You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam dunia elektronika sudah tidak asing lagi dengan yang dinamakan
dengan Kapasitor. Alat ini merupakan komponen yang biasanya dipasang pada
alat-alat elektronika. Fungsi kapasitor adalah untuk menyimpan muatan dan
energi. Kapasitor sendiri memiliki beberapa macam, namun yang biasanya sering
kita gunakan atau yang sering kita temui adalah kapasitor plat sejajar.
Kapasitor memiliki banyak kegunaan di bidang teknologi yang berguna bagi
kehidupan manusia. Hal inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya
percobaan Plat Kapasitor ini. Percobaan ini berguna untuk menentukan kapasitan
pada dua plat sejajar dan mengetahui pengaruh diameter plat dan tegangan
terhadap kapasitan

1.2. Permasalahan
Permasalahan dalam percobaan ini adalah bagaimana menentukan
kapasitan pada 2 (dua) buah plat sejajar, bagaimana mengetahui pengaruh jarak
plat dan tegangan terhadap kapasitan, dan bagaimana membandingkan besaran C
hasil perhitungan dengan hasil pengamatan.

1.3. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kapasitan pada 2 (dua) buah
plat sejajar, mengetahui pengaruh jarak plat dan tegangan terhadap kapasitan, dan
membandingkan besaran C hasil perhitungan dengan hasil pengamatan.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Muatan Listrik


Sebuah gejala yang membuktikan adanya muatan listrik salah satunya
adalah batang karet digosok dengan bulu, kemudian didekatkan pada dua bola
kecil ringan yang digantungkan pada tali, ternyata kedua bola itu mula-mula
ditarik oleh karet dan beberapa detik kemudian ditolak, sedang kedua bola
tersebut tolak menolak. Hasil yang sama akan diperoleh bila batang gelas digosok
dengan kain sutera didekatkan pada dua bola kecil dan ringan seperti diatas. Jika
bola yang ditolak oleh karet yang telah digosok bulu didekatkan pada bola yang
ditolak oleh gelas yang telah digosok dengan kain sutera, maka bola-bola tersebut
saling tarik-menarik.
Gejala-gejala diatas dapat diterangkan dengan mudah dengan konsep
muatan listrik. Dari gejala-gejala diatas jelas bahwa ada dua macam muatan
listrik. Muatan yang ditolak oleh gelas yang digosok pada kain sutra adalah
muatan positif, sebaliknya muatan yang ditolak oleh karet yang digosok dengan
bulu adalah muatan negatip (Halliday & Resnick, 1996).
Muatan listrik merupakan sifat materi yang sangat mendasar. Pada
dasarnya muatan listrik dikaitkan dengan partikel yang seukuran atom, seperti
elektron dan proton. Setiap benda tersusun atas atom-atom. Setiap atom tersusun
dari inti atom yang berada di sebelah dalam dan elektron berada di sebelah luar.
Sebuah atom dikatakan netral secara kelistrikan apabila bila jumlah elektron di
kulitnya normal. Jika jumlah elektron lebih banyak maka atom tersebut bermuatan
negatif, bila kekurangan elektron dari jumlah normalnya maka atom tersebut
bermuatan positif.
Muatan listrik pada benda bersifat terkuantitasi, artinya nilai muatan itu

merupakan kelipatan bulat dari muatan elementer ( e ) yang besarnya

19
1,602 10 coulomb. Muatan elektron senilai dengan e dan muatan

2
proton sesuai dengan +e . Itu artinya besar muatan pada elektron dan proton

sama tetapi jenis muatannya berbeda.


Jumlah muatan listrik bersifat kekal (conserved static) sehingga dalam
setiap reaksi dalam sistem tertutup atau terisolasi maka jumlah muatan listrik yang
terlibat selalu kekal (Jati & Priyambodo, 2010).

