Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
C. Prinsip MRI
Pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang elektromagnet pulsa diterapkan
untuk membangkitkan objective nuclide di dalam tubuh. Nuclide yang dibangkitkan akan
kembali ke dalam energi semula dan akan melepaskan energi yang diserap sebagai gelombang
elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang dilepas ini adalah sinyal MR. Sinyal ini dideteksi
dengan kumparan (coil) untuk membentuk suatu gambar (image).
Yang perlu diperhatikan dengan memakai MR adalah nucleus (proton di dalam tubuh).
Nucleus mempunyai massa dan muatan positif serta berputar pada sumbunya. Nucleus yang
berputar ini dianggap sebagai suatu magnet batang kecil (small bar magnet). Karena nucleus
ditempatkan di dalam medan magnet statis, maka akan berputar (precession). Ketika suatu pulsa
RF yang mempunyai frekuensi sama dengan kecepatan/frekuensi dari putaran diberikan, nucleus
menyerap energi dari pulsa (yang disebut gejala resonansi). Pulsa RF adalah gelombang
elektromagnet dan disebut pulsa RF (Radio Frequency) karena band frekuensinya. Ketika pulsa
RF dimatikan, nucleus kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi yang diserap (yang
disebut relaxation). Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal ketika melepaskan energi
yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.
D. Instrumen MRI
c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi serta
mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengontrol semua komponen
alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra.
e. Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent atau untuk
menyimpan citra.
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis. Berikut adalah 3
macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
2. Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)
3. Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)
Magnet tetap adalah sama dengan suatu magnet batang. Sistem MRI yang menggunakan suatu
magnet tetap dapat dianggap suatu magnet batang yang besar.
Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai berikut:
1. Karena tidak ada daya listrik untuk menghasilkan medan magnet, biaya pemakaian sangat
rendah.
Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang sangat rendah dibanding
sistem yang lain (magnet kumparan dan magnet superkonduktif).
Magnet resistif dapat dianggap suatu magnet listrik. Magnet ini menghasilkan medan magnet
yang kuat dengan mengalirkan suatu arus listrik yang besar melalui suatu kumparan tembaga,
aluminium, atau materi yang lain yang mempunyai hambatan listrik (electric resistance) rendah.
Ciri-ciri sistem magnet resistif adalah sebagai berikut:
1. Termasuk tidak mahal
2. Gampang untuk menangani
3. Biaya pemakaian sangat tinggi karena:
a. Arus sebesar 200 A mengalir
b. Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang terjadi sangat tinggi
3. Magnet Superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)
Dari 3 macam magnet, magnet superkonduktif mungkin paling tidak dikenal. Magnet ini adalah
suatu magnet listrik yang menggunakan suatu kumparan sebagai materi dengan suatu gejala
superkonduktif terjadi. Gejala superkonduktif adalah bahwa hambatan listrik (electrical
resistance) dari suatu logam menjadi nol bila metal didinginkan dengan temperature yang sangat
rendah (-272 C), dan temperature pada saat tersebut disebut temperature kritis (critical
temperature) Tc. Hambatan listrik menjadi nol berarti bahwa suatu arus besar dapat mengalir
dengan memakai tegangan (voltage) rendah beberapa volt.
Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya terdiri dari :
a. Kesalahan geometric
b. Kesalahan algoritma
c. Kesalahan pengukuran attenuasi.
Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :
a. Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung gerakan per-
nafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi secara tidak periodik
seperti gerakan menelan, berkedip dan lain-lain.
b. Artefak yang terjadi karena perubahan kimia dan pengaruh magnet.
c. Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya.
d. Artefak yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap.
e. Artefak sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk gambaran akibat
faktor kesala-han geometri, kebocoran dari tabir radio-frekuensi. Akibat adanya artefak artefak
tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi kesalahan geometri, tidak ada
gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garisgaris dibawah gambaran, gambaran bergaris
garis miring, gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRI, antara lain dilakukan dengan cara :
a. Waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio frekuensi
b. Menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan
c. Perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
d. Pengambilan sample/gambar sebaiknya lebih dari satu kali.
e. Pengolahan citra yang dilakukan pada komputer (image processing) harus sebaik mungkin.
REFERENSI