You are on page 1of 16

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I

SULAWESI SELATAN
NOMOR: 1 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS KESEHATAN
PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan penyelenggaraan Urusan


Rumah Tangga Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dalam
bidang Kesehatan, maka dipandang perlu meninjau kembali
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
Nomor 18 Tahun 1981 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi dan Tatakerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan untuk disesuaikan dengan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1994
tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Dinas Kesehatan;
b. bahwa sehubungan dengan huruf a di atas maka perlu segera
ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang


Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara
dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2!02) Juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I,
Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan Tenggara menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2687);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang
Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang
Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987
Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3373);
6. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 48/Menkes/SKBB/II/1988 dan Nomor 10 Tahun
1988 tentang petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan
Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 99a/Menkes/
SK/III/1982 tentang Berlakunya Sistem Kesehatan Nasional;
8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 1992
tentang Pedoman Organisasi Dinas Daerah;
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 94 Tahun 1993
tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah
Perubahan;
10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1994
tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Dinas Kesehatan.

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I


Sulawesi Selatan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN, DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I


SULAWESI SELATAN TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA
DINAS KESEHATAN PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI
SELATAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


a. Daerah adalah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah propinsi, Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
c. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
d. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan;
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana yang melaksanakan
tugas Dinas Kesehatan di lapangan;
g. Bagian/Sub Dinas adalah Bagian/Sub Dinas pada Dinas Kesehatan Propinsi
Daerah Tingkat Sulawesi Selatan;
h. Sub Bagian/Seksi adalah Sub Bagian/Seksi dalam Bagian Sub Dinas pada Dinas
Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK
DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan

Pasal 2

(1) Dinas Kesehatan mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah


Daerah di bidang Kesehatan.
(2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Gubernur Kepala Daerah.

Bagian Kedua
Tugas Pokok

Pasal 3

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan rumah tangga
Daerah dalam bidang kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya dan tugas
pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah.

Bagian Ketiga
Fungsi
Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Pasal 3 Peraturan Daerah ini, Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang kesehatan meliputi pendekatan
peningkatan;
b. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan
upaya pelayanan kesehatan rujukan berdasarkan kebijaksanaan teknis yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan;
c. Kebijaksanaan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Gubernur Kepala Daerah.

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 5

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri atas:


a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tata Usaha;
c. Sub Dinas Bina Pelayanan Kesehatan;
d. Sub Dinas Bina Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit;
e. Sub Dinas Bina Penyehatan Lingkungan;
f. Sub Dinas Bina Kesehatan Keluarga;
g. Sub Dinas Penyuluhan Kesehatan Masyarakat;
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 6

(1) Bagian Tata Usaha/sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf b Peraturan


Daerah ini terdiri atas:
a. Sub Bagian Perencanaan dan Informasi Kesehatan;
b. Sub Bagian Kepegaewaian;
c. Sub Bagian Keuangan;
d. Sub Bagian Umum.
(2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas.
(3) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian, yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian.

Pasal 7

Sub Dinas sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf c, d, e, f dan g Peraturan Daerah
ini, masing,masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 8

(1) Sub Dinas Bina Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf
c Peraturan Daerah ini, terdiri atas:
a.Seksi Rumah Sakit;
b.Seksi Puskesmas;
c.Seksi Kesehatan Khusus;
d.Seksi Kefarmasian.
(2) Sub Dinas Bina Pencegahan dan Pemberantasan Pernyakit, sebagaimana
dimaksud pada pasal 5 huruf d Peraturan Daerah ini, terdiri atas:
a. Seksi Pengamatan Penyakit;
b. Seksi Pencegahan Penyakit;
c. Seksi Pemberantasan Penyakit yang Bersumber Binatang (P2B2);
d. Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML).
(3) Sub Dinas Bina Penyehatan Lingkungan, sebagaimana dimaksud pada pasal 5
huruf e Peraturan Daerah ini, terdiri atas:
a. Seksi Penyehatan Tempat-tempat Umum;
b. Seksi Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan;
c. Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman;
d. Seksi Penyehatan Makanan Minuman.
(4) Sub Dinas Bina Kesehatan Keluarga, sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf
d Peraturap Daerah ini, terdiri atas:
a. Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencqna;
b. Seksi Gizi;
c. Seksi Kesehatan Anak;
d. Seksi Kesehatan Usia Lanjut.
(5) Sub Dinas Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, sebagaimana, dimaksud pada
pasal 5 huruf g Peraturan Daerah ini, terdiri atas :
a. Seksi Usaha Kesehatan Institusi;
b. Seksi Bina Peran Serta Masyarakat;
c. Seksi Bina Sarana Kesehatan;
d. Seksi Penyebarluasan lnformasi.

