You are on page 1of 6

Kelompok Ilmiah Remaja SMA Batik 2 Solo Buat Tulisan Baru WordPress

BAHAYA FORMALIN PADA MAKANAN


Oleh : Nurma Winingsih

1. Pendahuluan

Sebelum saya membahas masalah ini saya akan memberitahukan kepada anda semua
bahwa kesehatan tubuh itu sangat penting sekali bagi kita. Karena apabila kita tidak sehat
kita tidak bisa melangsungkan kehidupan kita, selain itu kita sebagai penerus bangsa
harus bisa menanamkan hidup sehat untuk menjaga kesehatan tubuh kita, agar kita bisa
mengisi pembangunan bangsa kita ini untuk menjadi bangsa yang lebih maju, aman,
sehat, dan sejahtera.

Oleh sebab itu kita harus bisa mengatur pola hidup kita dengan baik. Kita harus tahu
kegiatan apa saja yang baik kita lakukan demi kesehatan kita dan makanan apa saja yang
baik kita konsumsi, maka dari itu kita harus tahu apa saja yang terkandung dalam
makanan yang akan kita makan setiap harinya dan baik tidaknya kandungan zat-zat yang
ada dalam makanan yang kita makan itu. Dengan begitu kita bisa menjaga kesehatan
tubuh kita dengan mengatur pola makan yang baik.

Dalam hal ini saya akan menguraikan tentang formalin yang terkandung dalam makanan
terutama yang merupakan zat-zat yang berbahaya yang ada pada makanan yang tidak
baik kita konsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh kita, agar kita tetap sehat dan bisa
beraktivitas sesuai dengan keinginan kita. Maka dari itu saya membuat tulisan ini, dengan
harapan agar bisa berguna dan membantu anda dalam mengatasi masalah ini dan
mengatur pola hidup anda menjadi pola hidup yang lebih sehat.

1.1 Latar belakang


Pada masa ini di Negara kita, telah banyak kita temui berbagai jenis makanan.
Pada zaman yang semakin maju ini setiap orang telah banyak menemukan berbagai cara
untuk mencari keuntungan yang besar terutama dalam hal berdagang. Segala cara mereka
gunakan asalkan mereka bisa memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dapat kita lihat
sendiri sekarang banyak sekali pedagang atau penjual makanan yang menggunakan zat-
zat yang berbahaya yang digunakan untuk membuat makanan.

Dengan adanya permasalahan tersebut saya ingin memberitahukan kepada


pembaca tentang formalin yang terkandung dalam makanan yang bisa membahayakan
dan bagaimana cara menaggulanginya. Supaya di Negara Indonesia ini masayarakatnya
bisa menghindari masalah tersebut. Oleh sebab itu saya membuat karya ilmiah ini.
Karena masyarakat biasanya tidak berpikir panjang ketika mereka membeli makanan
terutama jajanan-jajanan atau makanan-makanan ringan atau makanan kecil.

Dengan adanya permasalahan tersebut, saya ingin mencoba untuk menelusuri


masalah tersebut lebih mendalam, andaikan saja semua orang mau membaca karya ilmiah
saya ini saya pasti merasa senang sekali karena saya bisa membantu mereka untuk
merubah gaya hidup mereka menjadi lebih baik atau lebih sehat.

1.2 Permasalahan

Saat ini banyak sekali publik yang telah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat
yang bisa membahayakan kesehatan tubuh mereka, karena mereka banyak yang belum
tahu mengenai adanya zat-zat yang berbahya yang terkandung dalam makanan yang
mereka konsumsi setiap harinya .

Selain itu sekarang banyak sekali penjual makanan yang menggunakan zat-zat
yang tidak pantas digunakan untuk membuat makanan ketika membuat makanan yang
akan dijajakan, dengan tujuan untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya demi
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Karena pada saat ini banyak sekali barang-barang
kebutuhan masyarakat yang harganya melonjak tinggi, sehingga banyak masyarakat yang
tingkatannya menengah kebawah tidak bisa menjangkau harga-harga tersebut. Dengan
adanya masalah tersebut sekarang banyak sekali publik yang menggunakan segala cara
untuk memenuhi kehidupan ekonomi mereka.

