You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian asuhan keperawatan telah berlaku sejak terjadi pembuahan sel
teluur pada ibu, hingga manusia lahir, tumbuh dan berkembang, memasuki
usia remaja, dewasa, menua bahkan hingga terminal dan menjelang ajal.
Tidak hanya ketika manusia itu sakit, juga dalam keadaan sehatnya. Perawat
mendampingi, bahkan dengan setia memberikan yang terbaik bagi kliennya
dengan tujuan hanya demi kebaikan.
Proses menua, adalah proses yang wajar dan terjadi pada semua manusia
yang hidup. Tidak ada yang dapat lolos dan menghindarinya. Selama ia tidak
sakit ataupun meninggal pada usia muda. Secara wajar proses ini akan
berlangsung, tidak ada satupun manusia yang dapat awet muda, ataupun lebih
sakral lagi dengan hidup abadi.
Menjadi tua, dengan pasti akan diikuti oleh perubahan fisik dan psikis.
Faktor lingkungan, personal, kehilangan pasangan, ditinggal anak, tidak
sekuat ketika muda dan penyakit menjadi hal yang paling ditakuti lansia.
Sehingga, melakyang sangat harus diketahui oleh seorang manusia menjelang
usia tuanya. Termasuk perawat, yukan persiapan ataupun mengetahui hal apa
yang akan terjadi di usia tua menjadi suatu yang memberikan asuhan
keperawatan pada semua manusia dan usia.
Penyakit, tidak hanya menjadi masalah bagi lansia. Selain karena faktor
fisik yang mulai lemah, bahkan kehilangan sel-sel nya yang semakin
berkurang setiap hari. Maka pasti waktu-waktu ini akan selalu dekat dengan
yang namanya sakit atau penyakit.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan aging ?
1.2.2 Bagaimana Mekanisme dari Aging Process ?
1.2.3 Apa saja teori-teori Aging Process ?
1.2.4 Bagaimanan kondisi fisiologis dan patofisiologis penuaan pada lanjut
usia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Memahami definisi Aging Process.
1.3.2 Mengetahui mekanisme dari Aging Process.
1.3.3 Memahami teori teori Aging Process.
1.3.4 Memahami kondisi fisiologis dan patofisiologis penuaan pada lanjut
usia.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Teoretis
Dengan penulisan paper ini akan bermanfaat dalam penambahan
pustaka mengenai Aging Process serta proses (patofisiologi) terjadinya
Aging process.
1.4.2 Manfaat Praktis
Selain memberikan manfaat teoretis, penulisan paper ini juga
memberikan manfaat secara praktis yakni sebagai acuan atau pedoman
dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien yang mengalami
syok

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aging


Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa
yang membuat tua tidak sebaik baru dan ketika laju kegagalan
meningkatbersamaan dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah,
dan kadang sekarat(Gavrilov, 2004). Aging atau penuaan secara praktis dapat
dilihat sebagai suatu penurunan fungsi biologik dari usia kronologik. Aging
tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda, tergantung
dari susunan genetik seseorang,lingkungan dan gaya hidup, sehingga aging
dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung kesehatan masing-masing
individu (Fowler, 2003).
Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging
Medicine)adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan
dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak
kasus dapat diubah dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz, 2003).
Websters New World Dictionary mendefinisikan aging sebagai proses
menjadi tua atau menunjukkan tanda-tanda menjadi tua. Kenyataannya aging
dapat dibagi menjadi dua konsep yang berbeda, yaitu : usia kronologis dan
usia biologis.Pada saat merayakan hari ulang tahun (merayakan usia
kronologis), kadang benar bahwa penampilan sistem tubuh seseorang, dari
fungsi mental hingga penampilan seksual sampai kekuatan fisik, lebih baik
atau lebih buruk dari yang diperkirakan jika dibandingkan dengan orang yang
seusianya (ini adalah contoh usia biologis)(Goldman dan Klatz, 2007;
Pangkahila, 2007).

2.2 Mekanisme Pada Aging


Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan
kemampuan sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu
penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan
peningkatan penyakit(Fowler, 2003).

