Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada saat sekarang, kualitas air yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari
menjadi masalah yang serius. Karena untuk mendapatkan air yang sesuai
dengan standar tertentu sudah sangat sulit. Hal in dikarenakan air sudah
banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai kegiatan
manusia. Sehingga menyebabkan buruknya kualitas dari air itu sendiri.
Salah satu contoh limbah yang telah mencemari air saat ini adalah limbah
tahu. Limbah tahu berasal dari proses produksi pabrik tau yang terkadang air
sisa hasil produksinya langsung dibuang ke sungai secara langsung tanpa
mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Keadaan ini diperparah lagi
dengan masih banyaknya pengusaha tahu yang belum mengerti akan
kebersihan dan pencemaran lingkungan. Disamping itu, tingkat ekonomi
yang masih rendah sehingga pengolahan limbah akan menjadi beban yang
cukup berat bagi mereka.
1
kehidupan biota air tercemar, maka siklus makanan didalam air akan
terganggu dan ekosistem air akan terganggu pula. Sehingga oraganisme-
organisme seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan
bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena
kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan
ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.
Oleh karena itu pada praktikum kali ini, akan dilakukan pengamatan
mengenai dampak yang akan ditimbulkan bagi biota air (ikan mas hias) yang
hidup di dalam air yang tercemar dengan limbah tahu.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
keperluan rumah tangga, komersial dan industri. Beberapa analisis yang
dipakai untuk penentuan ciri-ciri fisik, kimiawi dan biologis dari kotoran
yang terdapat dari air limbah.
a. Ciri-Ciri Fisik
1. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan
padat yang terapung serta senyawa-senyawa yang larut dalam air.
Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan mengeringkan
serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.
2. Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji
kondisi umum air limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur
air kurang dari 6 jam. Warna abu-abu muda sampai setengah tua
merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami pembusukan
atau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila
warnanya abu-abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk
setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi
anaerobik.
3. Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat
mempunyai kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik
pada sarana pengolahan air limbah. Senyawa utama yang berbau
adalah hidrogen sulfida, senyawa-senyawa lain seperti indol skatol,
cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan
menyebabkan bau yang sangat merangsang dari pada bau hidrogen
sulfida.
4. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena
adanya tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air
limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim dan juga
tergantung pada letak geografisnya.
b. Ciri-ciri Kimia
Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama
adalah yang bersangkutan dengan Amonia bebas, Nitrogen organik,
4
Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor
sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat umum di
identifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian-
pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan
untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai
kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan
(Sugiharto, 1994).
Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini
diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organik yang
sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan
pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih
kecil dari pada nilai COD diukur pada senyawa organik yang dapat
5
diuraikan maupun senyawa organik yang tidak dapat terurai (Sugiharto,
1994).
6
berbagi penggunaan lahan, seperti hutan, perkebunan, pertanian lahan kering
dan persawahan, pemukiman, perikanan, industri dan sebagainya. Beban
bahan pencemar yang menyebabkan penurunan kualitas air pada sebagian
sungai, berasal terutama dari limbah domestik, limbah industri, kegiatan
pertambangan dan limbah dari penggunaan lahan pertanian (Anwar dan
Husin, 1990).
Secara alamiah, unsur logam berat terdapat dalam perairan, namun dalam
jumlah yang sangat rendah. Kadar ini akan meningkat bila limbah yang
banyak mengandung unsur logam berat masuk ke dalam lingkungan perairan
sehingga akan terjadi racun bagi organisme perairan. Logam berat hampir
selalu ada dalam setiap pencemaran oleh limbah industri karena selalu
diperlukan dalam setiap proses industri. Manifestasi dari keracunan logam
berat adalah diare denan fesis biru kehijauan dan kelainan fungsi ginjal. Bila
kadarnya tinggi dalam tubuh dapat merusak jantung, hati dan ginjal.
Absorbsi logam berat masuk ke dalam darah dapat menimbulkan hemolisis
yang akut, karena banyak sel darah yang rusak. Akibat yang serius dari
keracunan logam berat dapat menimbulkan kematian (Sastrawijaya, 2000).
