Professional Documents
Culture Documents
Kemang Medical Care mulai dibangun pada tahun 2007 yang didesain oleh arsitek Indonesia,
yaitu Aboday Architects. Proyek rumah sakit yang dikhususkan untuk ibu dan anak ini dibangun
untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit ibu dan anak yang ada di Indonesia yang dinilai sangat
minim atau tidak sebanding dengan total penduduk dan luasan negara Indonesia.
Kemang Medical Care menyediakan lima kategori kamar inap bagi pasien ibu maupun anak,
yaitu kamar kelas 3, kelas 2, kelas 1, VIP, dan VVIP. Terdapat 35 tempat tidur yang diwadahi
dalam 17 ruangan rawat inap yang terdapat pada Kemang Medical Care. 11 kamar termasuk
kedalam kelas VIP dan tersedianya satu kamar untuk kelas VVIP. Jumlah kamar untuk jenis VIP
menjadi dominan melihat target pengguna, yaitu untuk kelas menengah keatas. Untuk fasilitas
lain, yaitu terdapat satu ruang IGD, dua ruang NICU, dan satu ruang PICU. Ruang khusus lain
yang terdapat pada Kemang Medical Care adalah tiga ruang operasi, dua kamar bersalin, dan 6
tempat tidur untuk bayi baru lahir.
Kemang Medical Care termasuk rumah sakit kecil dimana rata-rata tempat tidur inap rumah sakit
di Jakarta adalah 74. Dengan demikian, dari segi tenaga kerja dokter spesialis 33 orang maka
jumlah ini lebih banyak disbanding dengan jumlah rata-rata pulau jawa yaitu 11 orang.
Kemang Medical Care dilayani oleh 42 dokter, yaitu 6 dokter umum, 33 dokter spesialis, 3
dokter gigi umum, dan dokter gigi spesialis. Jumlah dokter ini jika disbanding dengan rata-rata
dokter maka 21 jumlah dokter lebih sedikit dari rata-rata rumah sakit di Jakarta dan tujuh lebih
banyak dari rata-rata rumah sakit di pulau Jawa. Untuk tenaga pendukung terdapat 10 orang
pegawai khusus kefarmasian dan 97 orang pegawai non kesehatan.
Analisis elemen arsitektur Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Kemang Medical Care dengan
menggunakan metoda analisis bedasarkan teori oleh Simon Unwin dalam bukunya yang berjudul
Analysing Architecture. Dalam teorinya tersebut, Simon menyebutkan terdapat beberapa faktor
didalam menganalisis sebuah desain arsitektur. Faktor-faktor tersebut melibatkan faktor luar dan
dalam dari segi desain sebuah bangunan arsitektural. Berikut merupakan beberapa faktor yang
terdapat dalam analisis elemen menurut Simon Unwin yaitu:
1. Arsitektur sebagai identifikasi tempat (Architecture as identification of place)
4. Elemen yang lebih dari satu hal atau ganda (Element doing more than one thing)
12. Starification
Kesemua elemen tersebut manjadi aspek-aspek yang digunakan untuk menganalisis RSIA
Kemang Medical Care serta pemilihan aspek yang dinilai relevan dengan kondisi desain dan
projek tersebut. Berikut merupakan analisis elemen arsitektur RSIA Kemang Medical Care yaitu:
Selain desain faade, desain interior juga memperlihatkan konsep kenyamanan dan keindahan
kedalam desain ruang-ruang dalam bangunan. Desain interior ini dinilai ramah terhadap anak-
anak karena desainnya yang menggunakan warna-warna cerah sebagai warna tembok agar pasien
anak dapat merasakan aura dari taman bermain (gambar 4.2). Interior juga didesain dengan
desain yang fleksibel di mana pengunjung dan pasien dapat dengan mudah mengakses serta
dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti retail dan tempat beristirahat. Desain lobby yang
terbuka menambah kenyaman pengunjung dan pasien di mana hal ini dapat menghilangkan
kejenuhan akan aktivitas yang terdapat di dalam rumah sakit. Serta terdapat fasiliitas untuk anak-
anak bermain seraya menunggu pasien. (gambar 4.3)
Keseluruhan gabungan desain faade dan interior dimaksudkan untuk
menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan serta tetap indah.