3
Menurut Fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik
yang terbagi menjadi 3 fase yaitu :
1. Fase Subklinik (usia 25-35 tahun)
Kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone
(GH), danestrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel
dan DNA mulaimempengaruhi tubuh, seperti diet yang buruk, stress,
polusi, paparan berlebihanradiasi ultraviolet dari matahari. Kerusakan ini
biasanya tidak tampak dari luar.Individu akan tampak dan merasa
normal tanpa tanda dan gejala dari aging ataupenyakit. Bahkan, pada
umumnya rentang usia ini dianggap usia muda dan normal.

2. Fase Transisi (usia 35-45 tahun)


Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen.
Kehilangan massa otot yang mengakibatkan kehilangan kekuatan dan
energi serta komposisi lemaktubuh yang meninggi. Keadaan ini
menyebabkan resistensi insulin, meningkatnyaresiko penyakit jantung,
pembuluh darah, dan obesitas.Pada tahap ini mulai mnculgejala klinis,
seperti penurunan ketajaman penglihatan- pendengaran, rambut putihmulai
tumbuh, elastisitan dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual
danbangkitan seksual menurun. Tergantung dari gaya hidup, radikal bebas
merusak seldengan cepat sehingga individu mulai merasa dan tampak tua.
Radikal bebas mulaimempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi penyebab
dari banyak penyakit aging,termasuk kanker, arthritis, kehilangan daya
ingat, penyakit arteri koronaria dandiabetes.

3. Fase Klinik (usia 45 tahun keatas)


Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk
DHEA(dehydroepiandrosterone), melatonin, GH, testosteron, estrogen,
dan hormon tiroid.Terdapat juga kehilangan kemampuan penyerapan
nutrisi, vitamin, dan mineralsehingga terjadi penurunan densitas tulang,
kehilangan massa otot sekitar 1 kilogramsetiap 3 tahun, peningkatan lemak
tubuh dan berat badan. Di antara usia 40 tahun dan70 tahun, seorang pria
kemungkinan dapat kehilangan 20 pon ototnya, yangmengakibatkan

4
ketidakmampuan untuk membakar 800-1.000 kalori perhari.
Penyakitkronis menjadi sangat jelas terlihat, akibat sistem organ yang
mengalami kegagalan.
Ketidakmampuan menjadi faktor utama untuk menikmati tahun
emas danseringkali adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
sederhana dalamkehidupan sehari-harinya. Prevalensi penyakit kronis akan
meningkat secara dramaticsebagai akibat peningkatan usia (Fowler, 2007).

2.3 Teori-Teori Proses Menua


2.3.1 Teori Biologi
a. Teori Seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah
tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk
membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh
dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang
akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam
Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian
terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa
pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan
dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf,
sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat
diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau
mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko
mengalami proses penuaan dan mempunyai
kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali
untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata
sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita
cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel
akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena
sistem sel tidak dapat diganti.
b. Teori Genetik Clock

5
Menurut teori ini menua telah diprogram secara
genetik untuk species-species tertentu. Tiap species
mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam
genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi
tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan
meninggal dunia, meskipun tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang
katastrofal.
Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan
bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa
pada beberapa species terlihat adanya perbedaan
harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116
tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27
tahun, sapi 20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam
ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan
pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-
tindakan tertentu. Usia harapan hidup tertinggi di
dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan
wanita 82 tahun (WHO, 1995)
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol
dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck
(1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini
vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kamampuan membelah sel dalam kultur dengan
umur spesies.
Untuk membuktikan apakan yang mengontrol
replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka
dilakukan trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil
penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang

6
menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan
mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)

c. Sintesis Protein (Kolagen Dan Elastin)


Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan
elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan
elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen perotein dalam
jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein
(kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat
oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang
berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya
banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit
yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih
tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora &
anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah
dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit
yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung
berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan
kecepatan pada sistem muskuloskeletal.
d. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan
kemampuan sel didalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung
zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa
mekanisme pertahan diri tertentu.
Ketidak mampuan mempertahankan diri dari
toksik tersebut membuat struktur membran sel
mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi
kesalahan genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990)
Membran sel tersebut merupakan alat untuk
memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan
lingkungannya yang juga mengontrol proses

