You are on page 1of 48

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

PEMBANGUNAN KESEHATAN
MENUJU
INDONESIA SEHAT

Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K)

RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL REGIONAL TIMUR


MAKASSAR, 9-12 MARET 2015
1
1971
MENTERI KESEHATAN
PROYEKSI PENDUDUK
REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA 2010 2035
BERTAMBAH
Mencapai 305 juta di
2035
1980 Proporsi remaja besar
Proporsi lanjut usia naik

MASUK PADA ERA DIGITAL DAN


TEKNOLOGI

TANTANGAN
2010
Usia Ketahanan Pangan dan
produktif Energi
adalah Penyediaan lapangan
Kelompok kerja.
rentan Pergeseran pola penyakit
dan komposisi penduduk
Pelestarian Lingkungan 2
Tantangan: Agenda
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA Pembangunan Pasca-2015
MDGs yang 1 Mengakhiri Kemiskinan

belum tercapai 2
Memberdayakan Anak Perempuan, Kaum Perempuan
dan Pencapaian Kesetaraan Gender
Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Penerapan Belajar
3
Seumur Hidup

4 Menjamin Hidup Sehat


Menjamin Ketahanan Pangan dan Gizi
5
Baik

+
Menjamin Tersedianya Akses Air Bersih
6
dan Sanitasi
7 Membangun Ketahanan Energi Berkelanjutan

Menciptakan Lapangan Kerja, Penghidupan


8
Berkelanjutan, dan Pertumbuhan Berkeadilan
Mengelola Aset Sumber Daya Alam secara
9
Berkelanjutan
Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang
10
baik dan efektif
Menjamin Kehidupan Bermasyarakat yang Aman dan
11
Damai

Menciptakan Lingkungan Global yang Kondusif


12 3
sebagai Katalisator Pembiayaan Jangka panjang
MENTERI KESEHATAN
SITUASI KONDISI INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA

4
PERUBAHAN BEBAN PENYAKIT
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA 1990 2010 DAN 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BEBAN PENYAKIT DI INDONESIA
1990 2000 2010

Cedera Penyakit Penyakit


Cedera Cedera menular
menular Penyakit
menular

7% 9%
8%
33%
37% 43%
56%
49%
58%

Penyakit
tidak Penyakit Penyakit
menular tidak tidak
menular menular

6
TANTANGAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pencapaian angka kematian


MDGs dan angka kemiskinan
Post 2015 angka kesakitan Derajat
kesehatan
rakyat yg
setinggi-
akses pelayanan tingginya
Implementasi Pelayanan yang terstruktur
JKN Pelayanan yang efisien &
efektif

7
RAKERKESNAS WILAYAH TIMUR 10 PROVINSI
MENTERI KESEHATAN
Seluruh Sulawesi, Maluku, Malut, Papua & Papua Barat
REPUBLIK INDONESIA

Nakes belum memadai


Populasi: 10 % total
dalam segi jumlah, distribusi
penduduk Indonesia
dan pendayagunaan
Penduduk tersebar di
wilayah luas, kepulauan dan Masih terdapat disparitas
pegunungan akses antar provinsi
Akses & informasi kurang terhadap pelayanan
kesehatan

Alamat website gis : http://gis.kemkes.go.id


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
IPKM PROVINSI 2013

9
Tantangan Kesehatan di Regional Timur
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELOMPOK Kesehatan Perilaku Penyakit


INDIKATOR Balita
Kespro Yankes
Kesehatan
PTM
Menular
Kesling

Sulut 0.6615 0.4836 0.3670 0.4048 0.5441 0.7572 0.5808


Sulteng 0.6015 0.3847 0.2573 0.3401 0.5618 0.7223 0.5547
Sulsel 0.6210 0.3961 0.4466 0.4018 0.5312 0.7242 0.5498

Sultra 0.5979 0.3927 0.2596 0.3967 0.6454 0.7686 0.5520

Gorontalo 0.6117 0.4750 0.3579 0.3771 0.5810 0.7514 0.4633

Sulbar 0.5781 0.3760 0.3162 0.4107 0.6703 0.7388 0.4486

Maluku 0.5770 0.3272 0.2532 0.3685 0.6617 0.7582 0.5331


Maluku Utara 0.5885 0.3760 0.2421 0.3784 0.6678 0.7995 0.4633
Papua Barat 0.5805 0.3405 0.3189 0.3849 0.6907 0.7794 0.4469
Papua 0.5667 0.3206 0.2780 0.3352 0.7095 0.6602 0.2498

