Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS
Nama : Tn.DS
Umur : 60 tahun
Alamat : Cikaret
Pekerjaan : Petani
No. CM : 174230
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Napas berbau busuk
Anamnesa Khusus :
9 hari os merasa napas berbau busuk seperti bau bangkai. Os merasakan napas bau
berwasal saat ingin wudhu, os merasakan ada cairan di dalam hidung kemudian os
mengeluarkan cairan dari dalam lubang hidung kanan yang berwarna kuning kehijauan
disertai dengan bau busuk. 1 hari sebelum napas berbau, os merasakan pilek yang disertai
dengan demam. Batuk (-), sakit kepala (-), nyeri menelan (-), nyeri pada wajah (-).
Riwayat Pengobatan :
Os belum pernah berobat ke dokter dan belum pernah minum obat.
Riwayat Kebiasaan :
Merokok (+).
Riwayat Alergi :
Os mengaku tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, udara dingin, dan obat.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Tanda tanda vital : TD = 130/80mmHg P = 20x/mnt
N = 80x/mnt S = afebris
STATUS GENERALIS
Kepala
- Bentuk : normocephal
Mata
- Konjungtiva tidak anemis, ikterik -/-.
Thoraks
Paru
- Inspeksi : Pergerakan dada simetris dextra-sinistra
- Palpasi : fokal fremitus dextra-sinistra sama
- Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
- Auskultasi : VBS dextra-sinistra, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V sinistra, kuat angkat
- Perkusi : batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : bunyi jantung III, murni, regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : datar
- Palpasi : supel, asites (-)
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus (+) normal
Splen
- Splenomegali (-)
Hepar
- Hepatomegali (-)
Ekstremitas
- Atas : hangat +/+, udema -/-, RCT < 2 det, sianosis -/-
- Bawah : hangat +/+, udema -/-, RCT < 2 det, sianosis -/-
Antibiotik
Antiinflamasi
TINJAUAN PUSTAKA
RINOSINUSITIS
Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi yang sering ditemukan dan mungkin akan terus
meningkat prevalensinya. Rinosinusitis dapat mengakibatkan gangguan kualitas hidup yang
berat, sehingga penting bagi dokter umum atau dokter spesialis lain untuk memiliki pengetahuan
yang baik mengenai definisi, gejala dan metode diagnosis dari penyakit rinosinusitis ini.10
Definisi
Rinosinusitis adalah penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan sinus
paranasal. Peradangan ini sering bermula dari infeksi virus pada selesma, yang kemudian karena
keadaan tertentu berkembang menjadi infeksi bakterial dengan penyebab bakteri patogen yang
terdapat di saluran napas bagian atas. Penyebab lain adalah infeksi jamur, infeksi gigi, dan yang
lebih jarang lagi fraktur dan tumor.12
Insidens kasus baru rinosinusitis pada penderita dewasa yang datang di Divisi Rinologi
Departemen THT RSCM Januari-Agustus 2005, adalah 435 pasien, 69% (300 pasien) adalah
sinusitis.3
Anatomi
Diagnosis
Kriteria rinosinusitis akut dan kronis pada penderita dewasa dan anak berdasarkan
gambaran klinik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Rinosinusitis Akut dan Kronik pada Anak dan Dewasa Menurut
International Conference on Sinus Disease 1993 & 2004. Disarikan dari : Kennedy DW14 dan
Meltzer15.
Anamnesis
Riwayat rinore purulen yang berlangsung lebih dari 7 hari, merupakan keluhan yang
paling sering dan paling menonjol pada rinosinusitis akut. Keluhan ini dapat disertai keluhan lain
seperti sumbatan hidung, nyeri/rasa tekanan pada muka, nyeri kepala, demam, ingus belakang
hidung, batuk, anosmia/hiposmia, nyeri periorbital, nyeri gigi, nyeri telinga dan serangan mengi
(wheezing) yang meningkat pada penderita asma.
Rinoskopi Anterior
Rinoskopi anterior merupakan pemeriksaan rutin untuk melihat tanda patognomonis,
yaitu sekret purulen di meatus medius atau superior; atau pada rinoskopi posterior tampak
adanya sekret purulen di nasofaring (post nasal drip).
Nasoendoskopi
Pemeriksaan nasoendoskopi dapat dilakukan untuk menilai kondisi kavum nasi hingga
ke nasofaring. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan dengan jelas keadaan dinding lateral
hidung.
Pemeriksaan foto polos sinus bukan prosedur rutin, hanya dianjurkan pada kasus tertentu,
misalnya:
-
Rinosinusitis akut dengan tanda dan gejala berat.
-
Tidak ada perbaikan setelah terapi medikamentosa optimal
-
Diduga ada cairan dalam sinus maksila yang memerlukan tindakan irigasi
-
Evaluasi terapi
-
Alasan medikolegal.16,17
Pemeriksaan tomografi komputer tidak dianjurkan pada rinosinusitis akut, kecuali ada
kecurigaan komplikasi orbita atau intrakranial.
Anamnesis
Riwayat gejala yang diderita sudah lebih dari 12 minggu, dan sesuai dengan 2 kriteria mayor
atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor dari kumpulan gejala dan tanda menurut
International Consensus on Sinus Disease, 1993. dan 200414,15 (Lihat Tabel 2). Kriteria
mayor terdiri dari: sumbatan atau kongesti hidung, sekret hidung purulen, sakit kepala, nyeri
atau rasa tertekan pada wajah dan gangguan penghidu. Kriteria minornya adalah demam dan
halitosis. Keluhan rinosinusitis kronik seringkali tidak khas dan ringan bahkan kadangkala
tanpa keluhan dan baru diketahui karena mengalami beberapa episode serangan akut.
