Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
- Dapat melakukan proses kristalisasi
- Dapat melakukan proses sublimasi
Pelarut tidak boleh bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan dan
harus mudah harganya.
3. Penyaringan larutan
Larutan jenuh yang masih panas kemudian disaring melalui keertas
saring yang ditampatkan dalam suatu corong saring.
4. Kristalisasi
Filtrat panas kemudian dibiarkan dingin dalam gelas kimia. Zat padat
murni memisahkan sebagian kristal.
Kristalisasi sempurna jika kristal yang terbentuk banyak. Jika
kristalisasi tidak terbentuk selama pendinginan filtrat dalam waktu
cukup lama maka larutan harus dibuat lebih jenuh.
Asam Benzoat
SUBLIMASI
Naftalen
Rumus molekul C 10 H 8
Kepadatan 1,14 g / cm
Percobaan Sublimasi
No Perlakuan Pengamatan
1 Sejumlah kamfer dimasukkan Setelah beberapa lama proses
kedalam cawan penguap dan pemanasan, kamfer mencair
diatasnya diletakkan corong kemudian menguap. Pada
dengan posisi terbalik dinding corong terdapat
kemudian dipanaskan pada padatan yang merupakan
penangas pasir hasil sublimasi
2 Menimbang hasil sublimasi Diperoleh padatan sebanyak
0,2 gr
VII. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan sublimasi dan kristalisasi ini maka
dapat dianalisa bahwa pada proses kristalisasi asam benzoat dengan
menggunakan pelarut berupa air. Proeskristalisasi ini dilakukan agar
diperoleh padatan asam benzoat yg murni. Pada prosesnya larutan asam
benzoat dibuat lewat jenuh agar kristal dapat terbentuk. Yang dimaksud
dengan larutan kelewat jenuh adalah kondisi dimana pelarut (solvent)
mengandung zat terlarut (solute) melebihi kemampuan pelarut tersebut
untuk melarutkan solute pada suhu tetap. Selain itu juga syarat
terbentuknya kristal pada suatu larutan adalah larutan tersebut
dikondisikan pada suhu rendah atau dalam keadaan dingin. Pada
percobaan ini kristal dapat terbentuk pada suhu kama. Kristal yang
terbentuk dalam percobaan ini berwarna agak putih mengkilat. Dari 5 gr
bahan yang digunakan, kristal yang diperoleh hanya 13,7 gr. Kristal yang
diperoleh sedikit, hal ini disebabkan karena ketika pemisahan awal masih
banyak padatan yang tidak larut sehingga harus di sisihkan dari larutan
yang akan dikristalka.
Selain kristalisasi, pada percobaan ini juga dilakukan proses
sublimasi. Dimana sublimasi ini merupakan suatu proses perubahan fase
dari fase padatan menjadi gas atau bisa juga sebaliknya. Zat yang
digunakan pada percobaan ini adalah kamfer. Ketika dipanaskan pada
penangas pasir, kamfer pada cawan tersebut menguap, pengamatan
mengenai penguapannya dapat diamati dari corong yang diletkkan pada
bagian atas cawan, dimana pada dinding-dinding cawan terdapat padatan
putih. Setelah dilakukan penimbangan diperolehlah juga hasil
penyubliman sebanyak 0,2 gr sedangkan total naftalen yang digunakan 5
gr. Hal ini berarti tidak semua uap naftalen menjadi padat kembali, ada
sebagian yang langsung meguap ke udara.
VIII. KESIMPULAN