2. Intervensi 2: Demo masak variasi menu makanan yang bergizi untuk balita
gizi kurang dan membagikan resep variasi makanan untuk balita gizi kurang
yang dapat diterapkan di rumah pada hari Kamis, 2 Maret 2017 pukul 10.00
di Aula Kantor Desa Bitung Jaya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 24

a. Kegiatan : Demo masak variasi menu makanan yang bergizi untuk balita
yang murah dan mudah untuk dibuat dan membagikan resep variasi makanan
untuk balita gizi kurang yang dapat diterapkan di rumah.
Dasar penentuan kegiatan:
Ibu tidak tahu cara memvariasikan menu makanan agar balita tertarik
untuk makan.
b. Sasaran : Ibu dari balita gizi kurang (61 orang) Desa Bitung Jaya
c. Tempat : Aula Kantor Desa Bitung Jaya
d. Indikator penilaian : Seluruh (61 orang) Ibu dari balita gizi kurang Desa Bitung
Jaya menghadiri demo masak dan mendapat resep variasi makanan.

5.1.3. Intervensi 3: Pembentukan duta gizi balita disertai pemberian paket duta gizi
pada semua Ibu dari balita gizi kurang dan kader kesehatan Desa Bitung Jaya
yang hadir pada hari Kamis, 2 Maret, pukul 11:00 WIB, di Aula Kantor Desa
Bitung Jaya.

a. Kegiatan : Pembentukan duta gizi balita dan pembagian paket duta gizi yang
berisi pin duta gizi balita, 5 leaflet tentang gizi kurang, dan power point materi
penyuluhan tentang gizi kurang yang diberikan saat penyuluhan pada semua
Ibu dari balita gizi kurang yang hadir termasuk kader kesehatan Desa Bitung
Jaya.

Dasar penentuan kegiatan:


- Rendahnya minat ibu dari balita untuk menghadiri kegiatan posyandu
dan pos gizi yang diadakan di Desa Bitung Jaya.
- Belum adanya kader khusus bagian gizi di Desa Bitung Jaya.

b. Sasaran : Kader posyandu (36 orang) dan Ibu dari balita gizi kurang (61 orang)
yang hadir dalam penyuluhan dan telah mengikuti penyuluhan, pre-test, post-
test dan demo masak.
c. Tempat : Aula Kantor Desa Bitung Jaya.
d. Indikator penilaian :

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 25

- Meningkatnya minat dan kepedulian Ibu-ibu dari balita Desa Bitung Jaya
khususnya gizi kurang untuk menghadiri kegiatan posyandu dan pos gizi
yang diadakan di Desa Bitung Jaya serta dapat membagikan informasi
tentang gizi terhadap ibu-ibu dari balita lainnya.
- Termotivasinya kader posyandu untuk berbagi ilmu tentang gizi kepada
kader-kader lainnya dan Ibu-ibu dari balita di Desa Bitung Jaya.

5.1.4. Intervensi 4: Pembagian bahan makanan kering untuk makanan tambahan


untuk satu minggu dan PMT pemulihan untuk balita gizi kurang di Desa
Bitung Jaya pada hari Kamis, 2 Maret, pukul 11:00 WIB, di Aula Kantor Desa
Bitung Jaya.

a. Kegiatan : Pembagian bahan makanan kering untuk makanan tambahan


berupa biskuit yang telah disediakan di Poskesdes dan PMT pemulihanberupa
biskuit, puding melon, dan susu kotak, serta sosialisasi pada Ibu dari balita
gizi kurang untuk mengambil bahan makanan kering untuk makanan
tambahan setiap minggunya di Poskesdes Bitung Jaya.

Dasar penentuan kegiatan:


- Rendahnya kesadaran dan kepedulian ibu dari balita Desa Bitung Jaya
untuk mengambil PMT yang telah disediakan di Poskesdes.

b. Sasaran : Balita dengan gizi kurang (61 anak) di Desa Bitung Jaya
c. Tempat : Aula Kantor Desa Bitung Jaya.
d. Indikator penilaian : Balita gizi kurang (61 anak)Desa Bitung Jaya
mendapatkan bahan makanan kering untuk makanan tambahan serta PMT
pemulihan.

5.2. Log Frame Goals

5.2.1. Log Frame Goals Intervensi 1: Penyuluhan tentang gizi kurangkepada


Kader posyandu dan Ibu dari balita gizi kurang diawali dengan pre-test dan diakhiri
dengan post-test pada hari Kamis, 2 Maret 2017, pukul 09:00 WIB, di Aula Desa
Bitung Jaya.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 26

Tabel. 3. Tabel Log Frame Goals Intervensi 1
TUJUAN
KEGIATAN/ Jangka Jangka
MASUKAN Jangka Pendek
INTERVENSI Menengah Panjang
(6 minggu)
(1 tahun) (5 tahun)
1. Absensi Ibu dari Peningkatan Kader posyandu Perubahan
balita gizi kurang pengetahuan dan Ibu dari balita perilaku kader
- 3 peserta
dan kader kader posyandu gizi kurang posyandu dan
kepaniteraan
posyandu Desa danIbu dari mengaplikasikan Ibu-ibu dari
- 1 Bidan Desa
Bitung Jaya balita gizi kurang informasi yang balita di Desa
Man

2. Pembagian tentang gizi didapat pada Bitung Jaya


snack dan lembar kurang dinilai kesehariannya. terhadap gizi
pre-test. dengan balita.
2. Pengisian peningkatan nilai
lembar pre-test. minimal 20
3. Sambutan point.
Kepala Desa
BitungJaya.
4. Penyuluhan
- Rp.
kepada kader.
Money

800.000,-
5. Pengisian post-
test.
- Kertas pre- 6. Kuis berhadiah
test dan 7. Penyerahan
post-test door prize pada
- Speaker, peserta dari Ibu
laptop, LCD balita yang
- Snack mendapat undian.
- Pena
- 3 bingkisan
untuk
hadiah kuis
Material

- 1 bingkisan
untuk door
prize
- Pre-test
- Penyuluhan
- Post-test
- Kuis
Method

berhadiah
- Penyerahan
door prize

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 27

5.2.2.Log Frame Goals Intervensi 2: Demo masak variasi menu makanan yang
bergizi dan membagikan resep makanan yang dapat diterapkan untuk balita
gizi kurang pada hari Kamis, 2 Maret 2017 pukul 10.00 di Aula Kantor Desa
Bitung Jaya.

Tabel. 4. Tabel Log Frame Goals Intervensi 2


TUJUAN
KEGIATAN/ Jangka
MASUKAN Jangka Pendek Jangka Panjang
INTERVENSI Menengah
(6 minggu) (5 tahun)
(1 tahun)
- 3 peserta -Peragaan -Ibu-ibu dari Diharapkan Diharapkan
kepaniteraa membuat balita gizi kurang perubahan status seluruh balita
Man

n masakan dengan (61 orang) gizi seluruh (100%) di Desa


menggunakan mengerti (100%) balita di Bitung Jaya
bahan yang komposisi Desa Bitung terhindar dari
Money

- Rp murah dan makanan dengan Jaya yang gizi bahaya yang


70.000,- mudah dijangkau gizi seimbang dan kurang menjadi disebabkan oleh
dan bergizi di dapat gizi baik. gizi kurang
- Kompor depan Ibu-ibu memvariasikan seperti perawakan
portable dari balita gizi menu makanan pendek,
- Penggoren kurang dan kader untuk balitanya terganggunya
gan Desa Bitung agar menarik perkembangan
- Tempe Jaya. minat untuk kecerdasan dan
- Bumbu -Pembagian resep makan. menurunnya daya
bumbu variasi makanan -Seluruh Ibu-ibu tahan tubuh akibat
dapur dari balita gizi gizi kurang.
- Minyak kurang Desa
goreng Bitung Jaya
- Fotokopia mendapat resep
Material

n resep variasi masakan.


variasi -Meningkatnya
masakan nafsu makan
- Demo balita.
masak
- Pembagia
Method

n resep
variasi
masakan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 28

5.2.3. Log Frame Goals Intervensi 3: Pembentukan duta gizi balita disertai paket
duta gizi pada semua Ibu dari balita gizi kurang dan kader Desa Bitung Jaya
yang hadir pada hari Kamis, 2Maret, pukul 11:00 WIB, di Aula Kantor Desa
Bitung Jaya.