2.2. Arus Listrik


Elektron elektron bebas di dalam sebuah penghantar logam yang
terisolasi, seperti suatu panjang dari kawat tembaga, berada di dalam gerakan
sembarang seperti halnya molekul molekul sebuah gas yang dibatasi di dalam
sebuah tabung. Elektron elektron tersebut tidak mempunyai gerakan terarah
netto sepanjang kawat. Jika kita melewatkan sebuah bidang hipotetik melalui
kawat tersebut, maka banyaknya elektron melalui sebuah bidang tersebut
persatuan waktu dari kanan ke kiri adalah sama seperti banyaknya elektron yang
melalui bidang tersebut persatuan waktu ; jumlah berat bersih dari elektron yang
melalui bidang tersebut adalah nol (Halliday & Resnick, 1996).
Sesungguhnya banyaknya elektron tak berhingga, maka akan terdapat
fluktuasi fluktuasi statistik yang kecil di dalam banyaknya elektron yang lewat
persatuan waktu dan sebuah penghantar akan mengandung suatu arus kecil yang
berfluktuasi secara tepat, walaupun jika dirata ratakan pada periode waktu yang
panjang, maka arus bersih tersebut adalah nol. Inilah salah satu segi dari derau
listrik yang dapat diukur dengan mudah yang sangat dikenal oleh orang orang
yang mengetahuinya sedikit mengenai elektronika (Halliday & Resnick, 1996).

Jika ujung kawat tersebut dihubungkan ke sebuah baterai maka sebuah


medan listrik akan ditimbulkan pada setiap titik didalam kawat tersebut. Jika
perbedaan potensial yang dipertahankan oleh baterai adalah 10 V dan jika kawat
tersebut mempunyai panjang 5 m maka kekuatan medan ini setiap titik akan sama
dengan 2 V/m. Medan E ini akan bertindak pada elektron elektron dan akan
memberikan suatu gerak resultan pada elektron elektron tersebut di dalam arah

3
E. Kita mengatakan bahwa sebuah arus listrik dihasilkan dari muatan q melalui
penampang penghantar selama waktu t, maka dapat ditulis
Q
I= t (2.1)

Satuan SI yang sesuai adalah ampere untuk i, coulumb untuk muatan q, dan detik
untuk t. Jika banyak muatan yang mengalir persatuan waktu tidak konstan maka
arus akan berubah dengan waktu dan diberikan oleh limit difrensial yaitu
dQ
I=
dt

(2.1.1)
(Halliday & Resnick, 1996)

2.2. Kapasitor
Kapasitor adalah sebuah piranti yang digunakan untuk menyimpan muatan dan
energi. Kapasitor terdiri dari dua konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi satu
sama lain dan membawa muatan yang sama besar dan berlawanan. Konfigurasi
konduktor-konduktor yang berperan sebagai penyimpan muatan. Kapasitor
biasanya digunakan untuk memperhalus riak yang timbul karena arus bolak-balik
dikonversi menjadi arus searah pada catu daya.

Kapasitas kapasitor, yang dilambangkan dengan C , merupakan

kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan Q pada beda potensial V .

Hal itu dinyatakan dalam persamaan:


Q
C=
V ...................................................................

(2.2)

Nilai C pada kapasitor dapat diperbesar dengan cara memperkecil V pada

Q yang tetap. Nilai C pada kapasitor tergantung pada geometri konduktor,

jenis dielektrik, dimensi kapasitor, dan jarak antara dua konduktor.

4
Salah satu cara yang digunakan untuk mengisi kapasitor adalah dengan
menepatkannya pada rangkaian yang dihubungkan dengan baterai. Rangkaian
listrik merupakan jalan yang digunakan muatan untuk mengalir, baterai
merupakan komponen yang memberikan beda potensial diantara terminal. Saat
rangkaian tertutup, elektron akan mengalir menuju salah satu plat konduktor,
menyebabkan plat tersebut memperoleh elektron dan menjadi bermuatan negatif.
Sedangkan plat yang lainnya mengalami kehilangan elektron karena elektronnya
bergerak menuju baterai, sehingga bermuatan positif dengan jumlah yang sama
dengan plat negatif. Saat plat tidak bermuatan, beda potensial diantara kedua plat
bernilai nol. Saat plat bermuatan berlawanan, beda potensial meningkat hingga
nilainya sama dengan beda potensial V antara kutub-kutub baterai. Hal ini
menyebabkan tidak ada medan listrik pada kabel antara kedua plat. Sehingga,
dengan medan listrik bernilai nol, tidak ada elektron yang mengalir, dan kapasitor
dapat dikatakan terisi penuh. Saat pengisian kapasitor dan sesudah pengisiannya,
muatan tidak dapat berpindah dari plat satu menuju plat lainnya melewati celah
diantara kedua plat. Jadi dapat diasumsikan bahwa kapasitor mampu menyimpan
muatannya dalam waktu yang tak terbatas hingga dirangkaikan pada suatu
rangkaian dimana muatannya dapat berkurang (Halliday & Resnick, 1996).
Dengan kemampuannya yang dapat diisi ulang, kapasitor dapat
dianalogikan seperti baterai yang dapat diisi ulang. Yang membedakan keduanya
adalah dalam sekali pengisian ulang, baterai mampu bertahan hingga berjam-jam,
sedangkan kapasitor mampu menerima dan melepas muatan dalam waktu sekejap.
Selain itu, dalam mengalirkan muatan, pada baterai akan terjadi reaksi kimia
terlebih dahulu, sedangkan pada kapasitor tidak terjadi reaksi kimia (Jati, 2010)