Pasal 9

Tiap-tiap seksi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (1), (2), (3), (4) dan ayat (5)
Peraturan Daerah ini masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sub
Dinas.

Pasal 10

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dipimpin oleh seorang Kepala Unit
Pelaksana Teknis Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Kepala Dinas.
(2) Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) meliputi : Rumah Sakit Umum, Rumah
Sakit Khusus, Sekolah Kesehatan dan Laboratorium;
(3) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) serta pengaturannya lebih
lanjut akan ditetapkan kemudian dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 11

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada pasal 5 huruf i terdiri
atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 12

Bagan Susunan Organisasi Dinas sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan


Daerah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB IV
URAIAN TUGAS
Bagian Pertama
Kepala Dinas

Pasal 13

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas
pokoknya, sesuai dengan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah dan dengan
memperhatikan petunjuk/ pedoman teknis dari Menteri Kesehatan.

Bagian Kedua
Bagian Tata Usaha

Pasal 14

(1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat-menyurat, humas dan protokol, penyusunan data statistik,
rencana, serta program pembuatan laporan kerja dinas dan informasi kesehatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada ayat 1 pasal ini, Bagian Tata Usaha
mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana dan program, data statistik, laporan kerja, informasi
kesehatan, kehumasan dan keprotokolan;
b. pengelolaan administrasi dan latihan pegawai;
c. pengelolaan keuangan;
d. pengelolaan urusan umum, surat menyurat, perlengkapan,
kerumahtanggaan, penggandaan dan pembuatan laporan.

Pasal 15

(1) Sub Bagian Perencanaan dan Informasi Kesehatan mempunyai tugas melakukan
penyusunan rencana dan program, pembuatan data statistik, pembuatan laporan
kerja, pemberian informasi kesehatan, penyelenggaraan kehumasan dan
keprotokolan.
(2) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi
dan latihan pegawai.
(3) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan keuangan.
(4) Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan umum, surat menyurat,
perlengkapan, kerumahtanggaan, penggandaan dan pelaporan.

Bagian Ketiga
Sub Dinas Bina Pelayanan Kesehatan

Pasal 16

Sub Dinas Bina Pelayanah Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan peningkatan


mutu pelayanan upaya kesehatan, pembinaan pelayanan Rumah Sakit milik Pemerintah
Daerah, Swasta, Puskesmas, Kesehatan Khusus, menganalisa data kebutuhan dan
obat-obatan, alat Kesehatan dan medik, bahan kimia serta peralatan Rumah Sakit.
Pasal 17

Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Pasal 16 Peraturan Daerah ini, Sub Dinas Bina
Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. pembinaan usaha pengembangan Rumah Sakit, Poliklinik, Puskesmas, dan usaha
kesehatan gigi, mata, laboratorium serta upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan masyarakat dan kesehatan khusus;
b. pengawasan pelaksanaan usaha pengembangan upaya kesehatan dan upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta kegiatan Rumah Sakit dan
Puskesmas;
c. analisa dan penilaian teknis usaha-usaha penyiapan sarana pelayanan dasar,
penggunaan perlengkapan Rumah Sakit, Puskesmas serta alat-alat medik dan
obat-obatan;
d. pengadaan dan distribusi obat-obatan, peralatan kesehatan serta penyimpanan
obat-obatan, peralatan pada gudang obat dan gudang peralatan.

Pasal 18

(1) Seksi Rumah Sakit mempunyai tugas mengumpulkan bahan penganalisaan data,
monitoring kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum dan
Swasta serta kebutuhan obat-obatan dan alat-alat kesehatan di Rumah
Sakit-Rumah Sakit.
(2) Seksi Pusat Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas, mengumpulkan bahan
analisa, pengawasan penggunaan alat perlengkapan kesehatan, alat medik,
obat-obatan pada Puskesmas.
(3) Seksi Kesehatan Khusus mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan dan
pengawasan pengembangan usaha kesehatan gigi, mala, laboratorium dan upaya
kesehatan dasar serta upaya kesehatan lainnya.
(4) Seksi Kefarmasian mempunyai tugas mengumpulkan bahan, pengadaan, distribusi
dan rencana kebutuhan obat-obatan serta peralatan kesehatan.

Bagian Keempat
Sub Dinas Bina Pemberantasan dan
Pencegahan Penyakit

Pasal 19

Sub Dinas Bina Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit mempunyai tugas


merencanakan dan menyelenggarakan pengamatan, pemberantasan penyakit,
mengadakan bimbingan serta supervisi teknis pelaksanaan upaya pengamatan,
pemberantasan vektor dan pencegahan penyakit
di lapangan.

