You are on page 1of 14

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Peningkatan Jalan Simpang Jerora II - Sungai Ana Kabupaten Sintang


Sumber Dana DAK IPD Tahun Anggaran 2016
I. PENDAHULUAN

Koordinasi Pelaksanaan dan Metode yang tepat dalam pelaksanaan proyek ini sangat diperlukan
supaya proyek ini dapat berjalan tepat waktu dan memenuhi kualitas yang diharapkan. Waktu
pelaksanaan proyek ini direncanakan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender.

Item pekerjaan pada proyek ini meliputi antara lain :

DIVISI 1 - UMUM
1 Mobilisasi
DIVISI 2 - DRAINASE
1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air (Mekanik)
2 Pasangan Batu dengan Mortar
3 Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 75-85 cm
DIVISI 3 - PEKERJAAN TANAH
1 Galian Biasa
2 Timbunan pilihan dari sumber galian
DIVISI 4 - PELEBARAN, PERKERASAN DAN BAHU JALAN
1 Lapisan Pondasi Agregat Kelas B
DIVISI 5 - PERKERASAN BERBUTIR
1 Lapisan pondasi Agregat kelas A
DIVISI 6 - PERKERASAN ASPAL
1 Lapis Resap Pengikat Aspal Cair
2 Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi
senjang)
DIVISI 7 - STRUKTUR
1 Beton Mutu Sedang fc20 Mpa (K-250)
2 Beton Mutu Rendah fc15 Mpa (K-175)
3 Baja Tulangan U32 Ulir
4 Pasangan Batu
DIVISI 9 - PEKERJAAN HARIAN

II. PERENCANAAN LAPANGAN (SITE PLANNING)

Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok
material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan
proyek, misalnya : direksi keet, gudang stok material dan lain-lain.
Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik digudang maupun di
halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan
Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas
Tidak menyumbat saluran air
Keamanan terjamin
Memudahkan pelaksanaan
Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja
Terjaminnya kebersihan

1
Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik genset. Lalu lintas keluar masuk
kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi dengan menggunakan pagar seng
sehingga tertutup kemungkinan terhadap gangguan dari luar. Disamping tersebut diatas, proyek juga
dilengkapi dengan fasilistas :
Pekerja rutin/tetap untuk menjaga kebersihan dan lalu lintas kendaraan proyek
Urinoir pekerja
Barang barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan
sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.

III. MANAJEMEN PROYEK

Pengelolaan Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil CV. RENRA
MULTI PERSADA yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, sehingga
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan rencana dan apa
yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan
produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek besar serupa, yang sebelum ini ditangani oleh
CV. RENRA MULTI PERSADA

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin oleh Kepala Proyek,
dibantu oleh beberapa tenaga staff ahli dan Tenaga Pelaksana Lapangan yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya.

2. Koordinasi
Kepala Proyek memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain-
lain.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh bagian
teknik beserta stafnya.
Urusan Keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian personalia dan
keuangan beserta stafnya.
Urusan Logistik dan peralatan, dibantu oleh bagian logistik dan peralatan.

Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada Direktur
yang bertindak sebagai pengelola operasional perusahaan dan bertanggung jawab langsung
kepada Komisaris CV. RENRA MULTI PERSADA
Dengan sistem organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan
lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dengan
mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-benar menjadi perhatian dan komitmen CV. RENRA
MULTI PERSADA sebagai Pelaksana.

IV. METODE PENCAPAIAN SASARAN

Untuk menjamin sistim manajemen dapat berlangsung dengan baik, perusahaan kami telah
mengeluarkan kebijakan mutu. Sistem Manajemen tersebut diatas, dalam pelaksanaannya ditunjang
dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan
perangkat keras (hardware) yang berupa peralatan-peralatan sebagai saran penunjang pelaksanaan
pekerjaan.

1. Sistem Pengendalian Proyek


Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk daftar-daftar
isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
berupa barchart.
Program utama yang telah dituangkan didalam barchart tersebut, dilapangan dijabarkan lagi
secara lebih terinci.Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar
isian ( formulir-formulir ) laporan kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya
dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan ( shop drawing ) yang mudah dibaca dan
dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-
sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan.

2
2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai
dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni tepat
biaya, tepat mutu dan tepat waktu.