Tabel. 5. Tabel Log Frame Goals Intervensi 3


TUJUAN
KEGIATAN/ Jangka
MASUKAN Jangka Pendek Jangka Panjang
INTERVENSI Menengah
(6 minggu) (5 tahun)
(1 tahun)
- 3 peserta Pembentukan - Meningkatnya Diharapkan Diharapkan
kepaniteraa duta gizi balita minat dan seluruh (100%) seluruh (100%)
n dan penyerahan kepedulian ibu dari balita Ibu dari balita di
- 1 Bidan paket duta gizi seluruh Ibu dari dan kader Desa Bitung Jaya
Man

Desa yang terdiri dari balita Desa kader posyandu mempunyai


pin duta gizi Bitung Jaya di Desa Bitung pengetahuan yang
balita, 5 leaflet khususnya gizi Jaya baik tentang gizi
Money

- Rp gizi dan kurang untuk memperoleh pada balita.


300.000,- powerpoint menghadiri cukup informasi
materi posyandu setiap tentang gizi pada
- Pin duta penyuluhan. bulan di Desa balita.
gizi balita Bitung Jaya serta - Diharapkan
- Leaflet dapat pada posyandu
gizi menyebarkan dan pos gizi
- Powerpoi informasi tentang yang diadakan
Material

nt gizi terhadap ibu- setiap bulan di


penyuluha ibu dari balita Desa Bitung
n lainnya. Jaya dihadiri
- Termotivasinya oleh seluruh
kader untuk (100%) Ibu-ibu
berbagi ilmu dari balita
- Pembagia tentang gizi beserta
n PMT kepada kader- balitanya.
- Pembagia kader lainnya dan
n bahan Ibu-ibu dari balita
makanan di Desa Bitung
kering Jaya
Method

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 29

5.2.4.Log Frame Goals Intervensi 4: Pembagian bahan makanan kering untuk
makanan tambahan untuk satu minggu dan PMT pemulihan untuk balita gizi
kurang di Desa Bitung Jaya pada hari Kamis, 2Maret, pukul 11:00 WIB, di
Aula Kantor Desa Bitung Jaya

Tabel. 6. Tabel Log Frame Goals Intervensi 4


TUJUAN
KEGIATAN/ Jangka Jangka
MASUKAN Jangka Panjang
INTERVENSI Pendek Menengah
(5 tahun)
(6 minggu) (1 tahun)
- 3 peserta 1.Pembagian - Semua balita Diharapkan Diharapkan
kepaniteraa bahan makanan gizi kurang (61 perubahan status seluruh balita
n kering untuk anak) gizi seluruh (100%) di Desa
- 1 Bidan makanan mendapatkan (100%) balita gizi Bitung Jaya
Desa tambahan berupa PMT kurang menjadi terhindar dari
- 10 orang biskuit yang telah pemulihan gizi baik di Desa bahaya yang
kader disediakan di untuk dua Bitung Jaya. disebabkan oleh
Man

- Ibu Kepala Poskesdes serta minggu gizi kurang seperti


Desa PMT pemulihan perawakan
kedepan dan
dari dokter muda pendek,
bahan
Money

- Rp berupa biskuit, terganggunya


200.000,-
makanan
puding melon, perkembangan
kering.
dan susu kotak. kecerdasan dan
- Peningkatan
2. Sosialisasi menurunnya daya
kesadaran pada
kepada ibu dari tahan tubuh akibat
- PMT dari ibu dari balita
balita untuk gizi kurang.
poskesdes gizi kurang
mengambil bahan
- Biskuit untuk
makanan kering
- Susu mengambil
untuk makanan
kotak bahan makanan
tambahan setiap
Material

- Puding kering untuk


minggu di
makanan
Poskesdes.
tambahan yang
telah
- Pembagia disediakan
n PMT setiap
- Pembagia minggunya di
n bahan Poskesdes Desa
Method

makanan Bitung Jaya.


kering

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 30

5.3. Planing Of Action (POA)

Tabel 7. Planning Of Action


Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Rencana penilaian
Perencanaan
1 Melakukan pengumpulan Melihat situasi dan Wilayah kerja Puskesmas 8 Februari Agustinus Ditetapkan prioritas
data kondisiserta Puskesmas cikupa 2017 Anne masalah yang akan di
menentukan cikupa Annisa intervensi
prioritas masalah
2 Diskusi dengan Kepala Menetapkan Kepala Puskesmas dan 11 Agustinus Didapatkan intervensi
Puskesmas, Bida Desa, intervensi yang Puskesmas, FK UNTAR Februari Anne atas masalah
Dokter Pembimbing akan dilakukan Bidan Desa, 2017 Annisa
tentang rencana intervensi dan
pembimbing
Pengorganisasian
3 Pembagian tugas: Menetapkan tugas Dokter muda Puskesmas 11 Agustinus Ditetapkan pembagian
individu masing- UNTAR Cikupa Februari Anne masing-masing tugas
masing 2017 Annisa

Bersambung ke halaman 32

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 31

Sambungan dari halaman 31
Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana Rencana Penilaian

Permohonan Izin
4 Meminta izin pada Kepala Didapatkan ijin Kepala Puskesmas 15 Februari Agustinus Didapatkan ijin untuk
Puskesmas Sindang Jaya, untuk melakukan Puskesmas Cikupa, 2017 Anne melakukan kegiatan
Kepala Desa Bitung Jaya kegiatan intervensi Cikupa, Kepala Kepala Annisa intervensi
Desa Bitung Desa Bitung
Jaya Jaya
Pelaksanaan intervensi
5 Pretest, penyuluhan kepada Peningkatan Ibu dari balita Rp. Aula Desa 2 maret 2017 Agustinus Peningkatan pengetahuan
dengan gizi Bitung Jaya
ibu dari balita gizi kurang pengetahuan ibu- 800.000.- Anne peserta pada post-test
kurang dan
dan kader posyandu , post- ibu dan kader kader Annisa dibandingkan nilai pre-
posyandu
test. posyandu test

6 Demo masak Peningkatan Ibu - ibu dari Rp. Aula Desa 2 maret 2017 Agustinus Peserta dapat
balita gizi Bitung Jaya
pengetahuan ibu- 70.000,- Anne mengaplikasikan ilmu
kurang
ibu tentang cara marsha tentang pembuatan
membuat dan Annisa makanan tambahan dan
mengkreasikan dapat mengkreasikan
makanan tambahan makanan untuk anak
anak

Bersambung ke halaman 33

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 32

Sambungan dari halaman 32

Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana


Rencana penilaian

Pemberian bahan makanan Diharapkan balita balita gizi Rp. Aula kantor 2 Maret 2017 Agustinus
PMT terdistribusi secara
kering untuk makanan gizi kurang dapat kurang Desa 300.000 Desa Bitung Anne
rutin 1 minggu sekali bagi
tambahan dan sosialisasi mendapatkan PMT Bitung Jaya Jaya marsha
balita dengan gizi kurang
jadwal dan tempat secara rutin Annisa
pengambilan bahan Bidan Desa
makanan kering untuk Kader
PMT
6 Pembentukan duta gizi Terlaksananya 41 ibu dari Rp. Aula kantor 2 Maret 2017 Aula kantor Terlaksananya
balita dengan Desa Bitung Desa
dengan pemberian pin, 5 intervensi 300.000.- pembetukan duta gizi dan
gizi kurang Jaya Bitung Jaya
leaflet, Hardcopy materi dan 9 kader dibagikannya leaflet,
posyandu
penyuluhan kepada warga di masing-
masing wilayah rumah
duta gizi

Evaluasi
9 Evaluasi Intervensi Mengetahui Balita dengan Aula kantor 2 Maret 2017 Aula kantor Tercapainya tujuan
gizi kurang Desa Bitung Desa jangka pendek dari
tercapainya tujuan
Ibu-ibu dari Jaya Bitung Jaya intervensi yang
jangka pendek dari balita gizi Desa bitung dilakukan
kurang Jaya
intervensi yang
Kader
dilakukan posyandu