Pada main entrance site atau tapak terdapat penunjuk di mana desain elemen
dinding dibuat melengkung dengan tujuan untuk membuat elemen dinamis
yang langsung menghadap kejalan luar. Dinding yang melengkung ini diikuti
oleh seluruh lantai serta beberapa elemen horizontal pada landscape juga
melengkung pada main entrence tapak tersebut. (gambar 4.4)
Permainan pada elemen dinding juga terlihat dari pemilihan material kaca yang
berwarna warni menunjukan perbedaan fungsi didalamnya. Permainan kaca
yang berwarna-warni terdapat pada lantai kedua hingga lantai teratas lantai
kelima. Permainan kaca berwarna-warni memberikan kesan yang berbeda pada
bagian dalam bangunan tersebut dimana yang telah disebutkan pada ponit
sebelumnya hal in bertujuan untuk menerapkan teori chromo therapy bagi
kesehatan pasien. Perbedaan warna dinding kaca juga menjelaskan perbedaan
fungsi didalamnya seperti pada lobby kaca berwarna hijau dan pada fungsi
rawat inap kaca berwarna merah, orange, hijau dan biru.
Permainan pada elemen atap juga menunjukkan sebuah fungsi yang berbeda
dibawah atap tersebut. Seperti yang terlihat pada bangunan lantai dasar, atap
didesain dengan void yang menerus kebawah. Hal ini menunjukan suatu fungsi
yang memiliki kesan terbuka dan sebagain ruang penerima bagi paseian
ataupun pengunjung yang datang. Terdapat permainan atap dengan kanopi pad
alantai dasar yang menujukan bawa pada titik terebut merupakan sebuah
entrance bangunan yang lansung disambut dengan lobby yang cukup besar.
Modifikasi elemen arsitektur (Modifying element of architecture)
Desain dari elemen utama yang memberikan sesuatu kesan yang berbeda dalam RSIA Kemang
Medical Care adalah pencahayaan dengan lampu, kaca berwarna, warna dinding serta texture dinding
faade bangunan.
Untuk penyusunan rancangan dasar sebuah bangunan rumah sakit ibu dan anak, progam ruang
harus diselesaikan secara terperinciyang timbul dari pembagian dan tuntutan dari sebuah rumah
sakit ibu dan anak. Untuk itu tidak semua progam ruang yang menyeluruh memenuhi setiap jenis
rumah sakit.melainkan hanya memenuhi sebagian saja.
Progam ruang harus dirundingkan dengan para pengguna secara pasti. Pembentukan titik berat
suatu rumah sakit berakibat pada jenis dan besar tempat bekerja itu sendiri. Hubungan yang erat
antara perancang dan para pengguna menghindarkan problem yang muncul nantinya. Bantuan
ukuran standar area menghasilkan gambaranyang menyeluryh tentang besar tempat bekerja ini.
Oleh sebab itu ukuran standar ini merupakan saran dan tergantungdari pelaksanaan bidangdan
hasil dari objek-objek yang berlaku.
Organisasi Ruang
Dalam organisasi ruang pada rumah sakit ibu dan anak semua bagian bangunan disusun dan
ditentukan satu sama lain, karena menurut D.K. Ching ruang-ruang tersebut berkaitan satu sama
lain menurut fungsi, kedekatan atau alur sirkulasi. Sistem bangunan yang ada pada dasarnya
harus menyesuakan standar ketentuan yang ada.
Sirkulasi dan Pencapaian
Pemilihan sistem sirkulasi bangunan rumah sakit ibu dana anak ditentukan oleh jenis dan luas
bangunan. Pemilihan sistem sirkulasi ini juga mempengaruhi bentuk bangunan rumah sakit ibu
dan anak. Secara prinsipil ada dua jenis sistem sirkulasi yang mungkin terdapat dalam
variasi yang berbeda :
Kapasitas Ruang
Ruang Pengobatan
Obat-obatan, alat-alat dan jarum suntik yang asangat diperlukan oleh bagian pemeliharaan medis
disimpan di ruangan ini. Luas minimal ruang pengobatan 15m2.
Unit Administrasi
Unit administrasi sebaiknua terletak di lorong penghubung ke ruang masuk dan ke jalur jalan
utama. Untuk unit administrasi diperhitungkan 7m-12m setiap tenaga kerja. Unit administrasi
terdiri dari beberapa bagian antara lain : ruang pertemuan pasien dengan keluarganya, tempat
pendaftaran dan unit keuangan, kantor direksi administrasi dan sekretaris, kantor para perawat
serat pegawai dan juga ruang arsip.
