You are on page 1of 2

FITOREMEDIASI AIR LIMBAH TAHU DENGAN MEDIA

ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) PADA REAKTOR PARALEL

Lawalenna Samang1, Achmad Zubair1, Andi Fahdina Fitrianti2

1
Dosen Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2
Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
Email: fahdinafitrianti@gmail.com

ABSTRAK
Industri tahu di Indonesia pada umumnya didominasi oleh industri skala kecil
sehingga limbah yang dihasilkan tidak dikelola terlebih dahulu. Salah satu jenis
limbah yang dihasilkan industri tahu adalah air limbah tahu. Meskipun air limbah
tahu merupakan jenis limbah organik namun dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan dan mengurangi kualitas air. Salah satu alternatif untuk mengolah air
limbah tahu yaitu dengan metode fitoremediasi. Pada penelitian ini reaktor yang
digunakan disusun secara paralel menggunakan 7 buah bak plastik dan
dihubungkan dengan pipa pvc . Adapun media tanam yang digunakan adalah
tanaman eceng gondok dengan berat 1500 gram/kompartemen. Penelitian ini
terdiri dari 2 variabel yaitu perlakuan fitoremediasi dan waktu fitoremediasi.
Variasi perlakuan yang digunakan yaitu perlakuan anaerasi dan perlakuan aerasi.
Penelitian ini dilakukan selama 10 hari dengan waktu pengambilan sampel pada
hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 10. Dari hasil penelitian diperoleh efektivitas penurunan
rata-rata pada kedua perlakuan yaitu: untuk perlakuan anaerasi mampu
menurunkan BOD sebesar 59,84%, COD sebesar 58,95%, TSS hingga 86,79% dan
Amoniak sebesar 25,43% sedangkan untuk perlakuan aerasi mampu menurunkan
BOD sebesar 80,67%, COD sebesar 78,28%, TSS 65,79% dan Amoniak sebesar
49,79%. Persentase penyerapan kadar pencemar (BOD, COD, TSS, Amoniak)
dalam air limbah tahu meningkat seiring bertambahnya waktu fitoremediasi dan
jumlah kompartemen. Dari nilai efektivitas yang diperoleh dapat diketahui bahwa
perlakuan yang paling efektif dalam mereduksi kadar pencemar air limbah tahu
adalah dengan menggunakan perlakuan aerasi.
Kata kunci: Fitoremediasi, Air Limbah Tahu, Eceng Gondok
PHYTOREMEDIATION TOFU WASTEWATER WITH WATER HYACINTH
(Eichornia crassipes) MEDIA IN PARALLEL REACTOR

ABSTRACT
Tofu industry in Indonesia is generally dominated by small scale industries so that
the waste produced is not managed in advance. One type waste produced by tofu
industry is tofu waste water. Although tofu wastewater is a kind of the organic waste
but can cause environmental pollution and reduce water quality. One alternative to
treat tofu wastewater is by phytoremediation method. In this research, reactor used
are arranged in parallel using the 7 pieces of plastic box and connected with PVC
pipe ". The growing media used is water hyacinth plants weighing 1500
g/compartment. This research consists of two variables: the treatment of
phytoremediation and time phytoremediation. This research consists of two
variables: the treatment of phytoremediation and time phytoremediation. Variations
of treatment used are without aeration treatment and with aeration treatment. This
research carried out for 10 days with sampling times on days 0, 1, 2, 3, 4, 5 and 10.
The result showed the effectiveness of a decrease in average in both treatment that
is: for an aeration treatment able to reduce BOD until 59.84%, amounting to 58.95%
COD, TSS up to 86.79% and ammonia amounted to 25.43% while for aeration
treatment can lower by 80.67% BOD, COD is 78.28 %, TSS 65.79% and amounted
to 49.79% Ammonia. Percentage absorption of pollutants (BOD, COD, TSS,
ammonia) in wastewater of tofu increases with time phytoremediation and a number
of compartments. From the values obtained effectiveness can be seen that the most
effective treatment in reducing pollutants tofu waste water is by using an aeration
treatment.
Keywords: Phytoremediation, Tofu Wastewater, Water Hyacinth (Eichhornia
crassipes)

You might also like