You are on page 1of 2

SURVEY PENDEKATAN KELUARGA SEHAT

No. Dokumen : SOP / UKM / PROMKES 5


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 01 September 2016

Halaman : 1/2

UPTD
Peni Dwi Sulistyani, SKM
PUSKESMAS
NIP.197404242000032002
KESAMBEN
1. Pengertian Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga-
keluarga di wilayah kerjanya. Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan
rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga).
2. Tujuan Sebagai acuan survei pendekatan keluarga sehat
3. Kebijakan 1. Permenkes No 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
2. SK Kepala Puskesmas Nomor 188/ /415.25.27/2016 tentang Pendekatan Keluarga
Sehat Puskesmas Kesamben
4. Referensi 1. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga, Kemenkes,
2016
2. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Dengan Pendekatan Keluarga,
Kemenkes, 2016
5. Alat dan 1. Kartu Identitas petugas pendata
Bahan 2. Tas dokumen
3. Prokesga
4. Pinkesga
5. Stiker
6. Bulpoin
7. Form daftar kunjungan rumah
6. Langkah 1. Melakukan inventarisasi data jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas
langkah 2. Menyiapkan instrumen pendataan (prokesga, pinkesga)
3. Menyiapkan petugas pendataan
4. Melakukan pembagian wilayah
5. Menetapkan jadwal kunjungan rumah
6. Melaksanakan kunjungan rumah
7. Melaksanakan pencatatan hasil wawancara dengan KK dan Anggota Rumah Tangga
dalam Prokesga.
8. Memberikan 1 buah pinkesga kepada KK / anggota rumah tangga dalam satu rumah
9. Menempelkan stiker pada jendela / pintu depan rumah

7. Bagan alir

8. Hal-hal yang 1. Semua data dan informasi yang diperoleh dari keluarga dalam kunjungan rumah bukanlah
perlu untuk disebarluaskan atau disampaikan kepada keluarga atau orang lain. Jika pun
diperhatikan kasusnya harus dibicarakan dengan keluarga atau orang lain hendaknya dilakukan tanpa

1/2
menyebut nama (anonym). Atau sesudah mendapat ijin dari keluarga yang bersangkutan.
2. Pembicaraan tentang masalah kesehatan suatu keluarga kepada pihak-pihak lain hanya
dilakukan apabila masalah tersebut tidak dapat diatasi sendiri, sehingga memerlukan
dukungan/bantuan dari komunitas (misalnya Dasawisma) atau pemuka masyarakat.
3. Pada kunjungan berikutnya, tetap tunjukkan perhatian dan berikan penghargaan berupa
pujian atau ungkapan rasa senang terhadap upaya yang telah dilakukan keluarga,
meskipun belum sesuai benar dengan saran/harapan. Perhatian dan pujian akan
meningkatkan semangat mereka.
4. Kalaupun keluarga melakukan saran Pembina Keluarga secara kurang benar atau bahkan
salah/keliru, hendaknya tidak dimarahi atau ditegur dengan keras. Tunjukkan sikap dapat
memahami kesalahan/kekurangsempurnaan, dan teruslah dengan sabar membimbing
keluarga tersebut. Jika perlu ulangilah penjelasan yang pernah disampaikan dengan
menggunakan bahasa atau cara lain yang mungkin lebih mudah dipahami oleh keluarga.
5. Satu keluarga pasti berbeda dengan keluarga lain dalam berbagai hal kondisi sosial
ekonomi, suku bangsa, agama, sikap dan perilaku, dan lain-lain. Oleh sebab itu, Pembina
Keluarga hendaknya bersikap luwes dan berupaya menyesuaikan diri dengan setiap situasi
dan kondisi yang dijumpai

9. Unit terkait UKP dan UKM

10. Dokumen 1. Prokesga


terkait 2. Form daftar kunjungan rumah

11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

2/2

You might also like