You are on page 1of 16

Yang dapat dikatakan alat optic dalam kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut :

1. Mata
a. Pengertian Mata
Mata dapat melihat sebuah benda karena adanya pantulan berkas cahaya dari
sebuah benda yang menuju mata. Pada mata terdapat lensa yang berfungsi untuk
mengatur bayangan benda agar tepat jatuh di retina. Karena mata bekerja berdasarkan
pada prinsip pembiasan lensa, maka mata adalah sebuah alat optik.
b. Bagian-bagian Mata

Keterangan:
1. Kornea, merupakan lapisan terluar dari mata yang bersifat kuat dan tembus cahaya.
2. Aqueous humor, merupakan cairan di antara kornea dan lensa mata.
3. Lensa kristalin, lensa mata yang berperan penting mengatur letak bayangan agar tepat
jatuh di bintik kuning.
4. Iris, selaput yang membentuk celah lingkaran di tengah-tengahnya. Iris memberikan
warna pada mata dan berfungsi untuk mengatur besar-kecil pupil untuk membatasi
jumlah cahaya yang masuk.
5. Pupil, celah yang dibentuk oleh iris berfungsi sebagai tempat masuk cahaya.
6. Otot mata, otot yang menyangga lensa kristalin dan mengatur besar kecilnya lensa.
7. Vitreus humor, cairan bening yang mengisi rongga mata.
8. Retina, lapisan pada dinding belakang bola mata tempat bayangan dibentuk.
9. Bintik kuning, lengkungan pada retina yang merupakan bagian yang paling peka pada
retina.
10. Syaraf optik, penerus rangsang cahaya dari retina ke otak.
c. Proses Pembentukan Bayangan pada Mata

Pada saat mata melihat sebuah benda yang dekat, lensa mata akan berkontraksi
menjadi lebih cembung. Sedangkan pada saat melihat benda-benda di kejauhan, lensa
mata berelaksasi sehingga lensa mata menjadi semakin pipih. Hal itu dilakukan agar
bayangan benda tepat jatuh di daerah sekitar bintik kuning pada retina. Kemampuan lensa
mata untuk berkontraksi dan berelaksasi disebut daya akomodasi mata. Mata dapat
melihat dengan jelas jika letak benda dalam jangkauan penglihatan, yaitu di antara titik
dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh mata (punctum remotum). Titik dekat
mata (punctum proximum) adalah titik terdekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh
mata dengan berakomodasi maksimum. Titik jauh mata (punctum remotum) adalah
titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata tanpa berakomodasi.
Mata normal (emetropi) memiliki titik dekat pada jarak 25 cm dan titik jauh pada
jarak tak berhingga
d. Cacat Mata
Cacat mata dapat terjadi jika titik jauh dan titik dekat bergeser dari titik jauh dan titik
dekat pada mata normal (mata emetrop). Ada tiga macam cacat mata yang disebabkan
oleh bergesernya titik jauh atau titik dekat, yaitu rabun jauh (miopi), rabun dekat
(hipermetropi), dan mata tua (presbiopi).
1) Rabun jauh
Rabun jauh terjadi jika titik jauh dan titik dekat lebih dekat dibandingkan pada
mata normal yang dikarenakan lensa mata terlalu kuat dalam berakomodasi sehingga
bayangan benda jatuh di depan retina. Miopi disebabkan karena jarak fokus lensa
mata terlalu pendek (lensa mata terlalu cembung).Agar bayangan dapat jatuh tepat di
retina harus menggunakan lensa cekung (lensa negatif).

Daya lensa kaca mata yang diiperlukan adalah


PM =
100
PM = daya lensa kaca mataPR untuk miopi (dioptri), PR = punctum remotum (cm).
2) Rabun Dekat
Rabun dekat terjadi jika titik jauh dan titik dekat lebih jauh dibandingkan pada
mata normal yang dikarenakan lensa mata terlalu lemah berakomodasi sehingga
bayangan benda jatuh di belakang retina. Hipermetropi disebabkan karena jarak fokus
lensa mata terlalu panjang (lensa mata terlalu pipih). Agar bayangan dapat jatuh tepat
di retina harus menggunakan lensa cembung (lensa positif).
PH = daya lensa kaca mata untuk hipermetropi (dioptri),
PP = punctum proximum (cm), dan s = jarak benda (cm).

