Professional Documents
Culture Documents
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................
3.
- Latar
Belakang .............................................................................................
.... 3.
- Tujuan
3.
- Ruang Lingkup
. 3.
- Batasan Operasional
. 4.
- Landasan Hukum
. 4.
BAB II STANDAR
KETENAGAAN .........................................................................................6.
A. Denah
ruang ...............................................................................................
.... 17.
B. Standar
fasilitas ..............................................................................................
.. 17.
1
BAB IV TATA LAKSANA
PELAYANAN ................................................................................... 19.
A. Persyaratan
Pelayanan ....................................................................................19.
B. Alur
Pelayanan ........................................................................................
....... 20.
C. Kriteria pemeriksaan (Waktu Tunggu Hasil)
.................................................. 21.
D. Pengelolaan
Spesimen ..................................................................................... 23.
E. Pengolahan
Spesimen .......................................................................................25.
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen
.. 25.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
........................................................... 27.
H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
.. 30.
I. Pengolahan Limbah
. 32.
J. Laporan Hasil dan Arsip
33.
K. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat
. 34.
BAB V
LOGISTIK ..............................................................................................................
57.
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN ........................................................................................ 59.
A. Pengertian ..........................................................................................
.............59.
B. Tujuan ..............................................................................................
.............. 59.
C. Tata laksana keselamatan
pasien ....................................................................59.
A. Pengertian
.. 62.
B. Tujuan
. 62.
2
C. Tatalaksana Keselamatan Kerja
. 62.
D. Penanganan Keadaan Darurat dilaboratorium
64.
E. Pemakaian kaca mata
.... 65.
F. Pemakaian Jas Laboratorium
...... 65.
G. Pemakaian Masker
. 65.
H. Pemakaian Sarung Tangan
. 66.
I. Pemeliharaan Kesehatan tenaga Laboratorium
.. 66.
BAB IX
PENUTUP ...............................................................................................................
. 73.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium
tidak dapat dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan
kepada seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut.
Ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli
ahli teknologi laboratorium ( Medical Laboratory Technologist ) dari negara lain yang
lebih maju. Untuk itulah perlu disusun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi
laboratorium kesehatan dan pedomam yang jelas tentang pelayan instalasi
laboratorium di Indonesia.
B. Tujuan Pedoman
a. Halaman/ taman: yang terdiri atas halaman rumah dinas, halaman depan kantor
dan rawat jalan, halaman depan IGD, halaman depan dan belakang rawat inap
belakang, dan area parkir depan beserta mushalla.
b. Bangunan kantor: terdiri atas ruang kepala puskesmas, ruang kepala tata usaha,
ruang/ klinik sanitasi, ruang P2M, ruang TB/ vaksin, ruang aula, ruang klinik IMS,
ruang kasir, ruang TU, poli umum, poli gigi, apotek, dan laboratorium.
c. Ruang perawatan depan: terdiri atas teras IGD, selasar ruang bersalin, ruang
IGD, ruang piket perawat, ruang KIA, poli MTBS, ruang bersalin dan nifas, ruang
bangsal, ruang anggrek, serta kamar mandi
d. Ruang perawatan belakang: terdiri atas ruang melati, ruang tulip, ruang mawar,
dan ruang. Dan kamar mandi masing-masing ruangan beserta selasar
masing-masing
a. Pemeliharan peralatan medis yang meliputi peralatan vital sign, mid wife kit,
hecting set
D. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik RSUD Badung merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia
Klinik, Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta Mikrobiologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemeliharaan halaman
5
Pemeliharaan halaman adalah menyapu sampah, memotong rumput, meratakan
tanah yang berada dihalaman depan dan belakang yang tidak tertutup keramik
menggunakan sapu lidi, penyerok, dan pemotong rumput serta penampung
sampah sementara
2. Pemeliharaan lantai
Pemeliharaan lantai adalah menyapu bagian lantai yang tertutup keramik
menggunakan sapu ijuk kemudian mengepelnya dengan cairan pembersih lantai
dan alat pel dan memberikan tanda peringatan bila lantai licin
3. Pemeliharaan kaca
Pemeliharaan kaca adalah adalah mengelap bagian jendela atau pintu yang
terbuat dari kaca dengan cairan pembersih kaca dan kain lap
4. Pemeliharaan meubel
Pemeliharaan meubel adalah membersihkan dengan sapu bulu atau kain basah
bagian meubel yang terbuat dari palstik, besi, kayu, atau kulit.