3. Bahan
Pemilihan bahan yang akan digunakan adalah material yang memenuhi spesifikasi teknis yang
telah ditentukan.
.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :
Tenaga Pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan operator
Pekerja (labour).
Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek
besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.

5. Pengamanan (security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. RENRA MULTI PERSADA akan
menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal
Pengawasan terhadap para pekerja
Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian
Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran diproyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam kebakaran
yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun dikantor lapangan.
Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi
pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman ditempat-tempat
yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu terhadap protokoler.
Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan / ancaman dari pihak luar,
serta mencegah kemungkinan terjadinya perkelahian didalam lingkungan proyek.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek,
akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut diatas dan akan diawasi
oleh tenaga inspektor K3 disamping tenaga satpam. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin
akan terjadi, maka unit K3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, maupun
instansi-instansi lain yang terkait.
Sebagai sarana komunikasi proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik oleh para
petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan.

6. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang telah ditentukan, perlu
dilakukan pengendalian mutu (quality control) yang dilakukan secara teratur terhadap material
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan.
Begitu pula dengan alat-alat ukur yang digunakan secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat
berfungsi dengan baik dan akurat. Peralatan selalu dibersihkan setelah digunakan dan secara
berkala dilumasi pada bagian yang diperlukan. Setiap alat diperiksa barangkali ada suku cadang
yang perlu atau sudah waktunya diganti agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik
dan tidak mengalami kerusakan secara tiba-tiba pada pelaksanaan pekerjaan. Mungkin bila perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian teknik.

V. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN

DIVISI .1. UMUM

1. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN MOBILISASI


a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan pertama yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan
yang mendukung pelaksanaan proyek meliputi :
1) Pembuatan job Mix Design

3
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel
bahan dari quary di Sungai yang berada di lokasi proyek atau yang berdekatan dengan
lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan aspal selanjutnya dibawa ke laboratorium job
Mix Formula/Job Mix Design yang akan digunakan sebagai acuan kerja dalam
pelaksanaan proyek.
2) Kantor Lapangan, Base Camp, barak dan Fasilitasnya
Tahap berikutnya adalah penentuan lokasi basecamp yang dibangun tidak jauh dari lokasi
pekerjaan, hal ini agar mempermudah kegiatan. Pembangunan Base camp adalah sebagai
sarana kantor lapangan dan juga sebagai gudang penyimpanan material dan peralatan
sebelum digunakan pada kegiatan proyek. Pembangunan base camp juga berfungsi untuk
melindungi material maupun peralatan yang rentan rusak akibat terkena hujan maupun
panas yang berlebihan.
3) Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan jalan, penganturan arus lalu lintas transportasi
sangatlah diperlukan, hal ini dikarenakan lokasi pekerjaan merupakan tempat
umum/fasilitas umum yang dipenuhi oleh lalu lintas pengguna jalan. Agar pelaksanaan
pekerjaan tidak terganggu, maka diperlukan manajemen pengaturan lalu lintas yang
memadai agar pengguna jalan tidak terganggu dan tentunya pelaksanaan pekerjaan tetap
dapat dilakukan sebagaimana mestinya.
Pengaturan lalu lintas dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai
disetiap kegiatan lapangan. Disamping itu, bila diperlukan dapat ditempatkan petugas
pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan.
4) Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi
pekrjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap
rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan
direksi teknis.
5) Jadwal Konstruksi
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas
dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre
Construction Meeting/PCM).

b. Mobilisasi
Dalam pelaksanaan Pekerjaan mobilisasi, meliputi mobilisasi Peralatan, mobilisasi material
dan bahan serta mobilisasi personil/tenaga kerja:
1) Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi Peralatan meliputi:

4
Mobilisasi material dan bahan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Adapun
mobilisasi material meliputi pengangkutan material dari lokasi Quary menuju lokasi
pekerjaan.

