You are on page 1of 5

TUGAS GIZI ENDOKRIN

NAMA : Marchindy P.A.Haning


NIM : 1108011001

I. GAKY

1. Pada suatu penelitian yang dilakukan terhadap 400 siswa Sekolah Dasar
kelurahan Oesapa, kecamatan Kelapa Lima, didapatkan data :
5 orang hipotiroid grade 1B
7 orang hipotiroid grade 2
10 orang hipotiroid grade 1A
Hitung persentase yang termasuk dalam hipotiroid dan termasuk ke dalam
kelompok apa?
Jawab :
Jumlah orang yang terkena hipotiroid : 5 orang + 7 orang + 10 orang = 22
orang
Presentase yang termasuk dalam kelompok hipertiroid :
22
100 =5,5
400

Dari hasil presentase yang di dapat kelompok tersebut masuk dalam


kelompok mild (ringan).
2. Dampak apa yang terjadi pada kasus IDD berdasarkan skenario di atas ?
Kehilangan atau penurunan IQ sebanyak 13 point.
Menurunnya kemampuan belajar yang menyebabkan siswa akan terus
mengulang karena gagal dan bisa di drop out .
Pertumbuhan sel otak terganggu.
3. Bagaimana nutritionalmanagement dalam pencegahandan pengobatan?
Pencegahan :
a. Konsumsi garam iodium yang tepat ukur dengan mengkonsumsi
makanan laut seperti ikan laut, udang dan rumput laut.
b. Mencegah zat goitrogen yang jika dikonsumsi maka zat tersebut akan
berkompetisi dengan zat iodium dan akan menghambat iodium.
Biasanya zat tersebut terkandung didalam kol.
Pengobatan :
a. Jika tanda hipotiroid positif (T3 dan T4 rendah) maka dapat diberi
kapsul iodium dan lipodol. Pemberian lipodol bisa dalam bentuk kapsul
maupun injeksi.
b. Bisa juga diadakan operasi.

II. Diabetes Melitus

1. Seorang wanita 52 tahun datang ke klinik dengan keluhan perasaan lemas


dan cepat lelah. Dari pemeriksaan secara klinis tidak nampak gejala yang
berarti. Pengukuran antopometri didapatkan TB 154cm, BB 62kg.
Pemeriksaan laboratorium untuk gula darah sewaktu 120.
a. Langkah apa yang dilakukan dalam management penderita ?
Melakukan langkah Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning.
Subyektif :anamnesis
Obyektif :pemeriksaan fisik, pengukuran antopometri,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fungsional, analisis asupan
dan pemeriksaan penunjang.
Assesment :diagnosa kerja
Planning :penatalaksanaan terapi nutrisi,monitoring dan
evaluasi sertaedukasi.
b. Pada komponen subyektif (anamnesa), data apa yang perlu dilacak ?
Pada langkah anamnesis, yang perlu ditanyakan adalah identitas
pasien, riwayat penyakit umum, riwayat gizi, keluhan khas dan keluhan
tak khas.
c. Pada komponen obyektif, apa saja yang diperiksa ?
Yang diperiksa pada komponen obyektif adalah : pemeriksaan fisik,
pengukuran antropometri, pemeriksaan laboratoium pemeriksaan
fungsional, analisis asupan dan pemeriksaan penunjang.
d. Berdasarkan hasil laboratorium, pasien tersebut tergolong apa ?
Pada hasil pemeriksaan laboratorium, pasien mengalami peningkatan
GDS.
e. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang perlu dilakukan dalam kasus
tersebut ?
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
pemeriksaan gula darah puasa dan gula darah 2 jam post prandial
HB A 1 C untuk tes metabolisme karbohidrat
Trigliserol, LDL, HDL untuk melihat gangguan metabolisme lemak
SGOT, SGPT, GGT untuk melihat fungsi hati
Ureum, kreatinin, asam urat, untuk melihat fungsi ginjal
Keton yang dilakukan bila glukosa darah > 250mg, untuk
mengetahui terjadinya ketosis atau tidak
UUN bila terjadi proteinuria.
f. Apa ukuran antopometri lain yang dapat dilakukan ?
Selain pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran
antropometri lain yang dapat dilakukan adalah lingkar lengan
atas(LLA), tebal lipatan kulit (TLK), lingkar pinggang.
g. Apa diagnosanya dan lakukan planning terhadap pasien tersebut
Dari hasil pemeriksaan, maka diagnosanya adalah...
Planning yang dilakukan yaitu penatalaksanaanterapi nutrisi :
Komposisi : cairan dan energi yang berfungsi untuk
mempertahankan berat badan normal dan untuk penambahan
energi dari karbohidrat, khususnya diabetes melitus tipe 1.
Makronutrien : protein, lemak (minimalkan lemak trans dengan
mengkonsumsi ikan), karbohidrat. Vitamin tidak diberikan.
Non-nutrien (farmakoterapi) : dibolehkan untuk konsumsi pemanis
tambahan dalam jumlah aman.
h. Edukasi apa yang harus dilakukan ?
Edukasi yang harus dilakukan seperti manajemen terapi diet,
penyuluhan diet diabetes melitus dan edukasi tentang perubahan pola
hidup.
III. Dislipidemia

