You are on page 1of 15

SISTEM KARDIOVASKULAR

dr. Dian Puspita Sari, M.Med.Ed.

Sistem kardiovaskular merupakan bagian dari sistem sirkulasi.

Fungsi sistem sirkulasi:

1. Transportasi: Semua substansi / zat-zat yang terlibat dalam metabolisme sel di


trasnportasikan oleh sistem sirkulasi. Zat-zat tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Respirasi: Sel darah merah yang disebut eritrosit mentransportasikan oksigen ke sel-
sel jaringan. Di paru-paru, oksigen dari udara yang dihirup (inhalasi), berikatan
dengan molekul Hemoglobin di eritrosit dan di transportasikan ke sel-sel untuk
respirasi aerobic. Karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi sel dibawa oleh
darah ke paru-paru untuk dieliminasi melalui nafas yang dihembuskan.
b. Nutrisi: Zat-zat nutrisi di cerna secara mekanik dan kimiawi oleh sistem pencernaan
dan diabsorpsi melalui dinding usus menuju ke pembuluh darah dan pembuluh
limfe. Darah kemudian membawa zat-zat nutrisi ini melalui hati ke sel-sel tubuh.
c. Ekskresi: sisa produk metabolisme, kelebihan air, ion-ion dan molekul lainnya dalam
plasma (bagian cair dari darah) difiltrasi melalui kapiler ginjal menuju tubulus ginjal
dan diekskresikan di urine.
d. Regulasi: Darah membawa hormone dan molekul regulasi lainnya dari tempat
asalnya ke jaringan target yang letaknya jauh.
2. Proteksi: Sistem sirkulasi melindungi tubuh dari jejas dan mikroba asing yang masuk ke
tubuh. Mekanisme pembekuan darah melindungi tubuh dari kehilangan darah ketika
pembuluh darah mengalami cedera dan sel darah putih yang disebut leukosit berfungsi
sebagai pertahanan tubuh terhadap agen-agen penyebab penyakit. Leukosit juga dapat
melindungi tubuh melalui fagositosis.
KOMPONEN UTAMA SISTEM SIRKULASI

Sistem sirkulasi sering dibagi menjadi sistem kardiovaskuler dan sistem limfatik. Sistem
kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah. Sistem limfatik terdiri dari
pembuluh limfatik, jaringan limfoid di limpa, timus, tonsil, dan nodus limfatikus.

Jantung

Adalah pompa ganda yang terdiri dari empat ruangan. Kerja pompanya menimbulkan tekanan
yang diperlukan untuk mendorong darah dalam pembuluh ke paru-paru dan sel-sel tubuh.
Dalam kondisi istirahat, jantung memompakan 5 liter darah per menit. Hanya dibutuhkan waktu
satu menit untuk darah bersirkulasi ke bagian paling distal dari ekstremitas dan kembali ke
jantung.

Pembuluh darah

Adalah jaringan tubular yang memungkinkan darah mengalir dari jantung ke seluruh sel-sel
tubuh lalu kembali ke jantung. Arteri membawa darah meninggalkan jantung, sementara vena
membawa darah kembali menuju jantung. Arteri dan vena merupakan saluran kontinu (tidak
terputus) yang dihubungkan oleh pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil.

Cabang arteri secara ekstensif membentuk jaringan pembuluh darah yang lebih kecil. Arteri yang
berukuran mikroskopis disebut arteriol. Sebaliknya, vena yang berukuran mikroskopis disebut
venula bekerja mengantarkan darah ke pembuluh vena yang lebih besar. Darah mengalir dari
sistem arteri ke sistem vena melewati pembuluh kapiler yang merupakan pembuluh paling tipis
dan paling banyak di tubuh. Semua pertukaran cairan, nutrisi, sisa metabolisme antara darah
dan sel-sel jaringan terjadi melalui dinding kapiler. Karena itulah, kapiler dianggap sebagai unit
dasar fungsional sistem sirkulasi.

