Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Mawar Santika M0214034
III. Tujuan
Mengukur indeks bias minyak goreng melalui metode pembiasan menggunakan plan
paralel.
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan
kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu contohnya indeks bias minyak asiri
dimana berhubungan erat dengan komponen-komponen yang tersusun dalam minyak asiri
yang dihasilkan. Sama halnya dengan berat jenis dimana komponen penyusun minyak asiri
dapat memengaruhi nilai indeks biasnya. Semakin banyak komponen berantai panjang seperti
sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen ikut tersuling maka kerapatan medium minyak
asiri akan bertambah sehingga cahaya yang datang akan lebih besar. Menurut Guenther, nilai
indeks bias juga dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kendungan minyak
tersebut (Armando,2008).
Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n 1), dan nilainya untuk berbagai
medium terdapat pada label di bawah ini :
Medium n1
Udara hampa 1,00
Udara (pada STP) 1,00
Air 1,33
Alkohol etil 1,36
Kaca 1,52
Kuarsa lebur 1,46
Minyak Sayur 1,54
Api cahaya 1,58
Lucile atau pleksiglass 1,51
Garam dapur (Natrium klorida) 1,53
Berlian 2,42
Nilai n sedikit bervariasi terhadap panjang gelombang cahaya kecuali dihampa udara
sehingga suatu panjang gelombang tertentu ditentukan, yaitu untuk cahaya kuning dengan
panjang gelombang = 589 nm (Douglas, 2010).
Suatu sinar melewati dua medium yang berbeda, akan terjadi pembiasan. Jika sinar
dilewatkan dari udara melewati zat cair, maka sinar di dalam zat cair itu akan dibelokkan.
Seperti pada gambar (1), sinar datang dengan arah tidak tegak lurus sisi kotak yang berisi zat
cair. Ketika memasuki zat cair arah sinar dibelokkan, dan ketika keluar dari zat cair pada sisi
lainnya arah sinar dibelokkan kembali.
Tabel Nilai indeks bias zat cair (untuk = 589 nm)
No Zat Cair Indeks bias
1 Air 1.33
2 Gliserin 1.47
3 Etil alkohol 1.36
4 Bensin 1.50
5 Minyak goreng 1.47
6 Larutan gula 30% 1.37
7 Larutan gula 50% 1.42
(Tipler, 1995).
Selain itu, minyak kelapa sawit juga merupakan sumber provitamin A yang
murah dibanding dengan bahan baku lainnya karena memiliki kadar karotein dan
kandungan asam oleat (omega 9) yang cukup tinggi sehingga baik untuk menjaga
sistem kekebalan tubuh (Paramitha, 2012).
V. Metodologi Penelitian
Alat :
1. Kaca Plan Pararel ukuran 30x30x8 cm tebal 5mm 1 Buah
2. Laser 1 Buah
3. Sterofoam 1 Buah
4. Kertas HVS Secukupnya
5. Penggaris 1 Buah
6. Garis Busur 1 Buah
7. Jarum pentul Secukupnya
Bahan :
1. Minyak Goreng 1 liter
B.Langkah Kerja
Data II
Data III
VII. Analisa
VIII. Kesimpulan
IX. Daftar Pustaka
Mukherjee, S. & Mitra, A. 2009. Health Effects Of Palm Oil. J Hum Ecol, Vol. 26 (3): 197-
203.
Paramitha, A. R. A. 2012. Studi Kualitas Minyak Makanan Goreng pada Penggunaan
Minyak Goreng Berulang.Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
X. Lampiran