5. Membersihkan linen
Pemeliharaan linen adalah mengambil, mengganti, mencuci, mengeringkan, atau
menjahit gorden, seprai, dan sarung bantal
8. Pemeliharaan genset
Pemeliharaan genset adalah memelihara genset seperti mengecek berkala
genset, mengganti oli, atau memastikan ketersediaan bahan bakar genset
mencukupi
6
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tenteng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Biomedik;
7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
8
5. melaporkan perencanaan pengadaan ke kepala tata usaha
9
8. Petugas pemelihara air dan listrik Jadwal buka air jam Jadwal lain
04.30-05.00, jam sesuai
12.00-12.30, malam kebutuhan
18.00-18.30
9. Petugas pemelihara mobil ambulans/ Perawatan harian Jadwal
sopir seperti megelap, pemeliharaan
memanaskan rutin diatur
dilakukan tiap pagi,
memandikan
dilakukan minimal
seklai seminggu atau
tampak kotor, ganti
oli dan suku cadang
dilakukan sesuai
kebutuhan
B. Pengaturan Jaga
1. Petugas kebersihan (cleaning service):
a. Jadwal jaga dibuatkan oleh penanggung jawab kebersihan dan air
setiap bulan atas persetujuan kepala puskesmas
b. Jadwal jaga diterbitkan maksimal tiga hari sebelum berlaku
c. Tugas jaga dimulai paling lambat jam 07.00 dan selesai jam 13.15
d. Uraian tugas jaga terlampir
e. Permintaan izin terencana minimal memberitahukan penanggung
jawab seminggu sebelum waktu izin dan sudah menunjuk pengganti
f. Izin tidak terencana memberitahukan penanggung jawab dan kepala
tata usaha lewat beertemu langsung atau minimal lewat pesan
telepon dan sudah mencari pengganti, jika pengganti tidak
10
ditemukan, maka penanggung jawab bertanggung jawab mencarikan
pengganti
g. Izin terencana lainnya mengikuti aturan kepegawaian
1. Latar Belakang
11
tenaga di Laboratorium yang handal, diperlukan perencanaan, pengadaan dan
pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran pelayanan Laboratorium.
2. Tujuan Umum
3. Tujuan Khusus
12
Laboratorium terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 2
Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu rata-
rata 3 menit.
3. Standar beban kerja per satu tahun:
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.09
+ 1.40 = 1 Orang / shif.
13
6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium.
14
d. Perhitungan kebutuhan analis di Laboratorium .
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 1.05 + 18.77 = 19 Orang /
shif.
disesuaikan dengan kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shif, jaga pagi 8 Orang,
siang 2 orang, malam 2 Orang.sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 19
orang.
15
Waktu Kerja Tersedia
Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.14
+ 2.34 = 2 Orang / shif.
16
6. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium
Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSUD Badung dengan
kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga Spesialis Pathologi Klinik 1 orang,
Tenaga Analis 4 orang, Tenaga, tenaga Administrasi 1 orang.
9. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di
Laboratorium RSUD Badung, maka diperlukan penambahan tenaga Spesialis
Pathologi klinik, Analis, Dan tenaga Administrasi.
17
BAB III
STANDAR FASILITAS
P
e
lift
r
R./Sampling a Pengolahan
Meja
Hasil t
o
r
Tempat
Reagent
Wastafel
R./ Analis
Ruang
Administrasi Lab.
N
R./ Gudang
administrasi
I
C Gudang
Barang Kamar Mandi
U Laboratorium
PMI
18
Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : 108 m2, dengan masing masing luas
ruangan 15,4m 2 di tambah ruang tunggu pasien kurang lebih
20 m2 , terdiri dari :
1. Ruangan Sampling
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Ruangan administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses akhir
hasil laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis
pakai/reagen yang dipakai
3. Gudang administrasi
Yaitu ruangan tempat ATK dan lain- lain
4. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang
laboratorium
B. Standar fasilitas.
19
Buah
BAB IV
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan
jaminan perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium
dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi
lengkap dan berkas jaminan yang sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium
oleh petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi
lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,
20
seperti puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk
pemeriksaan UL.