Dan mungkin juga karena kurang adanya perhatian pemerintah atau lembaga
kesehatan Negara yang kurang memperhatikan masalah ini, padahal masalah ini sangat
penting bagi kehidupan masyarakat dan kelangsungan perekonomian Negara. Dengan
terbentuknya karya ilmiah ini, saya berharap supaya masyarakat bisa menanggulani
masalah ini dan mencoba untuk merubah gaya hidupnya demi kesehatan tubuh mereka.

1.3 Tujuan

Tulisan ini dikembangkan dengan tujuan :

1. Untuk membantu masyarakat agar terhindar dari segala kerugian dari zat-zat yang
berbahaya yang terkandung dalam makanan terutama formalin yang ada pada
makanan.
2. Untuk merubah gaya hidup masyarakat yang kurang sehat menjadi gaya hidup
yang lebih sehat.
3. Untuk menambah ilmu masyarakat dalam memilih makanan yang sehat.

2. Kajian Literatur

Dari berbagai penjual makanan pada saat ini, dapat kita temui berbagai macam jajanan
makanan yang mengndung zat-zat yang tidak baik untuk kesehatan tubuh kita, Misalnya
adanya kandungan zat berbahaya seperti formalin, boraks, zat pewarna pakaian yang
digunakan untuk makanan dan zat-zat adiktif lainnya. Berikut sedikit uraiannya mengenai
zat-zat yang berbahaya tersebut.

Formalin merupakan zat atau bahan untuk mengawetkan mayat, biasanya zat ini hanya
digunakan di rumah sakit atau di tempat-tempat tertentu, tapi seharusnya tidak ada pada
tempat-tempat pembuat makanan.
Formalin ternyata bukan hanya ditemukan pada ikan, mi, baso, atau tahu. Dosen
teknologi pangan dari Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan, Lanita Msc MEd,
mengungkapkan bahwa zat pengawet mayat itu juga ditemukan pada plastik pembungkus
makanan dan styrofoam. Berdasarkan penelitian, ujar Lanita, dalam acara diskusi
Bahaya Formalin bagi Kesehatan yang digelar Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit
Dalam Indonesia (PB PAPDI) pada 12 Januari lalu, pembungkus berbahan dasar resin
atau plastik rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Satu ppm adalah setara dengan satu
miligram per kilogram. Formalin pada plastik atau styrofoam ini, lanjutnya, merupakan
senyawa-senyawa yang secara inheren terkandung dalam bahan dasar resin atau plastik.
Namun, kata dia, zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi
panas, seperti saat terkena air atau minyak panas. Karenanya, menurut Lanita, makanan
yang masih panas jangan langsung dimasukkan ke dalam plastik atau kotak styrofoam.
Bersama formalin, luruh pula zat yang tak kalah racunnya yakni stiarin, yang biasa
terkandung pada plastik.

Secara umum, zat racun seperti formalin dan stiarin terdapat dalam produk
berbahan dasar resin. Namun, dalam kadar cukup tinggi, senyawa-senyawa ini
terkandung dalam produk plastik berkualitas rendah seperti, plastik PVC. Contoh
sederhana plastik dengan kadar senyawa racun tinggi adalah kantung plastik warna hitam
yang biasa digunakan toko-toko untuk mengantongi barang belian. Ia menyarankan agar
kantong plastik ini tidak disatukan dengan makanan, apalagi yang masih panas, seperti
goreng-gorengan.

