You are on page 1of 8

Puskesmas

SOP
Tanjung Raman
SUNTIK KB

PROTAP No Dokumen

RAWAT JALAN

No. Dokumen No Revisi Halaman

................. 1/1
Tanggal Terbit Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Tanjung
Raman

01 Maret 2016

ISWANDA SARIAN PUTRA, SKM


Nip. 19830428 200701 100 2
Pengertian Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan tindakan invasiv
karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-
hati dengan teknik antiseptik mencegah infeksi.
Tujuan sebagai acuan dalam melakukan suntikan KB
Kebijakan -
Prosedur Alat
1) Obat yang akan disuntikkan (depo provera, cyclofem)
2) Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai)
3) Alkohol 60 90 %
Instruksi kerja
1) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir, keringkan
dengan handuk
2) Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet, hapus
karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas yang telah dibasahi
dengan alkohol 60 90 %, biarkan kering
3) Bila menggunakan jarum atau semprit sekali pakai, segera buka
plastiknya Bila menggunakan jarum atau semprit yang telah
disterilkan dengan DTT, pakai korentang yang telah di DTT untuk
mengambilnya
4) Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum pada
mulut semprit penghubung
5) Balikkan vial dengan mulut vial ke bawah. Masukkan cairan suntik
dalam semprit, gunakan jarum yang sama untuk menghisap
kontrasepsi suntik yang menyuntikkn klien
Teknik suntikan
1) Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara (pada depo provera / cyclofem), keluarkan isinya
2) Suntikkan secara intra muskular dalam di daerah pantat (daerah
gluteal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efektif
3) Depo provera (3 ml / 150 mg atau 1 ml / 150 mg) diberikan setiap 3
bulan (12 minggu)
4) Noristerat diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)
5) Cyclofem 25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg estrogen
sipionat diberikan setiap bulan
Unit Terkait KIA
Puskesmas
SOP
Tanjung Raman
PEMASANGAN AKDR
No Dokumen

PROTAP
No. Dokumen No Revisi Halaman
RAWAT JALAN

................. 1/2
Tanggal Terbit Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Tanjung
Raman

01 Maret 2016

ISWANDA SARIAN PUTRA, SKM


Nip. 19830428 200701 100 2
Pengertia Prosedur pemasangan AKDR merupakan teknik pemasangan alat kontrasepsi
n dalam rahim (AKDR)

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasangan AKDR


Kebijakan Sebagai acuan untuk pemasangan AKDR

Prosedur
1. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2) Siapkan lingkungan yang mendukung pelaksanaan tindakan, aturr
penerangan yang cukup, jaga privasi klien
2. Persiapan alat
1) Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
2) Bengkok
3) IUD steril
4) Forsep / korentang
5) Mangkok untuk larutan antiseptik
6) Kain kasa atau kapas
7) Bak instrumen
8) Sarung tangan steril 2 pasang
9) Tampon tang
10) Tenakulum
11) Sonde uterus
12) Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
3. Prosedur pelaksanaan
1) Jelasakan kepada klien apa yang dilakukan dan mempersilahkan
klien mengajukan pertanyaan sampaikan pada klien kemungkinan akan
merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan
nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut.
Pastikan klien telah mengosongkan kending kencingnya
2) Periksa genitalia eksternal, lakukan pemeriksaan spekulum,
lakukan pemeriksaan panggul
3) Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi
4) Masukka lengan AKDR copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya
5) Masukkan spekulum, dan usap vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
6) Masukkan sonde uterus
7) Pasang AKDR Copper T 380 A. Pemasangan AKDR Copper T 380 A
i. Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks setelah melakukan
metode uterus) sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan vagina
berada dalam satu garis lurus, masukkan dengan pelan-pelan dan
hati-hati tabung inserter yang sudah berisi AKDR ke dalam kanalis
servikalis dengan mempertahankan posisi kevum uteri, dorong
tabung inserter sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai
terasa ada tahanan dari fundus uteri, pastikan leher biru tetap dalam
posisi horizontal
ii. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan, sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal
pendorong
iii. Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, setelah pendorong keluar dari tabung inserter,
dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati sampai
terasa ada tahanan fundus.
Unit KIA
Terkait
Puskesmas
SOP
Tanjung Raman
PENCABUTAN IMPLAN
No Dokumen