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 33

Tabel.8 . Tabel Gnatt Chart

Minggu
NO Kegiatan
2 3 4 5 6 7 8
1. Planning
Mencari baseline data
Diskusi dengan kepala puskesmas, dokter
puskesmas dan dokter pembimbing
Penetapan masalah
Rencana intervensi
2. Organizing
Pembagian tugas
3. Actuating
Meminta izin Kepala Puskesmas, Dokter
Puskesmas, Bidan Desa, Ketua RT

Pembagian undangan penyuluhan


Menyiapkan materi penyuluhan, pre-test dan post-
test
Pre-test sebelum penyuluhan
Penyuluhan tentang gizi kurang

Post-test sesudah penyuluhan


Demo Masak
Pemilihan duta gizi
Pembagian makanan tambahan dan bahan
makanan kering
4. Controlling
5. Evaluation
Menghitung hasil pre-test dan post-test
Pengolahan data

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 34

BAB VI
PELAKSANAAN INTERVENSI
6.1. Flow Chart kegiatan intervensi

Mencari data dasar Penetapan masalah Berdiskusi dengan


dokter pusesmas dan
dokter pembimbing
Melakukan mini
Observasi ke Posyandu
survey pada ibu
dan Diskusi dengan
dengan anak dengan
kader dan bidan desa
gizi kurang di poli
setempat untuk mencari
anak puskesmas
penyebab masalah

Bertemu dengan kepala desa


dan Bidan desa setempat untuk
Pembagian
minta izin dan mengkoordinasi undangan
Menyusun rencana
kegiatan penyuluhan
intervensi

Melakukan Postest Melakukan kegiatan Melakukan Pretest


peserta penyuluhan penyuluhan kader dan ibu peserta penyuluhan
balita di Aula kantor Desa

Melakukan kegiatan MONITORING


G
demo masak di Aula
kantor Desa Bitung
Jaya
EVALUASI

Melakukan pembagian Menghitung hasil pre-


PMT dan sosialisasi test, post-test, Pengolahan data
penimbangan BB hasil intervensi
pengambilan PMT di

POSKESDES

Gambar 5. Flow chart kegiatan Intervensi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 35

6.2. Deskripsi Intervensi 1: Penyuluhan tentang gizi kurang kepada Kader dan ibu-
ibu yang memiliki anak dengan gizi kurang yang diawali dengan pre-tes tdan
diakhiri dengan post-test pada hari Kamis, 2 Maret 2017, pukul 09:00 WIB, di Aula
Desa Bitung Jaya.

Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari rabu, pada tanggal 3 maret 2017 pada
jam 09.00 10.00 WIB dengan sasaran yang hadir, yaitu sebanyak 10 kader yang datang
yang berasal dari 9 posyandu dan ibu-ibu di desa bitung jaya yang memiliki balita dengan
gizi kurang . Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman kader-kader kesehatan mengenai gizi kurang, serta
diharapkan kelak kader-kader kesehatan serta ibu-ibu yang mendapatkan ilmu tentang gizi
kurang dapat mengaplikasikan ilmu mereka dan memotivasi ibu-ibu lain dalam
meningkatkan status gizi anak-anak pada Desa Bitung Jaya. Penyuluhan ini dimulai
dengan penyambutan oleh kepala Desa Bitung jaya dan dilanjutkan dengan pengisian
pretest.
Pengisian pretest dilakukan sebelum penyuluhan dimulai, kader kesehatan dan
ibu-ibu sasaran diminta untuk melakukan pengisian soal pretest selama 30 menit. Soal
pretest berisi mengenai KMS, dan pengetahuan tentang pengertian,tanda dan gejala, serta
apa yang di akibatkan oleh gizi kurang. Pretest ini dilakukan untuk melihat pengetahuan
awal dari ibu-ibu serta kader kesehatan yang ada di desa bitung jaya, lalu setelah itu
dilakukan penyuluhan dengan media Power point dan microphone serta pengeras suara.
Penyuluhan dibawakan oleh dokter muda agustinus kristantoko yang berdurasi selama 20
menit.
Setelah penyuluhan selesai dilakukan sesi tanya jawab dari penyuluhan ini dengan
tujuan memeriksa apakah ada yang kurang jelas dari penyuluhan yang dokter muda
lakukan. Setelah pengisian soal pre test selesai, dilakukan kegiatan penyuluhan.
Penyuluhan dilakukan selama 20 menit dan berisi tentang pengertian , cara memeriksa
gizi kurang, bahaya-bahaya yang di akibatkan dari kurang gizi, serta manajemen dari gizi
kurang terebut. Setelah penyuluhan selesai, kader beserta ibu-ibu yang memiliki balita gizi
kurang diminta untuk mengisi soal post test yang serupa dengan pre test selama 20 menit.
Setelah jawaban terkumpul, dilakukan penilaian dan evaluasi terhadap hasil pre test dan
post test dan data di proses dan di olah ke dalam komputer secara manual.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 36

6.2.1. Monitoring Intervensi 1
Intervensi penyuluhan di monitoring dengan cara pengisian postest yang sama
dengan pretest. Monitoring dilakukan untuk melihat apakah apa yang disampaikan oleh
dokter muda pada saat penyuluhan sudah dimengerti oleh peserta dan seberapa banyak
peningkatan pengetahuan peserta terhadap gizi kurang setelah dilakukannya penyuluhan.

6.2.2. Kendala Intervensi 1


- tidak tersedianya meja membuat kader kesulitan saat menjawab soal pretest dan
postest membuat peserta penyuluhan kesulitan untuk menulis atau menjawab
pertanyaan
- Pada saat penyuluhan berlangsung, konsentrasi pada sebagian ibu-ibu peserta
tidak terlalu baik dikarenakan anak-anak yang rewel dan menangis

6.2.3 PDCA Cycle Intervensi 1

Kader kesehatan dan ibu-sasaran dapat - Mengundang 61 ibu yang


memberikan informasi pada ibu-ibu memiliki gizi kurang
lain di desa bitung jaya. Serta - Meningkatkan pengetahuan
memotivasi ibu-ibu lain untuk datang kader kesehatan desa bitung
ke posyandu.
jaya.
Terdapat kenaikan nilai posttest
disbanding pretest sebesar 40.4 poin - Meningkatkan pengetahuan
pada ibu dari balita gizi kurang. ibu-ibu yang memiliki balita
Terdapat kenaikan nilai posttest dengan gizi kurang di desa
sebesar 29.8 pada kader . bitung jaya

- Pretest
- Absensi ibu dengan balita gizi - Penyuluhan
kurang hadir 41 orang dari 61 - Sesi pertanyaan
sasaran - postest
- 9 dari 36 orang kader
posyandu hadir dalam kegiatan.

Gambar 6. PDCA Cycle Intervensi 1

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 37

6.3. Deskripsi Proses Intervensi 2 : Demo masak dengan menggunakan bahan-
bahan makanan yang bergizi dan mudah di dapat.

Kegiatan demo masak, demo masak dilakukan pada hari rabu tanggal 2 Maret
2017 pukul 09:30-10:00 WIB yang dilakukan setelah pretest,penyuluhan dan postest.
Demo masak dilakukan oleh dokter muda Annisa dan Anne dengan sasaran ibu-ibu yang
memiliki anak degan gizi kurang di Desa Bitung Jaya. Demo masak dilakukan selama 30
menit dengan alat peraga berupa kompor, penggorengan, dan bahan-bahan dapur . Demo
masak dilakukan dengan cara memasak bahan makanan sambil menyampaikan dengan
pengeras suara cara-cara memasak dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah
didapatkan tetapi kaya akan gizi. Pada saat demo masak juga dokter muda memberikan
informasi untuk memvariasikan bentuk makanan dan kreasi penyajian makanan untuk
anak agar anak lebih tertarik untuk makan. Bahan yang digunakan pada demo masak ini
yaitu adalah tempe, yang di kreasikan menjadi bentuk bola-bola dan dimasak
menggunakan saus kuning.. Demo masak diakukan dengan tujuan memberikan informasi
kepada ibu-ibu untuk meningkatkan kreatifitas dalam menyediakan makanan agar anak
lebih tertarik untuk makan.