2) Mobilisasi Personil
Mobilisasi personil meliputi:
No Petugas Banyakny
. a
1 Site Manager/Pimpinan Lapangan 1 Orang
2 Site Engineer / Kepala Pengawas 1 Orang
3 Pelaksana Lapangan / Pelaksana Lapangan 1 Orang
Pekerjaan Jalan
4 Pelaksana Lapangan / Pekerja Aspal Jalan 1 Orang
5 Administrasi 1 Orang

Seluruh peralatan, material dan personil akan dimobilisasi atau diangkut menuju lokasi
pekerjaan menggunakan fasilitas mobilisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

5
c. Pembuatan Papan Nama Proyek
1) Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.
2) Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
3) Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
4) Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
5) Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

DIVISI .2. DRAINASE

1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air (Mekanik)

Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air dilakukan menggunakan peralatan
mesin yang dilakukan secara mekanis yaitu menggunakan Excavator. Pekerjaan ini
mencakup penggalian dan pembuangan hasil galian. Penggalian harus dilaksanakan sesuai
dengan elevasi yang direncanakan dan seluruh hasil galian dibuang dari lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak (unlined) dan
perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi.
Peralatan yang digunakan adalah excavator untuk menggali dan dump truck untuk mengangkut
hasil galian keluar lokasi proyek agar tidak mengganggu pekerjaan lainnya. Kedalaman dan lebar
saluran drainase disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.

2. Pasangan Batu dengan Mortar

Setelah penggalian drainase, selanjutnya dilakukan pekerjaan pasangan batu dan mortar, hal ini
dilakukan untuk pembentukan dimensi selokan dan penguatan tebing selokan agar tidak runtuh.
Untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar dilaksanakan secara manual dengan
menggunakan tenaga manusia dibantu dengan menggunakan peralatan bantu. Material batu
yang digunakan adalah batu Kali yang memenuhi spesifikasi, yang berasal dari quarry yang ada
di sekitar lokasi proyek.

6
3. Pekerjaan Gorong-gorong pipa beton bertulang

Gorong-gorong adalah bangunan pelengkap dari suatu sistem drainase yang dibuat akibat
adanya persimpangan antara saluran drainase dengan jalan.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai berikut:


1) Pada lokasi rencana penempatan gorong-gorong yang tertutup perkerasan aspal diperlukan
Pemotongan permukaan aspal.
2) Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja dengan menggunakan peralatan seperti;
cangkul, sekop, ganco, linggis dan peralatan lainnya yang diperlukan.
3) Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan.
4) Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak membahayakan
pengguna jalan.
5) Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah.
6) Ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan.
7) Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang dan disambung dengan cincin
penyambung dari beton.
8) Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton bertulang
seperti yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
9) Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang disetujui
direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan alat VIBRATORY ROLLER.

Pelaksanaan pekerjaan gorong gorong dikerjakan tidak langsung secara keseluruhan


melainkan bertahap dari satu sisi, setelah selesai baru dilanjutkan sisi lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara total.

7
DIVISI .3. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Biasa

Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada
umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator. Seluruh galian dikerjakan
sesuai dengan perintah Direksi yang telah direncanakan sesuai hasil survey. Galian tanah biasa
dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan kerikil. Bila
ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak
ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh
Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.

Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan
atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar
dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator,
maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas
sepengetahuan Direksi pekerjaan.

Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu
tempat yang disetujui Direksi, kemudian dilakukan pengujian material untuk mengatahui
kelayakan material untuk dipakai sebagai timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai
untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan
timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun.

2. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupan kembali di
lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari
material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain
yang tidak diijinkan.

Penyedia Jasa harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil galian sebagai bahan
untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat. Tidak diizinkan adanya semak, akar,
rumput atau material tidak memenuhi syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan.
Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan dan semua material
yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik.

8
Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk menentukan
efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang tersedia untuk pekerjaan
timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk mengkonfirmasi efektifitas dari
metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan
untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari
pemadatan. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow area,
galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah untuk pemadatan
dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda.

Pekerjaan Timbunan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan
volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material
disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
Kondisi cuaca yang memungkinkan
Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan.
untuk pelaksanaan pekerjaan agregat kelas B dilakukan setelah dilakukan penyiapan badan
jalan.

Prosedur Pelaksanaan

a. Pengangkutan Material

Pengangkutan material dari Base camp atau Quary kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan
disatu tempat dan kekurangan material ditempat yang lain.
b. Penghampara Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap


penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kondisi cuaca yang memungkinkan
Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan
c. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan Tandem Roller, Dimulai dari
bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur
sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal
pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai dengan hasil trial
compaction.
Asumsi :
Pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)

9
Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
Material agregat dicampur di Base Camp kontraktor atau pada lokasi quary
Prosedur pelaksanan :
Pencampuran agregat dicampurkan di base Camp atau quary dengan menggunakan alat
Wheel loader
Pengangkutan material agregat dengan menggunakan alat Dump Truck
Penghamparan material agregat dengan menggunakan alat Motor Greader
Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Vibratory Roller
Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

Peralatan yang digunakan:


Wheel Loader
Dump Truck
Motor Grader
Vibrator Roller
Water Tank
Tandem Roller
Peralatan bantu lainnya seperti cangkul, sekop pengki dan sebagainya.