2.3. Kapasitansi
Apabila sebuah muatan, misalnya proton dilepaskan dari kutub positif, maka
proton tersebut akan bergerak ke kutub negatif. Proton mengalami percepatan

karena gaya elektrostatik yang dihasilkan dari medan listrik E . Potensial yang

dimiliki oleh sebuah muatan sebanding dengan muatan tersebut, sehingga:

5
Q
V= V Q
4 r .............................................

(2.3)
Karena V adalah sebanding dengan Q, apabila jumlah muatan Q dilipat gandakan
menjadi 2Q, maka V akan menjadi dua kali lipat dari V semula yakni 2V. Rasio
antara Q dan v adalah konstan, dan rasio inilah yang disebut dengan Kapasitansi.
Kapasitansi disimbolkan dengan huruf C, dan secara umum dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Q
C=
V ...................................................................

(2.4)
Kapasitansi sebuah kapasitor tidak dipengaruhi oleh Q dan V, tetapi dipengaruhi
oleh rasio-rasionya saja dimana rasio tersebut adalah:
C=4 r
..........................................................

(2.5)
Jadi kapasitansi sebuah kapasitor hanya dipengaruhi oleh geometri dan susunan
kapasitor tersebut (Murdaka, 2010).

2.3. Macam Kapasitor


2.3.1. Kapasitor Plat Sejajar
Kapasitor pelat sejajar yang dihubungkan dengan sumber arus searah yang

V0
memberikan beda potensial , di antara kedua pelat itu vakum dan ketika

muatan yang tersimpan dalam plat itu maksimum, saat itu pula arus searahnya
dilepas. Berikutnya kapasitor tersebut di isolasi agar muatan yang tersimpan
dalam plat tidak hilang. Jika di antara pelat tersebut di ganti dengan isolator, maka

beda potensial pada kedua pelat tersebut berubah menjadi V yang nilainya

V0
lebih kecil dari . Isolator yang ditempatkan di antara dua pelat konduktor

disebut dengan Dielektik. Adapun tetapan dielektrik dilambangkan dengan:

6
V0
k= .................................................................
V

(2.6)

Nilai k bergantung pada jenis isolator yang dipakai. Seandainya sebuah

Qo
kapasitor pelat sejajar berisolator vakum bermuatan keseluruhan beda

V0 C0
potensial dan berkapasitas . Maka setelah diisi dengan isolator lain,

beda potensialnya menjadi V dan Kapasitasnya C sehingga:

C=k C o

A
C=k o
d ............................................................

(2.7)
k 0=
Tetapan disebut dengan permitivitas isolator (Jati & Priyambodo,

2010).
Dielektrik pada kapasitor memiliki keterbatasan, sebab kuat medan listrik
yang besar dapat mengakibatkan ionisasi pada dielektrik sehingga dielektrik yang
semula isolator dapat berubah menjadi konduktor, dan menyebabkan dielektrik

Ebd
breakdown sehingga kapasitor pun bocor. Kuat medan listrik maksimum

yang masih dapat digunakan pada sebuah dielektrik kapasitor disebut dengan
kekuatan dielektrik. Kekuatan dielektrik ini bergantung pada struktur fisis

d Ebd
kapasitor. Jika jarak antara pelat sejajar adalah maka dinyatakan

dalam kV/mm dan memenuhi kaitan:


V bd
Ebd =
d ............................................................