Lanita juga memberi perhatian khusus untuk pembungkus makanan berbahan


dasar styrofoam. Seperti plastik, styrofoam mengandung muatan zat racun, terutama
stiarin. Oleh sebab itu, hidangan panas yang akan disajikan ke dalam kotak styrofoam
sebaiknya didinginkan dahulu dan diberi alas daun, jangan plastik.
Demikian halnya plastik botol minuman mineral. Bahan plastik yang disebut
polyethylene terephthalate ini sebaiknya jangan disiram air panas, lantaran mengandung
senyawa stiarin. Meski demikian, terangnya, ada bahan-bahan plastik tertentu yang
memang tahan panas.
Angka 5 ppm formalin pada plastik dan styrofoam dinilai Lanita cukup tinggi.
Sebagai perbandingan, beberapa waktu lalu, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan
(BBPOM) DKI Jakarta menemukan sejumlah sampel makanan kwe tiaw yang
dikategorikan berbahaya. Padahal kwe tiaw ini hanya mengandung 3,1 ppm formalin.
Prof dr Herdiman T Pohan dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit
Dalam FKUI-RSCM menegaskan bahwa formalin adalah zat yang amat toksik. Menurut
dia, di tempat kerja, batas aman kadar formalin di udara adalah 0,3 ppm. Lebih dari itu,
menurutnya, formalin disarankan tak terhirup paru-paru.

Jika di udara saja batas ambang batasnya sudah amat ketat, apalagi yang masuk
ke dalam tubuh manusia, tutur Lanita. Oleh sebab itu, dengan alasan apa pun, formalin
tidak boleh ada pada makanan, lanjutnya.

Penelitian Bertazzi PA dan Scand J Work di pabrik-pabrik pembuatan resin (bahan


dasar plastik) di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa sepanjang 1959-1980 tercatat 18
orang pekerja pabrik meninggal akibat kanker paru-paru. Mereka adalah bagian dari
1.322 pekerja pabrik yang diteliti sebab-sebab kematiannya.

Padahal, orang yang meninggal akibat kanker paru ini, menurut penelitian tadi,
hanya bekerja sedikitnya 30 hari di pabrik tersebut. Bertazzi dan Work ternyata
menemukan paparan formalin di udara sekitar pabrik resin tadi di atas 3,0 ppm. Selain 18
orang itu, 14 di antaranya tercatat meninggal akibat kanker alat pencernaan, lima di
antaranya akibat hematologic neoplasms.

Dalam penelitiannya, Lanita juga menemukan kandungan formalin pada susu


yang biasa dijual dalam kantong-kantong plastik. Namun Lanita tidak menyebutkan
secara rinci besaran kandungan formalin dalam minuman itu. Yang jelas, kata dia,
formalin tidak berasal dari plastik susu. Tapi sengaja ditambahkan ke dalam susu
sebagai pengawet, terang dia.

Antisipasi Makanan Berformalin:

1. Tingkatkan daya tahan tubuh. Jaga kesehatan.


2. Konsumsi makanan atau minuman mengandung antioksidan tinggi sebagai cell-
protector.
3. Makan seimbang dan minum air cukup.
4. Tahu direndam semalaman dengan air bersih sebelum dikosumsi. Airnya dibuang.
5. Rebus mi dengan air banyak dan ganti air perebus.
6. Cuci ikan dengan bersih, lalu gosok kulit ikan dan rendam dalam air.

Efek Formalin pada Manusia (lewat udara)

1. Efek pada konsentrasi Hampir tidak ada: 0-0,5 ppm


2. Efek pada syaraf (neurophysiological) 0,05-1,5 ppm
3. Iritasi pada mata 0,01-2,0 ppm
4. Iritasi tingkat tinggi pada organ luar 0,1-25 ppm
5. Efek pada paru-paru 5-30 ppm
6. Radang dan pneumonia 50-100 ppm
7. Kematian di atas 100 ppm

(Sumber: Frans D Suyatna, MD, PhD, SpFK)

3. Simpulan dan saran

3.1 Simpulan

Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa formalin yang terkandung pada
makanan itu sangat berbahaya bagi tubuh kita.

3.2 Saran

Dari data-data yng saya miliki diatas saya berharap supaya masyarakat bias
memahaminya dan mengurangi bahkan menjauhi makanan yang mengandung formalin.
Agar kita bias terhindar dari bahaya dari formalin pada makanan.

You might also like