Dapur
Dapur ini merupakan pelengkap dari ruang istirahat, disini petugas
sedapat mungkin diberikan kesempatan untuk menyiapkan mkanan atau minuman dalam wakltu
istirahat. Dapur sebaiknya berada di
bagian tengah sehingga dapat menjangkau semua ruang perawatan
dengan jalan singkat
Para pasien di klinik anak-anak biasanya dibedakan menjadi beberapa golongan : bayi 35%, bayi
prematur 13%, dan balita juga anak-anak 22%. Penggolongan seperti ini akan mengurangi
kontak dengan pasien yang lain.
Elemen Bangunan Yang Penting Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Koridor
Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50m, yang harus juga disesuaikan dengan lalu lintas
yang ada. Untuk lorong yang sekaligus dapat menjadi tempat pasien yang terbaring, lebarnya
minimal 2,25m, dengan tinggi langit-langit sampai 2,40m. Lebar lorong tersebut tidak
boleh dipersempit dengan penyangga-penyangga gedung atau bagian bangunan lainnnnya.
Pintu
Pada konstruksi pintu harus diperhatikan faktor-faktor higienis. Bagian permukaan pintu harus
dari bahan yang steril. Pintu-pintu juga harus diberikan bahan peredam bunyi seperti dinding,
minimal dapat meredam 25dB. Tinggi pintu yang idela adalah 2,10m-2,20m.
Tangga
Tangga harus dibuat sedemikan rupa untuk keamanan, jika perlu dapat menampung beban yang
kuat. Tangga harus mempunyai pegangan untuk kedua tangan dari awal hingga akhir tangga
yang tidak terputus. Lebar tangga dan bagian datar antara dua anak tangga dari tangga darurat
sebaiknya1,50m dan tidak melebihi 2,50m. Lebar bagian datar antara dua anak tangga tidak
mempersempit daun pintu. Tinggi tingkatan sebaiknya17cm, lebar anak tangga yang datar 28cm.
Lebih baik bila perbandingan tinggi dan tapakan adalah 15/30cm.
Lift
Fungsi lift untuk pengangkutan orang,obat-obatan, cucian, makanan dana tempat tidur pasien. Di
dalam gedung ruamh sakit pada unit perawatan, pemeriksaan atau pengobatan terletak di8 lantai
atas, lift untuk mengangkat tempat tidur sangat berguna, minimal rangkap. Kamar lift untuk
mengatur tempat tidur harus diukur sehinggadapat menampung satu atau dua tempat tidur.
Ukuran standar kotak lift adalah 0,90x1,20m, sedangkan ukuran standar cerobong lift adalah
1,25x1,50m.
Desain Interior Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA)
Posted at November 13, 2014 23:04 by Heni in Denah
Sebagai sarana kesehatan masyarakat rumah sakit dituntut sempurna baik dalam hal pelayanan
maupun pemberian fasilitas didalamnya. Semua yang berkaitan dengan pelayanan dan fasilitas
rumah sakit tentu tak bisa lepas dari desain interior rumah sakit itu sendiri. Hal ini cukup
beralasan karena desain interior rumah sakit memiliki peran dalam membantu fase penyembuhan
pasien. Dengan kata lain desain interior rumah sakit yang terkesan rapi dan bersih sedikit banyak
membuat pasien merasa nyaman sehingga proses penyembuhan berjalan lebih cepat. Dibanding
desain rumah sakit umum kebanyakan, desain interior Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
sedkit memiliki perbedaan. Lantas dimana letak perbedaannya?
Dunia anak-anak sarat dengan kebiasaan bermain. Begitu juga ketika anak sakit dan harus
dibawa ke rumah sakit, sudah pasti suasana bermain harus ada di rumah sakit karena hampir
semua anak merasa lebih nyaman dilingkungan yang suasananya mirip dengan tempat ia biasa
bermain. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa kesembuhan anak tidak hanya bergantung pada
obat-obatan yang diberikan, tapi juga pada suasana kamar rumah sakit dimana ia dirawat.