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 19 Peraturan Daerah ini, Sub Dinas Bina
Pemherantasan dan Pencegahan Penyakit mempunyai fungsi:
a. perencanaan kegiatan pengamatan gejala-gejala penyakit menular;
b. pelaksanaan usaha pengamatan, pemberantasan penyakit menular;
c. supervisi, bimbingan teknis pe1aksanaan upaya pengamatan, pemberantasan
vektor dan pencegahan penyakit di lapangan;
d. penyiapan informasi penyebarluasan, cara pemberantasan penyakit dan
pendataan penyakit menular.

Pasal 21

(1) Seksi Pengamatan Penyakit mempunyai tugas mengumpulkan data dan bahan
rencana penelitian wabah penyakit serta upaya pengamatan penyakit di lapangan.
(2) Seksi Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas mengumpulkan bahan evaluasi,
bimbingan pelaksanaan imunisasi dan vaksinasi.
(3) Seksi Pemberantasan Penyakit yang bersumber Binatang meinpunyai tugas
mengumpulkan bahan penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan
penyakit yang ditularkan melalui vektor serta supervisi dan bimbingan teknis
penanggulangan penyakit.
(4) Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Langsung mempunyai tugas
mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular
langsung dan penyebarluasan cara pemberantasan penyakit menular.

Bagian Kelima
Sub Dinas Bina Penyehatan
Lingkungan

Pasal 22

Sub Dinas Bina Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas mensistimasikan dan


meganalisa data dalam bidang kebersihan lingkungan pemukiman dan kesehatan tempat
umum serta pemberian petunjuk cara pembuatan jamban keluarga.

Pasal 23

Untuk melaksanakan tugas tersebut pada pasal 22 Peraturan Daerah ini, Sub Dinas Bina
Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi:
a. pemberian petunjuk-petunjuk cara pembuatan jamban keluarga yang sehat serta
penyelehggaraan kegiatan kebersihan lingkungan pemukiman dan kesehatan
tempat-tempat umum;
b. koordinasi usaha-usaha peningkatan kebersihan lingkungan pemukiman;
c. pembinaan petugas penyehatan kebersihan lingkungan pemukiman;
d. pembinaan kepada masyarakat dan petugas cara pembuatan makanan serta
minuman yang sehat;
e. analisa data lingkungan pemukiman, produk-produk makanan dan minuman yang
beredar di pasar, sarana air minum serta jamban keluarga yang memenuhl standar
kesehatan.
Pasal 24

(1) Seksi Penyehatan Tempat-tempat Umum mempunyai tugas mensistimasikan,


menganalisa data dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk peningkatan
fasilitas sarana kesehatan masyarakat pada tempat umum.
(2) Seksi Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan mempunyai tugas mengumpulkan
bahan penyelenggaraan pemanfaatan, pemeliharaan kesehatan lingkungan,
cara-cara pembuatan sarana air minum dan jamban keluarga yang sehat serta
pelaksanaan pengawasah kualitas air minum.
(3) Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman mempunyai tugas menyiapkan bahan
koordinasi dan bimbingan tehnis pelaksanaan peningkatan kebersihan lingkungan.
(4) Seksi Penyehatan Makanan dan Minuman mempunyai tugas menginventarisasi
produk-produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran, pengawasan dan
bimbingan kepada masyarakat cara pembuatan makanan serta minuman.

Bagian Keenam
Sub Dinas Bina Kesehatan Keluarga

Pasal 25

Sub Dinas Bina Kesehatan Keluarga mempunyai tugas melakukan pembinaan


usaha-usaha pemeriksaan, peningkatan kesehatan ibu dan anak, kegiatan keluarga
berencana serta peningkatan gizi keluarga.

Pasal 26

Untuk melaksahakan tugas tersebut pasal 25 Peraturan Daerah ini, Sub Dinas Bina
Kesehatan Keluarga mempunyai fungsi :
a. penyusunan program usaha kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana serta
program peningkatan gizi masyarakat;
b. penyelenggaraan pemeriksaan ibu dan anak melalui Rumah Sakit, Puskesmas
serta kegiatan keluarga berencana;
c. pembinaan upaya perawatan kesehatan keluarga dan peningkatan gizi keluarga;
d. penyusunan program kegiatan pelayanan kesehatan penderita usia lanjut;
e. pengamatan dan pembimbingan penyelenggaraan kesehatan anak.