NASIONAL 0,6114 0,4756 0,3808 0,3652 0,6267 0,7507 0,5430

10
CONTOH KERUGIAN EKONOMI AKIBAT PENYAKIT
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

No Penyakit Perhitungan Kerugian (RP)

1 Filariasis Rata-rata prevelansi : 4,7 %


Jumlah penduduk berisiko : 102.279.736 Rp. 13,2 T /
orang Tahun
Jumlah penduduk terinfeksi : 4.897.148
Asumsi total kerugia per kasus
(berdasarkan UMR 2013) : 2.753.368/
tahun

2 HIV + Jumlah kasus 2012 : 591.823


Hari produkif hilang : 1,575
Jumlah hari produktif yang hilang dari Rp. 51.5 T / Tahun
semua kasus HIV : 932.121.225
Jumlah hari tidak produktif sebenarnya :
626.484.858
Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) :
79.000
MENTERI KESEHATAN
CONTOH KERUGIAN EKONOMI AKIBAT PENYAKIT
REPUBLIK INDONESIA

No Penyakit Perhitungan Kerugian (RP)


3 AIDS Jumlah kematian ODHA (50%) :
295.911,50 Rp. 350 T
Tahun yg hilang : 35
Total tahun produktif hilang : 10.356.903
Total hari produktif hilang :
3.780.269.413
Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) :
79.000
Kerugian kematian akibat HIV-AIDS (Rp)
: 298.641.283.587.500
4 Malaria Total kasus malaria yg berobat dg ACT (2012) :
417.000 Rp. 366 M/ Tahun
Jumlah kasus malaria dimasyarakat : 1.237.389
Hari produktif yang hilang : 5
Jumlah hari produktif yang hilang : 6.186.944
Jumlah hari tidak produktif sebenarnya : 4.640.208
Pendapatan rata rata UMR per hari (Rp) : 79.000
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM INDONESIA SEHAT

13
VISI DAN MISI PRESIDEN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

TRISAKTI:
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR

Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik;


Berkepribadian dlm budaya
UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup
Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA KERJA


PROGRAM INDONESIA PROGRAM INDONESIA
PROGRAM INDONESIA
PINTAR SEHAT SEJAHTERA

PARADIGMA PENGUATAN
SEHAT YANKES JKN

DTPK
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma Penguatan JKN


Sehat Yankes
Program
Program Benefit
Program
Peningkatan Akses Sistem pembiayaan:
Pengarusutamaan terutama pd FKTP asuransi azas
kesehatan dalam Optimalisasi Sistem gotong royong
pembangunan Rujukan Kendali Mutu &
Promotif - Preventif Peningkatan Mutu Kendali Biaya
Sasaran: PBI & Non
sebagai pilar utama
Penerapan pendekatan
PBI
upaya kesehatan Tanda
continuum of care
Pemberdayaan kepesertaan
masyarakat Intervensi berbasis
risiko kesehatan
KIS
(health risk)
PEMBANGUNAN KESEHATAN
MENTERI
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA 2015-2019
STATUS TARGET
NO INDIKATOR AWAL 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
a. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 346 (2010) 306
b. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013) 24,0
c. Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita (persen) 19,6 (2013) 17,0
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada 32,9 (2013) 28,0
anak baduta (bawah dua tahun) (persen)

2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular


a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245
b. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,50
c. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300
d. Tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4
e. Prevalensi obesitas penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4 (2013) 15,4
f. Prevalensi merokok penduduk usia < 18 tahun 7,2 (2013) 5,4
PEMBANGUNAN KESEHATAN
MENTERI
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA 2015-2019
STATUS TARGET
NO INDIKATOR AWAL 2019
3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu Puskesmas 0 (2014) 5.600
yang tersertifikasi akreditasi
b. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu RSUD 10 (2014) 481
yang tersertifikasi akreditasi nasional
c. Presentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen 71,2 (2013) 95
imunisasi dasar lengkap pada bayi
4 Meningkatnya Perlindungan Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat Serta
Sumber Daya Kesehatan
a. Persentase kepesertaan SJSN kesehatan (persen) 51,8 (Okt. 2014) Min 95
b. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga 1.015 (2013) 5.600
kesehatan
c. Persentase RSU kabupaten/kota kelas C yang memiliki tujuh 25 (2013) 60
dokter spesialis
d. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014) 90,0
e. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARADIGMA SEHAT

