Professional Documents
Culture Documents
DISEASE
Definisi CKD :
1. Kerusakan ginjal terjadi sebulan atau lebih, berupa kelainan struktur atau
fungsi ginjal.
Kelainan patologik atau
Petanda kerusakan ginjal termasuk kelainan pada komposisi
darah atau urin, atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan,
2. LFG < 60 mg/mt, 1,73 m 2 yang terjadi selama 3 bulan atau lebih,
dengan / tanpa kerusakan ginjal.
Etiologi
- Hipertensi - Nefropati analgesik
- Obstruksi - Nefropati refluks
- Gout - Ginjal polikistik
- Glomerulonefritis - Nefropati diabetik
Manifestasi Klinis
- Umum : Fatiq, malaise, gagal tumbuh
- Kulit : Pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia
- Kepala & Leher : Foetor uremik, lidah kering &
berselaput.
- Mata : Fundus hipertensif, mata merah.
- Kardiovask : HPT, kelebihan cairan, gagal
jantung, perikarditis, uremik, penyakit Vaskuler.
- Pernapasan : Hiperventilasi asidosis, edema
paru, efusi pleura.
- Gastrointestinal : Anoreksia, nausea, gastritis, ulcus
peptikum, kolitis uremik, diare yang disebabkan
oleh antibiotik.
- Kemih : Nokturia, poliuria, haus, proteinuria, penyakit
Ginjal yang mendasarinya
- Reproduksi : Penurunan libido, impotensi
amenore, infertilitas, ginokomasti, galaktore
- Saraf : Letargi, malaise, anoreksia, tremor, mengantuk,
kebingunan, flap, mioklonus, kejang, koma.
- Tulang : Hiperparatiroidisme, def. Vit. D
- Sendi : Gout, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang.
- Hematologi : Anemia, defisiensi mun, mudah
mengalami perdarahan
- Endokrin : Multipel
- Farmakologi : Obat-obat yang diekskresi oleh
ginjal
- Otot : - Pegal pada kaki sehingga selalu
digerakan (restlegs leg syndrome)
- Rasa semutan terutama di telapak kaki (burning
feet syndrome).
- Miopati kelemahan & hipertrofi otot
terutama otot proximal ekstremitas.
140 Umur x BB
CCT = 72 x Cr pada : 0,85 x CCT
TERAPI :
Indikasi Klinis :
Indikasi Laboratorium
- Ureum > 200 mg %
- K > 6,5 mEq / l
- pH < 7,1
- Na > 160 mEq / l atau Na < 115
Indikasi Klinis :
- Oligouri / anuaria
- Ensefalopati uremikum
- Edema paru
- Hipertermia
Etiologi :
A. Glomerulonefritis primer (sebagian besar tidak diketahui sebabnya)
1. Glomerulonefritis membranosa
2. Glomerulonefritis kelainan minimal
3. Glomerulonefritis membranoproliperatif
4. Glomerulonefritis pascastreptokok
B. Glomerulonefritis Sekunder
1. SLE
2. Obat (kaptopril, NSAID, penisilamin)
3. Neoplasma (kanker payudara, kolon, bronkus).
4. Penyakit Sistemik yang mempengaruhi glomerulus (DM, amiloidosis).
Gejala Klinis :
1. Mual muntah
2. Badan lemah
3. Cepat lemah
4. Edema anasarka
5. Kadang sesak napas karena ada udema anasarka (asites)
penekanan diafragma
6. Perut membuncit
Komplikasi :
- Gagal ginjal kronik
- Tromboemboli
Diagonis banding :
- Edema dan asites akibat penyakit hati atau malnutrisi
Kelainan glomerulus :
Albuminuria
Hipoalbuminemia
Tekanan Onkotik Plasma menurun
Volume Plasma menurun
Retensi Na sekresi meningkat
Edema
Overfilled :
Kelainan glomerulus
Hipoalbuminemia
Sistole Diastole
Pre hipertensi : 120 139 80 89
Hipertensi Stg I : > 140 159 90 99
Hipertensi Stg : > 160 > 100
II
Patogenesis Hipertensi :
Klinik :
- HPT ringan : asimptomatik
- Gejala : Sesuai komplikasi target organ :
- Otak - Ginjal
- Jantung - Mata
COP
Resistensi Perifer
Preload Kontraktilitas
Konstriksi
vena
Konstriksi Hpertenfi
Peningkatan Vol. Over aktivitas Fungsional Struktural
Cairan N. Simpatik
Perubahan
Retensi natrium membran sel
ginjal
Inadequate response
-
Continue life style modification
-
Initial drugs : - Diuretik / B-bloker
- Ace inhibitor / Ca
antagonis
inadequate response
Inadequate respons
Krisis Hipertensi :
HPT Emergency : Situasi dimana diperlukan
penurunan tekanan darah yang segera
dengan obat anti HPT parenteral karena
adanya kerusakan organ target akut atau
progresif
Terapi : Terapi :
- Obat parenteral (Catapres drips) - Sub lingual
(nifedipin captopril)
klonidin - Oral terapi (klonidin)
- Sub lingual (nifedipin / adalat)
- Monitor tensi
Manfaat Ca Antagonis :
Ada hubungan antara kalsium dengan sistem
kardiovaskuler.
Aktivitas kontraksi otot polos pembuluh darah diatur oleh
kadar ion kalsium (Ca 2t ) intraselular bebas yang sebagian
besar berasal dari ekstrasel dan masuk melalui saluran
kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot jantung akan
meningkatkan curah jantung.
Antagonis kalsium menghambat masuknya kalsium melalui
saluran kalsium, menghambat pengeluaran kalsium dari
pemecahan retikulum sarkoplasma dan mengikat kalsium
pada otot polos pembuluh darah menurunkan curah
jantung melalui penghambatan kontraktilitas
menurunkan tekanan darah.