You are on page 1of 15

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


TOPIK : PENGAMATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH
PENDERITA MORBUS HANSEN DI PUSKESMAS PATUK 1

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh


Program Dokter Internsip di Puskesmas Patuk 1 Gunung Kidul

Disusun Oleh :
dr. Suci Nurannisa Yusuf

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


KABUPATEN GUNUNG KIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2015

1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


TOPIK : PENGAMATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH
PENDERITA MORBUS HANSEN DI PUSKESMAS PATUK 1

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh


Program Dokter Internsip di Puskesmas Patuk 1 Gunung Kidul

Disusun Oleh :
dr. Suci Nurannisa Yusuf

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ___ April 2015


Oleh :
Pendamping Dokter Intersip

dr. Muromi Nurillah


NIP. 196810052002122004

2
I. LATAR BELAKANG
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari
segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan
dan ketahanan nasional. Penyakit kusta pada umumnya sering dijumpai di
negaranegara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan
kemampuan negara dalam pemberian pelayanan kesehatan yang baik dan
memadai kepada masyarakat (Laporan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat,
2001).
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular kronik yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M leprae) yang intra seluler
obligat menyerang saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan
mukosa traktus respiratorius bagian atas kemudian ke organ lain kecuali
susunan saraf pusat. Penyakit kusta dikenal juga dengan nama Morbus
Hansen atau lepra. Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha
yang berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum.
Epidemiologi
Sumber infeksi kusta adalah penderita dengan banyak basil yaitu tipe
multibasiler (MB). Cara penularan belum diketahui dengan pasti, hanya
berdasarkan anggapan yang klasik ialah melalui kontak langsung antar kulit
yang lama dan erat. Anggapan kedua ialah secara inhalasi, sebab M.leprae
masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet. Masa tunas kusta
bervariasi,40 hari sampai 40 tahun. Kusta menyerang semua umur dari anak-
anak sampai dewasa. Faktor sosial ekonomi memegang peranan, makin
rendah sosial ekonomi makin subur penyakit kusta, sebaliknya sosial
ekonomi tinggi membantu penyembuhan. Sehubungan dengan iklim, kusta
tersebar di daerah tropis dan sub tropis yang panas dan lembab, terutama di
Asia, Afrika dan Amerika Latin. Jumlah kasus terbanyak terdapat di India,
Brazil, Bangladesh, dan Indonesia.

Faktor-faktor yang menyebabkan kejadian Kusta


a. Agent

3
Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh
lainnya kecuali susunan saraf pusat. K usta adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri M. Leprae yang menyerang kulit, saraf tepi di tangan maupun kaki, dan
selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan mata Kuman ini satu genus dengan
kuman TB dimana di luar tubuh manusia, kuman kusta hidup baik pada
lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari. K uman
kusta dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab, gelap tanpa sinar
matahari sampai bertahun-tahun lamanya. Kuman Tuberculosis dan leprae jika
terkena cahaya matahari akan mati dalam waktu 2 jam, selain itu. Seperti halnya
bakteri lain pada umumnya, akan tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan
kelembaban yang tinggi. Air membentuk lebih dari 80% volume sel bakteri dan
merupakan hal esensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri.
Kelembaban udara yang meningkat merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen termasuk yang memiliki rentang suhu yang disukai, merupakan
bakteri mesofilik yang tumbuh subur dalam rentang 25-40 0C, tetapi akan tumbuh
secara optimal pada suhu 31-370C.
b. Host
Manusia merupakan reservoir untuk penularan kuman seperti Mycobacterium
tuberculosis dan morbus Hansen, kuman tersebut dapat menularkan pada 10-15
orang. Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan (1991), tingkat penularan kusta
di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata
dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya. Di dalam rumah dengan
ventilasi baik, kuman ini dapat hilang terbawa angin dan akan lebih baik jika
ventilasi ruangannya menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap
kuman. Hal yang perlu diketahui tentang hostatau penjamu meliputi karakteristik;
gizi atau daya tahan tubuh, pertahanan tubuh, hygiene pribadi, gejala dan tanda
penyakit dan pengobatan. Karakteristik host dapat dibedakan antara lain : umur,
jenis kelamin, pekerjaan , keturunan, pekejaan, ras dan gaya hidup.

c. Environment
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati,
benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi

4
semua elemen-elemen termasuk hostyang lain. Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik, lingkungan fisik terdiri dari : keadaan geografis (dataran tinggi
atau rendah, persawahan dan lain-lain), kelembaban udara, suhu, lingkungan
tempat tinggal. Adapun lingkungan non fisik meliputi : sosial (pendidikan,
pekerjaan), budaya (adat, kebiasaan turun temurun), ekonomi (kebijakan mikro
dan local) dan politik (suksesi kepemimpinan yang mempengaruhi kebijakan
pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit).
Menurut APHA (American public helath Assosiation), lingkungan rumah
yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis;
Suhu ruangan, yaitu dalam pembuatan rumah harus diusahakan agar
kontruksinya sedemikian rupa sehingga suhu ruangan tidak berubah
banyak dan agar kelembaban udara dapat dijaga jangan sampai terlalu
tinggi dan terlalu rendah. Untuk ini harus diusahakan agar perbedaan suhu
antara dinding, lantai, atap dan permukaan jendela tidak terlalu banyak.
Harus cukup mendapatkan pencahayaan baik siang maupun malam. Suatu
ruangan mendapat penerangan pagi dan siang hari yang cukup yaitu jika
luas ventilasi minimal 10% dari jumlah luas lantai.
Ruangan harus segar dan tidak berbau, untuk ini diperlukan ventilasi yang
cukup untuk proses pergantian udara. Harus cukup mempunyai isolasi
suara sehingga tenang dan tidak terganggu oleh suara-suara yang berasal
dari dalam maupun dari luar rumah.
Harus ada variasi ruangan, misalnya ruangan untuk anak-anak bermain,
ruangan makan, ruang tidur, dan lain-lain.
Jumlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umurdan jenis
kelaminnya. Ukuran ruang tidur anak yang berumur kurang dari lima
tahun minimal 4,5 m3, artinya dalam suatu ruangan anak yang berumur
lima tahun ke bawah diberi kebebasan menggunakan volume ruangan 4,5
m3(1,5 x 1 x 3 m3) dan di atas lima tahun menggunakan ruangan 9 m 3 (3 x
1 x 3 m3).
b. Perlindungan terhadap penularan penyakit;
Harus ada sumber air yang memenuhi syarat, baik secara kualitas maupun
kuantitas, sehingga selain kebutuhan untuk makan dan minum terpenuhi,

5
juga cukup tersedia air untuk memelihara kebesihan rumah, pakaian dan
penghuninya.
Harus ada tempat penyimpanan sampah dan WC yang baik dan memenuhi
syarat, juga air pembuangan harus bisa dialirkan dengan baik.
Pembuangan kotoran manusia dan limbah harus memenuhi syarat
kesehatan, yaitu harus dapat mencegah agar limbah tidak meresap dan
mengkontaminasi permukaan sumber air bersih.
Tempat memasak dan tempat makan hendaknya bebas dari pencemaran
dan gangguan binatang serangga dan debu.
Harus ada pencegahan agar vektor penyakit tidak bisa hidup dan
berkembangbiak di dalam rumah, jadi rumah dalam kontruksinya harus
ratproof, fly fight, mosquito fight
Harus ada ruangan udara (air space) yang cukup.
Luas kamar tidur minimal 9 m3per orang dan tinggi langit-langit minimal
2,75 meter. Faktor lingkungan memegang peranan yang penting dalam
penularan penyakit kusta, terutama pada pemenuhan physiologis rumah,
sebab sinar ultra violet yang terdapat pada sinar matahari dapat membunuh
kuman kusta, selain itu sinar matahari juga dapat mengurangi kelembaban
yang berlebihan, sehingga dapat mencegah berkembangnya kuman kusta
dalam rumah, oleh karenanya suatu rumah sangat perlu adanya
pencahayaan langsung yang cukup dari sinar matahari.

II. Rumusan Masalah


Puskesmas Patuk 1 merupakan salah satu diantara beberapa Puskesmas di
Kabupaten Gunung Kidul yang melayani rawat jalan dan rawat inap. Selain itu
Puskesmas ini juga memiliki cakupan wilayah kerja yang cukup luas, yaitu 6 desa.
Jika di rata-rata, dalam satu hari pasien yang berkunjung untuk rawat jalan
mencapai 50 pasien. Dari sekian banyak pasien yang berkunjung, Pasien morbus
hansen ini baru terdeteksi setelah 5 tahun mengalami gejala anestesia. Setelah
sekian lama diberikan motivasi pasien baru melakukan pemeriksaan pada bulan
Oktober 2014 di RSUP dr. Sardjito, terdiagnosis lepra tipe PB. Kemudian pada
bulan November mulai mengkonsumi MDT. Pasien rutin konsumi obat sampai
bulan Desember 2014 dikarenakan kendala jarak yang jauh mengambil obat ke
RSUP dr. Sardjito dan pasien merasa keluhan sudah membaik.