(2.8)

7
(Jati & Priyambodo, 2010)

2.3.2. Kapasitor Bola


Kapasitor ini terdiri dari dua buah konduktor konsentris. Bola sebelah dalam

berjari-jari a bermuatan keseluruhan +Q yang tersebar homogen

dipermukaan bola, dan berjari- jari luar b yang bermuatan Q . Bola dalam

dan luar mempunyai muatan yang senilai tetapi berlainan tanda, pada kondisi

demikian kapasitor menyimpan muatan listrik Q (Halliday & Resnick, 1996).

2.3.3. Kapasitor Silinder Koaksial


Kapasitor ini terbuat dari 2 buh konduktor berbentuk silinder konsentris.

kedua konduktor silinder itu mempunyai panjang l , masing- masing berjari-jari

a , mediumnya vakum atau udara, serta mempunyai muatan masing-masing

+Q dan Q yang tersebar dipermukaan silinder (Halliday & Resnick,

1996).

2.4. Dielektrikum
Dielektrikum adalah bahan yang tidak mempunyai elektron bebas. Jika
suatu dielektrikum tidak dipengaruhi leh medan listrik, maka muatan positif dan
negatif tidak berpisah.
Jika suatu dielektrikum dipengaruhi medan listrik maka muatan negatif
pada dielektrikum akan ditarik ke arah yang bertentangan dengan arah medan
listrik, sdangkan muatan positif akan ditarik ke arah yang searah dengan arah
medan listrik. sehingga muatan positif dan negatif akan terpisah. Pengaruh muatan
positif pada dielektrikum saling menetralkan, sehingga yang berpengaruh adalah
muatan yang terdapat di pinggir dielektrikum. Dengan adanya muatan induksi
pada tepi-tepi dielektrikum, maka kuat medan listrik akan semakin kecil.

8
i
E=
0 0 ..........................................................

(2.9)

XE
E=
0 0 .......................................................

(2.10)

Di definisikan tetapan dielektrum adalah ke :

X
ke=1+
0 .......................................................

(2.11)
maka

E=
0 ke ............................................................

(2.12)
0
Dari persamaan tersebut, adalah muatan asli sedangkan adalah muatan

induksi. X adalah suseptibilitas (Fisika, 2010).

2.5. Penyimpanan Muatan Kapasitor


Semua konfigurasi muatan mempunyai suatu tenaga potensial listrik U
yang tertentu, yang sama dengan kerja W (positip atau negatip) yang harus
dilakukan untuk mengumpulkan muatan-muatan tersebut dari masing-masing
komponennya, yang pada mulanya dianggap berjarak tak hingga terhadap satu
sama lain dalam keadaan diam.
Sebuah kapasitor terdapat medan listrik E pada setiap titik di dalam ruang,
di dalam medan listrik tersebut tersimpan tenaga listrik diantara plat-plat tersebut
yang sesungguhnya memang tersimpan di dalam setiap medan listrik,
bagaimanapun medan listrik itu dihasilkan. Karena kapasitor dapat membatasi

9
medan-medan listrik yang kuat ke volume kecil, maka kapasitor dapat berfungsi
sebagai alat yang berguna untuk menyimpan tenaga dimana di dalam tenaga
tersebut terdapat suatu muatan.
Kerja untuk mengisi kapasitor tersebut mendapat pengaruh luar menarik
electron-elektron dari plat positip dan mendorong electron - elektron tersebut ke
plat negatip. Dengan demikian, proses tersebut akan menghasilkan pemisahan
muatan. Biasanya kerja yang dilakukan untuk memuati tersebut dilakukan oleh
sebuah baterai, dengan mengorbankan tenaga kimia yang tersimpan di dalam
baterai tersebut (Halliday & Resnick, 1996).