1. Pria 55 tahun dengan TB 176CM, BB 70kg, datang dengan keluhan tegang


terasa di daerah tengkuk. Pada anamnesa didapatkan bahwa konsumsi
utamanya adalah kopi, kacang-kacangan, gorengan. Kebiasaan tersebut
sudah dilakukan sejak muda. Pada pemeriksaan laboratorium, kadar
kolesterol 320, HDL 35, LDL 175
a. Langkah apa yang dilakukan dalam management penderita ?
Langkah yang dilakukan yaitu subyektif, obyektif, assesment, planning
b. Pada komponen subyektif (anamnesa), data apa yang perlu dilacak ?
Identitas pasien
Riwayat penyakit umum
Riwayat gizi seperti :Riwayat keturunan atau genetik dan riwayat
penyakit dahulu seperti obesitas (abdominal), batu empedu dan
gangguan pembuluh darah
Keluhan utama : sakit kepala, migrain, fatigue, tegang di kendok
Gaya hidup : pola makan, sedentari, stress
c. Pada komponen obyektif, apa saja yang diperiksa ?
Pemeriksaan fisik :
mata : arkus presenilis
kulit : akantosis nigrans (leher, aksila), xanthelesma, eruptive
xanthoma
abdomen : hati, fatty liver (hepatomegali)
insuficiency arteri dan vena
Pemeriksaan antropometri : Tinggi badan, berat badan, lingkar
perut; panggul, Indeks Masa Tubuh, bio-electrical impedance
analysis untuk mengetahui komposisi tubuh
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap, gula darah
puasa dan gula darah 2 jam post prandial, kolesterol total, LDL,
HDL, small dense kolesterol serta fungsi hati dan ginjal.
Pemeriksaan fungsional dan analisis asupan dilakukan jika pasien
juga menderita diabetes melitus
Pemeriksaan penunjang : EKG, rontgen toraks, USG, angiografi.
d. Berdasarkan hasil laboratorium, pasien tersebut tergolong apa ?
Berdasarkan hasil laboratorium, pasien tersebut tergolong dislipidemia,
dimana terjadi kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, kenaikan trigliserida dan
penurunan HDL.
kadar kolesterol 320 => tinggi
HDL 35 => rendah,resiko PJK
LDL 175 => tinggi, resiko PJK
e. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang perlu dilakukan dalam kasus
tersebut ?
pemeriksaan darah lengkap, gula darah puasa dan gula darah 2 jam post
prandial, kolesterol total, LDL, HDL, small dense kolesterol serta fungsi
hati dan ginjal.
f. Apa ukuran antopometri lain yang dapat dilakukan ?
Tinggi badan, berat badan, lingkar perut; panggul, Indeks Masa Tubuh,
bio-electrical impedance analysis untuk mengetahui komposisi tubuh.
g. Apa diagnosanya dan lakukan planning terhadap pasien tersebut
Berdasarkan pemeriksaan, diagnosanya adalah dislipidemia
Planning yang dapat dilakukan yaitu penatalaksanaan terapi nutrisi
dengan cara
diet mediteranian (batasi karbohidrat, rokok, kafein, dan perbanyak
serat)
pemberia makronutrien : karbohidrat 45-50 %, lemak <30%, protein
20%
pemberian mikronutrien : niasin, vitamin C dan E
pemberian nutrien spesifik : asam lemak omega 3,6,9
pemberian non-nutrien : likopen, serat pangan, sinbiotik
metode pemberian : 3x sehari makanan padat
h. Edukasi apa yang harus dilakukan ?
Edukasi yang harus dilakukan seperti manajemen terapi diet, perubahan
gaya hidup(therapeutic lifestyle change), olahraga, berhenti merokok dan
batasi alkohol.
i. Penyakit apa yang harus diantisipasi pada pasien ini ?
Penyakit yang harus diantisipasi adalah penyakit jantung koroner pada
diabetes melitus tipe 2.

