Professional Documents
Culture Documents
JURNAL
PEMBELAJARAN
FISIKA
Diterbitkan Oleh:
Program Studi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Jember
JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA (JPF)
Terbit empat kali setahun pada bulan Juni, September, Desember, Maret. Berisi
artikel yang diangkat dari hasil penelitian dan non penelitian bidang Fisika dan
Pembelajaran Fisika
Ketua Penyunting
Drs. Albertus Djoko Lesmono, M.Si
Penyunting Pelaksana
Drs. Sri Handono Budi Prastowo, M.Si
Dra. Tjiptaning Suprihati, M.S
Drs. Subiki, M.Kes
Dra. Sri Astutik, M.Si
Drs. Trapsilo Prihandono, M.Si
Drs. Bambang Supriadi, M.Sc
Drs. Agus Abdul Gani, M.Si
Drs. Alex Hariyanto, G.Dip.Sc
Supeno, S.Pd, M.Si
Tata Letak
Drs. Maryani
Penyunting Ahli
Prof. Dr. Sutarto, M.Pd
Prof. Dr. Lambang Subagyo, M.Sc (Unmul)
Dr. Indrawati, M.Pd
Dr. Yushardi, S.Si, M.Si
Dr. I Ketut Mahardika, M.Si
Dr. Sudarti, M.Kes
Pelaksana Administrasi
Erni Midiawati, S.Si
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan MIPA Gedung III FKIP Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Kampus
Bumi Tegalboto Jember 68121, Telp. 0331-334988, 330738, fax: 0331-334988.
Website: www.jpf.fkip.unej.org; Email: jpffkip@gmail.com
Jurnal Pembelajaran Fisika (JPF), diterbitkan sejak Juni 2012.
Diterbitkan oleh Program Studi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DENGAN METODE
DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP
Abstract: The goals of this research were: (1) to know the activity of learn physics a
student during use the model of learning generative with demonstration method, (2) ) to
analyze the different of students achievement use the model of learning generative with
demonstration method and using conventional model. This study was a true-experiment
research by using design control group pre-test and pot-test. Data collection method of this
research used observation, interview, test, and documentation. The students activities were
analyze by using percentage, and the students achievement was analyzed by using SPSS
16. The analysis result shows that (1) the students activities in experiment class were better
than in control class, (2) there were different of students achievement by using the model
of learning generative with demonstration method and using conventional model.
145
146 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1 No. 2, September 2012, hal. 145-151
E 01 X1 02
K 03 X2 04
Keterangan:
E : kelas eksperimen 01 : pre-test kelas eksperimen
K : kelas control 02 : post-test kelas eksperimen
03 : pre-test kelas kontrol
04 : post-test kelas kontrol
X1 : perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran generatif metode demostrasi
X2 : perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
Sari, Penerapan Model Pembelajaran Generatif dengan Metode Demonstrasi 147
Tabel 2. Persentase rata-rata aktivitas siswa tiap indikator (pertemuan I, II, III).
Aktivitas Siswa Persentase Aktivitas Siswa (%)
Memperhatikan penjelasan guru (A1) = 76,38
Memperhatikan demonstrasi (A2) = 80,08
Mengemukakan pendapat (A3) = 50.55
Menanggapi pendapat (A4) = 48,22
Diskusi kelompok (A5) = 76,39
Diskusi kelas (A6) = 64,19
Memperhatikan pelajaran (A7) = 76,87
148 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1 No. 2, September 2012, hal. 145-151
Gambar 2. Persentase rata-rata aktivitas siswa tiap indikator (pertemuan I, II, III).
menggunakan demonstrasi. Siswa dapat pertemuan I, II dan III yaitu 68%, 65% dan
melihat langsung terjadinya suatu proses, 69% pada kelas eksperimen. Dan secara
yang semua itu berkaitan dalam kehidupan klasikal didapatkan presentase sebesar
sehari-hari tanpa siswa sadari. Dengan model 67,33%. Apabila persentase aktivitas siswa
pembelajaran generatif disertai metode tersebut disesuaikan dengan kriteria aktivitas
demonstrasi siswa dapat menggali siswa seperti pada tabel 1, maka aktivitas
pengalaman awal siswa dalam kehidupan tersebut termasuk pada kriteria aktif.
sehari-hari yang kemudian didemonstrasikan. Sedangkan untuk kelas kontrol presentase
Dan dengan adanya demonstrasi yang aktivitas belajar di setiap pertemuan masing-
berkaitan dengan pengalaman sehari-hari, masing 62%, 50% dan 57%. Secara klasikal
siswa dapat tertarik dengan materi yang akan didapatkan presentase sebesar 56,33% dan
dipelajarinya dan siswa juga ingin jika disesuaikan dengan kriteria aktivitas
mendemonstrasikannya. Sedangkan untuk siswa pada tabel 1, maka aktivitas tersebut
indikator aktivitas belajar yang paling rendah termasuk dalam kriteria cukup aktif. Hal ini
adalah menanggapi pendapat orang lain yaitu terlihat bahwa dengan menggunakan model
sebesar 48,22%. Hal ini disebabkan karena pembelajaran generatif disertai demonstrasi
siswa masih malu untuk mengeluarkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
pendapatnya masing-masing dan berargumen dibandingkan menggunakan pembelajaran
didepan teman yang lain. Siswa yang terbiasa konvensional.
diajar dengan menggunakan metode ceramah
oleh guru kelas, jarang diberi kesempatan Hasil Belajar
bertanya maupun menanggapi pertanyaan dari Hasil belajar fisika yang diamati dalam
kelompok lain. Sehinggga dalam pelaksanaan penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah
model pembelajaran generatif dengan metode kognitif produk yang diwujudkan dalam
demonstrasi ini siswa masih masih malu bentuk nilai pre-test dan nilai post-test.
dalam berargumen. Gambaran ringkasan nilai pre-test dan nilai
Hasil analisis aktivitas belajar di setiap post-test dapat dilihat pada tabel 4 dan gambar
pertemuan mengalami perubahan dari 4.
