You are on page 1of 2

BAB III

RINGKASAN

1. Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal dimana


terjadi reaksi inflamasi pada pielum dan parenkim ginjal yang sifatnya akut
maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1
sampai 2 minggu.
2. Refluks vesicoureteral ini merupakan faktor risiko yang paling penting
dalam terjadinya pielonefritis pada anak-anak. Refluks vesicoureteral
terdeteksi pada sekitar 10% sampai 45% dari anak-anak yang memiliki
gejala ISK.
3. Penyebab pielonefritis akut terbanyak adalah Escherichia coli (70-80%).
Penyebab yang lainnya seperti: Klebsiella, Proteus, Staphylococcus
saphrophyticus, coagulase-negative staphylococcus, Pseudomonas
aeroginosa, Streptococcus fecalis dan Streptococcus agalactiiae, Proteus
species jarang ditemukan.
4. Infeksi akut/kronik vesika urinaria akibat infeksi yang berulang
mengakibatkan perubahan pada dinding vesika dan dapat mengakibatkan
inkompetensi dari katup vesikoureter. Akibat rusaknya katup ini, urin dapat
naik kembali ke ureter terutama pada waktu berkemih (waktu kontraksi
kandung kemih). Akibat refluks ini ureter dapat melebar atau urin sampai ke
ginjal dan mengakibatkan kerusakan pielum dan perenkim ginjal
(pielonefritis).
5. Pada pielonefritis akut terjadi demam yang timbul mendadak, menggigil,
malaise, muntah, sakit panggul atau perut, nyeri tekan di daerah
kostovertebral, leukositosis, piuria dan bakteriuria. Biasanya disertai dengan
adanya toksik sistemik. Demam dan iritabel adalah gejala paling umum
yang ditunjukkan pada bayi yang memiliki pielonefritis. Temuan lain
termasuk nafsu makan yang buruk, letargi dan nyeri perut.
6. Penegakan diagnosis pielonefritis akut dilihat dari gejala dan tanda yang
biasanya diadahului oleh disuria, urgensi dan sering berkemih yang

16
17

menunjukkan bahwa infeksi dimulai pada bagian bawah traktus urinarius.


Adanya silinder leukosit membuktikan infeksi terjadi di dalam ginjal.
7. Pengobatan pielonefritis akut, disertai gejala sistemik infeksi, setelah
sampel urin diambil untuk dibiakkan, diberi antibiotik parenteral (tanpa
menunggu hasil biakan urin) untuk mencegah terjadinya parut ginjal. Pasien
dirawat di rumah sakit untuk memelihara status hidrasi.
8. Pemberian antibiotik parenteral diteruskan sampai 3-5 hari atau sampai 48
jam penderita bebas demam, kemudian dilanjutkan dengan pemberian oral
selama 10-14 hari, disesuaikan dengan hasil biakan urin dan uji
sensitivitasnya. Biakan urin ulang dilakukan setelah 48 jam tidak makan
obat untuk melihat hasil pengobatan, apakah bakteriuria masih ada.
Antibiotik profilaksis diberikan sampai dilakukan MSU, dan bila ditemukan
refluks antibiotik profilaksis diteruskan.

You might also like