6.3.1. Monitoring Intervensi 2


Intervensi demo masak di monitoring dengan pemberian resep yang dapat dibawa
pulang oleh peserta agar peserta dapat terus menerapkan informasi dari demo masak yang
telah dilakukan.

6.3.2. Kendala Intervensi 2


Peserta yang duduk di kursi bagian belakang tidak dapat melihat cara
memasak .

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 38

Diharapkan ibu-ibu yang
mendapat informasi demo Melakukan demo masak
masak dapat memeberikan dengan tujuan member
informasi kepada ibu-ibu informasi kepada ibu-ibu
lainnya tentang bagaimana sasaran tentang bagaimana
Cara menyiapkan dan menyiapkan dan
mengkreasikan makanan mengkreasikan makanan
anak bagi anak secara menarik

- Demo masak denan


Ibu-ibu antusias menggunakan alat peraga
mendengarkan masak seperti kompor dan
dan melihat cara penggorengan
memasak - Pembagian resep-resep
kreasi makanan sehat untuk
anak

Gambar 7. PDCA Cycle Intervensi 2

6.4. Deskripsi Proses Intervensi 3 : Pembagian makanan tambahan pemulihan


dan bahan manakan kering untuk dua minggu kedepan

Kegiatan pembagian makanan tambahan dilakukan di aula Desa Bitung Jaya pada
tanggal 2 maret pukul 12.00 yang dilakukan sebelum acara di bubarkan. Sebelum
pembagian makanan tambahan dilakukan, dilakukan sosialisasi pengambilan bahan
makanan kering yang selalu tersedia di poskesdes yang diperuntukan bagi anak-anak
dengan gizi kurang. Sosialisasi berisi informasi bahwa tersedianya bahan makanan kering
di pos kesehatan desa dan ajakan kepada ibu-ibu untuk mengambil bahan makanan kering
seminggu sekali di pos kesehatan desa. Lalu setelah sosialisasi dilakukan, dilakukan
pemberian makanan tambahan, makanan tambahan yang diberikan berasal dari
mahasiswa kepanitraan dan dari pos kesehatan desa yang terletak disebelah aula desa.
Makanan tambahan yang diberikan dokter muda antara lain adalah susu kotak,
biscuit susu, dan pudding buah, makanan tambahan yang di berikan oleh pos kesehatan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 39

desa yaitu adalah susu kotak. Pemberian bahan makanan kering berasal pos kesehatan
desa yang bisa dikonsumsi selama 2 minggu. Kegiatan pembagian makanan tambahan
diserahkan oleh dokter muda, kader-kader kesehatan, bidan desa dan ibu kepala desa yang
dilakukan dengan cara memanggil satu persatu nama ibu-ibu peserta sesuai berdasarkan
absensi kedatangan yang diperoleh dari pendataan dan dibagikan satu per satu.

6.4.1. Monitoring Intervensi 3


Intervensi pembagian makanan tambahan dengan cara memanggil nama ibu-ibu
yang memiliki gizi kurang sesuai absen yang mana dengan tujuan memastikan bahwa
semua anak-anak yang terdata sebagai anak dengan gizi kurang mendapatkan makanan
tambahan dan bahan makanan kering untuk dua minggu kedepan

6.4.2. Kendala Intervensi 3


Tidak semua ibu-ibu dengan anak-anak gizi kurang yang terdata hadir dalam
acara penyuluhan maupun pembagian makanan tambahan.
6.4.3. PDCA Cycle Intervensi 3

untuk memberikan tambahan


Diharapkan pemberian
nutrisi bagi anak dengan gizi
makanan tambahan dan
kurang, dan memeberi contoh
bahanmakanan kering
secara rutin di
dapat
makanan yang dapat
dapatkan oleh anakanak diberikan untuk anak
. - memberi informasi ibu-ibu
dengan gizi kurang
setiap 1 mingggu sekali peserta bahwa tersedianya

bahan makanan di poskesdes
untuk diambil setiap minggu

-pembagian makanan
berdasarkan absensi Pembagian makanan
untuk memastikan siapa tambahan dan bahan
yang sudah makanan kering
mendapatkan PMT dan untuk 1 minggu
siapa yang belum

Gambar 8. PDCA Cycle Intervensi 3

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 40

6.5. Deskripsi Intervensi 4: Pembentukan duta gizi balita dengan penyerahan paket
duta gizi pada semua Ibu balita dan kader Desa Bitung Jaya yang hadir pada
hari Kamis, 2 Maret, pukul 11:00 WIB, di Aula Kantor Desa Bitung Jaya.

Kegiatan pembentukan duta gizi balita ini dilakukan pada tanggal 2 maret 2017
pukul 11.00 WIB yang bertempat di aula Desa Bitung Jaya. Kegiatan pembentukan duta
gizi ini dilakukan pada semua ibu-ibu serta kader yang datang pada acara penyuluhan gizi
yang dilakukan dokter muda. Duta gizi yang dibentuk sejumlah dengan peserta yang
datang yaitu sebesar 41 ibu-ibu yang memiliki anak dengan gizi kurang dan 9 kader desa.
Pembentukan duta gizi dilakukan sebelum pembagian makanan tambahan dan pembagian
bahan makanan dilakukan, pembentukan duta gizi ini dengan cara penyerahan satu set
duta gizi yang berisi pin yang bertuliskan duta gizi anak dan juga penyerahan leaflet
tentang gizi kurang dan soft copy dari power point penyuluhan yang dokter muda telah
sampaikan. Duta gizi bertugas untuk membagikan 5 leaflet serta membagikan informasi
yang sudah diberikan kepada ibu-ibu di wilayah rumahnya masing-masing.
Kegiatan pembentukan duta gizi ini dimaksud agar ibu-ibu dan kader-kader
kesehatan dapat menjadi duta promosi kesehatan gizi pada anak di Desa Bitung Jaya
dengan menyebarkan ilmu-ilmu yang telah di sampaikan, kegiatan ini juga bermaksud
untuk menjadi memotivasi ibu-ibu yang memiliki anak dengan gizi kurang agar lebih
perduli dengan gizi anak dan memberi semangat untuk meningkatkan status gizi anaknya.

6.5.1. Monitoring Intervensi 4


Intervensi pembentukan duta gizi anak bersifat one time event sehingga tidak
dapat di monitoring.

6.5.2. Kendala Intervensi 4


- tidak ada kendala yang didapatkan pada intervensi ini.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 41

6.5.3. PDCA Cycle Intervensi 4

Pembentukan duta gizi


Diharapkan ibu-ibu peserta anak yang dilakukan
dan kader kesehatan Desa oleh dokter muda kepada
Bitung Jaya termotivasi ibu-ibu yang memiliki
untuk membagikan ilmu anak dengan gizi kurang
tentang gizi kurang, dan yang hadir dan kader
memeberi semangat ibu posyandu desa bitung
untuk meningkatkan jaya
kesehatan gizi anak

Pembentukan duta gizi


Bersifat one dengan penyerahan satu set
time event duta gizi yang terdiri dari
Pin duta gizi, leaflet tentang
gizi kurang dan hardcopy
dari power point
penyuluhan

Gambar 9. PDCA Cycle Intervensi 4

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 42

BAB VII
HASIL INTERVENSI

7.1. Pengolahan Data


Data diperoleh melalui pre-test dan post-test yang diadakan sebelum dan sesudah
penyuluhan.