Pasal 27

(1) Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana mempunyai tugas
menyiapkan bahan penyusunan program usaha-usaha kesehatan ibu pada
unit-unit pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.
(2) Seksi Gizi mempunyai tugas menyiapkan bahan penyelenggaraan koordinasi
pelaksanaan program bina gizi masyarakat.
(3) Seksi Kesehatan Anak mempunyai tugas menyiapkan bahan perigamatan dan
membimbingan penyelenggaraan kesehatan anak.
(4) Seksi Kesehatan Usia Lanjut mempunyai tugas menyiapkan bahan pelayanan
kesehatan bagi usia lanjut dan pola hidup sehat bagi usia lanjut.

Bagian Ketujuh
Sub Dinas Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat
Pasal 28

Sub Dinas Penyuluhan Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan bimbingan,


penyuluhan program kesehatan dan tata cara hidup sehat serta mengkoordinasikan
usaha-usaha peningkatan fasilitas kesehatan institusi.

Pasal 29

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada pasal 28 Peraturan Daerah ini, Sub Dinas
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat mempunyai
fungsi:
a. pembimbingan serra penyuluhan kepada masyarakat mengenai program
kesehatan dan pola hidup sehat melalui kelompok masyarakat serta media massa;
b. Pembinaan untuk peningkatan kemampuan masyarakat dalam berswadaya di
bidang kesehatan dan kemampuan aparat kesehatan dalam pengelolaan program
alih teknologi serta penetapan teknologi tepat guna;
c. koordinasi daiam usaha-usaha peningkatan fasilitas kesehatan institusi dan usaha
kesehatan institusi;
d. penyebarluasan informasi program kesehatan dan tatacara hidup sehat kepada
masyarakat.

Pasal 30

(1) Seksi Usaha Kesehatan lnstitusi mempunyai tugas menyiapkan bahan


penyelenggaraan pembinaan upaya kesehatan Institusi, pemantapan kerjasama
lintas sektoral, peningkatan derajat kesehatan murid sekolah dan karyawan.
(2) Seksi Bina peran Serta Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan bahan
pembinaan pengembangan potensi dan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta peningkatan kemampuan motivasi aparat kesehatan.
(3) Seksi Bina Sarana Kesehatan mempunyai tugas menyiapkan bahan
pengembangan materi penyuluhan kesehatan dan peningkatan kemampuan serta
keterampilan aparat kesehatan dalam pemanfaatan sarana dan metode
penyuluhan.
(4) Seksi Penyebarluasan Informasi mempunyai tugas menyiapkan bahan
penyusunan program dan penyelenggaraan penyebarluasan informasi kesehatan
serta pemanfaatan sarana dan metode penyuluhan kesehatan.

Bagian Kedelapan
Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pasal 31

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas Kesehatan di bidang Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus, Sekolah
Kesehatan, Laboratorium dan sebagainya.

Bagian Kesembilan
Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 32

Kelompok Jabatan Fupgsional mempunyai tugas melaksanakan tugas khusus sesuai


bidang keahlian dan kebutuhan.

BAB V
TATA KERJA

Pasal 33

(1) Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kesehatan dan Instansi vertikal yang
urusannya sejenis menyelenggarakan koordinasi/ hubungan kerja dengan cara
sebaik -baiknya.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Kesehatan wajib menyelenggarakan
koordinasi secara fungsional dengan cara yang sebaik-baiknya.

Pasal 34

(1) Kepala Dinas Kesehatan melaksanakan tugas berdasarkan kebijaksanaan yang


ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.
(2) Kepala pjnas Kesehatan berkewajiban memberikan petunjuk, membina,
membimbing dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu pelaksana dan
penunjang yang berada dalam lingkungan dinasnya.

Pasal 35

Dalam hal Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya, maka Kepala Dinas dapat
menunjuk Kepala Bagian Tata Usaha atau salah seorang Kepala Sub Dinas untuk
mewakili dengan memperhatikan senioritas kepangkatan dan kemampuannya.

BAB VI
PENGANGKATAN DALAM JABATAN

Pasal 36

(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri atas usul
Gubernur Kepala Daerah.
(2) Kepala Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas.
(3) Kepala Bagian Kepala Sub Dinas, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas.

BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 37
Pembiayaan pelaksanaan tugas Dinas Kesehatan disediakan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Subsidi atau sumber-sumber lainnya yang sah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 18 Tahun 1981 tentang Pembentukan,
Susunan dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur oleh Gubernur Kepala Daerah.

Pasal 39

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Selatan.