2.6. Manfaat Kapasitor dalam Kehidupan


Kapasitor memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, pada suatu kamera digunakan suatu kapasitor untuk menyimpan energi
yang diperlukan untuk memberikan cahaya kilat.
Kapasitor juga digunakan untuk memperhalus riak yang timbul ketika arus
bolak-balik dikonversi menjadi arus searah pada catu daya, sehingga dapat
digunakan pada kalkulator atau radio ketika baterai tidak dapat digunakan.
Kabel koaksial, seperti yang digunakan pada televisi dapat dikategorikan
sebagai kapasitor silinder. Kabel pejal pada kapasitor silinder panjang sebagai
konduktor terdalam dan lapisan kabel kabel tipis sebagai konduktor terluar.
Pelapis karet terluar diperhatikan untuk menunjukkan konduktor konduktor dan
isolator plastik putih yang memisahkan konduktor konduktor (Tipler, 1991).

10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah I Measuring
Amplifier D 1 (satu) buah, Moving Coil Instrument D 1 (satu) buah, Parallel Plat
Kapasitor 1 (satu) pasang, Regulated Power Supply 0 300 V 1 (satu) buah,
Voltmeter atu E Measuring instrument D 1 (satu) buah, dan Measuring Resistor
100 M.

3.2. Langkah Kerja

Gambar 1. Rangkaian Alat Plat Kapasitor


Disusun peralatan seperti gambar diatas. Diatur tegangan pada power supply
unit dan dibiarkan untuk beberapa saat, ditanyakan pada asisten untuk perlakuan
ini. Dilepaskan kabel dari resistor pada kutub positif plat kemudian masukkan
kabel koaksial dan dicatat harga V hasil pengamatan pada voltmeter. Percobaan
ini diulangi untuk tegangan yang berbeda

11
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data


Percobaan ini menggunakan 2 variasi yaitu beda potensial dan jarak. Untuk
beda potensial, digunakan 6 volt dan 7 volt. Untuk jarak digunakan jarak 1 mm, 2
mm, dan 3 mm.
Berdasarkan percobaan ini, diperoleh data Q untuk variasi 6 volt dengan
jarak 1 mm.
Tabel 1. Q dengan V = 6V, d = 1 mm
no tegangan jarak q
1 1.87
6V 0.001
2 1.91
3 1.85
4 1.91
5 1.90

Berdasarkan percobaan ini, diperoleh data Q untuk variasi 7 volt dengan


jarak 1 mm.
Tabel 2. Q dengan V = 7 V, d = 1 mm
no tegangan Jarak Q
1 2.11
7 0.001
2 2.07
3 2.17
4 2.15
5 2.03

12
Berdasarkan percobaan ini, diperoleh data Q untuk variasi 7 volt dengan
jarak 2 mm.
Tabel 3. Q dengan V = 7 V, d = 2 mm
no tegangan Jarak q
1 1.27
7 0.002
2 1.28
3 1.31
4 1.14
5 1.15

Berdasarkan percobaan ini, diperoleh data Q untuk variasi 7 volt dengan


jarak 3 mm.
Tabel 4. Q dengan V = 7 V, d = 3 mm
no tegangan Jarak Q
1 0.92
7 0.003
2 0.87
3 0.92
4 0.92
5 0.91

13
4.2. Perhitungan
Dari percobaan yang dilakukan, dicari berapa nilai kapasitor dari alat yang
digunakan berdasarkan teori dan praktiknya.

4.2.1. Perhitungan C berdasarkan Teori


Untuk perhitungan ini menggunakan sampel data berupa tegangan 6 volt
dengan jarak celah 1 mm.
Diketahui : r = 13,5 cm
= 0,135 m
o
= 8,85 . 10-12

d = 1 mm
= 0,001 m
Ditanya : C?
2
Jawab : A= r

A = 3,14 . (0,135)2
A = 0.057227 m2

o . A
C= d

8,851012 .0,057227
C= 0,001

C = 0,5065
4.2.2. Perhitungan C berdasarkan Percobaan
Untuk perhitungan ini menggunakan sampel data saat tegangan 6 volt
dengan jarak celah 1 mm yaitu q = 1,91
Diketahui : q = 1,91
V=6V
Ditanya : C?