3) Mata Tua (Presbiopi)


Mata tua merupakan mata normal (emetrop), namun otot-otot lensa mata tidak
dapat berkontraksi dengan maksimal dikarenakan usia lanjut sehingga pada mata tua,
titik dekat lebih jauh dibanding dengan mata normal dan titik jauhnya tetap berada di
tak terhingga. Oleh karena itu penderita presbiopi harus menggunakan kacamata
bifokal, yaitu kaca mata yang berfungsi ganda untuk melihat jauh dan dekat.
Perbandingan letak titik jauh dan titik dekat pada jenis-jenis cacat mata :

Pembentukan bayangan pada mata: (a) normal, (b) Miopi, (c) Hipermetropi
Selain dari tiga cacat mata tersebut, terdapat cacat mata yang lain yang
disebut astigmatisma. Cacat mata ini terjadi karena kornea tidak berbentuk bola,
namun lebih condong ke satu arah. Penderita astigmatisma tidak dapat melihat
garis-garis vertikal dan horizontal secara bersamaan.

2. Kacamata
Untuk membantu mereka yang cacat mata, dapat digunakan alat optik yang disebut
dengan kacamata. Kacamata adalah lensa yang terbuat dari kaca untuk membantu lensa mata
dalam membentuk bayangan agar tepat pada retina.
Cacat mata miopi dapat dibantu dengan kacamata lensa negatif (bikonkaf), cacat mata
hipermetropi dan presbiopi dapat dibantu dengan kacamata lensa positif (bikonveks),
sedangkan untuk cacat mata astigmatisma dapat dibantu dengan kacamata silindris atau
kacamata toris, yaitu kacamata dengan lensa yang tidak sama kuat dalam segala arah.

Penggunaan lensa pada mata: (a) Miopi (b) Hipermetropi

Karena pada penderita presbiopi titik jauhnya tetap, maka penderita presbiopi hanya
menggunakan kacamata pada saat akan melihat benda-benda dekat. Biasanya penderita
presbiopi bersamaan dengan miopi, yaitu titik dekatnya terlalu jauh dan titik jauhnya terlalu
dekat. Untuk kasus seperti ini dapat digunakan kacamata bifokal, yaitu kacamata dengan
menggunakan lensa positif dan negative yang digabungkan.

Kaca mata bifocal

3. Lup
a. Sejarah Penemuan Lup
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus
yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak di dalam titik fokus lup
itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan jarak titik fokus lup ke
lensa lup tersebut. Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, nyata, dan diperbesar. Lup
ditemukan oleh seorang dari Arab bernama Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham. Abu Ali
Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham lahir (Basra,965 Kairo 1039),
dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, ia adalah seorang
ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan,
dan filsafat.
Alhazen banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah
memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop.Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau
dikenali dengan nama Alhazen. Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H
bersamaan dengan 965 Masehi. Ia memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum
dilantik menjadi pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama
berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke
Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan
menumpukan perhatian pada penulisan. Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya
berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan
beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran Sungai Nil serta menyalin buku-
buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang
cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
b. Pengertian Lup
Lup merupakan sebuah lensa cembung yang digunakan untuk melihat benda-
benda yang kecil agar tampak lebih jelas. Benda diletakkan antara lup dan titik fokusnya,
sehingga bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Mata akan
melihat bayangan yang dibentuk oleh lup dengan berakomodasi maksimum jika
bayangan tersebut berada pada titik dekat mata. Benda harus diletakkan di titik fokus lup
agar bayangan benda dapat dilihat oleh mata tanpa berakomodasi
c. Bagian-bagian Lup
Lup merupakan alat optic yang sangat sederhana, namun sangat membantu dalam
proses pengamatan yang mudah dan praktis.
1. Tangkai Lup
Tangkai atau pegangan lup digunakan pengamat untuk memegang Lup Pada
proses penggunaanya. Tangkai ini dapat dipisahkan dengan lingkaran Pegangan
Lensa.
2. Skrup Pengendali
Skrup penghubung ini berfungsi menghubungkan antara tangkai Lup
dengan kepala Lup, berupa logam tipis yang juga berfungsi menguatkan pegang
an kepala Lup terhadap Lensa cembungnya
3. Kepala/bingkai Lup
Lingkaran penuh yang digunakan sebagai bingkai dari Lensa cembung
pada Lup. Bingkai ini mirip dengan bingkai kacamata yang memegang Lensa, akan
tetapi bingkai kepala Lup berupa Lingkaran penuh.
4. Lensa Cembung Lup
Lup menggunakan lensa cembung, yang berfungsi memperbesar benda yang
berukuran kecil sehingga tampak besar.
d. Proses Pembentukan Bayangan Pada Lup
Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata
tak berakomodasi.