7.2. Penyajian Data


7.2.1. Intervensi 1
Kegiatan penyuluhan terhadap kader posyandudan ibu dari balita gizi kurang di
Desa Bitung Jaya dilakukan pada hari Kamis, 2 Maret 2017 di Aula Kantor Desayang
mengundang kader posyandu sejumlah 36 orang dari 9 posyandu dan Ibu dari balita yang
memiliki gizi kurang sejumlah 61 orang. Namun kegiatan hanya diikuti oleh 9 orang
(25%) kader posyandudan 41 orang (67.2%) ibu dari balita yang memiliki gizi kurang.
Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader dan ibu dari balita gizi
kurang mengenai gizi kurang dan penanganannya serta akibat yang dapat terjadi pada
balita dengan gizi kurang. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan kader posyandu dan ibu mengenai pemilihan jenis makanan yang
mengandung zat gizi dan komposisi bahan makanan yang baik untuk balita.
Pre-test dilakukan pada saat awal kegiatan sebelum penyuluhan dan post-test
dilakukan setelah penyuluhan. Soal pre-test dan post-test memiliki 13 soal mengenai hal
yang disampaikan di dalam penyuluhan. Kader dan Ibu dari balita diberikan skor 100
point jika dapat menjawab dengan benar semua pertanyaan yang terdapat di kuesioner.
Perolehan nilai pre-test dan post-test ditunjukkan dalam diagram balok sebagai berikut.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 43

Nilai Pre Test dan Post Test Ibu Balita
Gizi Kurang
34
35
JUMLAH RESPONDEN

30
25
20 17

15 10 9
10 5
4
5 1 0 2
0 0 0 0 0 0 0
0
20 - 30 30 - 40 40 - 50 50 - 60 60 - 70 70 - 80 80 - 90 90 - 100
NILAI

Pre Test Post Test

Gambar. 10. Perolehan nilai pre-test dan post test Ibu dari balita gizi kurang

Setelah dilakukan intervensi berupa penyuluhan mengenai gizi kurang pada Ibu dari
balita gizi kurang Di Desa Bitung Jaya yang hadir (41 orang) didapatkan hasil nilai post-
testrata-rata (mean) sebesar 92.1 sedangkan hasil nilaipre-testrata-rata (mean) sebesar
51.7sehingga terdapat peningkatan dari nilai rata-rata pre-testyaitu 40.4. Dengan nilai
tengah (median) post-testyaitu 92 dan pre-test 53.8. Terjadi peningkatan nilai median
sebesar 38.5.

Nilai Pre-Test dan Post-Test Kader


Posyandu
9
JUMLAH RESPONDEN

10 6
3
5 0 0 0 0 0
0
60 - 70 70 - 80 80 - 90 90 - 100
NILAI

Pre Test Post Test

Gambar. 11. Perolehan nilai pre-test dan post test Kader Posyandu

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 44

Setelah dilakukan intervensi berupa penyuluhan mengenai gizi kurang pada kader
posyandu Di Desa Bitung Jaya yang hadir (9 orang) didapatkan hasil nilai post-testrata-
rata (mean) kader sebesar 97.3, sedangkan hasil nilai pre-testrata-rata (mean) sebesar 66.6
sehingga terdapat peningkatan dari nilai rata-rata pre-testyaitu 29.8. Dengan nilai tengah
(median) post-test yaitu 100dan nilai median pre-test yaitu 61.5. Terjadi peningkatan nilai
median sebesar 30.5.
Setelah post - test diadakan kuis yang terdiri dari 3 pertanyaan, yaitu pertanyaan
tentang materi penyuluhan yang telah diberikan, Ibu yang menjawab dengan benar
pertanyaannya diberikan bingkisan.
Di akhir acara penyuluhan diberikan juga bingkisan untuk satu orang Ibu yang
memiliki nilai post-test tertinggi diantara Ibu dari balita yang lainnya.

7.2.2. Intervensi 2

Kegiatan demo masak diikuti oleh 41 orangIbu dari balita gizi kurang yang hadir
(67.2%) dari 61 orang yang diundang. Kegiatan diawali dengan membagikan resep - resep
makanan yang mengandung bahan bergizi yang murah dan mudah dijangkau untuk
diterapkan Ibu di rumah untuk balitanya serta didalamnya terdapat resep makanan yang
akan diperagakan, setelah itu dilanjutkan dengan peragaan pembuatan masakan dari
bahan tempe yaitu Bola-bola Tempe Saus Kuning, Ibu-ibu yang hadir maju ke depan
untuk melihat lebih jelas proses pembuatan masakan.Acara dilanjutkan dengan
menawarkan untuk mencicipi makanan yang telah diperagakan.

7.2.3. Intervensi 3

Kegiatan pembentukan duta gizi balita disertai dengan penyerahan paket duta gizi
yang terdiri dari pin duta gizi balita, 5 buah leaflet tentang gizi kurang dan powerpoint
penyuluhan untuk bekal mereka membagikan ilmu yang diperoleh saat penyuluhan
kepada ibu-ibu dari balita di wilayah masing-masing diberikan pada 9 orang (25%) kader
posyandu yang hadir dan 41 orang (67.2%) Ibu dari balita yang hadir dari 36 orang kader
posyandu dan 61 orang Ibu dari balita gizi kurang yang diundang.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 45

7.2.4. Intervensi 4

Kegiatan pembagian bahan makanan kering untuk satu minggu dan PMT
pemulihan diikuti oleh peserta sejumlah 41 orang (67.2%) dari jumlah yang diundang
yaitu 61 orang. Peserta dipanggil berdasarkan daftar hadir untuk maju kedepan dan
diberikan bahan makanan kering untuk makanan tambahan dari Poskesdes berupa biskuit
dan PMT pemulihan dari dokter muda berupa biskuit, puding dan susu kotak. Dan
disosialisasikan juga untuk mengambil bahan makanan kering untuk makanan tambahan
setiap minggunya seperti yang dibagikan disediakan di Poskesdes Desa Bitung Jaya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 46

BAB VIII
EVALUASI KEGIATAN

Tabel 9. Evaluasi program Intervensi 1


Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan
A. Masukan
1. Man
Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada
Bidan desa 1 orang 1 orang Tidak ada
2. Money Tersedia dana Rp 800.000,- Tidak ada
- Snack Rp 1000.000,-
- Doorprize
-lembar kuisioner
-Pena
3. Material
Proyektor 1 buah 1 buah Tidak ada
Laptop 1 buah 1 buah Tidak ada
LCD 1 buah 1 buah Tidak ada
Pengeras suara 1 buah 1 buah Tidak ada
Kertas pre-test dan post-test untuk 97 lembar 194 lembar Tidak ada
warga
Snack untuk peserta 97 kotak 100 kotak Tidak ada
4. Method
Melakukan pre-test Didapatkan hasil Dilakukan Tidak ada
Melakukan penyuluhan gizi kurang Penyuluhan Dilakukan Tidak ada
dilakukan
Melakukan tanya jawab Ada peserta yang Ada Tidak ada
bertanya
Melakukan post-test Didapatkan hasil Ada Tidak ada
Peningkatan nilai jawaban dari Terdapat Ada Tidak ada
peserta penyuluhan peningkatan nilai
dibanding pre-test
Bersambung ke halaman 48

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 47

Sambungan dari halaman 47
Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan
B. Proses
1. Planning
Merencanakan jadwal dan tempat Jadwal sudah Dilakukan Tidak ada
penyuluhan disusun dan tempat
sudah ditentukan
Merencanakan persiapan alat alat Alat-alat sudah Dilakukan Tidak ada
yang dibutuhkan disiapkan
Merencanakan isi materi Isi materi Dilakukan Tidak ada
penyuluhan penyuluhan sudah
disiapkan
Merencanakan pembuatan pre-test Sudah disiapkan Dilakukan Tidak ada
dan post-test
Merencanakan pemilihan snack Snack sudah Dilakukan Tidak ada
disiapkan
Merencanakan pemilihan doorprize doorprize sudah Dilakukan Tidak ada
disiapkan
Merencanakan pemilihan bingkisan bingkisan sudah Dilakukan Tidak ada
disiapkan
2. Organizing
Pembagian tugas masing masing Tugas sudah Dilakukan Tidak ada
dokter muda dibagikan
Dokter muda mencari materi Diperoleh materi Dilakukan Tidak ada
tentang gizi kurang tentang hiperetensi
Dokter muda mencari materi pre- Diperoleh materi Dilakukan Tidak ada
test, post-test desain pre-test dan
post-test
Dokter muda menyiapkan snack,bingkisan dan Dilakukan Tidak ada
snack,bingkisan dan doorprize doorprize telah siap
Permohonan izin mengadakan Mendapatkan izin Didapatkan Tidak ada
penyuluhan pada kepala desa