14
q
Jawab : C= V

1,91
C= 6

C = 0,31167
4.2.3. Perhitungan Total
Dilihat dari perhitungan diatas, terjadi ketidaksamaan nilai C. berikut ini
adalah perhitungan keseluruhan data yang diperoleh dalam percobaan.
Tabel 5. Tabel Pehitungan Nilai C
No Tegangan (V) Jarak Q C praktikum C teori
(mm)
1 1.87 0.311666667
2 1.91 0.31833333
3
3 1.85 0.30833333
6 1 3 0.5065
4 1.91 0.31833333
3
5 1.90 0.31666666
7
Rata Rata 1.88 0.410583333
Keseksamaan 99.36 %
No Tegangan (V) Jarak Q C praktik C teori
(mm)
1 2.11 0.30142857
1
2 2.07 0.29571428

7 1 6 0.5065
3 2.17 0.31
4 2.15 0.30714285
7
5 2.03 0.29
Rata rata 2.106 0.403678571
Keseksamaan 98.74 %
No Tegangan (V) Jarak Q C praktik C teori
(mm)

15
1 1.27 0.18142857
1
2 1.28 0.18285714
3
3 1.31 0.18714285
7 2 0.2532
7
4 1.14 0.16285714
3
5 1.15 0.16428571
4
Rata rata 1.23 0.214457143
Keseksamaan 97.15447 %
No Tegangan (V) Jarak Q C praktik C teori
(mm)
1 0.92 0.13142857
1
2 0.87 0.12428571
4
3 7 3 0.92 0.13142857 0.1688
1
4 0.92 0.13142857
1
5 0.91 0.13
Rata rata 0.908 0.149257143
keseksamaan 98.93172 %

16
4.3. Grafik
Dari percobaan ini dibuat grafik untuk mengetahui hubungan jarak terhadap
nilai kapasitansi dan hubungan beda potensial terhadap nilai kapasitansi.

Hubungan Jarak terhadap Kapasitansi secara Teoritis


0.6
Hubungan Jarak
0.5
terhadap Kapasitansi
f(x) = - 0.17x + 0.65 secara Teoritis
0.4 R = 0.92
Linear (Hubungan
0.3 Jarak terhadap
Kapasitansi secara
0.2 Teoritis)

0.1

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Gambar
2. Hubungan Jarak terhadap Nilai Kapasitansi
Berdasarkan percobaan, grafik 1 yang menunjukan hubungan jarak terhadap
nilai kapasitansi. Dari grafik 1 dapat diketahui bahwa semakin besar jarak celah
yang digunakan maka nilai kapasitansi semakin kecil

17
Hubungan Tegangan terhadap Kapasitansi secara Empiris
0.35

0.3

0.25 Hubungan Tegangan


0.2 terhadap Kapasitansi
secara Empiris
0.15

0.1

0.05

0
5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2

Gambar 3. Hubungan Beda Potensial terhadap Nilai Kapasitansi

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa semakin besar beda


potensial yang diberikan maka nilai kapasitansi semakin kecil.

18
4.4. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kapasitan pada 2 (dua) buah plat
sejajar, mengetahui pengaruh jarak plat dan tegangan terhadap kapasitan, dan
membandingkan besaran C hasil perhitungan dengan hasil pengamatan. Percobaan
ini menggunakan variasi 2 beda potensial yaitu 6 volt dan 7 volt dengan variasi
jarak celah kapasitor yaitu 1 mm, 2 mm, dan 3 mm.
Pada percobaan menggunakan variasi beda potensial 6 volt dan 7 volt, nilai
kapasitansi secara empiris saat beda potensial 6 volt dihasilkan nilai kapasitansi
0.31467 nF dan saat beda potensial 7 volt dihasilkan nilai kapasitansi 0.30086 nF.
hal ini disebabkan nilai q yang dihasilkan juga berbeda. Mengacu pada nilai q
pada beda potensial 6 volt dan 7 volt, nilai q untuk 6 volt adalah 1,88 mC dan
nilai q untuk 7 volt adalah 2,03 mC. Maka dapat dikatakan bahwa semakin besar
volt yang dihasilkan, nilai q juga semakin besar, namun secara teoritis semakin
besar beda potensial yang diberikan maka semakin kecil nilai kapasitansi yang
didapat. Dapat ditulis sebagai berikut :
1
V q
C