Khusus rumah sakit ibu dan anak, umumnya sengaja menggunakan desain indah dan pilihan
warna yang lebih cerah dimana didalamnya terdapat gambar-gambar, sarana permainan, serta
variasi hiasan. Fasilitas plus tersebut bertujuan untuk merangsang semangat anak dan sedikit
melupakan sakit yang ia rasakan. Dengan demikian proses penyembuhan tidak memakan banyak
waktu, karena siapapun tak pernah ingin tinggal di rumah sakit, bahkan anak-anak sekalipun.
Trik penataan ruang yang bersih dan rapi pada desain interior Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) tentu menambah kenyamanan anak ketika dalam proses perawatan. Perlu diketahui,
anak-anak cenderung menyukai segala sesuatu yang simple tapi terlihat menarik dan indah.
Misalnya dalam hal warna, anak-anak umumnya suka kombinasi warna-warna cerah yang
mempertegas aksen full colour seperti orange, pink, biru, dan warna-warna cerah lainnya. Warna-
warna inilah yang biasanya diaplikasikan pada ruang rawat inap dirumah sakit ibu dan anak.
Anak-anak umumnya memiliki kepribadian yang unik. Mereka lebih suka melihat dan penasaran
dengan sesuatu yang dianggapnya tidak biasa. Hal tersebut kemudian merangsang otaknya lalu
memunculkan imajinasi untuk mengetahui dan mencoba menebak apa yang mereka lihat. Maka
dari itu disetiap kamar dimana anak dirawat biasanya didesain dengan penambahan gambar-
gambar kartun, lukisan lucu, buku cerita kartun, dan semua yang identik dengan dunia anak.
Konsep keindahan gambar juga perlu diterapkan pada desain interior Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA). Anak-anak memang menyukai sesuatu yang telah ia kenal sebelumnya, namun
mereka juga menyukai hal-hal yang baru termasuk obyek di lingkungan sekitarnya. Salah satu
contohnya adalah gambar-gambar hewan, boneka, dan perabot lucu lainnya yang biasa
diaplikasikan pada locker yang ditempeli gambar boneka atau pada bedcover bermotif gambar-
gambar lucu.
Konsep penataan ruang
Tata ruang
Untuk "tata ruang"
Sasaran dan Macam Pelayanan
Sasaran pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak adalah tingkat DKI Jakarta dan sebagai rujukan
penyakit khusus ibu dan anak. Pengguna rumah sakit tidak terbatas pada pasien yang di rawat
inap saja namun juga terhadap pengunjung pasien, staff medis serta pasien yang hanya
melakukan pemeriksaan rawat jalan. Macam pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak antara lain :
a. Kelompok unit pelayanan umum, meliputi kegiatan umum untuk mendukung kegiatan-kegiatan Rumah
Sakit Ibu dan Anak.
b. Kelompok unit poliklinik, merupakan pelayanan umum yang menampung kegiatan rawat jalan.
c. Kelompok unit diagnostic, merupakan pelayanan pasien baik rawat jalan maupun rawat inap yang
meliputi bagian radiologi, bagian laboratorium klinik dan bagian fisioteraphy.
d. Kelompok unit tindakan medis, merupakan kelompok kegiatan yang memberikan pelayanan tindakan
medis yang meliputi :
Unit Gawat Darurat
Bagian persalinan
Bagian pembedahan atau operasi
e. Kelompok unit paramedic, merupakan kelompok kegiatan pelayanan dalam memproses obat (farmacy)
bagi pasien yang dirawat ataupun kebutuhan Rumah Sakit Ibu dan Anak itu sendiri.
f. Kelompok unit perawatan, merupakan unit pelayanan pasien rawat inap yang meliputi :
Perawatan kebidanan dan kandungan
Perawatan bayi
Perawatan Anak
Perawatan ICU/NICU
g. Kelompok unit administrasi.
h. Kelompok kegiatan penunjang Rumah Sakit Ibu dan Anak
Sifat Kegiatan
Sifat kegiatan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak berdasarkan dari kebutuhan sifat ruang-ruang
yang ada :
Public yaitu kegiatan poliklinik, kegiatan UGD, kegiatan administrasi, kegiatan rekam medic, kegiatan
fasilitas-fasilitas public.
Semi public yaitu kegiatan laboratorium, kegiatan radiology, kegiatan fisioteraphy, dan kegiatan
farmasi.
Privat yaitu kegiatan ICU/NICU, kegiatan operasi/bedah, kegiatan perawatan pasien.
Service yaitu kegiatan fasilitas karyawan, serta fasilitas penunjang Rumah Sakit Ibu dan Anak