Cairan yang berasal dari plasma keluar melalui dinding pembuluh darah ke lingkungan di sekitar
jaringan dan disebut sebagai cairan interstisial atau cairan jaringan. Sebagian cairan ini kembali
secara langsung melalui kapiler dan sebagian kembali melalui pembuluh limfatik yang terletak di
jaringan penyambung di sekitar jaringan. Cairan dalam pembuluh limfatik ini disebut sebagai
cairan limfe. Cairan limfe memasuki pembuluh vena di beberapa tempat. Nodus limfatikus
terletak di sepanjang jalur pembuluh limfe berfungsi untuk membersihkan cairan limfe sebelum
ia masuk ke pembuluh vena.

Darah

Darah tidak akan dibahas dalam materi ini.

JANTUNG

Jantung adalah ruang berongga yang terdiri dari empat ruangan berukuran sekepalan tangan.
Berat rata-ratanya 255 gram pada perempuan dewasa dan 310 gram pada lelaki dewasa.
Jantung berkontraksi kurang lebih 42 juta kali setahun, mempompakan 700 000 galon darah.

Jantung terletak di rongga thoraks, di antara kedua paru-paru di dalam rongga mediastinum.
Sektar 2/3 jantung terletak di sebelah kiri garis tengah dada dengan apex (ujung/pucuk) jantung
yang berbentuk cone mengarah ke bawah dan menyandar pada diafragma. Dasar (basis) dari
jantung adalah bagian ujung superior yang lebar, tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah
besar. Bagian parietal pericardium adalah kantong serosa longgar yang terdiri atas jaringan
penyambung fibrosa yang melingkupi dan melindungi jantung. Perikardium memisahkan jantung
dari organ-organ yang ada di rongga thoraks dan membentuk dinding rongga pericardial yang
berisi cairan encer yang berfungsi sebagai pelumas, yang disebut cairan pericardial.

Perikardium parietal sebenarnya terdiri dari pericardium fibrosa di bagian luar dan pericardium
serosa (bagian dalam). Cairan pericardial diproduksi oleh pericardium serosa dan berfungsi
sebagai lubrikan yang memungkinkan jantung berkontraksi tanpa menimbulkan friksi.
Dinding jantung

Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan. Lapisan paling luar disebut epicardium atau pericardium
visceral. Ruangan di antara epicardium dan pericardium viserale adalah rongga pericardial.
Lapisan tengah adalah dinding jantung yang tebal yang disebut myocardium. Myokardium terdiri
dari jaringan otot jantung. Jaringan otot jantung ini tersusun sedemikian rupa sehingga ketika
berkontraksi menimbulkan gerakan seperti memeras. Ketebalan myocardium bervariasi
tergantung gaya yang dibutuhkan untuk mengosongkan darah dari ruangan tertentu. Karena itu,
bagian paling tebal myocardium terletak di ventrikel kiri, sementara di dinding atrium lapisan
myocardium nya relative tipis.
Lapisan paling dalam dari dinding jantung disebut endocardium, endocardium bersambungan
(kontinu) dengan lapisan endothelium pembuluh darah. Endokardium juga melapisi katup-katup
jantung.
Ruang dan katup jantung

Bagian dalam (interior) jantung dibagi menjadi empat ruangan: bagian atas kiri dan kanan
disebut atria (bentuk jamak dari atrium, kiri dan kanan) dan bagian bawah kiri dan kanan disebut
ventrikel (kiri dan kanan). Atrium berkontraksi dan mengosongkan isinya secara simultan ke
dalam kedua ventrikel yang juga berkontraksi secara serempak. Dinding atrium diperkuat oleh
otot pectinatus yang menyerupai kisi-kisi. Kontraksi dari otot jantung yang dimodifikasi ini
mengosongkan darah dari atrium ke ventrikel. Setiap atrium memiliki apendiks(tambahan)
berbentuk seperti telinga yang dapat dikembangkan (expandable).

Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh selapis tipis sekat muscular yang disebut sekat interatrial.
Sementara, ventrikel kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat interventricular yang memiliki otot
yang tebal.