7
pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat
toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada
membran sel yang sangat penting bagi proses diatas,
dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya
penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang
mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan
dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan kerusakan sistem tubuh.

e. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran
pada masa penuaan. Walaupun demikian,
kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari
sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga
merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses
penuaan.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein
pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya
sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik
menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen
permukaan sel, maka hal ini akan dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel
yang megalami perubahan tersebut sebagi sel asing
dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun
(Goldstein, 1989)
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen
antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan
beraneka ragam, efek menua jadi akan
menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak

8
jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah
bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-
macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya
pertahanannya mengalami penurunan pada proses
menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi
menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-
belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang
meningkat sesuai dengan meningkatnya umur
(Suhana, 1994)
Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan
biologis dan hasil akhir penuaan, dalam pengertian
biologis yang murni adalah benar.Terdapat
perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh
untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk
beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-macam
stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan
proses penyakit. (kronik dan akut)

2.3.2 Teori Psikologis


a. Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian
diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur
sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari
masyarakat.
b. Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti
terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi
waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai
kompensasi dan penyusuauian.

2.4 Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia

9
Perubahan perubahan yang terjadi pada kondisi fisiologis dan patologis
pada lanjut usia yaitu
2.4.1 Perubahan-Perubahan Fisik
a. Sel
1. Lebih sedikit jumlahnya
2. Lebih besar ukurannya
3. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler
4. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
5. Jumlah sel otak menurun.
6. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
7. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%

b. Sistem persarafan
1. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya
dalam setiap harinya)
2. Cepatnyan menurun hubungan persarafan
3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stres.
4. Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa,
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan
ketahanan terhadap dingin.
5. Kurang sensitif terhadap sentuhan

c. Sistem Pendengaran
1. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun
2. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena
menginkatnya keratin.
4. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.
d. Sistem Penglihatan
1. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap
sinar.
2. Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

10
3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
5. Hilangny daya akomodasi
6. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
7. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
e. Sistem Kardiovaskuler
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun
sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke
duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)
5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis
normal 90 mmHg.
f. Sistem Pengtaturan Temperatur Tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai
suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran
terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui
antara lain;
1) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35o ini
akibat metabolisme yang menurun
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
g. Sistem Respirasi
1) Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2) Menurunnya aktivitas dari silia
3) Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat,
menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum
menurun, dan kedalaman bernafas menurun
4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6) CO2 pada arteri tidak berganti
7) Kemampuan untuk batuk berkurang

11
8) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan
akan menurun seiring degan bertambahnya usia.

h. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang
bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput
lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari
saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan
pahit.
3) Eofagus melebar
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam
labung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
6) Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
7) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
i. Sistem Reproduksi
1) Menciutnya ovari dan uterus
2) Atrofi payudara
3) Pada lakI-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa,
meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur
a) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal
kondisi keksehatan baik), yaitu;
Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut
usia
Hubungan seksual secara teratur membantu
mempertahankan kemampuan seksual
Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
b) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan
terjadi perubahan-perubahan warna.

j. Sistem Genito Urinaria


1) Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh

12
satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di
glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang
akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis
urine menurun, proten uria.
2) Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi
buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan
sehingga meningkatkan retensi urine.
3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di
atas 65 tahun
4) Atrofi vulva
k. Sistem Endokrin
1) Produksi hampir semua hormon menurun
2) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
3) Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi
rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi
dari ACTH, TSH, FSH, LH.
4) Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
l. Sistem Kulit
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
2) Kulit kasar dan bersisik,
3) Mekanisme proteksi kulit menurun
Produksi serum menurun
Gangguan pigmentasi kulit
4) Kulit kepala dan rambut menipis
5) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
m. Sistem Muskuloskeletal
1) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
2) Kifosis
3) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
4) Persendian membesar dan menjadi pendek
5) Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
n. Perubahan mental
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
1) Perubahan fisik, organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan

13
a) Momory: jangka panjang (berhari-hari yang lalu) mencakup
beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit)
kenangan buruk
b) Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan
perkataan verbal.
c) Berkurangnya keterampilan psikomotor.