e.
Pembentukan Bayangan Pada Mata Berakomodasi Maksimum

Pembentukan Bayangan Pada Mata Tak Berakomodasi


Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk
berada pada jarak baca normal (sn) yaitu 25 cm. Oleh karena itu, perbesaran bayangan
pada lup dapat dituliskan M = s/ s , karena s = 25 cm, maka perbesarannya menjadi M =
25 / s.
Lup terbuat dari sebuah lensa cembung, sehingga persamaan lup sama dengan persamaan
lensa cembung.
Perbesaran Bayangan (M) :
Untuk mata berakomodasi maksimum s = -25 cm (tanda negative (-) menunjukan
bayangan di depan lensa sehingga diperoleh :
Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar Untuk mata tak
berakomodasi, bayangan terbentuk di tak terhingga (s = ) sehingga perbesaran
bayangan yang dibentuk lup untuk mata tak ber-akomodasi adalah sebagai berikut

5. Mikroskop

6. Teropong atau Teleskop


a. Pengertian Teropong atau Teleskop
Teropong atau teleskop adalah alat untuk mengumpulkan cahaya, menguatkannya,
dan mengumpulkannya pada satu tempat, kata teleskop dapat dipecah menjadi tele
yang berarti jauh dan scope berarti melihat, sehingga teleskop dapat diartikan
melihat objek-objek jauh. Teropong atau teleskop digunakan sebagai alat untuk melihat
benda yang letaknya jauh. Teropong atau teleskop merupakan alat pengamatan yang
berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari
benda yang diamati dan teropong adalah alat paling penting dalam pengamatan
astronomi.
b. Sejarah Teropong atau Teleskop
Pada tahun 1608, Teleskop pertama kali ditemukan oleh Hans Lipperhey, seorang
pembuat lensa Belanda. Ia menemukan bahwa menyusun dua lensa dengan jarak tertentu
membuat benda tampak lebih dekat. Ia telah mengajukan hak paten atas penemuannya
namun ditolak. Di tahun 1609, Galileo yang
mendengar kabar tentang ditemukannya teleskop dan
dia langsung membuat beberapa buah sendiri dan
mengarahkannya ke langit malam. Dengan bantuan
teleskop ia menguatkan teori heliosentrisnya, yaitu
bahwa seluruh planet di tata surya mengelilingi
matahari. Hal ini menentang kepercayaan gereja yang
menyatakan semua benda langit mengelilingi bumi.
Ketika Galileo hendak menerbitkan penemuannya ia
hampir dibakar oleh para petinggi gereja namun
akhirnya dipenjarakan di rumahnya seumur hidup. Setahun setelah itu, Galileo berhasil
menerbitkan penemuannya secara diam-diam pada bulan Maret tahun 1610. Galileo
menjadi orang yang diberikan penghargaan atas penemuannya karena ialah yang dengan
detail mengungkapkan hasil-hasil penemuan teleskop lewat tulisannya walaupun ia
sendiri mengaku bahwa ia bukanlah orang yang pertama kali menciptakan teleskop.
Pada tahun 1610, Galileo yang awalnya menciptakan alat berdasarkan temuan
Lippershey. Teleskop pertamanya memiliki pembesaran 8 kali lipat. Ia terus mengasah
lensanya hingga akhirnya berhasil diperoleh pembesaran 32 kali lipat. Dengan
teleskopnya, ia mengamati fase-fase planet Venus, empat bulan Jupiter, cincin Saturnus