18
SASARAN PERUBAHAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA PARADIGMA SEHAT (1)

NO SASARAN BENTUK PERUBAHAN YG DAMPAK


DIHARAPKAN

1 Penentu Pemangku Kepentingan 1.Menjadikan kesehatan sebagai


Kebijakan memperhatikan dampak arus utama pembangunan
Lintas kesehatan dari kebijakan yg
2.Meningkatkan peran lintas sektor
Sektor diambil baik di hulu maupun
dalam pembangunan kesehatan
di hilir

2 Tenaga Terlaksananya paradigma 1. Promotif preventif merupakan


kesehatan sehat di setiap lini aspek utama dalam setiap upaya
pelayanan kes. dan kesehatan (program PHBS,
mengupayakan agar : Kesling, Promkes, KIA, gizi &
Orang sehat tetap sehat lainnya)
dan tidak menjadi sakit
2. Meningkatnya kemampuan nakes
Orang sakit menjadi sehat
dlm hal promotif preventif
Orang sakit tidak menjadi
lebih sakit 19
SASARAN PERUBAHAN PARADIGMA SEHAT (2)
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

NO SASARAN BENTUK PERUBAHAN YG DAMPAK


DIHARAPKAN

3 Institusi Penerapan standar mutu & 1. Peningkatan mutu pelayanan


Kesehatan standar tarif dlm pelayanan kesehatan
kpd masyarakat 2. Berkompetisi lebih fair dlm
soal mutu & tarif di dalam
memberikan pelayanan yg
terbaik bagi masyarakat

4 Masyarakat Masyarakat harus merasa 1. Terlaksananya PHBS di keluarga


bahwa kesehatan adalah & masyarakat
harta berharga yg harus 2. Masyarakat aktif sbg kader &
dijaga terlaksananya Kegiatan
pemberdayaan masyarakat
(Posyandu, Poskesdes, Posbindu,
Desa Siaga dll)
Menkes utk Rakerkeswil Barat 20
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PENGUATAN PELAYANAN
KESEHATAN

21
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

PENGUATAN
DUKUNGAN
PENINGKATAN PENINGKATAN REGIONALISASI DINKES
LINTAS
AKSES MUTU RUJUKAN KAB/KOTA, PR
SEKTOR
OVINSI

a) Pemenuhan a) Penyediaan a) Sistem a) Sosialisasi a) Dukungan


tenaga NSPK/SOP Rujukan Regulasi
b) Peningk sarana b) Peningkatan b) Advokasi
Regional b) Dukungan
pelayanan kemampuan Infrastruktur
dan Provinsi c) Capacity
primer nakes (transportasi,
Building
c) Pemenuhan c) Program b) Sistem listrik, air, ko
prasarana Rujukan munikasi)
Dokter
pendukung Nasional
Layanan c) Dukungan
d) Inovasi
Primer pendanaan
pelayanan di
terpencil & d) Program
sangat Akreditasi
Terpencil FKTP

22
LOKASI 149 KAB/KOTA TERPILIH
MENTERI KESEHATAN
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
REPUBLIK INDONESIA

Jumlah Provinsi : 27
Jumlah kab/kota DTPK : 99 Jumlah Puskesmas di 149 Kab/Kota terpilih : 3.525
Jumlah Kab/Kota Prioritas Perbatasan : 48 - Puskesmas Rawat Inap : 1.150,
Jumlah Kab/Kota Prioritas MDG's : 64
- Puskesmas Non Rawat Inap : 2.375 :
- Jumlah Puskesmas di daerah prioritas : 124
Jumlah Kab/Kota dengan IPKM Rendah (SD -1) : 51
yang berbatasan dengan negara tetangga
Menkes utk Rakerkeswil Barat 23
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Nusantara Sehat
Intervensi berbasis-tim
Tertinggal,
Perbatasan di layanan kesehatan
dan primer
Kepulauan 44 Kabupaten, 120
Puskesmas 24
MENTERI KESEHATAN
PETA GUGUS PULAU
REPUBLIK INDONESIA
RENCANA PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
(NAKES BERBASIS TIM)
2015 2019
Jml Jml Kab/ Jml Puskes- Jml Nakes
Tahun
Prov Kota mas (K)

2015 16 44 120 960

2016 17 54 130 1.040

2017 18 59 140 1.120

2018 19 64 150 1.200

2019 20 69 160 1.280


Menkes utk Rakerkeswil Barat 26
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
110 RS RUJUKAN REGIONAL

RS RUJUKAN REGIONAL (= 110 RS)


