You are on page 1of 5

Terapi

Selain ditujukan langsung terhadap CTS, terapi juga harus diberikan terhadap keadaan atau
penyakit lain yang mendasari terjadinya CTS.

1. Terapi langsung terhadap CTS

Terapi konservatif:4,9
1) Istirahatkan pergelangan tangan,
2) Obat anti inflamasi non steroid,
3) Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang
terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu,
4) lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg 8 atau
metilprednisolon 20 mg 14 atau 40 mg 12 diinjeksikan ke dalam terowongan
karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah
proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris
longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau lebih.
Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan
setelah diberi 3 kali suntikan,
5) Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika,
6) Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu
penyebab CTS adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan
pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan, Tetapi beberapa penulis
lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat
menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar,
7) Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan.

Terapi operatif
Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan
tangan. Operasi hanya dilakukan pacta kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan
terapi konservatif atau hila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-
otot thenar. Pada CTS bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang
paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain
menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan hila terapi konservatif gagal atau
bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah
hilangnya sensibilitas yang persisten.9,13 Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan secara
terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara
endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan
jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini
lebih sering menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada safar. Beberapa
penyebab CTS seperti adanya massa atau anomali maupun tenosinovitis pada
terowongan karpal lebih baik dioperasi secara terbuka.4

2. Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari CTS


Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya CTS harus ditanggulangi, sebab
bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan CTS kembali. Pada keadaan di mana CTS
terjadi akibat gerakan tangan yang repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun
pencegahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya CTS atau
mencegah kekambuhannya antara lain:9
1) Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netral,
2) Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruh
tangan dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanya
menggunakan ibu jari dan telunjuk,
3) Batasi gerakan tangan yang repetitif,
4) Istirahatkan tangan secara periodik,
5) Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memiliki
waktu untuk beristirahat,
6) Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangan secara
teratur.

Di samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang sering mendasari
terjadinya CTS seperti : trauma akut maupun kronik pada pergelangan tangan dan daerah
sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang sering dihemodialisa, myxedema akibat
hipotiroidi, akromegali akibat tumor hipofise, kehamilan atau penggunaan pil
kontrasepsi, penyakit kolagen vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangan tangan,
obesitas dan penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan atau menyebabkan
bertambahnya isi terowongan karpal.4

PENCEGAHAN
Untuk pencegahan, hal yang perlu dilakukan adalah penerapan prinsip-prinsip ilmu ergonomi
pada pekerjaan, peralatan kerja, prosedur kerja dan lingkungan kerja sehingga dapat diperoleh
penampilan pekerja yang optimal. Rotasi kerja pada jangka waktu tertentu dapat dilakukan, yaitu
dengan merotasi pekerja pada tugas dengan risiko yang berbeda. Penyesuaian peralatan kerja
dapat meminimalkan masalah yang terjadi contohnya penyesuaian peralatan yang ergonomik
kepada pekerja. Beberapa tahun terakhir telah dikembangkan pekerjaan sedemikian rupa,
sehingga pekerja tidak perlu bekerja dengan rangsangan berulang pada tangan dan pergelangan
tangan. Untuk mengurangi efek beban tenaga pada pergelangan maka alat dan tugas seharusnya
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi gerakan menggenggam atau menjepit
dengan kuat. Perancangan alat kerja contohnya tinggi meja kerja yang dipakai sesuai dengan
ukuran antropometri pekerja, penggunaan alat pemotong atau gunting yang tajam sehingga
mengurangi beban pada pergelangan tangan dan tangan. 6 Pekerjaan dengan memegang suatu alat
seperti pensil, stir mobil, atau alat lain untuk waktu yang lama, maka pekerja harus
menggenggam alat tersebut senyaman mungkin. Pegangan alat-alat seperti pemutar sekrup,
peraut atau peruncing dan penahannya dapat dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan
genggaman dapat disalurkan melalui otot di antara dasar ibu jari dan jari kelingking, tidak hanya
pada bagian tengah telapak tangan. Alat dan mesin seharusnya dirancang untuk meminimalkan
getaran. Pelindung alat seperti pemakaian shock absorbers, dapat mengurangi getaran yang
ditimbulkan.6 Postur kerja yang baik sangat penting untuk mencegah CTS, contohnya pada
pengetik dan pengguna komputer. Operator keyboard seharusnya duduk dengan tulang belakang
bersandar pada kursi dengan bahu rileks, siku ada di samping tubuh dan pergelangan lurus. Kaki
menginjak lantai pada footrest. Materi yang diketik berada pada ketinggian mata sehingga leher
tidak perlu menunduk saat bekerja. Usahakan leher lentur dan kepala tegak untuk
mempertahankan sirkulasi dan fungsi saraf pada lengan dan tubuh. Buruknya desain perabot
kantor adalah penyumbang utama terhadap postur buruk. Kursi harus dapat diatur tingginya dan
mempunyai sandaran.9,13 Latihan berguna bagi pekerja yang bekerja dengan gerak berulang.
Latihan pada tangan dan pergelangan tangan yang sederhana selama 4-5 menit setiap jam dapat
membantu mengurangi risiko berkembangnya atau mencegah CTS. Peregangan dan latihan
isometrik dapat memperkuat otot pergelangan tangan dan tangan, leher serta bahu, sehingga
memperbaiki aliran darah pada daerah tersebut. Latihan harus dimulai dengan periode
pemanasan yang pendek disertai periode istirahat dan bila mungkin menghindari peregangan
berlebihan pada otot tangan dan jari-jari.13 Memberlakukan periode istirahat saat bekerja dan
memodifikasi pekerjaan dapat membantu memecahkan permasalahan CTS. Pemakaian alat
pelindung diri berupa sarung tangan khusus yang terbuat dari karet elastis, agar dapat menyangga
dan membatasi pergerakan pergelangan tangan.6

You might also like