(saat itu istilah cincin pada planet belum dikenal), dan bintik-bintik matahari. Galileo
bahkan melakukan pengukuran terhadap bayangan-bayangan di Bulan yang
membawanya pada kesimpulan bahwa gunung-gunung yang ada di permukaan bulan jauh
lebih tinggi daripada yang ada di Bumi.
Teleskop ciptaan Galileo serupa dengan teleskop yang digunakan untuk
pertunjukan opera yang fungsi utamanya adalah memperbesar objek. Pengaturan
lensanya memiliki kekurangan dalam batasan pembesaran yang bisa diperoleh. Galileo
hanya bisa melihat tidak lebih dari seperempat bagian bulan tanpa memindahkan
teleskopnya. Meski begitu konsep Galileo ini masih menjadi panutan teleskop generasi
berikutnya. Inilah yang dikenal dengan nama teleskop refraksi atau refraktor, yaitu
teleskop yang mempergunakan lensa untuk membengkokkan cahaya.
Tahun 1704, Sir Issac Newton mengumumkan dibuatnya konsep baru dalam
desain teleskop. Newton menyatakan bahwa lensa dapat memecah cahaya putih menjadi
spektrum cahaya yang membentuknya hingga menyebabkan sesuatu yang disebut
lenturan kromatik, yaitu lingkaran cahaya kemerahan di sekitar objek yang dilihat dengan
menggunakan cermin. Newton menghindari masalah tadi dalam teleskop rancangannya
dengan memakai cermin lengkung yang digunakan untuk mengumpulkan sinar dan
memancarkan kembali ke titik fokusnya. Cermin pemantul itu bertindak sebagai
semacam keranjang pengumpul cahaya dimana semakin besar keranjang, semakin banyak
cahaya yang bisa dikumpulkan. Teleskop Newton ini disebut teleskop refleksi atau
reflektor.
Dari akhir 1800an hingga kini ada persaingan dalam membuat teleskop refraktor
terbesar. Pada tahun 1897, teleskop refraktor terbesar di dunia saat itu adalah refraktor
102 cm milik Observatorium Yerkes di Amerika Serikat. Di tahun 1928, teleskop
refraktor gandaDari akhir 1800an hingga kini ada persaingan dalam membuat teleskop
refraktor terbesar. Pada tahun 1897, teleskop refraktor terbesar di dunia saat itu adalah
refraktor 102 cm milik Observatorium Yerkes di Amerika Serikat. Di tahun 1928,
teleskop refraktor ganda Zeiss dengan diameter lensa 60 cm yang digunakan di
Observatorium Bosscha, Lembang, menduduki peringkat kedua sebagai teleskop
refraktor terbesar.Tahun 1946, diciptakan refraktor 66 cm milik Observatorium Mount
Stromlo di Australia. Teleskop ini menjadi yang terbesar kedua menggeser Bosscha
namun teleskop ini telah musnah akibat kebakaran yang melanda Observatorium Mount
Stromlo pada 2003 lalu. Sementara itu, refraktor milik Observatorium Yerkes kini telah
dipensiunkan, oleh karena itu teleskop refraktor di Observatorium Bosscha menjadi
teleskop refraktor terbesar di dunia yang masih dioperasikan. Selain itu, teleskop tersebut
juga memegang rekor sebagai teleskop refraktor ganda terbesar di dunia, yaitu teleskop
refraktor yang lebih kecil kesemuannya. Pada tahun 1976, perkembangan teleskop
generasi selanjutnya adalah kembali memaksimalkan penggunaan cermin reflektor.