Ditetapkan di Ujung Pandang


Pada tanggal 12 Januari 1996
----------------------------
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GUBERNUR KEPALA DAERAH
DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN,
TINGKAT I SULAWESI SELATAN
Ketua,
Cap/ttd
Cap/ttd

ALIM BACHRIE H. Z. B. PALAGUNA

DISAHKAN OLEH:
Menteri Dalam Negeri dengan Surat
Keputusan Nomor 130 Tahun 1996
Tanggal 7 Agustus 1996

DIUNDANGKAN : SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH,


Dalam Lembaran Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan ttd
Nomor: 8 Tahuri 1996 Tanggal 13
September 1996 Seri D Nomor 8 Drs. H. HAKAMUDDIN DJAMAL
(Tambahan Lembaran Daerah Pangkat : Pembina Utama Madya
Nomor 129) NIP : 010 056 311
Lampiran : Lihat Fisik

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I
SULAWESI SELATAN
NOMOR : 1 TAHUN 1996
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN
PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa untuk menyelenggarakan Urusan Rumah Tangga Daerah Tingkat I


Sulawesi Selatan dalam bidang kesehatan Iebih berdaya guna dan berhasil guna,
maka dipandang perlu meninjau kembali Peraturan Daerah Propinsi Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 18 Tahun 1981 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan untuk disesuaikan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, dan
atas dasar Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 081/4115/83, tanggal 9
Desember 1994 tentang Pola Organisasi Dinas Daerah yang menetapkan Pola
Organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan sebagai
Pola Maksimal. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu segera ditetapkan
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL


Pasal 1 : Cukup jelas

Pasal 2
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Dalam bidang administrasi berada dibawah koordinasi
Sekretaris Wilayah/Daerah.

Pasal 3 : Disamping tugas dibidang kesehatan yang telah menjadi


urusan rumah tangga Daerah, maka Dinas Kesehatan juga
berkewajiban melaksanakan tugas-tugas pembantuan yang
diserahkan kepadanya. Penambahan tugas pembantuan
dirasakan semakin meningkat sesuai volume pembangunan
yang dilaksanakan dewasa ini.
Pelaksanaan tugas-tugas pembantuan berdasarkan
kebijaksanaan Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri
Kesehatan melalui Gubernur Kepala Daerah.
Dengan demikian dalam melaksanakan tugas pokoknya
Dinas Kesehatan harus selalu menjaga keselarasan antara
kebijaksanaan Nasional/Sektoral dan kebijaksanaan
Regional/Daerah.

Pasal 4 : Cukup jelas

Pasal 5 : Cukup jelas

Pasal 6
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 7 : Cukup jelas

Pasal 8
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas
ayat (5) : Cukup jelas

Pasal 9 : Cukup jelas

Pasal 10
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Unit Pelaksana Teknisi Dinas (UPTD) Kesehatan yang telah
ada sekarang meliputi Rumah Sakit Umum Labuang Baji
Ujungpandang, Rumah Sakit Umum Haji Ujungpandang, Balai
Kesehatan Gigi Ujungpandang, Balai Kesehatan Kulit, Kusta
dan Kelamin Ujungpandang serta Sekolah Perawat
Kesehatan (SPK) Labuang Baji Ujungpandang.
ayat (3) : Cukup jelas

Pasal 11
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas

Pasal 12 : Cukup jelas

Pasal 13 : Cukup jelas

Pasal 14
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
Pasal 15
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 16 : Cukup jelas

Pasal 17 : Cukup jelas

Pasal 18
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 19 : Cukup jelas

Pasal 20 : Cukup jelas

Pasal 21
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 22 : Cukup jelas

Pasal 23 : Cukup jelas

Pasal 24
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 25 : Cukup jelas

Pasal 26 : Cukup jelas

Pasal 27
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 28 : Cukup jelas


Pasal 29 : Cukup jelas

Pasal 30
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas
ayat (4) : Cukup jelas

Pasal 31 : Cukup jelas

Pasal 32 : Cukup jelas

Pasal 33
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas

Pasal 34
ayat (1) : Cukup jelas
ayat (2) : Cukup jelas

Pasal 35 : Cukup jelas

Pasal 36
ayat (1) : Pengangkatan dan pemberhentian yang dimaksud adalah
pengangkatan kedalam jabatan atau pemberhentian
dari jabatan struktural pada Dinas Kesehatan.
ayat (2) : Cukup jelas
ayat (3) : Cukup jelas

Pasal 37 : Cukup jelas

Pasal 38
ayat (1) : Kecuali dalam hal pembentukannya
ayat (2) : Yang dimaksud dengan :
"Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini II
adalah yang bersifat teknis operasional.

Pasal 39 : Cukup jelas

You might also like