Pada percobaan menggunakan variasi jarak celah 1 mm, 2 mm, dan 3 mm,
nilai kapasitansi secara teoritis berbeda beda. Nilai kapasitansi untuk celah 1
mm adalah 0,5065 nF, nilai kapasitansi untuk celah 2 mm adalah 0,2532 nF, dan
nilai kapasitansi untuk celah 3 mm adalah 0,1688 nF. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar celah yang diberikan pada
suatu kapasitor, maka nilai kapasitansinya semakin kecil. Dapat dituliskan sebagai
berikut :
1
d
C

Berdasarkan nilai kapasitansi yang diperoleh secara empiris dan teoritis,


terdapat perbedaan yang besar. Nilai kapasitansi secara empiris dan teoritis
seharusnya sama karena nilai kapasitansi tetap walaupun beda potensial atau jarak
celah diubah. Hal ini dikarenakan banyaknya kesalahan rangkaian dan kesalahan
pada alat yang digunakan. Untuk beda potensial 6 volt hanya dapat dilakukan 1

19
percobaan saja dikarenakan alat yang sedikit memiliki gangguan sehingga data
yang dihasilkan dan nilai kapasitansi yang dibandingkan kurang akurat.
Ketidaksamaan nilai kapasitansi yang diperoleh juga diakibatkan oleh pembulatan
angka dibelakang koma yang kurang akurat.
Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa nilai kapasitansi
secara empiris adalah 0.258 nF sedangkan secara teoritis adalah 0.3095 nF. Nilai
kapasitansi ini adalah nilai rata rata dari data yang dihasilkan.

20
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai


kapasitansi yang dihasilkan secara teoritis dan empiris tidak memiliki kesamaan.
Nilai kapasitansi secara empiris adalah 0.258 nF sedangkan secara teoritis adalah
0.3095 nF dengan keseksamaan dalam melakukan percobaan 98,55 %. Hal ini
diakibatkan oleh pengaruh beda potensial dan jarak celah yang diberikan. Beda
potensial berbanding terbalik dengan nilai kapasitansi dan jarak celah juga
berbanding terbalik dengan nilai kapasitansi.

21
LAMPIRAN

A. LAMPIRAN KONSTANTA
Konstanta yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
C2

= 8,85 . 10-12 Nm
2

22
B. LAMPIRAN RALAT

1. Ralat untuk data V = 6 V, d = 1 mm

Q Q Q Q 2

ke Q
1 1.87 -0.018 0.000324
2 1.91 0.022 0.000484
3 1.85 -0.038 0.001444
4 1.91 0.022 0.000484
5 1.90 0.01 0.000144
Q Q 2

0.00288
Rata Rata = 1.888 =


1
QQ 2 2


n( n 1)
Ralat Mutlak =
= 0.012


Ralat Nisbi = ratarata x 100%

I = 0.64 %
Keseksamaan = 100% - I
= 99.36 %

2. Ralat untuk data V = 7 V, d = 1 mm

Q Q Q Q 2

ke Q
1 2.11 0.004 0.000016
2 2.07 -0.036 0.001296
3 2.17 0.064 0.004096
4 2.15 0.044 0.001936
5 2.03 -0.08 0.005776
Q Q 2

Rata Rata = 2.106 = 0.01312


23

1
QQ 2 2


n( n 1)
Ralat Mutlak =
= 0.0256


Ralat Nisbi = ratarata x 100%

I = 1.26 %
Keseksamaan = 100% - I
= 98.74%

3. Ralat untuk data V = 7 V, d = 2 mm

Q Q Q Q 2

ke Q
1 1.27 0.04 0.0016
2 1.28 0.05 0.0025
3 1.31 0.08 0.0064
4 1.14 -0.09 0.0081
5 1.15 -0.08 0.0064

Rata Rata =
Q Q 2

0.025
1.23 =


1
QQ 2 2


n( n 1)
Ralat Mutlak =
= 0.035


Ralat Nisbi = Ratarata x 100%

I = 2.85 %
Keseksamaan = 100% - I
= 97.15 %

24
4. Ralat untuk data V = 7 V , d = 3 mm
ke Q
1 0.92 0.012 0.000144
-
2 0.87 0.038 0.001444
3 0.92 0.012 0.000144
4 0.92 0.012 0.000144
5 0.91 0.002 0.000004

Rata Rata = 0.908


Q Q 2

= 0.00188


1
QQ 2 2


n( n 1)
Ralat Mutlak =
= 0.0097


Ralat Nisbi = Ratarata x 100%

I = 1.068%
Keseksamaan = 100% - I
= 98.932%

25
DAFTAR PUSTAKA

Fisika, D. (2010). Fisika II. Surabaya: ITSpress.