Rinoskopi anterior
Terlihat adanya sekret purulen di meatus medius atau meatus superior. Mungkin terlihat
adanya polip menyertai rinosinusitis kronik.
Pemeriksaan nasoendoskopi
Pemeriksaan ini sangat dianjurkan karena dapat menunjukkan kelainan yang tidak dapat
terlihat dengan rinoskopi anterior, misalnya sekret purulen minimal di meatus medius atau
superior, polip kecil, ostium asesorius, edema prosesus unsinatus, konka bulosa, konka
paradoksikal, spina septum dan lain-lain.
Dapat dilakukan mengingat biayanya murah, cepat dan tidak invasif, meskipun hanya dapat
mengevaluasi kelainan di sinus paranasal yang besar.
Pemeriksaan CT Scan
Dianjurkan dibuat untuk pasien rinosinusitis kronik yang tidak ada perbaikan dengan terapi
medikamentosa. Untuk menghemat biaya, cukup potongan koronal tanpa kontras. Dengan
potongan ini sudah dapat diketahui dengan jelas perluasan penyakit di dalam rongga sinus
dan adanya kelainan di KOM (kompleks ostiomeatal). Sebaiknya pemeriksaan CT scan
dilakukan setelah pemberian terapi antibiotik yang adekuat, agar proses inflamasi pada
mukosa dieliminasi sehingga kelainan anatomis dapat terlihat dengan jelas.16,17
Tindakan pungsi sinus maksila dapat dianjurkan sebagai alat diagnostik untuk mengetahui
adanya sekret di dalam sinus maksila dan jika diperlukan untuk pemeriksaan kultur dan
resistensi.
Sinoskopi
Dapat dilakukan untuk melihat kondisi antrum sinus maksila serta. Pemeriksaan ini
menggunakan endoskop, yang dimasukkan melalui pungsi di meatus inferior atau fosa
kanina. Dilihat apakah ada sekret, jaringan polip, atau jamur di dalam rongga sinus maksila,
serta bagaimana keadaaan mukosanya apakah kemungkinan kelainannya masih reversibel
atau sudah ireversibel. 13-17
Anak Batuk
Iritabilitas/Rewel
Diagnosis rinosinusitis ditegakkan jika terdapat 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah
2 kriteria minor.14,18
Secara ringkas panduan penatalaksaan sinusitis pada orang dewasa dapat dilihat pada
bagan di bawah ini.
pada DEWASA
ANAMNESIS
RINOSKOPI ANTERIOR
Polip? Tumor?
YA Lakukan
penatalaksanaan
yang sesuai
TIDAK
Lama gejala > 8 minggu?
TIDAK YA
K
SINUSITIS AKUT SINUSITIS
Faktor KRONIK
RA / Naso-endoskopi
Predisposisi:
AB empirik (2x24 jam) Ro polos / CT scan
Terapi tambahan: Deviasi septum
Konka bulosa,
Lini I: Amoksil 3x500mg Dekongest.oral / topikal, Hipertrofi Adenoid
Mukolitik,Analgetik (pada anak),
Pasien Atopi: YA Faktor Predisposisi?
Perbaikan?
YA
Tatalaksana TIDAK
TIDAK yang sesuai
Terapi tambahan:
Lini II AB (7 hari) Terapi sesuai pada
Dekongest. oral,
episode akut lini II
Amoks.klav/ Ampi.sulbaktam
Kortikost.oral dan atau
Cephalosporin gen.keII topikal, Mukolitik
YA
Perbaikan?
YA
YA
Teruskan TIDAK
Perbaikan?
AB alternatif 7 hari
TIDAK
Atau buat kultur
TIDAK
terapi NE,Sinuskopi
(Irigasi 5x tidak
TIDAK membaik)
Beberapa macam tindakan bedah yang dapat dipilih untuk dilakukan, mulai dari pungsi
dan irigasi sinus maksila, operasi Caldwell-Luc, etmoidektomi intra- dan ekstranasal, trepanasi
sinus frontal dan bedah sinus endoskopik fungsional.
Bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF) merupakan langkah maju dalam bedah sinus.
Jenis operasi ini menjadi pilihan karena merupakan tindakan bedah invasif minimal yang lebih
efektif dan fungsional. Keuntungan BSEF adalah penggunaan endoskop dengan pencahayaan
yang sangat terang sehingga saat operasi, kita dapat melihat lebih jelas dan rinci adanya kelainan
patologi di rongga-rongga sinus. Jaringan patologik dapat diangkat tanpa melukai jaringan
normal dan ostium sinus yang tersumbat diperlebar. Dengan ini drenase dan ventilasi sinus akan
lancar kembali secara alamiah, jaringan normal tetap berfungsi dan kelainan di dalam sinus-sinus
paranasal akan sembuh dengan sendirinya.
Bedah sinus yang konvensional tidak memperhatikan usaha pemilihan drenase dan
ventilasi sinus melalui ostium alamiah, namun dengan berkembangnya pengetahuan patogenesis
rinosinusitis, maka berkembang pula modifikasi bedah sinus konvensional. Modifikasi operasi
Caldwell-Luc, sekarang hanya mengangkat jaringan patologik saja dan meninggalkan jaringan
normal agar tetap berfungsi. Juga dibuat antrostomi meatus medius sehingga drenase dapat pulih
kembali melalui jalan alami.
DAFTAR PUSTAKA