6
III. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Intervensi yang dipilih oleh kami adalah dengan metode pemantauan dan
penilaian rumah sehat pada salah satu penderita morbus hansen di Puskesmas
Patuk 1, setelah itu dilanjutkan dengan penyuluhan singkat tentang morbus hansen
dan pencegahannya serta memotivasi pasien dan keluarga yang tinggal satu atap
dengan pasien untuk segera memeriksakan diri ke RS. Metode ini dianggap paling
tepat dan sesuai dengan tujuan kami, yaitu memberikan informasi mengenai
morbus hansen, seperti gejala cara penularannya, dan cara pencegahannya.
Penilaian rumah sehat dilaksanakan di rumah salah satu penderita morbus hansen
yang pernah dirawat inap di Puskesmas Patuk 1. Penilaian rumah sehat dilakukan
pada tanggal 12 Februari 2015 . Komponen penilaian dibagi menjadi 3 kategori
besar yaitu : 1. Komponen Rumah, 2. Sarana Sanitasi, dan 3. Lain-lain.
Komponen 1 (Komponen Rumah) penilaian meliputi :
1. Langit-langit;
2. Dinding;
3. Lantai;
4. Jendela kamar tidur dan ruang keluarga;
5. Pintu;
6. Ventilasi;
7. Lubang Asap Dapur; dan
8. Pencahayaan
Komponen 2 (Sarana Sanitasi) meliputi :
1. Sarana air bersih;
2. Jamban (sarana pembuangan kotoran);
3. Sarana pembuangan air limbah; dan
4. Sarana pembuangan sampah / tempat sampah
Komponen 3 (Lain-lain) meliputi :
1. Kandang ternak; dan
2. Kepadatan penghuni

IV. Pelaksanaan

7
Penilaian rumah sehat dilaksanakan di rumah salah satu penderita morbus
hansen yang pernah dirawat jalan di Puskesmas Patuk 1. Penilaian rumah sehat
dilakukan pada tanggal 12 Februari 2015. Instrumen yang digunakan untuk
melakukan penilaian rumah sehat menggunakan formulir penilaian rumah sehat
yang terdapat di Puskesmas Patuk 1 bagian kesehatan lingkungan. Setiap
komponen yang dinilai masing-masing memiliki bobot skor sendiri-sendiri, yang
kemudian dijumlahkan lalu diinterpretasikan masuk dalam kategori rumah sahat
atau rumah tidak sehat. (Formulir penilaian dapat dilihat dalam Lampiran). Dari
hasil penilaian yang telah dilakukan, rumah salah satu morbus hansen tersebut
masuk dalam ketegori rumah tidak sehat. Setelah dilakukan penilaian rumah
sehat, kemudian dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan singkat kepada
penderita dan keluarganya tentang morbus hansen, penularannya, dan cara
pencegahannya.
No Komponen Rumah yg dinilai Kriteria Nilai Bobot
.
KOMPONEN RUMAH 31
1 Langit-langit Ada 0
Ada,kotor, sulit dibersihkan, 1
rawan kecelakaan
Ada, bersih, tidak rawan 2
kecelakaan
2 Dinding Bukan tembok 0
Semi permanen/setengah 1
tembok
Permanen 2
3 Lantai Tanah 0
Papan/anyaman/plesteran yang 1
retak, berdebu
Diplester/ubin/keramik 2
4 Jendela kamar tidur Ada 1
Tidak 0
5 Jendela ruang keluarga Ada 1
Tidak 0
6 Ventilasi Tidak ada 0
Ada, lubang ventilasi dapur 1
<10% luas lantai
Ada, lubang ventilasi dapur 2
>10% luas lantai
7 Lubang asap dapur Tidak ada 0
Ada, lubang asap dapur <10% 1

8
luas lantai
Ada, lubang asap dapur >10% 2
luas lantai
8 Pencahayaan Tidak terang, tidak dapat 0
dipergunakan untuk membaca
Kurang terang, kurang jelas 1
untuk membaca
Terang dan tidak silau 2
II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air bersih Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH) Ada, bukan milik sendiri dan 1
tidak memenuhi syarat
kesehatan
Ada, bukan milik sendiri dan 2
memenuhi syarat kesehatan
Ada, milik sendiri dan 3
memenuhi syarat kesehatan
2 Jamban Tidak ada 0
Ada, bukan leher angsa, tidak 1
ada tutup, disalurkan ke sungai
Ada, bukan leher angsa, ada 2
tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
Ada, leher angsa, ada tutup, 3
disalurkan ke septictank
3 Sarana Pembuangan air limbah Tidak ada 0
Ada, mencemari sumber air 1
(<10m)
Ada, dialirkan ke selokan 2
terbuka
Ada, diresapkan, tidak 3
mencemari sumber air
Ada, dialirkan ke selokan 4
tertutup
4 Sarana Pembuangan Sampah Tidak ada 0
Ada, tidak kedap air, tidak 1
tertutup
Ada, kedap air dan tidak 2
bertutup
Ada, kedap air dan tertutup 3
III PERILAKU PENGHUNI 44
1 Membuka jendela kamar tidur Tidak pernah dibuka 0
Kadang-kadang 1
Setiap hari dibuka 2
2 Membuka jendela ruang Tidak pernah dibuka 0

