Professional Documents
Culture Documents
Venus telah menjadi perhatian banyak kebudayaan sejak lama. Para penduduk suku Maya
menjadikan Venus sebagai penanda waktu dalam sistem kalendernya karena mereka dapat
hitung dan prediksikan kemunculannya yang periodik bergantian di langit timur dan barat.
Seperti juga Merkurius, Venus juga awalnya salah diidentifikasi oleh beberapa kebudayaan
sebagai 2 objek yang berbeda ketika ia muncul bergantian di timur dan di barat. Misalnya ada
yang menyebutnya Eosphorus ketika muncul di pagi hari (ada juga yang menyebutnya
sebagai Lucifer) dan Hesperus ketika muncul di sore hari.
Di tahun 1600-an ketika masyarakat ramai mencibir teori/model alam semesta heliosentris
(karena saat itu yang sedang populer adalah teori/model geosentris), Venus menjadi salah
satu objek kunci yang membantah geosentrisme. Pengamatan Galileo terhadap Venus
menggunakan teleskop menunjukkan bahwa Venus memiliki fase sebagaimana halnya Bulan.
Fakta ini menegaskan bahwa Venus mengelilingi Matahari, berbeda dengan pandangan
Ptolemius dan penganut geosentrisme yang mengira Venus dan Matahari mengelilingi Bumi.
Karena apabila begitu, Venus tidak akan menunjukkan perubahan fase. Ditambah dengan
beberapa bukti pengamatan lainnya di tahun-tahun sesudahnya, geosentrisme pun semakin
tergeser.
Jaman semakin modern dan pengamatan Venus pun semakin banyak dilakukan. Pengetahuan
kita tentang planet ini juga bertambah. Awalnya Venus dikatakan planet yang paling mirip
dengan Bumi karena ukurannya hampir sama dengan Bumi dan atmosfernya yang cukup
tebal. Tetapi kemudian diketahui bahwa kondisi Venus sebenarnya terlalu ekstrim bagi
kehidupan. Temperatur rata-ratanya mencapai 460 derajat Celcius, rekor tertinggi di tata
surya. Bahkan Merkurius yang lebih dekat ke Matahari kalah panas dari Venus.
Jawaban dari misteri penyebab panasnya Venus adalah kandungan utama atmosfernya.
Dominasi karbondioksida di udara Venus (mencapai 95%) menyebabkan terjadinya efek
rumah kaca yang berkelanjutan. Panas Matahari yang diserap atmosfer kemudian dipantulkan
oleh permukaan. Tetapi panas hasil pantulan itu dipantulkan balik oleh awan karbondioksida
yang tebal. Karena tidak ada panas yang dapat keluar dari planet Venus, udara di Venus pun
memanas secara kontinu.
Fase Venus hanya bisa diamati dalam heliosentrisme (Sumber: telescope1609.com)
Arah rotasi Venus yang terbalik itu biasa disebut dengan istilah retrograde alias searah
dengan putaran jarum jam jika kita melihatnya dari kutub utara ekliptika. Namun kini
diketahui bahwa sebenarnya kutub rotasinyalah yang terbalik. Inklinasi kutub utara rotasi
Venus terhadap kutub utara ekliptika adalah 179 derajat, sangat besar dibandingkan Bumi
yang hanya 23,5 derajat saja. Penyebab inklinasi sebesar ini diduga adalah karena ada benda
besar yang menabrak Venus di awal pembentukannya dulu.
Misi yang berhasil pertama kali dalam meneliti Venus adalah pengiriman wahana Mariner 2
oleh Amerika Serikat di tahun 1962, setelah Mariner 1 gagal saat peluncuran. Wahana Mariner
2 tersebut melintas-dekat Venus dari jarak sekitar 34.000 km dan memberikan informasi
berharga tentang tingginya temperatur permukaan Venus, sekaligus memusnahkan harapan
bagi manusia untuk menggunakan Venus sebagai tempat tinggal kedua.
Setelah misi Mariner 2 itu, ada banyak misi lainnya yang meraih kesuksesan. Seperti Venera 3
yang menjadi wahana yang pertama kalinya masuk ke atmosfer planet lain, Venera 7 yang
berhasil mengirimkan data untuk pertama kalinya dari permukaan planet lain, dan Pioneer
Venus Orbiter yang mengorbit dan meneliti Venus selama 13 tahun sejak 1978.
Pengiriman wahana ke Venus itu sendiri menjadi salah satu tonggak penting dalam
penjelajahan tata surya. Keberhasilan terbang lintas-dekat Venus kemudian diikuti dengan
keberhasilan yang sama di Mars. Perlahan tapi pasti semua planet pun akhirnya berhasil
diamati dari dekat. Pendaratan wahana di Venus dan Mars juga menarik untuk ditunggu
kelanjutannya, siapa tahu salah satu atau bahkan keduanya bisa diubah menjadi planet yang
ramah bagi kehidupan suatu saat nanti.
http://duniaastronomi.com/2012/10/mengenal-venus-planet-yang-paling-terang/