7
Dalam ekosistem alami perairan, hampir dapat dipastikan bahwa kematian
sejenis ikan tidak selalu karena sebab faktor tunggal tetapi karena beberapa
faktor. Faktor-faktor yang dimaksud adalah :
1. Fenomena sinergis, yaitu kombinasi dari dua zat atau lebih yang bersifat
memperkuat daya racun.
2. Fenomena antagonis, yaitu kombinasi antara dua zat atau lebih yang
saling menetralisir, sehingga zat-zat yang tadinya beracun berhasil
dikurangi dinetralisir daya racunnya sehingga tidak membahayakan.
3. Jenis ikan dan sifat polutan, yang tertarik dengan daya tahan ikan serta
adaptasinya terhadap lingkungan, serta sifat polutan itu sendiri
(Wardhana, 1995).
8
lingkungan. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan bersumber dari
cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu pada tahap proses
penggumpalan dan penyaringan yang disebut air dadih atau whey. Sumber
limbah cair lainnya berasal dari proses sortasi dan pembersih, pengupasan
kulit, pencucian, penyaringan, penyucian peralatan proses dan lantai. Jumlah
limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu sebanding dengan
penggunaan air untuk pemrosesannya. Jumlah kebutuhan air proses dan
jumlah limbah cair yang dihasilkan dilaporkan berturut-turut sebesar 45 dan
43.5 liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai. Pada beberapa
industri tahu, sebagian kecil dari limbah cair tersebut (khususnya air dadih)
dimanfaatkan kembali sebagai bahan penggumpal (Dhahiyat, 1990).
Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri tahu masih menjadi masalah
bagi lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri rumah tangga ini
mengalirkan air limbahnya langsung ke selokan atau sungai tanpa diolah
terlebih dahulu. Keadaan ini disebabkan masih banyak pengrajin tahu yang
belum mengerti akan kebersihan lingkungan, disamping tingkat ekonomi
yang masih rendah sehingga pengolahan limbah akan menjadi beban yang
cukup berat bagi mereka. Limbah industri tahu dapat menimbulkan
pencemaran yang cukup berat karena mengandung polutan organik yang
cukup tinggi (Sugiharto, 1994).
BAB III
METODE KERJA
9
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 25 November 2011
sampai Hari Kamis tanggal 1 Desember 2011. Pada pukul 15.00-16.30
WITA di lantai 2 Laboraturium Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman Samarinda.
3.2.2 Bahan
a. Air kolam
b. Air limbah tahu
c. Ikan mas hias 6 ekor berumur 3 bulan dengan panjang 11-13.5 cm
d. Pakan ikan
10
2. Kemudian aquarium diisi dengan air kolam sebanyak 7000 ml dengan
menggunakan gelas erlenmeyer 700 ml.
3. Pertama-tama ikan diidentifikasi terlebih dahulu, yaitu ciri-ciri ikan,
panjang dari ikan yang diukur dengan menggunakan penggaris.
4. Ditimbang ikan dengan menggunakan timbangan digital.
5. Dimasukkan ikan ke dalam aquarium.
6. Dipasang aerator ke dalam aquarium.
7. Dibiarkan ikan beradaptasi selama 4 hari.
8. Setelah 4 hari, dihitung respirasi ikan dengan melihat pergerakkan mulut
ikan selama 3 menit.
9. Dimasukkan 300 ml air limbah tahu kedalam aquarium disalah satu
sudutnya.
10. Diamati selama 3 hari pergerakkan dan respirasi ikan sampai semua ikan
mati.