Halliday, D., & Resnick, R. (1996). Phiysics Third Edition. New York: John Wiley
& Sons, Inc.

Jati, Bambang Murdaka Eka, Tri Kuntoro Priyambodo. 2010. Fisika Dasar.
Yogyakarta: Penerbit Andi

Tipler, P. A. (1991). Physics for Scientists adn Engineers,Third Edition. New


Jersey: Worth Publisher.

26
PLAT KAPASITOR ( L7 )
SAKINAH HIMAV REZEIKA
1413100045
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kapasitan pada 2 (dua) buah plat
sejajar, mengetahui pengaruh jarak plat dan tegangan terhadap kapasitan, dan
membandingkan besaran C hasil perhitungan dengan hasil pengamatan. prinsip dari
percobaan ini adalah muatan listrik, kapasitor, dan dielektrik. Kapasitor adalah sebuah
piranti yang digunakan untuk menyimpan muatan dan energi. Kapasitor terdiri dari dua
konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi akibat adanya bahan isolator. Sedangkan
dielektrik adalah bahan isolator yang diletakkan diantara dua konduktor. Pada percobaan
ini menggunakan kapasitor plat sejajar dengan variasi beda potensial dan jarak celah.
Beda potensial yang digunakan adalah 6 V dan 7 V. jarak celah yang digunakan adalah 1
mm, 2 mm, dan 3 mm. Berdasarkan percobaan ini diketahui bahwa semakin besar volt
yang dihasilkan, nilai q juga semakin besar, namun secara teoritis semakin besar beda
potensial yang diberikan maka semakin kecil nilai kapasitansi yang didapat. Dapat ditulis
seperti ini. Pada percobaan menggunakan variasi jarak celah menunjukkan bahwa
semakin besar celah yang diberikan pada suatu kapasitor, maka nilai kapasitansinya
semakin kecil. Dapat dituliskan sebagai berikut. Nilai kapasitansi secara empiris adalah
0.258 nF sedangkan secara teoritis adalah 0.3095 nF dengan keseksamaan dalam
melakukan percobaan adalah 98,55 %.

Kata kunci : kapasitor, kapasitansi, dielektrik

1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Permasalahan.............................................................................................1

1.3. Tujuan........................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

DASAR TEORI.......................................................................................................2

2.1. Muatan Listrik...............................................................................................2

2.2. Arus Listrik...................................................................................................3

2.2. Kapasitor.......................................................................................................4

2.3. Kapasitansi....................................................................................................5

2.3. Macam Kapasitor..........................................................................................6

2.3.1. Kapasitor Plat Sejajar.............................................................................6

2.3.2. Kapasitor Bola............................................................................................7

2.3.3. Kapasitor Silinder Koaksial...................................................................7

2.4. Dielektrikum.................................................................................................7

2.5. Penyimpanan Muatan Kapasitor...................................................................8

2.6. Manfaat Kapasitor dalam Kehidupan...........................................................8

BAB III..................................................................................................................10

METODOLOGI PERCOBAAN............................................................................10

3.1. Alat dan Bahan............................................................................................10

3.2. Langkah Kerja.............................................................................................10

BAB IV..................................................................................................................11

2
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN.............................................................11

4.1. Analisa Data................................................................................................11

4.2. Perhitungan.................................................................................................13

4.2.1. Perhitungan C berdasarkan Teori.........................................................13

4.2.2. Perhitungan C berdasarkan Percobaan.................................................13

4.2.3. Perhitungan Total.................................................................................14

4.3. Grafik..........................................................................................................16

4.4. Pembahasan.................................................................................................18

BAB V....................................................................................................................20

KESIMPULAN......................................................................................................20

LAMPIRAN...........................................................................................................21

A. LAMPIRAN KONSTANTA...................................................................21

B. LAMPIRAN RALAT..............................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25

You might also like