Tabel 4 Rata-rata nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Responden Pre-test Post-test Beda
Eksperimen 14,3 63,875 49.575
Kontrol 18,45 53,375 34.925
Gambar 4 Ringkasan nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
150 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1 No. 2, September 2012, hal. 145-151
Perbedaan hasil belajar fisika di kelas Dari data yang diperoleh pada Levenes
eksperimen (menggunakan model test Sig-nya 0.405 atau > 0.05 maka data
pembelajaran generatif dengan metode dikatakan homogen jadi yang digunakan
demonstrasi) dan di kelas kontrol untuk mengambil keputusan adalah lajur
(menggunakan pembelajaran konvensional) equal varience assumed. Selanjutnya pada
pada kelas VIII di SMP Negeri 14 Jember lajur equal varience assumed didapatkan nilai
diuji menggunakan uji t. Uji ini bertujuan Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 atau < 0.05 jika
untuk membuktikan bahwa hasil belajar fisika dikonsultasikan dengan pedoman
siswa menggunakan model pembelajaran pengambilan keputusan di atas maka dapat
generatif dengan metode demonstrasi lebih disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil
tinggi dari pada menggunakan model belajar yang signifikan antara kelas
pembelajaran konvensional. Adapun hipotesis eksperimen dan kelas kontrol (Ha diterima,
statistik untuk uji t adalah sebagai berikut: Ho ditolak). Sehingga dapat dinyatakan
tidak ada perbedaan signifikan antara bahwa hasil belajar fisika siswa menggunakan
perubahan hasil belajar fisika siswa model pembelajaran generatif dengan metode
pada kelas eksperimen dengan kelas demonstrasi lebih tinggi daripada kelas yang
kontrol. tidak menggunakan pembelajaran generatif
ada perbedaan signifikan antara dengan metode demonstrasi.
perubahan hasil belajar fisika siswa
pada kelas eksperimen dan kelas KESIMPULAN
kontrol. Dari hasil penelitian ini dapat dibuat
kesimpulan, bahwa (1) model pembelajaran
Permasalahan kedua dalam penelitian generatif dengan metode demonstrasi dapat
ini adalah untuk mengkaji hasil belajar siswa meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa,
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas (2) terdapat perbedaan yang signifikan hasil
kontrol. Untuk menjawab permasalahan belajar fisika siswa menggunakan model
kedua, dilakukan dengan cara menganalisis pembelajaran generatif dengan metode
perbedaan hasil belajar fisika dari nilai pre- demonstrasi dan yang menggunakan model
test dan post-test pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional. Saran agar dalam
kelas kontrol dengan meggunakan uji t. Hasil penerapan model pembelajaran generatif
yang diperoleh dari independent sample test dapat berjalan sesuai yang diingikan adalah
yaitu nilai signifikan sebesar 0,405. Ketika dengan memberikan pelatihan tentang
nilai signifikan > 0,05 maka data dikatakan penerapan model pembelajaran generatif dan
homogen, jadi yang dibaca pada t-test for bagi siswa dengan memberikan sosialisasi
equality of means adalah pada lajur equal tentang model pembelajaran generatif
varience assumed. Jika Sig. < 0.05 maka data tersebut.
dikatakan tidak homogen, jadi yang dibaca
pada t-test for equality of means adalah pada DAFTAR PUSTAKA
lajur equal varience not assumed.
Langkah selanjutnya yaitu dengan Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitihan
membaca nilai Sig. (2-tailed) dengan Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi,
pedoman pengambilan keputusan sebagai cetakan ke-14. Jakarta: Rineka Cipta.
berikut: Basir, A. 1988. Evaluasi Pendidikan.
Nilai signifikansi (Sig. (2-tailed)) < 0,05 Surabaya: Airlangga-University Press.
maka dapat disimpulkan ada perbedaan Bektiarso, S. 2000. Pentingnya Konsepsi
hasil belajar yang signifikan antara kelas Awal dalam Pembelajaran Fisika.
eksperimen dan kelas kontrol (Ha diterima, Jurnal Saintifika, 1, (1).
Ho ditolak). Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar.
Nilai signifikansi (Sig. (2-tailed)) > 0,05 Jakarta : Erlangga.
maka dapat disimpulkan tidak ada Rahmad, M & Dewi, A S. 2007. Hasil Belajar
perbedaan hasil belajar yang signifikan Keterampilan Sosial Sains Fisika
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Melalui Model Pembelajaran Generatif
(Ho diterima, Ha ditolak)
Sari, Penerapan Model Pembelajaran Generatif dengan Metode Demonstrasi 151
pada Siswa Kelas VIII B3 MTs Darul Trianto, 2010a. Mendesain Model
Hikmah. Jurnal Geliga Sains (2). Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Jakarta : Kencana.
Pembelajaran: Untuk Membantu Trianto, 2010b. Model Pembelajaran
Memecahkan Problematika Belajar Terpadu: Konsep, Strategi dan
Dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Implementasinya dalam Kurikulum
Sudyana, Ardhana, Kaluge, dan Purwanto. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2007. Efek Model Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara.
Generatif terhadap Pemahaman Belajar Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran
Kimia di Kalangan Siswa SMA. Jurnal Inovatif Kontemporer suatu tinjauan
Pancaran Pendidikan, 20, (67). Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi
Aksara.