You are on page 1of 2

Nama: Widya Nugraha (1406575853) Rabu, 1 Maret 2017

APA ITU MORAL EKONOMI PETANI ?

Dalam kajian sosiologi, Moral Ekonomi adalah suatu analisa tentang apa yang
menyebabkan seseorang berperilaku, bertindak dan beraktivitas dalam kegiatan
perekonomian. Hal ini dinyatakan sebagai gejala sosial yang berkemungkinan besar
sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan sosial. J.C. Scott menyatakan bahwa
moral ekonomi petani di dasarkan atas etika subsistensi dan norma resiprositas. Di
mana ketika seorang petani mengalami suatu keadaan yang menurut mereka yang
dapat merugikan kelangsungan hidupnya, maka mereka akan menjual dan menggadai
harta benda mereka.

Hal ini disebabkan oleh etika subsistensi. James C. Scott menambahkan


bahwa para petani adalah manusia yang terikat sangat statis dan aktivitas
ekonominya. Mereka dalam aktivitasnya sangat tergantung pada norma-norma yang
ada. James C. Scott menambahkan bahwa para petani adalah manusia yang terikat
sangat statis dan aktivitas ekonominya. Mereka dalam aktivitasnya sangat tergantung
pada norma-norma yang ada. Penekanan utama adalah pada moral ekonomi petani
yang dikemukakan oleh James C.Scott yang menekankan bahwa petani cenderung
menghindari resiko dan rasionalitas. Dalam beberapa kasus ada hal yang
mempengaruhi moral ekonomi petani, diantaranya:

1. Pasar Kapitalistik di Asia Tenggara mengacaukan Moral Ekonomi Dalam


Moral Ekonomi Petani: Pergerakan dan Subsistensi di Asia Tenggara, Scott
mengemukakan pertama kali teorinya tentang bagaimana etika subsistensi
(etika untuk bertahan hidup dalam kondisi minimal) melandasi segala perilaku
kaum tani dalam hubungan sosial mereka di pedesaan, termasuk pembangkangan
mereka terhadap inovasi yang datang dari penguasa mereka. Itulah yang disebut
sebagai moral ekonomi, yang membimbing mereka sebagai warga desa dalam
mengelola kelanjutan kehidupan kolektif dan hubungan sosial resiprokal saat
menghadapi tekanan-tekanan struktural dari hubungan kekuasaan baru yang
mencengkam. Tekanan struktural dari pasar kapitalistik, pengorganisasian negara
kolonial dan paskakolonial, dan proses modernisasi di Asia Tenggara
mengacaukan moral ekonomi itu dan menyebabkan kaum tani berontak.

2. Ekonomi Moral dengan Ciri Khas Desa dan Ikatan Patron-Klien


Pendekatan ekonomi-moral menunjuk desa dan ikatan patron-klien sebagai
dua institusi kunci yang berperan dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan anggota komunitas. Fungsi operasional desa adalah menjamin suatu
pendapatan minimum, dan meratakan kesempatan serta resiko hidup warganya
dengan jalan memaksimumkan keamanan dan meminimalkan resiko warganya.
Dalam fungsinya itu desa menerapkan aturan dan prosedur bagi terciptanya
sebuah kondisi di mana warga desa yang miskin (siapa medapatkan apa) akan
tetap memperoleh jaminan pemenuhan kebutuhan subsisten minimum dengan
cara menciptakan mekanisme kedermawanan dan bantuan dari warga desa yang
kaya (siapa memberi apa).

3. Kondisi yang Membentuk Etika Subsistensi Sebagai kelompok masyarakat


yang menggantungkan hidupnya pada sumber agraria, petani sangat rentan
terhadap gangguan yang berasal dari alam, bencana, ancaman hama, cuaca dan
sebagainya. Sementara sebagai warga komunitas desa, petani memiliki kewajiban
untuk memenuhi tuntutan yang datang dari kekuatan supradesa, pungutan pajak,
upeti dan sebagainya. Kondisi yang sudah melingkupi kehidupan petani selama
berabad-abad lamanya itu pada akhirnya membentuk pandangan hidup mereka
tentang dunia dan lingkungan sosialnya. Pandangan hidup inilah yang memberi
arah kepada petani tentang bagaimana menyiasati, bukan mengubah kondisi dan
tekanan yang datang dari lingkungan alam dan sosialnya melalui prinsip dan cara
hidup yang berorientasi pada keselamatan prinsip mengutamakan selamat dan
menghindari setiap resiko yang dapat menghancurkan hidupnya.

You might also like