PROTAP
No. Dokumen No Revisi Halaman
RAWAT JALAN

................. 1/2
Tanggal Terbit Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Tanjung
Raman

01 Maret 2016

ISWANDA SARIAN PUTRA, SKM


Nip. 19830428 200701 100 2
Pengertia
n
Tujuan Sebagai acuan
Kebijakan -
Prosedur Alat
1) Meja periksa untuk berbaring klien
2) Alat penyangga lengan
3) Batang implant dalam kantong
4) Kain penutup steril
5) Sepasang sarung tangan yang sudah steril
6) Sabun untuk mencuci tangan
7) Larutan antiseptik untuk disinfeksi kulit
8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinerpin)
9) Trokar 10 dan mandrin
10) Skalpel 11 atau 15
11) Kasa pembalut atau plester
12) Kasa steril dan pembalut
13) Epinefrin (untuk tindakan emergency)
14) Klem lengkung dan lurus
15) Bak instrumen
16) Tiga mangkok steril atau DTT

Instruksi kerja
1. Tindakan sebelum pencabutan
1) Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan dengan
sabun dan air yang mengalir serta membilasnya, pastikan tidak
terdapat sabun
2) Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering
3) Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan diletakkan pada lengan penyangga atau meja samping.
Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus
atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai oleh klinisi
untuk memudahkan pencabutan
4) Raba keenam kapsul untuk menentukan lokasinya, untuk
menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan) ujung kapsul
dekat lipatan siku, bila tidak dapat meraba kapsul, lihat lokasi
pemasangan pada rekam medik klien
5) Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda pada
kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol
6) Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh
alat-alat di dalamnya
7) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan air
bersih
8) Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk
setiap klien guna mencegah kontaminasi silang)
9) Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai
10) Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik, gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kasa tersebut (bila memegang
kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan
sampaimengkontaminasi sarung tangan dengan menyrntuh kulit
yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan
insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8 1 Cm dan
biarkan kering sebelum memulai tindakan
11) Bila ada gunakan kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul. Dapat
juga menutupi lengan dibawah tempat kapsul dipasang dengan
menggunakan kain steril
12) Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya
13) Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi isi
alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa efineprin)
masukkan jarum tepat dibawah kulit pada tempat insisi akan dibuat,
kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke
pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anastesi untuk membuat
gelembung kecil bawah kulit. Masukkan jarum secara hati-hati
dibawah ujung kapsul pertama sampai lebih kurang sepertiga
panjang kapsul (1 cm) tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikkan
obat anastesi (kira-kira 0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul
2. Tindakan pencabutan kapsul
1) Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung
bawah semua kapsul kira-kira 5 cm dari ujung bawah kapsul
2) Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil lebih
kurang 4 mm dengan menggunakan skapel, jangan
3) Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau
yang terdekat tempat inisisi
4) Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai ujung
kapsul tampak pada luka insisi, saat ujung kapsul
5) Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan
cara menggosok-gosok pakasi kasa steril untuk
6) Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem
kedua, lepasakan klem pertama dan cabut secara pelan dan
7) Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut,
gunakan teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya
3. Metode pencabutan teknik U
1) Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara 3 dan 4 5 mm dari ujung
kapsul dekat siku
2) Buat insisi kecil (4 mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang
kapsul dengan menggunakan skapel
3) Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati
melalui luka insisi
4) Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari
telunjuk sejajar panjang kapsul
5) Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul,
buka klem dan jepit kapsul dengan sudut yang tepat
6) Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan
mengosok-gosok menggunakan kasa steril
7) Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah
terpapar , lepaskan klem pemegang norplant dan cabut kapsul
8) Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah
dicabut, gunakan teknik yang sama
4. Menutup luka insisi
1) Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan
tempat insisi dan sekitarnya dengan menggunakan
2) Dekatkkan kedua tepi luka insisi dengan band aid (plester untuk
luka ringan) atau kasa steril dan plester
3) Luka insisi perlu dijahit, karena mungkin dapat menimbulkan
jaringan parut, periksa kemungkinan adanya