Sampel Sampel
Pasien Dari Ruang
Rawat dari IGD
Rawat Inap
Jalan
Sampling Billing
Pasien IRJ
Analis Lab Petugas billing
Analisa
Analis Lab
21
Hematologi Kimia Klinik Serologi Klinik Rutin
Petugas Petugas Kimia Petugas Petugas Klinik
Hematologi Klinik Serologi Rutin
Manual Result
Entry
Analis Lab
Release
Analis Quality
Control
Autorized
Dokter Penanggung
Jawab Lab
Print
Analis Lab
Pasien / Petugas
Administrasi
IRJ / Petugas IRI
22
6. Widal
Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada
dalam kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel
muda karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, Ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien,
diberi nama, umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas )
sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan
secara manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
23
4. Bakteriologi
a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi
seperti dahak, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal 2
identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
c) Preparat pasien dibaca pada mikroskop
d) Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
e) Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer
f) Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau
nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pembuatan preparat urine
c) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer
e) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan
dapat dilihat pada menu Result.
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan
dapat dilihat pada menu Result.
D. Pengelolaan Spesimen
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam.
Pagi hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,
kemudian pasien makan dan minum seperti biasa, selesai makan
pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
2. Persiapan Alat :
24
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
25
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah
bangun tidur.
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c) Beri label identitas pasien.
3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif,
elektrolit urine.
E. Pengolahan Spesimen
26
Urine (urinalisa) Centrifuger 2000 rpm, 5 Endapan urine
menit
Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari serta
bulan penyimpanan.
1. Serum
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan selama
1 bulan, sisa serum dibuang
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C, setelah itu
dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan, (15-
300C), setelah itu dibuang .
4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu, setelah
itu dibuang.
(dalam menit)
27
HEMATOLOGI :
HEMOSTASIS :
URINALISIS :
Urin segar + 10
ml
28
FAECES :
ANALISA CAIRAN
TUBUH :
1. Transudat/ exudat
Cairan Pleura dirujuk 140
2. Cairan sendi
Cairan Sendi dirujuk 140
3. Cairan otak
Cairan Otak dirujuk 140
DRUG
MONITORING :
1. Amphetamin
Urin segar 10 ml Setiap hari 60
2. Marijuana
Urin segar 10 ml Setiap hari 60
3. Opiat
Urin segar 10 ml Setiap hari 60
4. Barbiturat
Urin segar 10 ml Setiap hari 60
5. THC
Urin segar 10 ml Setiap hari 60
Kimia
(dalam menit)
KARBOHIDRAT :
3. Glukosa sewaktu
29
4. Glukosa
kurva harian Serum 0,5 ml Setiap hari 140
5. Glukosa
toleransi tes Serum 0,5 ml Setiap hari 140
LEMAK :
FUNGSI GINJAL :
BAKTERIOLOGI :
FUNGSI HATI :
30
ELEKTROLIT :
SEROLOGI :
31
agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan /
penyakitnya.
Prosedur :
-tidak bisa
dilakukan
pencabutan
SMF GIGI : 200 mg/dl
gigi
32
SMF Anak: Na < 125 mmol/L atau >
155 mmol/L
33
pCO2 : 35 45 mmHg
cHCO3 : 23 33 mmol/L
SBC : 22 26 mmol/L
SO2 : 95 99 mmol/L
I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius
dan container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non
infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah
khusus benda tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai jerigen ganti
dengan kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak
tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di
bawa ke tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan
tusuk, kemudian diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
34
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS
35
b. Buku kerja QC Kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine.
5. Buku arsip hasil laboratorium
a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku
registerasi laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical
check up.
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan
urutan bulan dan tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan
dan tahun secara berurutan.
b. Simpan dalam box file.
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium
selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
7. Print out hasil dari alat
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja
sesuai dengan hari dan tanggal pemeriksaan.
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur
dengan di desinfektan.
b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.
c. Perbedaan suhu 2 C, pengaturan suhu perlu di stel kembali.Suhu
yang masih dapat diterima adalah 2 C dari suhu yang diinginkan.
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.
36
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus.
