You are on page 1of 6

AGITASI DAN PENCAMPURAN

I. Tujuan Percobaan
Menjelaskan hubungan antar variable proses dalam pencampuran
Memahami pola sirkulasi pengadukan

II. Bahan dan Alat


Alat yang digunakan:
Stopwatch : 1 buah
Viscometer : 1 buah
Piknometer : 1 buah
Thermometer : 2 buah
Pemanas : 2 buah
Gelas Kimia 1000 ml, 250 ml : masing masing 1 buah
Gelas ukur 50 ml : 1 buah
Seperangkat Alat Pengaduk Tipe Turbin : 1 perangkat
Bahan yang digunakan:
Tepung kanji : 100 gr
Aquadest : 17 liter
NaOH 2M : 100 ml
H2SO4 2M : 5 ml
Indicator pp : 100 ml

III. Dasar Teori


Proses pengolahan zat sangat tergantung pada pengadukan Dan pencampuran .
Kedua istilah tersebut sering dianggap sama, meskipun kenyataanya satu sama lain
berbeda Pengadukan ( agitasi) menunjukan gerakan yang terinduksi dengan Cara
tertentu biasanya mempunyai pola sirkulasi tentu . Pengadukan sendiri dilalukan
untuk berbagai tujuan, antara lain :

Membuat larutan homogen


Melarutkan partikel-partikel padat dalam cairan
Mempertahankan reaksi yang terjadi karena perpindahan momentum dari
pengadukan
Pencampuran ( mixing) merupakan peristiwa penyebaran bahan-bahan
secara acak
, bahan yang sate menyebar ke bahan yang lainya dan sebaliknya :

Macam-macam Pengaduk
Berbagai macam pengaduk mempunyai kegunaan berbeda, juga aliran dan pola
yang ditimbulkannya, misalnya :
Turbin
Pengaduk turbin mempunyai jangkauan viskositas dari viskositas rendah sampai
sedang (1 sampai dengan 5 x 105 Centi Poise). Bentuk pengaduk turbin biasanya
berdaun banyak, putaran dengan kecepatan tinggi, bentuk daun lurus, melengkung
dan tidak bersudut. Pola aliran yang ditimbulkan berbentuk radial.
Jangkar :
Bentuk ini menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah putaran rendah,
daerah operasi dekat dengan dinding tangki, efektif untuk larutan dengan viskositas
tinggi (103-105) Centi Poise.

Waktu Pencampuran
Pencampuran zat cair yang mampu bercampur (miscible) dalam tangki
berlangsung sangat cepat dalam turbulen. Impeller dapat menghasilkan kecepatan
tinggi dan fluida bercampur dengan baik disekitar impeller karena adanya aliran
turbulen yang kuat. Bila aliran berjalan lambat mengalir kearah dinding, maka
terjadi pergolakan besar yang berubah menjadi kecil, akan terjadi sirkulasi kearah
pusat impeller sehingga terjadi pencampuran. Perhitungan atas dasar cara tersebut
menunjukkan pencampuran hamper 99% yang dapat dicapai bila tangki mengalami
sirkulasi 5 kali. Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari korelasi aliran total
yang dihasilkan dari beberapa jenis impeller. Untuk turbin berdaun enam standar,
waktu pencampuran adalah :
q = 0,92 n Da3 (Dt/da)
Tt = 5 v / = 5(n2H/4) (1/0,92 n Da2 Dt)
nTt = (Da/Dt)2 (Dt/H) = konstan = 4,3
Digunakan untuk tangki dan impeller tertentu, atau untuk berbagai system yang
secara geometri serupa. Waktu pencampuran diperkirakan berbanding terbalik
dengan kecepatan pengaduk. Digunakan untuk turbin dengan (Da/Dt) = 1/3 dan
(Dt/H) = 1, dan HTt = 36
Korelasi umum untuk menentukan waktu pencampuran diberikan oleh Norwood
dan Metzer adalah :
ft = TT (nDa2)2/3 q3/6 Da1/2 = na (Da/Dt)2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt3/2
Untuk propeller adalah :
ft = TT (nDa2)2/3 q1/6 = na (Da/Dt)3/2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt
Untuk Da/Dt = 0,07 0,18
Prosedur Percobaan
1. Menimbang 500 gr tepung kanji, lalu melarutkannya dalam 2 liter air.
2. Memasukkan 15 liter air ke dalam bejana kemudian disarig.
3. Larutan kanji dipindahkan ke tangki berpengaduk (tangki pencampuran) dan
menambahkan 5 ml indicator pp.
4. Menentukan berat jenis, suhu, dan viscositas larutan.
5. Menambahkan 30 ml NaOH 2M dan mengatur kecepatan motor bersamaan
dengan pengaduk 80 rpm.
6. Mencatat waktu bila perubahan warna campuran telah merata.
7. Menetralkan campuran dengan menambahkan 30 ml larutan H2SO4 2M
bersamaan dengan menjalankan stopwatch, mencatat waktu penetralan.
8. Menentukan harga berat jenis, viscositas, dan temperature campuran.
9. Mengulangi percobaan 1-6 dengan kecepatan pengaduk pada 100 rpm, 120 rpm,
140 rpm dan 160 rpm.
Data Pengamatan :
Larutan berkecepatan 70 Rpm
Proses yang dilakukan Perubahan Suhu Perubahan Warna
(s) (C)
1. Penambahan larutan NaOH 2M 20 detik 32 Putih Merah
SEBANYAK 30 ml muda
2. Penambahan Larutan H2SO4 5 detik 32 Merah muda
2M sebanyak 30ml putih

Larutan berkecepatan 75 Rpm


Proses yang dilakukan Perubahan Suhu Perubahan Warna
(s) (C)
1. Penambahan larutan NaOH 2M 13 detik 32,8 Putih Merah
SEBANYAK 30 ml muda
2. Penambahan Larutan H2SO4 7 detik 32,8 Merah muda
2M sebanyak 30ml putih

Larutan berkecepatan 80 Rpm


Proses yang dilakukan Perubahan Suhu Perubahan Warna
(s) (C)
1. Penambahan larutan NaOH 2M 9 detik 32,1 Putih Merah
SEBANYAK 30 ml muda
2. Penambahan Larutan H2SO4 6 detik 32,1 Merah muda
2M sebanyak 30ml putih
Larutan berkecepatan 94 Rpm
Proses yang dilakukan Perubahan Suhu Perubahan Warna
(s) (C)
1. Penambahan larutan NaOH 2M 5 detik 32,1 Putih Merah
SEBANYAK 30 ml muda
2. Penambahan Larutan H2SO4 2 detik 32,1 Merah muda
2M sebanyak 30ml putih

You might also like