You are on page 1of 4

Manajemen resiko seseorang yang bekerja atau berwirausaha di kawasan strategis,

setiap harinya berhadapan dengan kondisi jalanan yang macet. Seseorang tersebut bisa
saja yakin dapat sampai di kantor tepat waktu. Namun, tentu kondisi di jalanan tidak
ada yang tahu, misalnya pohon tumbang akibat hujan sebelumnya, atau jalanan ditutup
atau faktor lain yang dapat menyebabkan terhalangnya perjalanan.

Kemampuan seseorang tersebut dalam mengelola ketidakpastian di jalanan adalah


salah satu bentuk manajemen resiko.

Sama halnya dengan dunia finansial. Resiko adalah ketidakpastian yang bakal terjadi
dari setiap situasi dan keputusan yang kita ambil. Hanya saja konsekuensi dari
manajemen resiko tersebut adalah berkurang atau hilangnya sebagian dana kita.

Manajemen resiko membantu Anda untuk mengenali resiko apa saja yang mungkin
dihadapi dan apa saja cara yang perlu dipersiapkan untuk menghadapinya.

Manajeman Resiko penting yang perlu diperhatikan

Dalam trading, manajemen resiko sangat dibutuhkan, karena banyak resiko yang
Tentunya banyak jenis resiko yang ada di alam ini yang senantiasa mengintai Anda
dalam melakukan aktifitas trading. Dua risiko penting adalah:

1. Manajemen Resiko trading/bertransaksi

Manajemen resiko trading adalah resiko yang Anda ambil ketika menentukan seberapa
besar modal dan volume transaksi yang dilibatkan dalam setiap keputusan. Resiko jenis
ini sepenuhnya dibawah kontrol Anda.

a. Resiko total equity

Manajemen resiko Profesional biasanya menganjurkan resiko total dibatasi maksimum


hanya sampai 20-30%, jika Anda cukup confident, maka Anda bisa menyesuaikannya.

b. Resiko per kali masuk posisi


Setelah Anda menentukan batasan resiko equity, barulah manajemen resiko stoploss
dapat ditentukan. Metode untuk menentukan stoploss beraneka ragam. Tapi sebaiknya
manajemen resiko anda harus melihatnya dari total equity.

Tabel 1 di bawah memberikan gambaran manajemen resiko, bahwa semakin banyak


resiko yang Anda ambil, semakin sedikit transaksi yang dapat dieksekusi. Jika Anda
ingin menggunakan 1% dari total equity dalam setiap transaksi, maka Anda memiliki
100 kali kesempatan transaksi. Jika Anda memilih 5% dari total ekuiti, Anda akan
memiliki 20 kesempatan. Hal ini perlu di pertimbangkan manajemen resikonya agar
Anda dapat menemukan rasio risk reward yang sesuai.

Tabel. 1 Perbandingan resiko per transaksi dan kesempatan

Dalam tabel tersebut, dapat dilihat bahwa semakin besar presentase resiko, maka
semakin mengecil jumlah kesempatan yang kita miliki. Banyak pihak, menyarankan
manajemen resiko tidak boleh lebih besar dari 2% total ekuiti per transaksi, sehingga
walaupun 25 kali kesalahan terjadi berurutan, Anda masih memiliki 50% ekuiti untuk
dapat memulihkan kinerja trading.

2. Market risk

Manajemen resiko ini adalah resiko yang sudah dimiliki oleh pasar dengan sendirinya,
baik sebelum Anda terlibat didalam maupun sesudah itu. Anda sama sekali tidak dapat
melakukan apa-apa terhadap jenis resiko ini, kecuali mengenal menganalisa dan
mencari cara mengatasinya.

Setiap instrumen trading memiliki keunikan tersendiri, 3 manajemen resiko terpenting


yang harus Anda pertimbangkan adalah:
Perubahan harga dan volatilitas

Yang pertama dan yang paling dasar adalah perubahan harga pasar. Perubahan ini
tentunya akan menciptakan manajemen resiko tersendiri bagi aktifitas trading Anda.
Saham yang berkapital besar biasanya bergerak lebih stabil dibanding yang berkapital
kecil. Forex dan index juga sama, beberapa index dan mata uang bergerak lebih stabil
dibanding yang lain.

Volatilitas yang tinggi, terutama jika dibarengi dengan range pergerakan yang besar,
dapat memaksa Anda untuk melonggarkan batasan resiko yang sudah Anda tentukan,
misalnya manajemen resiko dengan cara menempatkan stop loss yang lebih jauh.

Liquidity risk

Untuk melikuidasi posisi saham, biasanya data Anda akan di input dalam daftar antrian.
Jika pasar dalam keadaan turun, dan pembeli sulit ditemukan, Anda mungkin tidak
dapat melikuidasi posisi hingga kerugian besar menimpa Anda. Resiko seperti ini juga
harus dipertimbangkan dalam manajemen resiko, dan mencari cara untuk mengatasi
kerugian yang mungkin timbul tersebut, Anda bisa saja, misalnya, melakukan shot sell
(jika memungkinkan) atau melakukan hedging di pasar future atau pasar CFD.

Manajemen resiko likuiditas seperti ini bagi instrumen futures atau derivative lain
sangat minim, terutama setelah adanya aktifitas online trading, yang memungkinkan
pelaksanaan transaksi secara elektronik.

Risiko leverage dan margin

Resiko leverage dapat diartikan sebagai manajemen resiko yang muncul akibat
penggunaan skala modal yang lebih besar dibanding modal yang disetorkan. Misalnya
Anda dapat membeli atau menjual suatu instrumen seharga $ 100,000,- dengan hanya
menyetorkan jaminan dana sebesar $1,000. Jaminan tersebut bukanlah jumlah
maksimum kerugian jika pasar bergerak berlawanan dengan posisi Anda, namun
sebagian dari modal total yang Anda setorkan juga turut menanggung resiko tersebut.
Hal ini terjadi karena leverage mengandung dana pinjaman dan kita harus
membayarnya kepada broker jika transaksi berjalan buruk.

Overnight risk

Untuk manajemen resiko instrumen berjangka, Anda menyimpan posisi overnight.


Berita tertentu dapat menyebabkan market untuk bergerak di arah yang diinginkan
atau sebaliknya. Terkadang, anda tidak dapat menyimpan order likuidasi ketika market
tutup. Sehingga nenyimpan posisi overnight merupakan manajemen resiko yang perlu
dipertimbangkan.

Contohnya: untuk Lehman Brothers (LEH). Sehari sebelum pengumuman kebangkrutan,


saham LEH menutup pada harga $4.00. Pada hari kebangkrutan, LEH membuka pada
harga $0.24. Penurunan ini adalah sebesar 94% dalam sehari. Posisi jual akan
menghasilkan keuntungan luar biasa pada hari itu, sebaliknya posisi beli akan
menggerus keseluruhan modal.

You might also like