Katup Atrioventrikular (Katup AV) terletak di antara atrium dan ventrikel dan katup semilunar
terletak pada basis/dasar dari dua pembuluh besar yang meninggalkan jantung (pembuluh aorta
dan arteri pulmonalis). Katup jantung mempertahankan aliran darah searah.
Legokan (Grooved depressions) di permukaan jantung memberikan tanda pembagian ruang
jantung dan juga mengandung pembuluh darah yang mensuplai darah ke dinding otot jantung.
Legokan yang paling terlihat adalah sulkus coroner yang melingkari jantung dan menandai
pembagian atria dan ventrikel. Pembagian ventrikel kiri dan kanan ditandai oleh dua sulkus
interventrikuler (anterior dan posterior).

Bagian jantung dan sirkulasinya

Jantung kanan (atrium dan ventrikel kanan) menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh
tubuh, sementara bagian jantung kiri menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru. Jantung
kanan nantinya akan memompa darah yang miskin oksigen ini ke paru-paru sementara jantung
kiri akan memompakan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.

Atrium kanan

Atrium kanan menerima darah yang kembali dari seluruh tubuh melalui dua pembuluh vena
besar: Vena Cava Superior yang membawa darah balik dari bagian atas tubuh dan Vena Cava
Inferior yang membawa darah kembali dari bagian bawah tubuh. Sinus coroner adalah lubang
tambahan yang ada di atrium kanan yang menerima darah vena yang berasal dari myocardium
jantung.

Ventrikel kanan

Darah dari atrium kanan mengalir melalui katup AV (pada jantung kanan disebut juga katup
tricuspid) mengisi ventrikel kanan. Katup AV kanan memiliki tiga helai daun katup yang disebut
kuspis. Setiap kuspis diikat oleh tali-tali kuat yang disebut chorda tendinae. Chorda tendinae ini
menempel dengan dinding ventrikel oleh muskulus papilaris. Struktur ini mencegah katup
berbalik arah seperti payung ketika tertiup angin kencang, terutama ketika ventrikel
berkontraksi dan tekanan di dalam ventrikel meningkat.

Kontraksi ventricular menyebabkan katup AV kanan menutup dan darah meninggalkan ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonaris dan memasuki kapiler paru melalui arteri pulmonalis kanan
dan kiri. Katup pulmonalis (disebut juga katup pulmonalis semilunar) berada pada basis trunkus
pulmonalis yang fungsinya mencegah aliran balik darah yang diejeksikan ke ventrikel kanan.

Atrium Kiri

Setelah pertukaran gas terjadi dalam kapiler paru, darah yang sudah teroksigenasi
ditrasnportasikan ke atrium kiri melalui dua buah vena pulmonaris kiri dan dua vena pulmonalis
kanan.

Ventrikel Kiri

Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri. Kedua ruangan ini dipisahkan oleh katup AV kiri
yang juga disebut katup bicuspid atau katup mitral. Ketika ventrikel kiri mengalami relaksasi,
katup terbuka dan darah mengalir dari atrium ke ventrikel; ketika ventrikel kiri berkontraksi,
katup akan menutup. Penutupan katup selama kontraksi ventricular mencegah aliran balik darah
ke atrium.

Rute sirkulasi
Rute sirkulasi darah (lihat gambar)

Sirkulasi darah pada prinsipnya dibagi menjadi dua: sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik.
Sirukulasi pulmonal meliputi pembuluh darah yang mentransportasikan darah ke paru-paru
untuk pertukaran gas dan kemudian kembali ke jantung. Sirkulasi pulmonal terdiri dari ventrikel
kanan yang mengejeksikan darah, trunkus pulmonal dengan katup pulmonalisnya, arteri
pulmonalis yang mentransportasikan darah yang miskin oksigen ke paru-paru dan kapiler
pulmonal di setiap paru, vena pulmonalis yang mentransportasikan darah kaya oksigen kembali
ke jantung dan atrium kiri yang menerima darah dari vena pulmonalis. Sirkulasi sistemik
melibatkan semua pembuluh darah di seluruh tubuh yang tidak menjadi bagian dari sirkulasi
pulmonal. Ini meliputi atrium kanan, ventrikel kiri, aorta dan katup aorta, seluruh percabangan
aorta, seluruh kapiler kecuali kapiler paru dan seluruh pembuluh vena kecuali pembuluh vena
pulmonalis. Atrium kaan menerima darah dari seluruh pembuluh vena yang mengembalikan
darah yang miskin oksigen dari vena-vena sistemik.