c. Bagian-bagian Teleskop atau Teropong


Teleskop atau Teropong pada umumnya memiliki bagian-bagian lensa yaitu
sebagai berikut:
Lensa cembung ialah sebuah lensa yang mempunyai sifat untuk mengumpulkan
sebuah cahaya atau konvergen
Lensa cekung ialah sebuah lensa yang mempunyai sifat menyebarkan sebuah cahaya
atau divergen
Cermin cembung ialah sebuah cermin yang mempunyai fungsi untuk menyebarkan
sebuah cahaya
Cermin cekung ialah sebuah cermin yang bisa mengumpulkan sebuah cahaya
Jarak fokus ialah sebuah jarak yang diperlukan oleh sebuah lensa atau cermin untuk
mengarahkan sebuah cahaya pada titik fokus
Bidang pandang ialah sebuah area langit atau daerah yang bisa dilihat dan diamati
melalui sebuah teleskop
Perbesaran ialah panjang fokus teleskop yang dibagi dengan panjang fokus lensa
pada sebuah mata
Resolusi ialah suatu jarak terdekat diantara kedua buah objek yang masih bisa dilihat
sebagai dua objek yang terpisah.
Pada bagian teleskop yang paling vital atau paling penting ialah sebuah lensanya.
Teleskop mempunyai dua buah lensa positif atau cembung, yang terletak dekat dengan
objek disebut dengan lensa objektif, dan yang terletak dekat dengan mata (tempat
pengamat mengintip) disebut dengan suatu lensa okuler. Pada teleskop bumi ini juga
terdapat sebuah lensa pembalik, yang mempunyai fungsi untuk membalikkan sebuah
bayangan tanpa melakukan pembesaran sehingga bayangan akhir yang terbentuk bisa
tegak seperti arah benda semula. Dahulu kala, pada teleskop hanya berupa sebuah lensa
dan rangkanya saja, dan paling diutamakan fungsinya, akan tetapi seiring dengan
berkembangnya sebuah zaman, teleskop pun dilengkapi dengan sebuah bagian-bagian
berikut ini:
Tabung teleskop, ialah sebuah tempat cermin utama terletak, tabung ini mempunyai
diameter 8 inci, tabung ini mempunyai penutup tabung. Pada bagian belakang tabung
ini terdapat sebuah visual back untuk tempat pemasangan sebuah flip mirror. Panjang
fokus ini bisa di atur dengan memutar knop yang terletak dibawah visual back
Finderscope, ialah sebuah teleskop yang berukuran kecil yang dipasang pada sebuah
tabung utama
Eyepiece, ialah fungsi lensa okuler. Eyepiece ini mempunyai pengunci untuk
keamanannya sehingga tidak bisa terjatuh dan hilang.
Mounting, lebih dikenal dengan dudukan teleskop, ialah sebuah sistem penggerak
utama pada sebuah teleskop, yang dilengkapi dengan sebuah knop pengatur lintang,
tutup sumbu polar, skala ketinggian lintang untuk mengetahui suatu posisi lintang
pengamat berada, pemberat sudut jam untuk penyeimbang pada sebuah arah sudut
jam. Pada mounting ini juga terdapat port koneksi yang terdiri dari sebuah tombol-
tombol termasuk tombol untuk menyalakan sebuah teleskop
Tripod, untuk sebagai kaki untuk berpijaknya sebuah teleskop diatas suatu permukaan
Half Pillar, untuk menaikkan sebuah posisi mounting, yang sehingga bisa mengatur
sebuah tripod terbentur pada tiang pemberat ketika sebuah teleskop sedang digunakan

d. Jenis-jenis Teropong atau Teleskop


Pada umumnya teropong atau teleskop dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1 Teropong bias
Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya
yang terdiri atas beberapa lensa. Ada empat macam teropong bias, yaitu:
1 Teropong bintang
Teropong bintang adalah sebuah jenis peralatan yang digunakan untuk
membantu pengindraan jauh guna mengamati keberadaan benda-benda yang ada
di angkasa. Dengan demikian kita bisa melihat posisi sebuah benda di angkasa
yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Teropong bintang
menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan
lensa okuler, jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler.
Teropong bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit
(bintang). Teropong bintang terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi
sebagai lensa obyektif dengan diameter dan jarak fokus besar, sedangkan
okulernya adalah sebuah lensa cembung dengan jarak fokus pendek.
Pembentukan bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang kira-kira dapat
dilihat seperti gambar berikut.

Pembentukan bayangan pada teropong bintang

Perbesaran bayangannya :

Panjang teropong : d = fob + fok

Prinsip kerja Teropong Bintang

1. Mengkalibrasikan antara lensa pembidik dengan lensa okuler. (Bagian


teleskop dan fungsi)

2. Mengarahkan lensa pembidik pada sasaran yang akan di bidik.

3. Setelah obyek terlihat, mengatur lensa okuler dengan cara memutar pengatur
panjang lensa okuler untuk mendapatkan obyek yang jelas.Jarak fokus lensa
objektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler

Letak benda pada teropong bintang :


Obyektif : di depan lensa.
Okuler : didepan lensa.
Letak bayangan pada teropong bintang :
Obyektif : di belakang lensa
Okuler : di belakang lensa
Sifat bayangan :
Obyektif : nyata, terbalik, diperkecil.
Okuler : maya, terbalik, diperbesar

