Professional Documents
Culture Documents
P1337420114027
2017
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
E. METODE
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi
F. MEDIA
Leaflet dan bahan pembuatan PMT.
H. EVALUASI:
Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
Kesepakatan pertemuan dengan lansia pengidap
hipertensi
Kesiapan penyaji
b. Evaluasi Proses
Peserta
I. REFERENSI:
Juwono, L. 2004. Pemberian Makanan Tambahan untuk Anak Menyusu.
Jakarta: EGC
Nadesul, H. (2005). Makanan Sehat Untuk Bayi. Jakarta: Puspa Swara
A. Pengertian PMT
PMT atau Pemberian Makanan Tambahan adalah pemberian makanan
pada bayi selain ASI setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan. Pemberian
makanan tambahan adalah masa saat bayi mengalami perpindahan menu dari
hanya minum susu beralih ke menu yang mengikutsertakan makanan padat.
Ini adalah bagian yang menyenangkan dan sangat penting dalam
perkembangan bayi. Susu akan terus menyuplai zat gizi yang dibutuhkan bayi
sampai saat tertentu, namun saat bayi semakin aktif, makanan padat menjadi
semakin berperan sebagai menu sehat, dan seimbang.
Makanan bayi selain Air Susu Ibu (ASI) untuk memenuhi seluruh
kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi yaitu untuk pertumbuhan dan kesehatan
sampai usianya enam bulan, sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhan bayi. Oleh karena itu, makanan tambahan mulai diberikan umur
enam bulan satu hari. Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup
berkembang untuk mengunyah, menggigit, menelan makanan dengan baik,
mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu kedalam mulutnya dan
berminat terhadap rasa yang baru.
B. Manfaat PMT
Macam-macam bahan makanan yang dapat dijadikan makanan tambahan untuk bayi
adalah:
1. Kentang, Umbi-Umbian
Makanan bayi tak harus berupa nasi tim saja. Bisa dimulai
pemberiannya pada usia 6 atau 7 bulanan (saat dimulainya pemberian
MPASI). Sumber karbohidrat lain seperti beras dan terigu, kentang,
ubi, jagung, roti gandum boleh saja diberikan
2. Daging Ayam
Perlu dicermati, sebagian besar sapi, ayam, dan binatang
peliharaan lain juga diternakkan dalam kondisi factory-like atau
dalam jumlah besar dan secara rutin diberi antibiotik dosis rendah
melalui makanan atau air minumannya. Di Amerika Serikat
diperkirakan 70% antibiotik dipergunakan untuk hewan ternak. Hal ini
potensial menyuburkan kuman yang resisten terhadap antibiotik.
Sebagian bakterinya ini bisa menyebar melalui daging yang dimasak
tidak sampai matang.
Residu bahan-bahan kimia pada daging ternak terkonsentrasi
pada lemak dan kulit. Untuk memperkecil risiko dampak buruknya,
buang lemak dan kulit dari daging ternak sebelum memasaknya.
3. Ikan Air Tawar atau Ikan Laut
Selain tinggi protein, ikan memiliki kandungan lemak tak jenuh
yang sangat bermanfaat bagi pembentukan otak bayi. Baik ikan air
tawar maupun ikan laut seperti tuna, tengiri, makarel, dan kakap besar
dapat diberikan kepada bayi usia 9 bulan ke atas. Pengolahannya bisa
ditim, dipanggang, ditumis, atau dipepes.
4. Telur Ayam
Telur merupakan makanan kaya protein. Namun, pemberian telur
kepada bayi terutama bagian putihnya, sering memicu alergi. Jadi
kalaupun ingin menyajikan menu telur berikan kuning telurnya saja,
itu pun setelah bayi usia 7 bulan. Sementara putih telur umumnya
direkomendasi baru setelah usia bayi di atas 9 bulan.
5. Buah-buahan
Buah yang paling sering diberikan kepada bayi di awal
pemberian MPASI adalah pisang. Namun, bukan berarti pisang adalah
buah terbaik. Banyak alternatif buah yang dapat diberikan, seperti
pepaya, pir, apel, melon, semangka, mangga, avokad, dan jeruk.
Sampai usia 7 bulan sebaiknya buah, kecuali avokad, diberikan setelah
dikukus sebentar atau direbus dengan sedikit air, lalu dilumatkan
menjadi seperti saus dengan atau tanpa susu.
6. Keju
Keju dapat diberikan kepada bayi mulai usia 7 atau 8 bulan.
Kandungannya tidak berbeda jauh dari susu ternak, yakni protein,
lemak, vitamin, dan mineral.