Sirkulasi koroner

Dinding jantung memiliki pasokan darah sistemik tersendiri untuk memenuhi kebutuhan
vitalnya. Myokardium mendapatkan pasokan darahnya dari arteri coroner kiri dan kanan. Kedua
pembuluh ini berasal dari aorta asenden, tepat di lokasi katup semilunar aorta. Arteri coroner
mengelilingi jantung pada sulkus atrioventricular, depresi di antara atrium dan ventrikel. Dua
buah cabang muncul dari arteri coroner kiri maupun kanan untuk memasok darah ke dinding
atrium dan ventrikel.

Arteri coroner kiri mempercabangkan arteri interventricular anterior yang berjalan di sulkus
interventricular anterior untuk memperdarahi kedua ventrikel, dan arteri sirkumfleksa yang
memasok darah kaya oksigen ke dindidng atrium kiri dan ventrikel kiri.

Arteri coroner kanan mempercabangkan arteri marginal kanan yang memasok darah ke atrium
kanan dan ventrikel kanan dan arteri interventricular posterior yang berjalan pada sulkus
interventricular posterior untuk memperdarahi kedua ventrikel.
Cabang utama arteri coroner kiri dan kanan saling menyatu (anastomosis) di bagian posterior
jantung. Dari kapiler-kapiler di miokardium, darah memasuki vena jantung. Vena-vena jantung
berjalan parallel dengan arteri coroner. Akan tetapi, vena-vena jantung memiliki dinding yang
lebih tipis dan letaknya lebih superfisial dibandingkan arteri. Dua vena jantung utama adalah
vena interventrikuler anterior yang mengembalikan darah dari bagian anterior jantung dan vena
kardiak posterior yang mengembalikan darah dari bagian posterior jantung. Vena-vena ini
kemudian akan menyatu membentuk sinus coroner yang terletak di permukaan posterior
jantung. Darah vena coroner kemudian akan memasuki jantung melalui suatu bukaan di atrium
kanan.

Sistem Konduksi Jantung

Otot jantung memiliki ritmisitas intrinsic yang menyebabkan jantung berdetak dan ini akan
dikonduksikan ke seluruh jantung tanpa adanya stimulasi eksternal. Serat-serat terspesialisasi
yang menghubungkan jaringan otot jantung yang mengkoordinasikan kontraksi jantung ini
menyusun sistem konduksi. Sistem konduksi memungkinkan terjadinya siklus jantung, yaitu
sekumpulan kejadian yang melibatkan pengisian dan pengosongan ruang-ruang jantung.

Sistem konduksi terdiri atas jaringan-jaringan terpsepsialisasi yang menghasilkan dan


mendistribusikan impuls listrik ke seluruh bagian jantung. Komponen sistem konduksi adalah
nodus SinoAtrial (SA node), nodus AtrioVentrikular (AV node), berkas Atrioventrikular (berkas
His) dan serabut Purkinje.

SA node atau pacemaker, terletak di dinding posterior atrium kanan di mana vena cava superior
memasuki jantung. Nodus SA memulai siklus jantung dengan menghasilkan impuls listrik yang
menyebar ke kedua atrium, menyebabkan keduanya berkontraksi secara bersamaan dan
memompa darah ke vntrikel. Kecepatan depolarisasi SA node adalah 70-80 kali per menit.
Impuls dari SA kemudian diteruskan ke AV node yang terletak di bagian inferior septum
interatrial. Dari sini, impuls diteruskan oleh berkas His yang terletak di bagian atas dari septum
interventrikular. Berkas His bercabang menjadi cabang kiri dan kanan yang bersambungan
dengan serabut-serabut Purkinje di dinding ventrikel. Stimulasi serabut-serabut ini
menyebabkan ventrikel berkontraksi secara bersamaan. Kontraksi ventrikel disebut sebagai
sistole. Terjadinya sistole, bersamaan dengan menegangnya serabut elastis dan kontraksi otot
polos di pembuluh darah arteri sistemik, berkontribusi terhadap timbulnya tekanan sistolik di
dalam arteri. Relaksasi ventrikel disebut diastolik