9
keluarga
Kadang kadang 1
Setiap hari dibuka 2
3 Membersihkan rumah dan Tidak pernah 0
halaman
Kadang kadang 1
Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi dan balita Dibuang 0
k jamban kesungai/kebun/kolam
Kadang-kadang ke jamban 1
Sehari hari dibuang ke jamban 2
5 Membuang sampah pada tempat Dibuang ke 0
sampah sungai/kebun/kolam
Kadang kadang ke tempat 1
sampah
Setiap hari dibuang ke tempat 2
sampah

TOTAL HASIL PENILAIAN


Penilaian : Nilai x bobot

1. Komponen rumah : 7 x 31= 217


2. Sarana sanitasi : 9 x 25 = 225
3. Perilaku penghuni : 8 x 44 = 352
Total hasil penilaian : 217+225+352 = 794 termasuk dalam rumah tidak sehat

V. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi rumah sehat ini perlu dilakukan secara berkala,
hal ini untuk memastikan kondisi lingkungan rumah tetap dalam kondisi yang
sehat. Monitoring dan evaluasi ini perlu kerjasama yang baik dengan pemilik
rumah dan petugas sanitasi atau kesehtan lingkungan Puskesmas. Diharapkan
dengan adanya pematauan dan monitoring yang baik, jumlah prevalensi dan
insidensi morbus hansen di lingkungan kerja Puskesmas Patuk 1 dapat berkurang
secara bermakna.

10
.

LAMPIRAN

11

Kondisi Penderita saat ini, dimana tangan dan kaki telah


Ruang Tamu,
lantai

setengah plester dan lantai tanah.


Tidak tampak adanya langit-langit. Pencahayaan kurang

12
Saluran pembuangan air mengalir di bawah tanah, kadang tergenang

toilet menggunakan jamban leher angsa, sumber air menggunakan air


PAM

FORM PENILAIAN INDIKATOR RUMAH SEHAT

No Komponen Rumah yg dinilai Kriteria Nilai Bobot


.
KOMPONEN RUMAH
1 Langit-langit Ada
Ada,kotor, sulit dibersihkan,
rawan kecelakaan
Ada, bersih, tidak rawan
kecelakaan
2 Dinding Bukan tembok
Semi permanen/setengah
tembok

13
Permanen
3 Lantai Tanah
Papan/anyaman/plesteran yang
retak, berdebu
Diplester/ubin/keramik
4 Jendela kamar tidur Ada
Tidak
5 Jendela ruang keluarga Ada
Tidak
6 Ventilasi Tidak ada
Ada, lubang ventilasi dapur
<10% luas lantai
Ada, lubang ventilasi dapur
>10% luas lantai
7 Lubang asap dapur Tidak ada
Ada, lubang asap dapur <10%
luas lantai
Ada, lubang asap dapur >10%
luas lantai
8 Pencahayaan Tidak terang, tidak dapat
dipergunakan untuk membaca
Kurang terang, kurang jelas
untuk membaca
Terang dan tidak silau
II SARANA SANITASI
1 Sarana Air bersih Tidak ada
(SGL/SPT/PP/KU/PAH) Ada, bukan milik sendiri dan
tidak memenuhi syarat
kesehatan
Ada, bukan milik sendiri dan
memenuhi syarat kesehatan
Ada, milik sendiri dan
memenuhi syarat kesehatan
2 Jamban Tidak ada
Ada, bukan leher angsa, tidak
ada tutup, disalurkan ke sungai
Ada, bukan leher angsa, ada
tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
Ada, leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke septictank
3 Sarana Pembuangan air limbah Tidak ada
Ada, mencemari sumber air
(<10m)
Ada, dialirkan ke selokan

14
terbuka
Ada, diresapkan, tidak
mencemari sumber air
Ada, dialirkan ke selokan
tertutup
4 Sarana Pembuangan Sampah Tidak ada
Ada, tidak kedap air, tidak
tertutup
Ada, kedap air dan tidak
bertutup
Ada, kedap air dan tertutup
III PERILAKU PENGHUNI
1 Membuka jendela kamar tidur Tidak pernah dibuka
Kadang-kadang
Setiap hari dibuka
2 Membuka jendela ruang Tidak pernah dibuka
keluarga
Kadang kadang
Setiap hari dibuka
3 Membersihkan rumah dan Tidak pernah
halaman
Kadang kadang
Setiap hari
4 Membuang tinja bayi dan balita Dibuang
k jamban kesungai/kebun/kolam
Kadang-kadang ke jamban
Sehari hari dibuang ke jamban
5 Membuang sampah pada tempat Dibuang ke
sampah sungai/kebun/kolam
Kadang kadang ke tempat
sampah
Setiap hari dibuang ke tempat
sampah

TOTAL HASIL PENILAIAN

15

You might also like