Bersambung ke halaman 49

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 48

Sambungan dari halaman 48

Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan


3. Actuating
Melakukan pre-test Pre-test Dilakukan Tidak ada
dilakukan
Melakukan penyuluhan tentang Penyuluhan Dilakukan Tidak ada
gizi kurang dilakukan
Melakukan sesi tanya jawab Ada peserta Ada Tidak ada
yang bertanya
Melakukan post-test Post-test Dilakukan Tidak ada
dilakukan
4. Controlling
Dokter muda saling membantu Dokter muda Dilakukan Tidak ada
bila terdapat hambatan tugas saling
saat pelaksanaan membantu jika
terdapat
hambatan
Masing-masing dokter muda Masing-masing Dilakukan Tidak ada
bertanggung jawab terhadap tugas dilakukan
tugas yang diberikan
Mengevaluasi jawaban pre-test Memasukkan Dilakukan Tidak ada
dan post-test data hasil pre-
test dan post-
test
3. Output
Meningkatnya pengetahuan Didapatkan Dilakukan Tidak ada
warga tentang hipertensi hasil

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 49

Tabel .10. Evaluasi program Intervensi 2
Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan
A. Masukan
1. Man
Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada
2. Money Tersedia dana Rp 35.000,- Tidak ada
- Gas portable Rp 100.000,-
- Bahan masakan (tempe)
- Bumbu dapur
3. Material
Kompor gas 1 buah 1 buah Tidak ada
Penggorengan 1 buah 1 buah Tidak ada
Bahan masakan (tempe) 1 buah 1 buah Tidak ada
Pengeras suara 1 buah 1 buah Tidak ada
4. Method
Melakukan demo masak Demo masak Dilakukan Tidak ada
dilakukan
Melakukan tanya jawab Ada peserta yang Ada Tidak ada
bertanya
B. Proses
1. Planning
Merencanakan jadwal dan tempat Jadwal sudah Dilakukan Tidak ada
demo masak disusun dan tempat
sudah ditentukan
Merencanakan persiapan alat alat Alat-alat sudah Dilakukan Tidak ada
yang dibutuhkan disiapkan
Merencanakan resep yang akan di Resep masakan Dilakukan Tidak ada
masak sudah dipilih
Merencanakan persiapan bahan untuk Bahan sudah Dilakukan Tidak ada
memasak disiapkan
Merencanakan pemberian copy resep Copy sudah Dilakukan Tidak ada
disiapkan
2. Organizing
Pembagian tugas masing masing Tugas sudah Dilakukan Tidak ada
dokter muda dibagikan
Bersambung ke halaman 51

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 50

Sambungan dari halaman 50
Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan
Dokter muda mencari materi Diperoleh materi Dilakukan Tidak ada
tentang cara memasak makanan tentang cara
memasak
Dokter muda menyiapkan copy dari Copy resep sudah Dilakukan Tidak ada
resep masakan untuk dibawa siap
pulang peserta
Permohonan izin mengadakan Mendapatkan izin Didapatkan Tidak ada
demo masak kepada kepala desa
3. Actuating
Melakukan demo masak Demo masak Dilakukan Tidak ada
dilakukan
Melakukan sesi tanya jawab Ada peserta yang Ada Tidak ada
bertanya
4. Controlling
Dokter muda saling membantu bila Dokter muda saling Dilakukan Tidak ada
terdapat hambatan tugas saat membantu jika
pelaksanaan terdapat hambatan
C. Output
Meningkatnya pengetahuan warga Warga mengetahui Dilakukan Tidak ada
tentang cara mengkreasikan cara memasak dan
makanan untuk anak menkreasikan
makanan untuk
anak

Tabel. 11. Evaluasi program Intervensi 3


Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan
A. Masukan

1. Man

Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada

Bersambung ke halaman 52

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 51

Sambungan dari halaman 51
Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan

2. Money Tersedia dana Rp 500.000,- Tidak ada


- Fotocopy bahan Rp 500.000,-
penyuluhan
- Leaflet
- Pin Duta Gizi
3. Material
Fotocopy bahan penyuluhan 97 Lembar 100 Lembar Tidak ada
Leaflet 485 Lembar 500 Lembar Tidak ada
Pin Duta Gizi 61 buah 70 buah Tidak ada
Absensi 1 lembar 1 lembar Tidak ada
Microphone 1 buah 2 buah Tidak ada
4. Method
Melakukan pemanggilan peserta Melakukan Melakukan Melakukan
berdasarkan absen pemanggilan peserta pemanggilan pemanggilan
berdasarkan absen peserta peserta
berdasarkan berdasarkan
absen absen
Melakukan pembagian Set Duta gizi Pembagian set duta Dilakukan Tidak ada
gizi dilaksanakan
Memberi penjelasan dan instruksi Instruksi tugas-tugas Dilakukan Tidak ada
tugas-tugas menjadi seorang duta duta gizi dijelaskan
gizi
B. Proses
1. Planning
Merencanakan pemberian materi Materi tugas-tugas Dilakukan Tidak ada
tugas-tugas duta gizi duta gizi sudah dibuat

Merencanakan pemberian paket Paket duta gizi telah Dilakukan Tidak ada
duta gizi disiapkan disiapkan
2. Organizing
Pembagian tugas masing masing Tugas sudah Dilakukan Tidak ada
dokter muda dibagikan
Bersambung ke halaman 53

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 52

Sambungan dari halaman 52
Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan
Dokter muda menyiapkan paket duta Paket duta gizi sudah Dilakukan Tidak ada
gizi siap
Permohonan izin mengadakan Mendapatkan izin Didapatkan Tidak ada
pembentukan duta gizi

3. Actuating
Pemanggilan nama peserta Pemanggilan menurut Dilakukan Tidak ada
berdasarkan absen absen dilakukan

Penyerahan paket duta gizi kepada Penyerahan pakett duta 50 peserta Ada
seluruh peserta gizi kepada 97 peserta mendapatkan
paket duta gizi
Pemberian Instruksi tugas-tugas duta Instruksi tugas duta gizi Dilakukan Tidak ada
gizi disampaikan

4. Controlling
Dokter muda saling membantu Dokter muda saling Dilakukan Tidak ada
bila terdapat hambatan tugas saat membantu jika
pelaksanaan terdapat hambatan
C. Output
Ibu-ibu yang tidak datang ke acara 485 ibu-ibu di desa Belum -
penyuluhan dapat mendapatkan
bitung jaya dilakukan
informasi tentang gizi kurang
mendapatkan
informasi tentang
gizi kurang

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 53

Tabel 12. Evaluasi program Intervensi 4
Variabel Tolak Ukur Data Kesenjangan
A. Masukan
1. Man
Dokter muda 3 orang 3 orang Tidak ada
Bidan Desa 1 orang 1 orang
Kader 36 orang 9 orang 27 orang
Ibu kepala desa 1 orang 1 orang Tidak ada
2. Money Tersedia dana Rp 200.000,- Tidak ada
- PMT pemulihan Rp 500.000,-
-bahan makanan kering untuk 2
minggu
3. Material
Lembar Absen 1 buah 1 buah Tidak ada
Biskuit untuk 1 minggu 61 buah 61 buah Tidak ada
(POSKESDES)
Biskuit 61 buah 70 buah Tidak ada
Susu UHT 61 buah 70 buah Tidak ada
Puding susu 61 buah 70 buah Tidak ada
4. Method
Melakukan pemanggilan peserta Melakukan Dilakukan Tidak ada
berdasarkan absen pemanggilan peserta
berdasarkan absen
Melakukan pembagian PMT Pembagian PMT Dilakuan Tidak ada
dilaksanakan
B. Proses
1. Planning
Merencanakan pemberian Makanan tambahan Dilakukan Tidak ada
makanan tambahan yang akan sudah dipilih
dipilih
Merencanakan pembuatan Absensi peserta Dilakukan Tidak ada
absensi peserta sudah dibuat
Bersambung ke halaman 55

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 54

Sambungan dari halaman 54
2. Organizing
Pembagian tugas masing Tugas sudah Dilakukan Tidak ada
masing dokter muda dibagikan
Dokter muda menyiapkan kertas Kertas absensi sudah Dilakukan Tidak ada
absensi peserta pembagian siap
makanan tambahan
Permohonan izin mengadakan Mendapatkan izin Didapatkan Tidak ada
pembagian PMT
3. Actuating
Pemberian informasi tentang Pemberian informasi Dilakukan Tidak ada
jadwal pengambilan PMT dilakukan
Memanggil nama peserta sesuai Pemanggilan Dilakukan Tidak ada
absen menurut absen
dilakukan
Pemberian makanan tambahan Pemberian makanan Dilakukan Tidak ada
pemulihan dan bahan makanan tambahan pemulihan
kering untuk 1 minggu dilakukan