PERSARAFAN JANTUNG

Meskipun jantung memiliki pola kontraksinya sendiri, jantung juga dipersarafi oleh sistem saraf
otonom untuk merespon perubahan kebutuhan fisiologis tubuh. Nodus SA dan AV memiliki
persarafan simpatis maupun parasimpatis. Stimulasi simpatis akan mempercepat detak jantung
dan melebarkan arteri koronaria, yang memampukan jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jantung sendiri dan juga seluruh tubuh. Persarafan parasimpatis memiliki efek yang
berlawanan. Persarafan simpatis melalui serat-serat dari ganglia servikal dan thoraks bagian
atas, sementara persarafan parasimpatis melalui berkas saraf Vagus. Cabang kanan saraf vagus
mempersarafi SA node sementara cabang kirinya mempersarafi AV node.
Pembuluh darah membentuk jaringan tubular tertutup yang memungkinkan darah mengalir dari
jantung ke seluruh sel-sel hidup di tubuh manusia dan kembali ke jantung. Darah meninggalkan
jantung melalui pembuluh yang semakin mengecil, yang disebut arteri, arteriol dan kapiler.
Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopis yang menghubungkan aliran darah arterial dengan
aliran darah vena. Dari kapiler, darah kembali ke jantung melalui pembuluh yang secara
progresif bertambah besar diameternya, yang disebut venula dan vena. Pada lokasi-lokasi
tertentu seperti di leher humerus dan femur, terdapat arteri-arteri yang bergabung membentuk
suatu anastomosi. Susunan arteri semacam ini berfunsi memastikan pasokan darah yang terus
menerus ke struktur-struktur ini.

Dinding arteri dan vena terdiri dari tiga lapisan atau tunika seperti yang ditunjukkan oleh
gambar.

Tunica externa, atau adventitia, adalah lapisan paling luar yang terdiri dari jaringan
penyambung longgar.

Tunica media, adalah lapisan tengah yang terdiri dari otot polos. Tunika media arteri memiliki
serabut elastis yang bervariasi jumlahnya.
Tunica interna, adalah bagian terdalam yang terdiri dari epitel pipih selapis (simple squamous
epithelium) dan serabut elastis yang terdiri dari elastin. Lapisan epitel simpel squamosa ini
disebut endothelium. Lapisan ini melapisi bagian dalam seluruh dinding pembuluh darah.
Kapiler-kapiler hanya terdiri dari lapisan endothelim saja yang disangga oleh membran basalis.

Meskipun arteri dan vena memiliki struktur dasar yang sama, terdapat beberapa perbedaan
penting di antara kedua tipe pembuluh darah ini. Arteri mentranspor darah meninggalkan
jantung dan sebaliknya vena mentranspor darah menuju jantung. Arteri memiliki otot lebih
banyak, proporsional terhadap lebar diameternya dibandingkan dengan vena yang berukuran
sama. Selain itu, jika dipotong melintang, potongan arteri memiliki bentukan lebih bulat
dibandingkan dengan vena. Vena biasanya kempes sebagian saat tidak terisi penuh. Vena juga
dapat melebar ketika menerima lebih banyak darah dan karena itu berfungsi sebagai pembuluh
reservoir (penampung) atau pembuluh kapasitansi. Sebagai tambahan, banyak pembuluh vena
memiliki katup yang sama sekali tidak ada di arteri.

Arteri

Pada tunika media arteri besar, terdapat lapisan serabut elastis yang cukup banyak di antara
otot polos. Sehingga arteri besar akan melebar ketika tekanan darah meningkat pada saat
ventrikel berkontraksi (sistolik); ketika tekanan darah menurun saat relaksasi ventrikel
(diastolik), arteri akan kembali ke ukuran semula (recoil) . Recoil elastis ini membantu
menyebabkan aliran darah yang lebih stabil dan tidak terlalu pulsatil saat memasuki arteri yang
lebih kecil dan arteriol.