Beban harus di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali
pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang
sebelum centrifus di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap
minggu atau bila terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di
tutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka
tabung mudah pecah waktu di centrifus karena adanya gaya
sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah,bantalan
harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di
perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara
aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi
dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar
telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu,
bila saranan jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu
dengan 100x. Untuk pembesaran 100x gunakan dengan minyak
imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol
setiap hari setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak
imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat
lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau
objektif,karena kotoran akan mudah masuk.
f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh
berada pada satu garis dengan kondensor, karena dapat
mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan mikrometernya
sudah rusak.
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
37
h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan
menyentuh lensa dengan jari.
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
5. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 30 menit ( tergantung jenis /
merek alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.
e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang
dilalui cahaya harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut
harus bersih, tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun.Untuk
menghindari hal tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi
kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu
yang sesuai dengan suhu pemeriksaan.
i. Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan
yang melekat pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang
sulit dihilangkan, bila tersentuh tangan waktu mengganti lampu,
segera bersihkan dengan alcohol.
6. Sheker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
7. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur,
partikel debu ) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat
sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung
terlihat jelas dan lengkap.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan
menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah
akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca
penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah
maka volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur
dalam posisi horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung
yang tertutup kaca penutup.
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung
atau sampel mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain,
atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus dibuang.
38
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau
dengan air detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas
dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet
transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan
yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk
memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan
tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan
dengan cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu
bagian luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah / bejana
dalam posisi tegak lurus dan cairan di biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah
semua cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan
dengan ditiup memakai alat bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 500 ul ), harus dibilas untuk
mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian
dalam.
j. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic,
kemudian baru dicuci.
9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena
pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet,
juga pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan
berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik
di dalam rak pipet.
Cara pencucian :
39
1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian
rendam dalam larutan extran netral 2 % selama 2 24 jam,
bila alat terlalu kotor rendam lebih lama.
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa sisa larutan extran
tidak tertinggal pada alat yang dicuci.
3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 60
C dan alat plastic di keringkan dengan suhu kamar 15 -
25C.
1. Kalibrasi Biosystem
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera
nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan
pemeriksaan ulang
d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan
penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan
kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk
digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari
sebelum pemeriksaan
terhadap darah pasien
2. Kalibrasi A 15
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera
nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk ke dalam range kontrol, lakukan
pemeriksaan ulang
d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan
penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan
kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk
digunakan
f. Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari
sebelum pemeriksaan terhadap darah pasien
40
a. Alat baru dipasang
b. Penggantian spare part
c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
Trouble Shooting
41
analisa
42
baru
Tutupkan penutup rotor lalu
Tutupkan penutup utama
Lakukan proses New ROTOR
klik N-Rotor
Setelah proses New Rotor selesai
maka secara otomatis langsung
melanjutkan proses sampling
43
Kemudian di layar klik ACCEPT
kembali ke layar monitor , dan jika
tidak ada alarm lainnya , Klik
CONT untuk melanjutkan
2. Trouble Shooting A 15
44
baru
Tutupkan penutup rotor lalu
Tutupkan penutup utama
Lakukan proses New ROTOR
klik N-Rotor
Setelah proses New Rotor selesai
maka secara otomatis langsung
melanjutkan proses sampling
45
rak sample
Carilah sample cup yang
kosong / kurang dengan
mengikuti gambar yang ada di
layar, lihat di lubang nomor
berapa yang warnanya beda
Segeralah isi kembali dan
letakkan di lubang yang semula
Pada layar sorot, klik lubang yang
beda warna tadi kemudian
hapuslah dengan cara mengklik
gambar penghapus ( delete )
Begitu pila untuk reagent, carilah
pada rak reagen mana botol yang
berbeda warna, isi atau ganti
botolnya, hapus yang kosong
daftarkan kembali pada posisi
semula
Kemudian isikan / daftar
kembalilubang yang sudah
terhapus tadi dengan sample
yang sama, letakan rak sample
pada posisi semula
Jika sudah yakin tidak ada yang
keliru, tutup penutup Utama
Kemudian di layar klik ACCEPT
kembali ke layar monitor , dan
jika tidak ada alarm lainnya , Klik
CONT untuk melanjutkan
46
0.16 Mpa Error - Kesalahan - Setel tekanan 0.16 Mpa
penyetelan
tekanan 0.16 Mpa - Jika penyetelan 0.16 Mpa
- Regulator 0.16 gagal kemungkinan regulator
Mpa tidak rusak, hubungi teknisi sysmex
berfungsi
47
Low ditetapkan
Env Therm Sens Salah satu dari Matikan alat dan nyalakan
Err sensor suhu untuk kembali, jika pesan masih
mendeteksi muncul, hubungi teknisi sysmex
temperatur rusak
48
Container SLS habis Bila setelah reagen diganti baru
masih muncul pesan error,
kemungkinan sensor apung
tidak bekerja atau system
hidrolik tidak normal. Lakukan
pengecekkan pada sensor
apung dan periksa selang, ada
yang robek / terjepit / lepas
49
terlepas
Rinse Motor Beban motor untuk Periksa rinse cup pastikan tidak
Error menggerakan ada cairan, hubungan saklar
Rinse Cup terlalu atau selang yang mengganjal
tinggi bagian atas / bawah dari Rinse
cup
50
- Selang penyedot jalur penyedot sample
sample ke sampler
terlepas
Rack Shift Home Sensor posisi awal Hilangkan kotoran atau debu
Pos Error rack Feed tidak
berfungsi
Rack Feed Out Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Func Error tidak berfungsi
Rack Feed Out Sensor rack Feed Hilangkan kotoran atau debu
Init Error tidak berfungsi
Rack Move Error Rack tidak bisa Pindahkan rak dari jalur sampler
1 bergeser dan kembalikan pada posisi
awal
51
Rack Move Error Ketika Hand Pindahkan rak dari jalur sampler
2 Clipper tidak dan kembalikan pada posisi
mengambil awal
sampler, Rack
berdgeser
Rack Move Error Ketika diinterupsi, Pindahkan rak dari jalur sampler
3 Rack bergeser dan kembalikan pada posisi
awal
Rack Full Error Rak telah penuh Pindahkan rak yang telah
dan analisa dianalisa
dengan sampler
tidak dapat
dilanjutkan
Sampler Start Ketika masih ada Pindahkan rak dari jalur sampler
Error rak berada pada dan kembalikan ke awal, dan
52
jalur sampler, lakukan analisa kembali
analisa dengan
mode sampler
dimulai
RBC / PLT Ch Jumlah sel RBC / Jauhkan sumber noise dari alat
Error PLT melampaui dan ulang analisa sample
batas tertinggi
yang disebabkan
gangguan noise
53
pada SRV , terjepit periksa reagen RET
atau terlepas pada
cairan RET dye
dan selang diluent
54
Control Entry Analisa control Definisikan informasi lot dari
Error dilakukan tanpa di kontrol
definisikan lebih
dahulu lot, limit, dll
55
- Panggil teknisi alat
56
digunakan jika diperlukan
- tekan tombol Restart
- Jika error berlanjut, hubungi
local teknisi
57
Barcode Error Pembacaan Tekan atau X lalu Enter,
Barcode salah masukan code yang ada
dibawahnya secara manual,
tekan untuk mengkonfirmasi
dan meneruskan
58
201 terisi penuh terisi penuh, tapi jika sudah
penuh tetap error ulangi
pemeriksaan dengan catridge
baru
59
Err 04 Motor terlalu panas Tunggu sampai centrifuge
dingin dan ulangi memutar
60
BAB V
LOGISTIK
PROSES KETERANGAN
Mulai
1. Laporan bulanan
Ka Ruangan
Laboratorium ditandatangani oleh:
Ka Instalasi
Buat catatan stok &
Ka Sie Penunjang Medis
evaluasi jumlah
stok Ka Bidang Penunjang Medis
Pengawas barang
Direktur
Ka. ruangan tidak Stok
cukup
Buat SP
ya
Setu
ju seles
ai
2. Surat pemesanan
ya (SP) barang ditandatangani atau
Ka. Ruangan
disetujui oleh :
Hubungi Suplier Kepala Instalasi
Ka. Bidang Penunjang
Disetujui rekanan
Suplier
Ambil SP,
ditandatangani &
61
Ka. Ruangan
Terima Barang
Ya
Retur barang Ka Ruangan
Beri label,simpan di
gudang laboratorium
4. Setelah barang datang Ka
Ruangan :
Catat di buku penerimaan
Mengentry
barang( PO,DO,Faktur)
PROSES KETERANGAN
Mulai
1. Amprahan barang ditandatangi
oleh koordinator laboratorium
Koordinator Lab.