11. Apabila ada ikan yang mati, ikan ditimbang dan diukur panjangnya lagi.
12. Kemudian dianalisis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Panjang Ikan Berat ikan Jumlah
Jenis Ikan Ciri- Ciri
(cm) (gr) Respirasi
Masa Adaptasi
Hari Jumat-Selasa, tanggal 25-29 November 2011, jam 15.30 WITA
Memiliki bintik hitam
Ikan 1 11 12 295 kali diatas mata sebelah
kanan
Ikan 2 12 18.9 561 kali Kepala nya hitam
Bintik hitam dari kepala
Ikan 3 13.5 18.5 550 kali
hingga sirip
Kepala dan siripnya
Ikan 4 12 23.2 392 kali
berwarna hitam
Ikan 5 13 22.3 84 kali Berwarna kuning dan putih
Ikan 6 12 21.3 - Berwarna putih dan hitam
Air Limbah Tahu telah Dimasukkan
Hari ke-5, Rabu tanggal 30 November 2011, jam 15.30
Ikan 1 11 28.4 458 kali
Ikan 2 12 41.7 457 kali Pergerakan ikan ada yang
Ikan 3 13.5 41.3 427 kali
masih aktif dan ada
Ikan 4 12 37.6 392 kali
Ikan 5 13 40.2 - yang kurang aktif
Ikan 6 - - -
Hari ke-6, Kamis tanggal 1 Desember 2011, jam 15.30 WITA
Ikan 1 11.5 26.2
Ikan 2 12.5 37.4
Ikan 3 13.5 40.3
Ikan 4 12.5 36.2 Semua Ikan Mati
Ikan 5 - -
Ikan 6
- -
12
45
40
35
30 Berat ikan 1 Berat ikan 2 Berat ikan 3 Berat ikan 4
25
20
15
10 Berat ikan 5 Berat ikan 6
5
0
3 4 5 6
500
300
200
Respirasi ikan 5 Respirasi ikan 6
100
0
3 4 5 6
4.3 Pembahasan
4.3.1 Perbedaan Limbah Tahu Segar dengan Limbah Tahu yang lama
Perbedaan limbah tahu segar dengan limbah tahu yang lama, yaitu
limbah tahu segar yang segar adalah hasil produksi yang baru saja
seluar dari proses pembuatan tahu dan tidak memiliki endapan berupa
ampas sisa tahu. Sedangkan limbah tahu yang lama yaitu limbah tahu
yang diambil lalu didiamkan dalam waktu beberapa hari sehingga
menghasilkan endapan dari sisa ampas tahu tersebut. Semakin lama
13
didiamkan, maka proses akumulasi limbah akan semakin tinggi,
sehingga tingkat senyawa organik juga akan semakin tinggi dan akan
berpengaruh pada kehidupan biota air jika limbah tersebut dibuang
keperairan.
14
ikan karena perlakuan dari kita, seperti memindahkan ikan dari tempat
adaptasi ke aquarium dengan terlalu menekan bagian tubuh ikan.
Sehingga berpengaruh pada proses pernafasaan ikan. Pada
penambahan limbah tahu setelah pemindahan ikan dari tempat adaptasi
ke dalam aquarium, terjadi penurunan respirasi pada ikan-ikan
tersebut. Hal ini terjadi karena pada saat penambahan limbah tahu
sebanyak 300 ml, ikan mas hias tersebut belum mati akan tetapi ikan
sudah lemas, sehingga terkadang ikan ikan harus bernapas untuk
mempertahankan dirinya tetap hidup pada kondisi perairan dengan
kondisi zat pencemar yang terus bertambah.
15
sampai 434,78 mg/l. Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah
adalah gas nitrogen (N2), oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia
(NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut
berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam
air buangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dampak limbah industri tahu terhadap biota air (ikan mas hias) adalah
limbah industri tahu dapat menimbulkan pencemaran yang cukup berat
karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi dan tingkat
keasaman yang tinggi pula, sehingga mengakibatkan biota air khususnya
ikan tidak dapat hidup dengan layak yang mengakibatkan ikan tersebut
mati.
16
2. Ikan tidak bisa bertahan lama terhadap perairan yang tercemar
disebabkan, kandungan perairan yang tercemar membuat ikan sulit
berkembang biak dan bernafas dengan sehingga mengakibatkan ikan
mati.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan biota air, khususnya ikan
adalah tempat ikan tersebut beradaptasi dan kandungan-kandungan
bahan berbahaya dalam air tersebut dan penambahan udara untuk ikan
bernafas.
5.2 Saran
1. Sebaiknya pada saat pengamatan waktu yang ada dapat digunakan
dengan lebih efektif, agar kita dapat mengetahui dengan jelas
perkembangan keadaan biota air (ikan mas hias).
2. Sebaiknya menggunakan berbagai macam biota air yang lain, seperti
bekicot, belut dan sebagainya agar lebih bervariasi.
17