You are on page 1of 2

Asumsi manajemen resiko yang perlu diperhatikan

Dalam menyusun manajemen resiko, ada tiga hal yang perlu Anda pertimbangkan
sebagai bahan dasar pengelolaan resiko Anda, yang pertama adalah rasio risk to
reward, kedua adalah rasio win loss dan yang ketiga adalah prinsip Pareto.

1. Risk to Reward Ratio

Adalah manajemen resiko rasio yang digunakan untuk membandingkan potensi


keuntungan dengan resiko dalam setiap pengambilan keputusan transaksi. Risk reward
ratio dalam hal ini berbeda dengan yang umumnya dipahami, dalam dunia trading
istilah tersebut digunakan sangat sederhana sebagai sebuah gambaran tentang
manajemen resiko yang Anda akan ambil untuk mendapatkan sejumlah tertentu
keuntungan.

Misalnya jika Anda memiliki rasio risk reward 5:1, bukan berarti bahwa Anda secara
nyata menerima keuntungan 5 kali lebih besar dibanding resiko. Sekali lagi bahwa hal
ini adalah rasio bukan fakta.

Untuk menyusun rasio risk reward bagi setiap orang akan berbeda-beda dan bersifat
subjektif. Investor bermodal besar akan memiliki tingkat penerimaan terhadap resiko
lebih besar dibanding pemodal kecil. Faktor personal lain manajemen resiko, seperti
tujuan, karakter dan usia juga berpengaruh dalam menyusun rasio.

Untuk menyesuaikan rasio tersebut ke dalam aktifitas transaksi manajemen resiko juga
tidak terlalu rumit, ada banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan merubah
komposisi modal, stop loss atau bahkan dengan merubah exit point.

Menyusun rasio anda sendiri

Penyusunan manajemen resiko reward tidak perlu rumit, bahkan sangat sederhana .
Anda hanya perlu menjawab dua pertanyaan di bawah ini;

1. Berapa jumlah keuntungan yang Anda inginkan dari setiap transaksi? Berapa
jumlah dana yang rela Anda tempatkan ke dalam resiko untuk mendapatkan
keuntungan tersebut?
2. Setelah Anda menjawabnya, bagilah jumlah keuntungan tersebut terhadap
jumlah resiko yang Anda relakan, dan hasilnya Anda telah mendapatkan rasio
risk reward Anda sendiri.
2. Win Loss Ratio

Rasio ini bermaksud mengukur seberapa besar presentase manajemen resiko


kemenangan berbanding kerugian yang dihasilkan oleh sistem trading Anda.

Untuk mendapatkannya, Anda tentunya harus memiliki sistem manajemen resiko


terlebih dahulu, susunlah sistem tersebut dan uji hasilnya baik dalam bentuk back
testing ataupun forward testing dengan menggunakan demo account.
Anda juga dapat melakukannya dengan test visual melalui grafik jika itu mudah
dilakukan. Setelah itu, catatlah hasil berapa kali sistem tersebut menghasilkan
keuntungan dan berapa kali menghasilkan kegagalan. Dengan demikian manajemen
resiko Anda telah mendapatkan win loss ratio.

3. Pareto Principle

Vital few and trivial many. Prinsip Pareto mengatakan bahwa 20% dari sesuatu itu
selalu mendatangkan hasil 80%. Atau dengan kata lain, 80% hasil diperoleh dari 20%
aktifitas, dan 20% dari hasil selalu diperoleh dari 80% aktifitas. Dalam artian trading,
profit yang efektif itu datang hanya dari sebagian kecil (20%) aktifitas transaksi Anda.

Anda tidak harus mengadopsi angka prinsip ini secara persis, yang terpenting yang
harus kita pahami adalah bahwa kebanyakan dari aktifitas trading biasanya hanya
menyumbang sebagian kecil bagi pertumbuhan modal kita.

Sebagai contoh manajemen resiko, katakanlah sebuah metode memiliki probabilitas


60% kekalahan dan 40% kemenangan. Prinsip diatas dapat berjalan seperti ilustrasi
dibawah;

10 Transaksi EUR/USD; setiap transaksi memiliki SL 50 poin dan TP 100. 6 dari transaksi
tersebut terkena stoploss dan menghasilkan kerugian, 4 lainnya menghasilkan
keuntungan.

6 Transaksi Loss x 50 poin (pips) x $10/poin =- $3,000


4 Transaksi Profit x 100 poin x $10/poin = +$4,000
Net Profit/ Loss = +$1,000
Artinya bahwa dengan mengelola manajemen resiko trading Anda, metode yang buruk
sekalipun masih dapat Anda manfaatkan untuk menghasilkan keuntungan.

You might also like