Bahan yang digunakan:


Agregat Kasar (Kerikil Alam)
Agregat Halus (Pasir)

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

10
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan.
untuk pelaksanaan pekerjaan agregat kelas A dilakukan setelah dilakukan pekerjaan Lapis
Pondasi Agregat Kelas B.

Prosedur Pelaksanaan

a. Pengangkutan Material

Pengangkutan material dari Base camp atau Quary kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan
disatu tempat dan kekurangan material ditempat yang lain.

b. Penghampara Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap


penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kondisi cuaca yang memungkinkan
Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan

c. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan Tandem Roller, Dimulai dari
bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur
sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal
pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai dengan hasil trial
compaction.
Asumsi :
Pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)
Lokasi pekerjaan sepanjang jalan
Material agregat dicampur di Base Camp kontraktor atau pada lokasi quary
Prosedur pelaksanan :
Pencampuran agregat dicampurkan di base Camp atau quary dengan menggunakan alat
Wheel loader
Pengangkutan material agregat dengan menggunakan alat Dump Truck
Penghamparan material agregat dengan menggunakan alat Motor Greader

11
Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Vibratory Roller
Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

Peralatan yang digunakan:


Wheel Loader
Dump Truck
Motor Grader
Vibrator Roller
Water Tank
Pedestian Roller
Peralatan bantu lainnya seperti cangkul, sekop pengki dan sebagainya.

Bahan yang digunakan:


Agregat Kasar (Kerikil Alam)
Agregat Halus (Pasir)

Tenaga Kerja:
Mandor
Pekerja

12
DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL

1. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat Aspal Cair

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaanyang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya.
Lapis ResapPengikat harus dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal (misalnya Lapis
PondasiAgregat), sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan yang beraspal
(sepertiLapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll).

Pekerjaan lapis resap pengikat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan
bahan aspal yang dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen
(dalam hal ini Lapis Pondasi Agregat Kelas A).Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
masih memungkinkan lalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan
dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda
lain disamping tempat kerja harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikana aspal.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :

1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang
dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan
dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian
dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan
Asphalt Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan
dalam Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Compressor, Asphalt Sprayer yang di gandeng Dump
Truck dan alat bantu.

2. Pekerjaan Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base)

Pekerjaan Lataston Lapis Pondasi (HRS Base) (Gradasi Senjang/Semi Senjang) merupakan
pekerjaan akhir dari proses pengaspalan jalan. Sebelum dilakukan pekerjaan ini terlebih dahuli
dilakukan penyiapan material dan bahan. Seluruh bahan yang telah disiapkan selanjutnya
dicampur dengan takaran yang telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis. Pencampuran
dilakukan secara manual dengan tenaga manusia dan dibantu peralatan pendukung. Selanjutnya
bahan yang telah dicampur, diangkut dengan menggunakan dump truck dan dihampar dengan
asphal finisher, kemudian dipadatkan dengan tandem Roller dan Pneumatic Tyre Roller. serta
dirapikan oleh pekerja dengan alat bantu. Dilaksanakan sesuai dengan rencana.

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet untuk lapis perata, lapis pondasi
atau lapis campuran aspal yang terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur, serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut diatas pondasi atau permukaan jalan yang
telah disiapkan.

DIVISI. 9. PEKERJAAN HARIAN


Mandor
Pekerja Biasa

13
Tukang Kayu, Tukang Batu,dsb
Bahan

PENUTUP

Metoda pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Tentu saja didalam
pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide atau inspirasi baru, yang disesuaikan dengan dokumen
dan gambar-gambar dalam tender. Hal-hal yang lebih rinci lagi akan dibuat lebih lanjut sebelum dan
selama pelaksanaan pekerjaan nanti.Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang
cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan
tentang pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan ini.

Pontianak, 06 Juni 2016


CV. RENRA MULTI PERSADA

JANUARDI
Direktur

14

You might also like