Arteri kecil dan arteriol lebih kurang elastis dibandingkandengan arteri besar dan memiliki
lapisan otot polos yang lebih tebal jika dibandingkan dengan proporsi diameter mereka. Tidak
seperti arteri besar yang elastis, diameter arteri-arteri yang lebih kecil tidak berubah banyak
akibat perubahan (kenaikan dan penurunan) tekanan darah selama jantung memompa darah.
Karena arteri kecil dan arteriol memiliki lumen (lubang) yang lebih kecil, mereka memiliki
resistensi yang paling besar terhadap aliran darah dalam sistem arterial.

Arteri muskular kecil yang berdiameter kurang dari 100 micrometer bercabang membentuk
arteriol yang lebih kecil (diameter 20-30 micrometer). Di beberapa jaringan, darah mengalir dari
arteriol memasuki venula secara langsung melalui saluran metarteriol yang membentuk pintasan
vaskuler. Namun di sebagian besar jaringan tubuh, darah dari arteriol akan melewati kapiler
terlebih dulu sebelum masuk ke venula. Kapiler adalah pembuluh darah yang paling kecil
(diameter 7-10 micrometer) dan berfungsi sebagai unit fungsional sistem sirkulasi. Melalui
dinding kapiler inilah pertukaran gas-gas (Oksigen dan Karbondioksida), nutrisi dan sisa-sisa
metabolisme antara darah dan jaringan terjadi.

Kapiler

Sistem arterial bercabang-cabang sangat banyak untuk mengantarkan darah ke lebih dari 40
miliar kapiler di tubuh. Percabangan ini sangat ekstensif sehingga jarang sekali ada sel tubuh
yang berada lebih dari 1 mm dari kapiler terdekat; terlebih lagi, kapiler-kapiler yang berukuran
kecil memiliki total luas permukaan 1000 mil persegi untuk pertukaran zat-zat antara darah dan
cairan interstisial. Meskipun jumlahnya sangat banyak, setiap saat kapiler hanya menampung
250ml darah dari total 5000 ml darah (sebagian besar darah ditampung di vena).

Jumlah darah yang mengalir melalui kapiler bed tertentu ditentukan oleh otot-otot sfingter pre-
kapiler. Otot-otot ini memungkinkan hanya 5-10% kapiler bed yang terbuka pada saat istirahat.
Aliran darah ke organ diatur oleh sfingter-sfingter prekapiler ini dan oleh resistensi pembuluh
arteri dan arteriol di suatu organ terhadap aliran darah.

Tidak seperti pembuluh arteri dan vena, dinding kapiler hanya terdiri dari satu lapisan sel yaitu
epitel squamosal selapis atau endothelium. Kapiler tidak memiliki otot polos maupu lapisan
jaringan penunjang sehingga pertukaran material antara darah dan cairan interstisial dapat
terjadi dengan mudah.

Tipe kapiler

Ada beberapa tipe kapiler dibedakan menurut strukturnya.


Berdasarkan lapisan endotelialnya, kapiler dibagi menjadi kapiler kontinu, kapiler diskontinu dan
kapiler berfenestra.

Kapiler kontinu adalah kapiler dengan sel-sel endotelial yang saling bertautan erat. Kapiler jenis
ini ditemukan di otot, paru-paru, jaringan adiposa (lemak) dan di sistem saraf pusat. Di sistem
saraf pusat, kapiler kontinu tidak memiliki saluran interseluler dan disebut sawar darah otak
(blood brain barrier). Kapiler kontinu di organ-organ lain memiliki saluran interseluler yang
sempit (sekitar 40-45 Ao) yang memungkinkan molekul selain protein melewatinya.

Pemeriksaan dengan mikroskop elektron menemukan adanya vesikel-vesikel pinositotik yang


memungkinkan transpor material intraseluler menembus dinding kapiler. Mekanisme transpor
inilah satu-satunya yang terjadi di sistem saraf pusat, sehingga memungkinkan sawar darah otak
bersifat selektif.

Kapiler berfenestra terdapat di ginjal, kelenjar endokrin dan intestinum (usus). Kapiler ini
memiliki pori interseluler yang lebar (8001,000) yang dilapisi oleh selapis mukoprotein yang
berfungsi sebagai diafragma.