Koordinator Lab.
tidak Stok
Buat Surat
amprahan ke
cukup 2. Bila ruangan/bangsal
gudang memerlukan bahan habis pakai
ya koordinator mendistribusikan ke
Setu
ruangan /bangsal dengan
ju seles
mencatat pada buku amprahan
ai ruangan yang telah disediakan
Mengambil
amprahan
Ka.Ruangan/Gudang
lab.
Mencatat barang
keluar
62
Koordinator Lab.
Koordinator Lab
Mendistribusikan ke
Ruangan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien di laboratorium menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
1. Pedoman umum :
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
63
2. Manfaat keselamatan pasien
a. Budaya safety meningkat dan berkembang (blame-free culture,
reporting culture, learning culture)
b. Komunikasi dengan pasien berkembang
c. Kejadian tidak diinginkan menurun
d. Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
e. Mutu pelayanan meningkat
f. Citra laboratorium dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti
peningkatan kepercayaan dan kepuasan diri
64
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien
akan tetapi tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC pasien yang
seharusnya normal tetapi hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga
pasien menjalani cuci darah, pasien dengan glukosa normal
dikeluarkan hasil glukosa rendah sehingga dilakukan koreksi glukosa
(terjadi karena salah sampel/terjadi gangguan pada proses
pemeriksaan).
e. Kejadian tidak diharapkan : Kejadian yang mengakibatkan cidera
kepada pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak
melakukan suatu tindakan, dan bukan karena penyakit dasarnya.
Contoh: pasien DHF yang diphlebotomi dengan needle tidak
disposable, dan pasien tersebut akhirnya terjangkit HIV ( needle
pakai pasien HIV ).
Faktor Kontribusi
65
Komunikasi tidak efektif Fungsi kroscek
Salah mengerjakan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
66
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Badung
membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi
petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
2. Analitik
a. Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus
selalu hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius
( Universal Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk
mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi
bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu
pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius
dengan cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan
petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium
yang mengalami cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah
terbakar, segera matikan semua api, gas dalam ruangan
tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan semua
peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
67
d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
b. Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas
yang pendek pun dapat melihat kedalamnya dan menempatkan
tabung sentrifuge dengan mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk
melihat tanda korosi atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit
karena bersifat korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar
cairan penyeimbang dapat mengalir keluar.
68
D. Penanganan Keadaan Darurat Di Laboratorium
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu
dipindahkan ke unit lain.
b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
c. Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
d. Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran
yang ada di rumah sakit ( APAR )
e. Tulis berita acara kejadian.
2. Biakan atau specimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya di tutup dengan kain atau tissue yang
dibasahi desinfektan.
b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
c. Wadah di desinfektan atau autoclaf.
69
F. Pemakaian Jas Laboratorium
1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya
jangan sampai terkena tubuh
2. Tujuan :
Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh.
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang.
4. prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung
baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
G. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan
pekerjaan (sewaktu bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
70
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan
jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di
dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian:
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko
tertularnya penyakit.
b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada
tempat yang berisiko.
c. Kebijakan :
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3. Immunisasi
d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.
2. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali.
3. Immunisasi sesuai Boster
71
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak
semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil
sembarangan. Hal hal yang perlu diperhatikan :
72
a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang dibutuhkan
c. Waktu pengambilan
d. Tempat pengambilan
e. Wadah
3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam
menerima sampel yang memuat data antara lain :
4. Pengiriman sampel
73
1. Pengolahan sampel :
2. Kalibrasi Peralatan :
Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti
karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan
kesalahan dalam intepretasi hasil.
Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai
penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
74
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh
pemerintah dan yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
Badung sampai saat ini adalah :
1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar
biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
75
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan
bahan kimia murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari
manusia maka lebih baik menggunakan bahan control dari manusia.
76
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim
akreditasi yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan
perkembangan serta undang-undang yang berlaku
77
Mangupura,
2013
Inst.Lab
oratorium RSUD Badung
78