RS KELAS A 3 RS
RS KELAS B 48 RS
RS KELAS C 52 RS
Menkes utk Rakerkeswil Barat 27
RS KELAS D 7 RS
14 RS RUJUKAN NASIONAL DAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
20 RS RUJUKAN PROVINSI

Menkes utk Rakerkeswil Barat 28


STRATEGI UNTUK PEMENUHAN SPESIALIS
4 DASAR DAN 3 PENUNJANG
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1 Program PPDSBK

Penugasan melalui PTT dan Residen Senior


2

33 Pengangkatan melalui PNS

Sister Hospital
4

29
KETERSEDIAAN DAN TATAKELOLA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
OBAT-PERBEKKES
KESEHATAN: URUSAN WAJIB YG
TERKAIT
PELAYANAN DASAR MONITORING PEMILIHAN /
Pemerinta
Pemerintah
Pemerintah
Daerah
h Daerah & EVALUASI SELEKSI
Pusat Kabupate
Provinsi
n/Kota
PEMBERDAYAAN MASY.
UPAYA KESEHATAN
SDM KESEHATAN

FARMASI, ALKES,

TATA KELOLA
MAKANAN

PENGGUNAAN OBAT- PERENCANAAN


PERBEKKES
TERPADU

- LP-LPO
- E-logistic
DISTRIBUSI PENGADAAN

KETERSEDIAAN OBAT:
- Pusat: Obat Program Nasional
- Pemda: Obat PKD dan obat program
nasional (dalam kondisi tertentu)
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
APA BERIKUTNYA?

Terus tidak
mempertahankan seorang pun
momentum tertinggal di
MDGs hingga belakang
tahap terakhir

2015
MDGs Pasca-2015
Pembangunan Berkelanjutan
ISU TERKAIT SDM KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1.Jumlah masih kurang, dari 9.655 Nakes per 100.000 penduduk


Puskesmas: Jenis
Status Target 2019
804 puskesmas tanpa dokter
Dokter Umum 39,5 45
2.850 puskesmas tanpa tenaga gizi
4.233 puskesmas tanpa tenaga asisten Dokter Gigi 4,3 13
apoteker
5.244 puskesmas tanpa tenaga analis Perawat 89,9 180

2.Distribusi tidak merata, daerah-daerah Bidan 49,9 120


tertentu akan tetap sulit memenuhi kebutuhan
nakes 4. Sebaran SDM Kesehatan Tahun 2013
3.Mutu belum memadai
D3 (November
D3 2013)
Ners dr drg
Keperawatan Kebidanan

Rata2 48.0 43.0 41.1 65.8

Tertinggi 77.8 73.3 72.2

Terendah 13.3 10.0 7.8

Skor
44.0 37.5 40.1 62.0 53.8
kelulusan
32
Lulus 63.0 % 67.5 % 53.5% 71.3 % 76.0%
RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
RASIO TENAGA DOKTER SPESIALIS PER 100.000
MENTERI KESEHATAN
PENDUDUK TAHUN 2014
REPUBLIK INDONESIA
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PENYELENGGARAAN
JKN

37
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KARTU TANDA PESERTA JKN

*) Sambil proses penggantian kartu berlangsung,


Kartu identitas kepesertaan JKN tetap berlaku
38
INTEGRASI BEBERAPA SKEMA JAMINAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
MENJADI JKN (1 JANUARI 2014)
REPUBLIK INDONESIA

Askes
16,3
(PNS, Pens PNS)
Juta 8,1
Jamsostek Juta
(Pekerja sektor formal)
Jamkesmas 86,4 Juta
(penduduk miskin)
4,5
Jamkesda 4,2
Juta
Juta

TNI/Polri Pool tunggal, Pembayar tunggal:


Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), dikelola oleh BPJS Kesehatan
Semua masyarakat Indonesia berhak mendapat JKN untuk mencapai tujuan Pelayanan
Universal pada 2019. Program JKN merupakan loncatan besar untuk penyatuan
(pooling) dana
PERLUASAN PESERTA 2015 &
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PROYEKSI KEPESERTAAN 2014-2019

RINCIAN PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK & TARGET


NO JUMLAH Proyeksi Jumlah Penduduk dan Target Peserta JKN 2014-2019
KEGIATAN PESERTA JKN 2014-2019