4. Controlling
Dokter muda saling membantu Dokter muda saling Dilakukan Tidak ada
bila terdapat hambatan tugas saat membantu jika
pelaksanaan terdapat hambatan
C. Output
61 balita gizi kurang mendapatkan 61 balita gizi kurang 41 balita gizi Ada
PMT pemulihan dan bahan mendapatkan PMT kurang
makanan kering pemulihan dan bahan mendapatkan
makanan kering PMT pemulihan
dan bahan
makanan kering
Ibu-ibu yang memiliki balita gizi 61 ibu dengan balita Didapatkan Tidak ada
kurang mengetahui jadwal dan gizi kurang mengetahui

tempat pengambilan bahan jadwal dan tempat


pengambilan PMT
makanan kering di POSKESDES

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 55

BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Kesimpulan
1. Masalah utama di wilayah kerja Puskesmas Cikupa, Kabupaten Tangerang
periode Februari 2016 sampai Agustus 2016 yaitu peningkatan jumlah balita gizi
kurang dari 43 kasus di Februari 2016 menjadi 61 kasus di Agustus 2016dengan
jumlah balita gizi kurang terbanyak di Desa Bitung Jaya, Kecamatan Cikupa,
Kabupaten Tangerang.

2. Masalah masalah penyebab tingginya jumlah balita gizi kurang di wilayah kerja
Puskesmas Cikupa, Desa Bitung Jaya adalah kurangnya pengetahuan kader
kesehtan danibu dari balita tentang gizi kurang pada balitayang meliputi
pengertian gzi kurang, penyebabnya, tanda dan gejala, pencegahan, dan bahaya
dari gizi kurangserta kurangnya kepedulian ibu-ibu dari balita untuk datang ke
posyandu dan mengikuti acara acara penyuluhan serta kurangnya kepedulian
bagi ibu yang mempunyai balita gizi kurang untuk mengambil PMT pemulihan
setiap minggunya yang telah disediakan di Poskesdes.
3. Intervensi sebagai bagian dari alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan
adalah:
Intervensi I : Penyuluhan
Intervensi II : Demo masak serta pembagian resep variasi makanan bagi balita
gizi kurang
Intervensi III: Pembentukan 50 Duta Gizi Balita, serta pembagian paket
duta gizi balita yaitu pin duta gizi balita, leaflet tentang gizi kurang, dan
power point penyuluhan.
Intervensi IV: Pembagian PMT pemulihan

4. Hasil dari intervensi I IV yang telah dilakukan adalah :


Dari hasil penyuluhan terhadap 9 orang kader kesehatan dan 41 orang Ibu
dari balita gizi kurang Desa Bitung Jaya dapat disimpulkan adanya
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 56

peningkatan pengetahuantentang gizi kurang pada balita dari rata-rata hasil
nilai pre-test kader posyandu dari nilai 66.6 menjadi 97.3, dan Ibu dari balita
gizi kurang dari rata-rata hasil nilai pre-test dari nilai 51.7 menjadi 92.1.
Dari kegiatan demo masak dan pembagian resep variasi makanan
didapatkan hasil 41 orang peserta yang hadir antusias untuk memperhatikan
demo masak dan membaca-baca resep variasi makanan yang telah
dibagikan.
Dari pembentukan 50 Duta Gizi Balita, bertugas membagikan ilmu yang
telah didapat dari penyuluhan serta 5 leaflet tentang gizi kurang, didapatkan
hasil 50 peserta mendapatkan paket duta gizi berupa pin duta gizi balita, 5
leaflet yang harus dibagikan dan mendapatkan powerpoint tentang materi
peyuluhan gizi kurang.
Dari pembagian bahan makanan kering untuk seminggu dan PMT
pemulihan, didapatkan hasil 41 peserta yang mempunyai balita dengan gizi
kurang yang hadir mendapatkan PMT pemulihan dan bahan makanan
kering.

9.2. Saran

9.2.1. Saran bagi Kader posyandu dan Ibu dari Balita di Desa Bitung Jaya

Mendatangi dan aktif dalam kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulan.
Mendatangi dan aktif dalam acara-acara penyuluhan yang diadakan di Desa
Bitung Jaya.
Mendatangi dan aktif dalam kegiatan pos gizi yang diadakan pada akhir bulan
setiap bulannya.
Kader dan Ibu balita yang telah dibentuk menjadi duta gizi untuk aktif
membagikan ilmunya pada setiap Ibu yang mempunyai balita di
lingkungannya masing-masing dengan membagikan leaflet dan memberikan
informasi yang bersumber dari materi penyuluhan tentang gizi kurang yang
telah diberikan.
Kader rutin melaporkan jumlah gizi kurang kepada bidan desa maupun
Puskesmas setiap bulannya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 57

Ibu dari balita gizi kurang rutin setiap minggunya untuk mengambil bahan
makanan kering untuk makanan tambahan yang telah disediakan di Poskesdes.
Kader lebih memotivasi Ibu balita untuk datang ke posyandu dan memberikan
makanan bergizi kepada anaknya.

9.2.2. Saran bagi Puskesmas Cikupa:

Mengadakan penyuluhan tentang gizi kurang secara berkala.


Menyediakan kurva WHO ataupun CDC untuk mengetahui status gizi saat
pemeriksaan di poli anak.
9.2.3. Saran bagi Tim selanjutnya:

Melakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan untuk menilai


efektivitas, manfaat serta tujuan jangka menengah maupun jangka panjang.
Memantau perkembangan jumlah balita gizi kurang di Desa Bitung Jaya.
Melakukan penimbangan balita yang telah mendapatkan bahan makanan
kering dan PMT pemulihan agar mengetahui apakah terjadi perbaikan status
gizi dengan intervensi yang telah dilakukan.
Melanjutkan program intervensi terhadap balita gizi kurang pada lokasi lain di
wilayah kerja Puskesmas Cikupa.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 58

DAFTAR PUSTAKA

1. Unicef Indonesia. Ringkasan Kajian: Gizi Ibu dan Anak. Jakarta: 2012.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
2013.
3. Unicef. Nutrition, Survival, and Development: What is Undernutrition. A Report
Card on Nutrition. 2007.
4. Atmawkarta A. Prevalensi Gizi Kurang Balita sampai dengan Tahun 2025.
Jakarta: Bappenas. 2007.
5. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Banten: Perbaikan Gizi Balita.
Banten. 2010.
6. Puskesmas Cikupa. Profil Puskesmas Cikupa Tahun 2016. Banten: Puskesmas
Cikupa; 2016.
7. Budiningsih S, Prihartono J, Kekalih A. Buku Keterampilan Klinis Ilmu
Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI.
2014.
8. Bennet F.J. Diagnosis Komunitas dan Program Kesehatan. Jakarta: Yayasan
Essentia Medica; 1987.
9. MB A dr. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Ed. 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2014.
10. [Internet]. 1st ed. 2012 [cited 8 March 2017]. Available from:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Pedoman-Penggunaan-
KMS_SK-Menkes.pdf
11. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
1998.
12. Sutomo B. Makanan Untuk Balita. Jakarta: PT. Primamedia Pustaka. 2008.
13. [Internet]. 1st ed. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2012 [cited
9 February 2017]. Available from: http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2012/05/Panduan-PMT-Balita-dan-Bumil-BOK-4-Jan-2012.pdf
14. [Internet]. 1st ed. Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2011 [cited 9
February 2017]. Available from: http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2012/05/BUKU-GIZI-BURUK-I-2011.pdf

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 59

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pre-test, post-test

LEMBAR KUISIONER PENGETAHUAN GIZI KURANG DESA BITUNG


JAYA,CIKUPA

Nama kepala keluarga:


Nama responden :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Pendidikan :
Jumlah anak :
Agama :

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar!
1. Apa pengertian dari gizi kurang?