Kapiler diskontinu dapat ditemukan di sumsum tulang, liver (hati) dan limpa. Ruang di antara sel-
sel endotel sangat besar sehingga kapiler ini terlihat seperti rongga-rongga kecil (sinusoid) di
organ.

Vena

Vena adalah pembuluh yang membawa darah dari kapiler kembali ke jantung. Darah diantarkan
oleh pembuluh mikroskopis yang disebut venula menuju pembuluh yang lebih besar yang
nantinya akan mengosongkan isinya ke vena-vena besar. Tekanan rata-rata di pembuluh vena
hanya 2 mmHg, sangat kecil dibandingkan tekanan rata-rata di arteri sebesar 100 mmHg.
Tekanan ini mewakili tekanan hidrostatik darah terhadap pembuluh. Tekanan vena yang rendah
tidak cukup untuk mengembalikan darah ke jantung, terutama pada ekstremitas bawah. Akan
tetapi, vena berada di antara otot-otot rangka yang ketika berkontraksi akan menekan
pembuluh vena sehingga darah di dalamnya akan terpompa ke atas (pompa otot rangka). Aliran
darah dari pembuluh vena di bagian bawah tubuh tidak berbalik arah karena adanya katup-
katup vena. Ketika pompa otot rangka tidak aktif (misalnya pada saat berdiri lama atau tirah
baring lama), darah akan terakumulasi di vena-vena dan menyebabkan pelebaran vena. Ketika
seseorang beraktifitas, darah kembali ke jantung lebih cepat, dan yang tersisa di vena lebih
sedikit.

Tekanan darah

Tekanan darah adalah gaya yang diakibatkan oleh darah terhadap dinding pembuluh yang
dilewatinya. Adanya tekanan ini memungkinkan darah mengalir, terutama di pembuluh arteri
dan arteriol. Di kapiler dan venula, tekanan darah jauh lebih rendah dan tidak terlalu berperan
dalam mengalirkan darah. Di vena, pompa otot rangka dan katup-katup vena merupakan gaya
pendorong utama yang menggerakkan darah kembali ke jantung.

Tekanan darah, frekuensi denyut jantung, frekuensi napas dan suhu tubuh disebut tanda vital.
Tekanan darah arteri dapat diukur dengan alat yang disebut sfigmomanometer. Alat ini terdiri
dari gelang ban karet yang dapat dikembangkan dan fungsinya untuk menekan arteri pada titik
yang akan diukur. Ban karet ini umumnya dipasang di lengan atas dan stetoskop di letakkan di
atas arteri brachialis. Saat darah berpulsasi melewati arteri Brachialis yang ditekan
(dikonstruksikan), tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap arteri tersebut diukur oleh
sfigmomanometer.

Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah sekitar 120/80 mmHg. Tekanan yang
disebutkan duluan mewakili tekanan darah pada saat fase sistolik (120 mmHg) dan yang disebut
belakangan adalah tekanan darah selama fase diastolik. Tekanan diastolik dihasilkan dari
kontraksi otot polos di tunika media arteri. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik
disebut tekanan nadi (pulse pressure) dan rata-rata adalah 40 mmHg.

Beberapa faktor mempengaruhi tekanan darah arterial. Tekanan darah akan menurun pada
pembuluh arteri yang letaknya makin jauh dari jantung. Peningkatan curah jantung akan
meningkatkan tekanan darah. Curah jantung adalah volume darah yang dipompakan oleh
ventrikel jantung selama satu menit. Curah jantung ditentukan oleh besarnya volume sekuncup,
yaitu volume darah setiap kali pemompaan, dan frekuensi denyut jantung. Perubahan diameter
pembuluh darah juga mempengaruhi tekanan darah. Jika pembuluh darah melebar (dilatasi)
maka tekanan darah akan menurun dan sebaliknya jika menyempit (konstriksi) tekanan darah
akan meningkat.

Tekanan darah juga dipengaruhi oleh keadaan umum sistem kardiovaskular. Peningkatan
tekanan darah yang disebut hipertensi dapat membahayakan karena meningkatkan beban kerja
jantung.

Sumber:

Anatomi van der Graaf

You might also like