2.4.2 Terjadinya Penuaan Dini Pada Sebagian Manusia


Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang
lebih cepat dari seharusnya. Banyak orang yang mulai
melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang
relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini
biasanya disebabkan berbagai faktor baik internal
maupun eksternal.
Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya
gangguan dari dalam tubuh.Misalnya sakit yang
berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi.
Sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karena sinar
matahari, polusi, asap rokok, makanan yang tidak sehat
dan lain sebagainya.

2.4.3 Proses Penuaan Kulit


Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses
besar, yaitu penuaan kronologi (chronological aging)
dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan dari
adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik
kulit seiring berlanjutnya usia. Proses ini termasuk, kulit
menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus,
adanya pigmentasi kulit (age spot).
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang
menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin
kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan
sinar sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan

14
kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari
radikal bebas yang terbentuk.Enzim ini selanjutnya
memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di
bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan
proses penuaan kulit yang merupakan penyebab
penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat
untuk menangani penuaan dini. Salah satu tindakan
yang tepat untuk menangani penuaan dini adalah
memakai produk antiaging yang tepat.
SerC, serum vitamin C adalah produk perawatan
kulit yang tepat, berguna memperlambat proses
penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau kerutan)
kulit wajah.

2.4.4 Usaha Pencegahan Penuaan Dini


Pencegahan proses menua dapat dilakukan untuk
proses menua ekstrinsik, pada usia menjelang 40 tahun,
dan bila perlu lebih awal, dengan melakukan
berbagaicara, antara lain :
1. Mencegah atau menghindari faktor yang
menyebabkan kekeringan kulit serta
mempertahankan kelembaban kulit. Untuk itu perlu
melakukan pemeliharaan dan perawatan kulit
dengan kosmetik yang sesuai kondisi kulit dan
lingkungan pemakai, seperti :
a. Pembersih, pilih pembersih dengan bahan dasar
minyak (cleansing cream, cold cream) dan hindari
terlalu sering memakai sabun/detergen,
b. Pelembab, digunakan siang atau malam hari
terutama untuk lingkungan dengan kelembaban
rendah, ruangan ber-AC dan sebagainya.
c. Pelindung, gunakan krim tabir surya (sunscreen
cream) dan foundation cream untuk mencegah

15
kekeringan kulit karena sinar matahari, terutama
didaerah tropis
d. Kosmetika rias, dipilih yang banyak mengandung
unsure lemak/ bentuk krim.
2. Mencegah proses menua karena kekurangan gizi
terutama protein dan vitamin. Untuk itu perlu
mengatur diit, pemberian vitamin, mineral yang
cukup, seperti:
a. Diet rendah karbohidrat, rendah lemak jenuh dan
menghindari bahan bahan tambahan pada
makanan (food additive) yang berbahaya, serta
tinggi protein.
b. Vitamin dan bahan lain yang bekerja sebagai anti
oksidan, bahan yang dapat menghambat
toksisitas dari radikal bebas, seperti vitamin e
(tocoferol), vit.c (ascorbic acid), carotene dan
glutathione. Perlindungan antioksidan paling
efektif dalam melawan kerusakan akibat sinar
surya adalah dengan kombinasi beberapa
antioksidan yang tampaknya menunjukkan efek
sinergis (wilkinson, 2001). Tokotrienol merupakan
salah satu bentuk vitamin e, bila dibanding
tokoferol, yaitu vitamin e lain yang telah lama
dikenal, mempunyai aktivitas antioksidan 40-60
kali lebih besar dan efek anti tumor yang luar
biasa. Selain itu tokotrienol mempunyai derajat
spesifitas yang tinggi untuk kulit, hampir 15 kali
atau lebih (wilkinson, 2001). Vitamin lain seperti
vitamin a, b1, b2, b5, b6 serta mineral, zat besi,
zink, selenium dan lainnya harus diberikan cukup
agar dapat menghambat proses ikatan silang
yaitu proses yang menyebabkan jaringan kolagen
menjadi kaku dan tidal lentur sehingga mencegah