a) Makan banyak tetapi tidak gemuk

b) Makan sedikit tetapi gemuk

c) Makanan yang dimakan sesuai kebutuhan

d) Makanan yang dimakan kurang dari kebutuhan

2. Bagaimana cara untuk mengetahui status gizi pada anak ?

a) Dari grafik di KMS

b) Hanya dari berat badan

c) Hanya dari tinggi badan

d) Dari asupan makanan sehari-hari

3. Menurut ibu, apakah balita perlu ditimbang setiap bulan ?

A. Tidak perlu B. Perlu Alasan ______________________


4. Apakah guna dari KMS ? manakah jawaban yang salah?

a) Mengetahui status gizi anak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 60

b) Mengetahui pertumbuhan anak setiap bulan

c) Mengetahui perkembangan anak setiap bulan

d) Mengetahui berat badan sesuai umur

5. Pada KMS bagaimana gambar grafik untung pertumbuhan yang tidak baik?

A. bila BB bulan ini tetap dibanding bulan lalu, sehingga grafik di KMS
mendatar.

B. Bila garis pertumbuhan terus meningkat mengikuti garis median atau warna
hijau

6. Sampai usia berapakah anak ditimbang setiap bulan ?

A. kurang dari 5 tahun B. 5 tahun


7. Berapa lama sebaiknya bayi diberi ASI saja tanpa makanan apapun?

a) 3 bulan c) 6 bulan

b) 5 bulan d) 9 bulan

8. Sampai usia berapa bayi sebaiknya diberi ASI?

a) 9 bulan b) 1 tahun c) 2 tahun


9. Sebutkan yang ibu ketahui apa saja hal yang menjadi penyebab gizi buruk? (
beri tanda pada jawaban yang benar,jawaban dapat lebih dari 1)

i) Balita yang mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan.


j) Balita yang mendapat ASI hingga usia 2 tahun
k) Anak yang menderita penyakit tertentu dalam waktu lama (diare,TB)
l) Anak yang sering main diluar
m) Balita tidak mendapatkan ASI Ekslusif sebelum usia 6 bulan.
10. Sebutkan tanda dan gejala gizi kurang apa saja yang ibu ketahui ?

( beri tanda pada jawaban yang benar,jawaban dapat lebih dari 1)


h) Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal
pada KMS
i) Anak banyak gerak
j) Anak cengeng dan rewel
k) Anak tidur dengan nyenyak
l) Wajah pucat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 61

11. Sebutkan apa yang dapat di akibatkan oleh keadaan gizi kurang?

( beri tanda pada jawaban yang benar,jawaban dapat lebih dari 1)


f) Anak menjadi mudah terserang penyakit
g) Perkembangan kecerdasan terganggu
h) Anak sering kelaparan
i) Anak menjadi lebih sering gigit-gigit kuku
12. Sebutkan prinsip pemberian nutrisi pada gizi kurang?

a) Mengandung zat tenaga

b) Mengandung zat pembangun

c) Mengandung zat pengatur

d) Mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur

13. Apa kiat-kiat dalam membangun selera makan anak yang anda ketahui?

Beri tanda ( ) pada jawaban yang anda ketahui


Berikan makan dalam porsi besar agar anak cepat kenyang

puji anak bila mau mengunyah dan menelan makanannya dengan

baik.

Berikan minum yang banyak agar anak nafsu makan

Upayakan makan bersama, misal dengan keluarga/teman

Hindari bahan makanan yang anak tidak suk

Libatkan anak dalam menyiapkan makanan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 62

Lampiran 2. Perolehan nilai pre-test post-test

Hasil Pre-test dan Post-test Ibu ibu peserta penyuluhan


No Nama Pre-test Post-test Peningkatan Keterangan
1 AS 38,5 92 53,5 Meningkat
2 AA 46 92 46 Meningkat
3 AN 53,8 92 38,2 Meningkat
4 AAd 53,8 84,6 30,8 Meningkat
5 AP 53,8 92 38,2 Meningkat
6 AR 61,5 100 38,5 Meningkat
7 DA 46 92 46 Meningkat
8 DI 61,5 92 30,5 Meningkat
9 E 30,8 84,6 53,8 Meningkat
10 FT 53,8 92 38,2 Meningkat
11 H 46 92 46 Meningkat
12 IN 46 92 46 Meningkat
13 IT 46 84,6 38,6 Meningkat
14 KH 53,8 92 38,2 Meningkat
15 LL 53,8 100 46,2 Meningkat
16 LI 61,5 92 30,5 Meningkat
17 MA 61,5 84,6 23,1 Meningkat
18 MAr 46 84,6 38,6 Meningkat
19 NA 61,5 77 15,5 Tidak meningkat
20 NN 46 92 46 Meningkat
21 NU 53,8 92 38,2 Meningkat
22 PA 38,5 92 53,5 Meningkat
23 PT 46 92 46 Meningkat
24 RV 61,5 100 38,5 Meningkat
25 R 61,5 100 38,5 Meningkat
26 RS 61,5 100 38,5 Meningkat
27 SK 23 92 69 Meningkat
28 SM 53,8 92 38,2 Meningkat
29 S 53,8 92 38,2 Meningkat
30 SA 61,5 100 38,5 Meningkat
31 SE 53,8 92 38,2 Meningkat
32 SAr 53,8 92 38,2 Meningkat
33 SJ 53,8 92 38,2 Meningkat
34 SK 46 92 46 Meningkat
35 SM 46 92 46 Meningkat
36 SL 61,5 100 38,5 Meningkat
37 SH 53,8 92 38,2 Meningkat
38 SI 53,8 100 46,2 Meningkat
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 63

39 V 53,8 92 38,2 Meningkat
40 WA 53,8 92 38,2 Meningkat
41 YN 53,8 84,6 30,8 Meningkat
TOTAL 2120,4 3776,6 1656,2
MEAN 51,7 92,1 40,4
MEDIAN 53,8 92 38,5
Sumber : Hasil perhitungan penulis

Rekapitulasi hasil Pre-test dan Post-test ibu-ibu peserta penyuluhan


Variabel Total Mean Median
Nilai pre-test 51,7 53,8
Nilai post-test 92,1 92
Peningkatan pengetahuan 40,4 38,5
Meningkat 40 (97,6%)
Tidak meningkat 1 (2,4%)
Sumber : Hasil perhitungan penulis

Hasil Pre-test dan Post-test kader posyandu


No Nama Pre-test Post-test Peningkatan Keterangan
1 AN 61,5 100 39,5 Meningkat
2 AP 61,5 92 30,5 Meningkat
3 CI 77 100 23 Meningkat
4 DL 61,5 100 39,5 Meningkat
5 DR 61,5 92 30.5 Meningkat
6 EC 61,5 100 30.5 Meningkat
7 ER 77 100 23 Meningkat
8 FE 61,5 92 30,5 Meningkat
9 HR 77 100 23 Meningkat
TOTAL 600 876 209
MEAN 66,6 97,3 29,8
MEDIAN 61,5 100 30,5
Sumber : Hasil perhitungan penulis

Rekapitulasi hasil Pre-test dan Post-test Kader Posyandu


Variabel Total Mean Median
Nilai pre-test 600 66,6 61,5
Nilai post-test 876 97,3 100
Peningkatan pengetahuan 209 29,8 30,5
Meningkat 9 (100%) - -
Tidak meningkat - - -
Sumber : Hasil perhitungan penulis

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 64

Lampiran 3. Surat undangan penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 65

Lampiran 4. Power point penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 66

Lampiran 5. Contoh resep makanan untuk balita gizi kurang

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 67

Lampiran 7. Peserta mengerjakan Pre-test
Lampiran 6. Sambutan Kepala
Desa Bitung Jaya

Gambar No. Dokter Muda melakukan penyuluhan

Lampiran 8. Dokter muda melakukan penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 68

Lampiran 10. Peserta mencicipi
masakan
Lampiran 9. Dokter muda
melakukan kuis

Lampiran 11. Dokter muda melakukan demo masak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 69

Lampiran 12. Dokter muda melakukan absensi

Lampiran 13. Pembentukan dan penyerahan paket duta


gizi

Lampiran 14. Ibu Kepala Desa ikut membagikan PMT pemulihan


dan bahan makanan kering untuk makanan tambahan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 Januari 18 Maret 2017 70

You might also like