IV. Berat Badan lebih dan Obesitas

1. Pria 34 tahun dengan TB 170cm, BB 89kg datang dengan keluhan


gangguan lambung mual, muntah. Riwayat dulu ketika SMA BB normal.
a. Langkah apa yang dilakukan dalam management penderita ?
Langkah yang dilakukan yaitu subyektif, obyektif, assesment dan
planning
b. Pada komponen subyektif (anamnesa), data apa yang perlu dilacak ?
Identitas pasien
Riwayat pnyakit umum
Riwayat gizi :Riwayat peningkatan BB (hereditas, akuisita, metabolik),
Pola makan sehari hari , termasuk kebiasaan makan, Pola aktivitas
fisik, Penyakit yang menyertai, Obat yang diminum, Psikogenik
(stress).
c. Pada komponen obyektif, apa saja yang diperiksa ?
Pemeriksaan fisiki : tekanan darah, denyut nadi, respirasi
Antropometrik : TB, BB, IMT, Lingkar Perut, Panggul, LLA,
TLK(trisep, subskapula, suprailiaka, bisep), lemak tubuh total
(bioelectrical impendance analytic) untuk mengetahui komposisi
tubuh
Laboratorium : darah rutin, kadar glukosa darah puasa
dan dua jam post prandial, trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol
HDL, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, asam urat, urin rutin
Pemeriksaan fungsional : sesuai dengan kondisi fisik pasien
Analisis asupan : Dietary assesment, analisis penggunaan
energi, dietary history, riwayat asupan harian
Pemeriksaan penunjang : sesuai kebutuhan pasien
d. Berdasarkan hasil laboratorium, pasien tersebut tergolong apa ?
Obesitas
e. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang perlu dilakukan dalam kasus
tersebut ?
Darah rutin, kadar glukosa darah puasa dan dua jam post prandial,
trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol HDL, SGOT, SGPT, ureum,
kreatinin, asam urat, urin rutin
f. Apa ukuran antopometri lain yang dapat dilakukan ?
TB, BB, IMT, Lingkar Perut, Lingkar Panggul, LLA, TLK(trisep,
subskapula, suprailiaka, bisep), lemak tubuh total (bioelectrical
impendance analytic) untuk mengetahui komposisi tubuh
g. Apa diagnosanya dan lakukan planning terhadap pasien tersebut
Diagnosa : Obesitas
Planning :
Komposisi nutrien
Diet rendah energi 500 1000 kkal dari rata rata asupan harian
Penurunan lemak bersamaan penurunan karbohidrat
Cairan : dianjurkan minum 2 liter sehari
Energi : diet rendah kalori 800 1500 kkal/hari
Makronutrien
Lemak total 30% dari kalori total
Lemak jenuh 8 -10 % dari kalori total
Lemak tidak jenuh tunggal sampai dengan 15% dari kalori total
Lemak tidak jenuh ganda samapai dengan 10% dari kalori total
Kolesterol kurang dari 300 mg/hari
Protein kurang lebih 15% kalori total
Karbohidrat 55% atau lebih dari kalori total
Serat 20 30 gr
Pasien dengan kadar kolesterol tinggi ,
Asam lemak jenuh tunggal kurang dari 7%
Kolesterol kurang dari 200gr/hari
Yang lainnya sama seperti yang diatas
Mikronutrien
Sesuai dengan angka kecukupan gizi
Nonnutrien dan farmakoterapi
Obat obat yang telah disetujui oleh FDA sebagai bagian dari
penurunan BB pada pasien dengan IMT lebih atau sama dengan 30
atau IMT lebih dari 27 dengan faktor resiko
Metode pemberian nutrisi
Pemberian nutrisi oral
Bentuk nutrisi makanan padat
h. Edukasi apa yang harus dilakukan ?
Edukasi yang harus dilakukan yaitu perubahan gaya hidup,
perencanaan makanan(diet), olahraga

You might also like