Unit KIA
Terkait
Puskesmas SOP/ PROTAP
Tanjung Raman PEMBERIAN PENYULUHAN
SECARA INDIVIDU / KELUARGA
No Dokumen

PROTAP
No. Dokumen No Revisi Halaman
RAWAT JALAN

................. 1/1
Tanggal Terbit Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Tanjung
Raman

01 Maret 2016
ISWANDA SARIAN PUTRA, SKM
Nip. 19830428 200701 100 2

Pengertia Tatacara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal-hal yang


n berhubungan dengan penyakitnya
Pasien dapat mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya
Tujuan -1 Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan secara individu/keluarga
Kebijakan -1 Ada perawat / bidan yang trampil
-2 Komunikasi efektif menggunakan bahasa sederhana (mudah diterima orang
lain) dan menjaga kesopanan
Prosedur 1. membuat SAP sesuai materi penyuluhan
2. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
3. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi
4. Menggunakan alat bantu bila diperlukan
5. Mengadakan evaluasi
6. Memberikan umpan balik
7. Menyusun perencanaan lanjutan

Unit RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES


Terkait
Puskesmas
SOP/ PROTAP
Tanjung Raman
PEMASANGAN IMPLAN
No Dokumen

PROTAP
No. Dokumen No Revisi Halaman
RAWAT JALAN

................. 1/2
Tanggal Terbit Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Tanjung
Raman

01 Maret 2016

ISWANDA SARIAN PUTRA, SKM


Nip. 19830428 200701 100 2
Pengertian Tatacara penyuluhan secara individu / keluarga tentang hal-hal yang
berhubungan dengan penyakitnya
Pasien dapat mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya
Tujuan -1 Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan secara individu/keluarga
Kebijakan Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur yang
berlaku.

Prosedur A. Persiapan alat


Tensi, stetoskop, APD (sepatu but, matela, masker, kaca mata goggle,
handuk pribadi) Bak instrument berisi (trokar dan pendorong, duk steril,
spuit 5 cc berisi lidocain, kapsul implant, bisturi, kasa, pinset anatomis,
hend skun, kom kecil) kom berisi cairan betadin, larutan clorin 0,5 %,
alcohol 70 %, kapas, plaster, ban aid/ handsaplas, perlak dan alas,
bengkok, busur dan pulpen.

B. Pelaksanaan
Pemasangan kapsul norplant
1. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya
sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak
ada sisa sabun
2. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas
3. Beri tanda pada tempat pemasangan

Langkah/ kegiatan
4. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul norplant sudah
tersedia

Tindakan pra pemasangan


5. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
6. Pakai sarung tangan steril atau DTT
7. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
8. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien

Pemasangan kapsul norplant


9. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit
menggelembung
10. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing
masing 1 cc diantara pola pemasangan nomer 1 dan 2, 3 dan 4,5 dan 6
11. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
12. Saat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel alternative lain tusukan
trokar langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal)
13. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang berisi implant
dan pendorongnya sampai atas tanda satu (pada pangkal trokar) tepat
berada pada luka insisi
14. Keluarkan pendorong dan tekan dan masukan kapsul kearah ujung
15. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama sama sampai batas tanda
terlihat pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi)
16. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukan kembali
trokar serta pendorongnya sampai tanda satu
17. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul
terpasang
18. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang
19. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari insisi

Tindakan pasca pemasangan


20. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid
21. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
22. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan dalam
larutan klorin untuk dekontaminasi
23. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa, kapas,
sarung tangan, atau alat suntik sekali pakai)
24. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin
25. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air bersih

Konseling pasca pemasangan


26. Gambar letak kapsul pada rekam medic dan catat bila ada hal khusus
27. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan kapan klien harus datang
kembali ke klinik untuk control
28. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
menginginkan untuk mencabut kembali implant
29. Lakukan observasi selama lima menit sebelum memperbolehkan klien
pulang

C. Hal yang harus diperhatikan


1. Peserta KB implant sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering
minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan
mengurangi kemungkinan infeksi
2. Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan.
Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant
dan akan menghilang dalam 3-5 hari
3. Setelah 5 tahun atau 3 tahun untuk implanon pemakaian, implant dapat
dilepas.

Unit RAWAT JALAN, PUSTU/POLINDES


Terkait

You might also like