You are on page 1of 5

CBR (California Bearing Ratio)

Bertujuan untuk mengetahui kuat hambatan tanah terhadap penetrasi untuk

mengetahui nilai CBR pada kadar air tertentu. Tanah yang digunakan

adalah sampel tanah tidak asli yang juga digunakan pada saat parktikum

pemadatan.

Jenis - Jenis CBR :

Berdasakan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi menjadi :

1) CBR Lapangan (CBR inplace atau field Inplace)

Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di Lapangan sesuai dengan kondisi

tanah pada saat itu. Umum digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang

lapisan tanah dasarnya tidak akan dipadatkan lagi. Pemeriksaan ini dilakukan dala

kondisi kadar air tanah tinggi (musim penghujan), atau dalam kondisi terbuuk

yang mungkin terjadi. Juga digunakan apakah kepadatan yang diperoleh dengan

sesuai dengan yang kita inginkan


2) CBR lapangan rendaman (undisturbed soaked CBR)

Digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR asli di Lapangan pada

keadaan jenuh air dan tanah mengalami pengembangan (swell) yang maksimum.

Hal ini sering digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di daerah yang

lapisan tanah dasarnya tidak akan dipadatkan lagi, terletak pada daerah yang

badan jalannya sering terendam air pada musim penghujan dan kering pada

musim kemarau. Sedangkan pemeriksaan dilakukan di musim kemarau.

Pemeriksaan dilakukan dengan menambil contoh tanah dalm tabung (mould)

yang ditekan masuk kedalam tanah mencapai kedalaman yang diinginkan. Tabung

berisi contoh tanah dikeluarkan dan direndam dalam air selama beberapa hari

sambil diukur pengembangannya. Setelah pengembangan tidak terjadi lagi,

barulah dilakukan pemeriksaan besarnya CBR.

3) CBR Laboratorium

Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah

timbunan atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai menncapai kepadatan

95% kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut

merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut

dipadatkan. CBR ini disebut CBR laboratoium, karena disiapkan di Laboratorium.

CBR Laboratorium dibedakan atas 2 macam, yaitu CBR Laboratorium rendaman

dan CBR Laboratorium tanpa rendaman.

1. Percobaan di Laboratorium

standar yang berlaku :

Bina Marga : PB 0113 76 ASTM : D 1883 73

AASHTO : T - 193 81
A. Alat

a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45

ton (10.000 lb) dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm (0,05") per

menit.
b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 0,6609

mm (6" 0,0026") dengan tinggi 177,8 0,13 mm (7" 0,005"). Cetakan

harus dilengkapi dengan leher sambung dengan tinggi 50,8 (2,0") dan

keping alas logam yang berlubang-lubang dengan tebal 9,53 mm (3/8")

dan diameter lubang tidak lebih dari 1,59 mm (1/16").


c. Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,8 mm (5

15/16") dan tebal 61,4 mm (2,416").


d. Alat penumbuk sesuai dengan Cara Pemeriksaan Pemadatan standart atau

modified
e. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping

pengembangan yang berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripod

logam, dan arloji penunjuk.


f. Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 pound), diameter 194,2 mm (5

7/8"), dengan lubang tengah diameter 54,0 mm (2 1/8).


g. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm (1,95"), luas 1935

mm2 (3) dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm (4").


h. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi. Peralatan

lain seperti talam, alat perata, tempat untuk merendam.


i. Alat timbang sesuai pemadatan standart atau modified.

B. Bahan/Benda Uji

Benda uji harus dipersiapkan menurut cara pemeriksaan pemadatan standart atau

modified.

a. Ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg

untuk campuran tanah agregat.


b. Kemudian campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum

atau kadar air lain yang dikehendaki.


c. Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukkan piringan

pemisah (spaer disk) diatas keping alas dan pasang kertas saring

diatasnya.
d. Padatkan bahan tersebut didalam cetakan sesuai dengan cara B atau D

dari pemeriksaan pemadatan standart atau modified. Bila benda uji akan

direndam periksa kadar airnya sebelum dipadatkan. Bila benda uji

tersebut tidak direndam, pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda

uji dikeluarkan dari cetakan.


e. Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang-

lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-

butir kasar dengan bahan yang lebih halus. Keluarkan piringan pemisah,

balikkan dan pasang kembali cetakan berisi benda uji pada keping alas

dan timbang.

C. Langkah kerja

a. Letakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5

kg (10 pound) atau sesuai dengan beban perkerasan.


b. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang

dipergunakan untuk perendaman.


c. Letakkan pertama-tama keping pemberat 2,27 kg (5 pound) untuk

mencegah mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang

keping pemberat.
d. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan

benda uji.
e. Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji

beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg (10 pound).

Pembebanan permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh

yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji

penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di - nol - kan.


f. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi

mendekati kecepatan 1,27 mm/menit (0,05")/menit.


g. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum

terjadi sebelum penetrasi 12,50 mm (0,5"). Keluarkan benda uji dari

cetakan dan tentukan kadar air lapisan atas benda uji setebal 25,4 mm.
h. Pengambilan benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh

kedalaman bila diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk

pemeriksaan kadar air sekurang-kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir

halus atau sekurang-kurangnya 500 gram untuk tanah berbutir kasar.

You might also like