16
terjadinya keriput. Bahan lain yang dapat
diguanakan untuk mencegah proses menua,
antara lain:
c. Ubiquinon atau koenzim Q-10,
d. Melatonin, adalah antioksidan yang sangat
potensial.
e. Procyanadins dan cathecins, ada dalam berbagai
macam tanaman seperti biji anggur, teh hijau,
apel hijau dan sumber lain, mempunyai substansi
anti tumor yang dihubungkan dengan efek
antioksidan kuat. Apel hijau mentah telah diteliti
sebagai anti mutagen, menghambat pelepasan
histamin dan menyerap sinar UVB atau fungsi
penyaring.
f. Ekstrak jamur, ekstrak polisakarida dari
Ganoderma lucidum melindungi DNA dari
pengaruh sinar UVR dan mempunyai efek anti
tumor serta meningkat sistem kekebalan tubuh
g. Asam organik: Alpha hydroxyl acids (AHAs), Beta
hydroxyl acids (BHAs) pada konsentrasi 5-10%
digunakan untuk mengurangi kerutan, membuat
kulit menjadi lebih kesat, memudarkan dan
mengurangi hiperpigmentasi
h. Tretinoin (trans-asam retinoin), penelitian Fisher
dkk menunbjukkan bahwa perawatan kulit dengan
tretinoin sebelum terpapar UVR menghambat
induksi MMP (matrix metalloproteinase), suatu
enzim yang dikenal berperan pada kerusakan
kolagen dalam proses photaging.
3. Mencegah proses menua kulit dini akibat paparan
sinar surya, dengan cara:
a. Menghindari paparan terutama saat matahari
mencapai titik kulminasi dimana energi sinar UVB

17
dipermukaan bumi mencapai puncak, antara jam
10.00- 15.00
b. Perlindungan secara fisik seperti memakai topi
lebar, payung, pakaian lengan panjang dsb.
Perlindungan ini sifatnya terbatas karena SS dapat
menghambur.
c. Memakai tabir surya (sunscreen) yang
mengandung bahan yang mampu menyerap,
menghamburkan dan memantulkan energi SS
terutama didaerah tubuh yang sering terpapar.
Kekuatan suatu tabir surya diukur dari besarnya
daya pelindung tabir surya tersebut dengan
satuan SPF (sun protective faktor)

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa
yang membuat tua tidak sebaik baru dan ketika laju kegagalan
meningkatbersamaan dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah,
dan kadang sekarat. Aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang
terbagi menjadi 3 fase yaitu fase subklinik (usia 25-35 tahun), fase transisi
(usia 35-45 tahun), dan fase klinik (usia 45 tahun keatas).
Ada dua teori mengenai proses menua, yaitu teori biologi dan teori
psikologi. Teori biologi meliputi teori seluler, teori genetik clock, sintesis
protein (kolagen dan elastin), keracunan oksigen, dan sistem imun. Sedangkan
teori psikologi meliputi teori pelepasan dan teori aktivitas.
Menjadi Tua bukanlah pilihan, melainkan suatu yang terjadi seiring
berjalannya waktu, namun setiap orang tidaklah menginginkan menjadi tua
sebelum tua, maka dari itu, kita harus rajin merawat tubuh dan kulit kita agar
tidak terjadi penuaan dini

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini semoga bermanfaat untuk semua
kalangan, khususnya bagi kami sendiri sebagai salah satu mahasiswa sekaligus

19
penulis makalah ini. Dan diharapkan dengan terealisasinya makalah ini
mahasiswa khususnya perawat lebih memahami tentang proses penuaan serta
untuk menambah wawasan mahasiswa, sehingga ilmu yang didapatkan
bermanfaat di masa yang akan datang.

20

You might also like