2 Teropong bumi
Teropong bumi memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan teropong
bintang, hanya saja obyek yang dilihat hanya di permukaan bumi saja, tidak
sampai ke luar angkasa. Akan tetapi bayangan yang dihasilkan nampak lebih
jelas, dekat dan tidak terbalik. Teropong
bumi terdiri dari tiga lensa positif dan
salah satunya berfungsi sebagai
pembalik bayangan. Teropong bumi yang
disebut juga teropong medan atau
teropong yojana menghasilkan bayangan
akhir yang tegak terhadap arah benda
semula. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembung ketiga yang
disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa cembung ketiga hanya
berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran, oleh karena itu lensa ini disebut
lensa pembalik.

Pembentukan bayangan pada teropong bumi

Perbesaran bayangannya :
Panjang teropong : d = fob + 4 fp + fok

Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

3 Teropong Panggung
Teropong panggung dinamakan juga teropong tonil, teropong sandiwara,
teropong Belanda, atau teropong Galilei. Untuk memperpendek panjang teropong
bumi, pembalikkan bayangan dapat dilakukan oleh lensa sebagai lensa okuler.

Teropong ini terdiri dari dua buah lensa, lensa obyektif berupa lensa
cembung, sedangkan lensa okuler berupa lensa cekung. Benda terletak di jauh tak
berhingga dan bayangan jatuh pada fokus lensa objektif. Bayangan yang dibentuk
oleh lensa objektif merupakan benda maya bagi lensa okuler.

Untuk menggambarkan pembentukan bayangan teropong tersebut seperti di


bawah ini.

Pembentukan bayangan pada teropong panggung

Perbesaran bayangannya :

Panjang teropong : d = fob + fok

(Nilai fok harus negative)


Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

4 Teropong Prisma atau Binokuler


Teropong prisma adalah alat untuk melihat benda yang jauh tetapi
bayangannya tidak terbalik. Prinsip kerjanya yang hampir sama dengan teropong
bumi. Teropong prisma hampir sama dengan teropong bumi, tetapi lensa
pembaliknya diganti dengan sepasang prisma siku-siku sama kaki yang disiapkan
di antara lensa objektif dan lensa
okuler. Setiap setengah bagian
teropong terdiri dari satu lensa
objektif, satu lensa okuler, dan
sepasang prisma siku-siku sama kaki
yang diletakkan satu sama lain pada
sudut siku-sikunya. Sepasang
prisma itu digunakan untuk
membalik dengan pemantulan sempurna. Prisma membalik bayangan lensa
objektif, sehingga bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler terlihat oleh mata
terhadap arah benda semula. Kedua prisma disusun bersilang satu sama lain.

Prinsip kerja teropong prisma:

1 Sinar masuk melalui lensa obyektif (depan)

2 Kemudian mengalami pemantuln pada sebuah prisma (sinar berbalik arah


tetapi pada lintasan yang berbeda)

3 Sinar mengenai sisi prisma yang lain, sehingga mengalami proses seperti
nomor 2.

4 Sinar menuju lensa okuler (dekat dengan mata)

5 Proses selanjutnya adalah kita yang menggunakan teropong tersebut seperti


melihat benda secara langsung.
2 Teropong Pantul
Teropong pantul, yaitu teropong yang terdiri atas beberapa cermin dan lensa.
Sinar berjalan dalam teropong dengan cara pemantulan.

Teropong pantul terdiri atas satu cermin cekung besar, satu cermin datar yang
diletakkan sedikit di depan titik fokus cermin cekung dan satu lensa cembung untuk
mengamati benda. Cermin cekung besar akan mengumpulkan cahaya sebanyak
mungkin. Sebelum cahaya dikumpulkan di titik fokus cermin cekung, cahaya
dipantulkan terlebih dahulu oleh cermin datar menuju ke lensa okuler (lensa
cembung). Cermin cekung digunakan sebagai objektif pengganti lensa karena
mempunyai beberapa kelebihan sehingga digunakan sebagai pengganti lensa, yaitu :
a Cermin tidak mengalami aberasi kromatik (penguraian warna) seperti pada lensa,
b Cermin lebih mudah dibuat dan murah daripada lensa.
c Cermin lebih ringan daripada lensa, sehingga lebih mudah digantung.

You might also like