TAMBAHAN PBI JKN


1. 1.831.816 jiwa
KIS 2015

a. Bayi baru lahir dari


orang tua peserta 950.400 jiwa
PBI
b.
Narapidana/tahana 32.409 jiwa Tahun %-peserta
n miskin 2014 51%
2015 60%
c. PMKS 849.007 jiwa 2016 70%
2017 80%
BESARAN PREMI/ Supply Side 2018 90%
2. Rp. 19.225,-
IURAN PER ORANG Readiness 2019 95%

ALOKASI ANGGARAN 2014 2015 2016 2017 2018 2019


PBI JKN KIS DARI Penduduk (Jiwa) 252,164,800 255,461,700 258,705,000 261,890,900 265,015,300 268,074,600
3. Rp. 422.6 milyar
APBN-P 2015 (point 1 Peserta JKN(Jiwa) 128,000,000 153,277,020 181,093,500 209,512,720 238,513,770 254,670,870
x point 2 x 12 bln) 40
POTENSI FRAUD DALAM JKN &
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
UPAYA PENCEGAHAN SERTA PENINDAKAN

BPJS Kesehatan BPJSK: Evaluasi PKS


Aparat hukum

Pemetaan Membangun Deteksi,


Potensi Program Pengawasan Penindakan
Pencegahan dan Evaluasi

Kemenkes, Dinkes
(BUK, Itjen, P2JK)
Kemenkes: Itjen
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

ARAHAN

42
FAKTOR DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Perumahan
Pangan Air (air bersih, Energi (fosil,
dan lingkung-
( laut,darat) sanitasi, irigasi) terbarukan)
an sehat
43
SINERGI DAN HARMONISASI
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pemerintah
Prov Kab/Kota

Nilai Sosial
Bersama
komunitas
Sektor Akademisi &
Swasta Masy. Madani

44
1. sosialisasi JKN
Promosi Djamoe 2. Team Base
KESEHATAN
MENTERI
MENTERI Perlindungan produk makanan import
KESEHATAN 3. Puskesmas bergerak
REPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA
Pengaturan bahan berbahaya untuk 4. Pembangunan puskesmas di 50
makanan dan minuman wilayah
Koordinasi perdagangan barang dan 5. PP yg terkait SPM bid kesehatan
jasa MEA 6. Integrasi data adm kependudukan

KEMENDAGRI

1. SIK dgn pemanfaatan


Nusantara Internet
1. Materi PHBS untuk KEMENDAG KEMITRAAN KEMKOMINFO eXchange (NIX)
2. Sistem Penanggulangan

2.
guru
Revitalisasi UKS
Pengarusutaman Gawat Darurat Terpadu
(nomor panggil 119)
3.
4.
GERAKAN PMT-AS
Paket kegiatan rutin
Kesehatan dalam 3. Tenaga IT di Kemkes
4. Assessment aplikasi
anak sekolah Pembangunan pendukung pelayanan
publik
5. Regulasi pendirian SMK

KEM DESA,PDT
KEMENDIKDASMEN
1. Infrastruktur pendukung (bangunan
1. Akses ke fasyankes Primer fisik, jalan, air bersih, sarpras
2. Saran air bersih dan sanitasi komunikasi)
3. Perumahan untuk Nakes KEMEN PU & 2. Sistem keamanan secara khusus untuk
4. Pembangunan kawasan kumuh PR wilayah perbatasan
dengan program Kesehatan 3. Bidang usaha kecil yg terjamin & sehat
untuk wilayah transmigrasi baru.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA SAKA BAKTI HUSADA
> 20 juta anggota Pramuka
sebagai agent of change di
kalangan kaum muda.
Entry Point pembudayaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

46
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
LANGKAH LANGKAH
1. PAHAMI secara utuh konsep pembangunan nasional dan
pembangunan kesehatan
2. SINKRONISASI dan SINERGIKAN sumberdaya pembangunan
Nasional dan Daerah sesuai kewenangan yang ada.
3. Cari PELUANG KESEMPATAN untuk pengembangan INOVASI
pendayagunaan sumberdaya yang ada.
4. Semangat MELAYANI dan INTEGRITAS PROFESI Kesehatan;
hindari FRAUD dan pastikan TATAKELOLA PROGRAM,
TATAKELOLA KEUANGAN dilakukan dengan BAIK dan BENAR.
5. Daerah wajib melaksanakan SPM, tanpa meninggalkan
program prioritas nasional.
6. IMPLEMENTASIKAN penguatan layanan kesehatan berdasarkan
prinsip continuum of care sesuai dengan program Indonesia
Sehat.
47
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

48

You might also like