You are on page 1of 5

[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.

3 Desember 2015] AFIASI

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

Compliance Use of Personal Protective Equipment in Las Workers in Indramayu

Riyan Suprianto, Aman Evendi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra

Abstrak equipment complete tool when doing the work because to


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang keep personal safety at work.
digunakan tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau Keywords: Use of Personal Protective Equipment (PPE),
sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi Accident.
bahaya kecelakaan kerja pada tempat kerja.penggunaan alat
pelindung diri sering dianggap tidak penting ataupun remeh Pendahuluan
oleh para pekerja, terutama pada pekerja yang bekerja pada
sektor informal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Pemakaian alat pelindung diri sering dianggap
mengetahui hubungan tingkat kepatuhan pemakaian alat tidak penting ataupun remeh oleh para pekerja,
pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada pekerja las di terutama pada pekerja yang bekerja pada sektor
Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten informal. Padahal penggunaan alat pelindung diri
indaramayu. Desain penelitian yang digunakan adalah survey (APD) ini sangatlah penting dan berpengaruh
analitik dengan menggunakan metode penelitian cross terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pekerja.
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di Kepatuhan para pekerja dalam penggunaan alat
bengkel las di Desa Singajaya Indramayu. Sampel dalam pelindung diri tergolong masih rendah sehingga
penelitian ini adalah non random sampling berdasarkan
jumlah pekerja di 11 bengkel sebanyak 30 pekerja. Data yang
resiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
diperoleh di uji menggunakan Chi-square (X2). Terdapat membahayakan pekerja dalam bekerja cukup
hubungan sedang antara kepatuhan pemakaian alat besar.1
pelindung diri dengan kecelakaan kerja di Desa Singajaya Angka kecelakaan kerja berdasarkan laporan
Indramayu 2015. Setiap pekerja perlu memakai alat pelindung International Labour Organization (ILO) tahun
diri yang lengkap pada saat melakukan pekerjaan karena 2010, di seluruh dunia terjadi lebih dari 337 juta
untuk menjaga keselamatan diri pada saat bekerja. kecelakaan dalam pekerjaan per tahun. Setiap hari,
Kata Kunci: Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), 6.300 orang meninggal karena kecelakaan kerja
Kecelakaan Kerja. atau penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan.2
Berdasarkan data 5 tahun terakhir pada Kantor
Abstract
Personal Protective Equipment (PPE) is a set of tools used to
Wilayah (Kanwil) IV PT Jaminan Sosial Tenaga
protect the work force all or part of his body against the Kerja (Jamsostek) Jawa Barat-Banten diketahui
possibility of the potential dangers of workplace accidents in bahwa pada tahun 2008 jumlah kasus kecelakaan
the workplace. The use of personal protective equipment is kerja 21.966 atau 60 kasus tiap hari. Tahun 2009
often considered unimportant or trivial by workers, especially jumlah kasus kecelakaan kerja menurun menjadi
in workers who work in the informal sector. The purpose of 19.086 atau 55 kasus tiap hari. Tetapi pada tahun
this study is to determine the relationship of the level of 2010 terjadi peningkatan kembali menjadi 27.865
compliance with the use of personal protective equipment to kasus atau 77 kasus kecelakaan kerja setiap
workers welding work accident Singajaya districts Indramayu. harinya. Tahun 2011 mengalami penurunan jumlah
Design research is analytic survey using cross sectional
angka kecelakaan kerja menjadi 25.648 kasus atau
study. The population in this study are workers in the welding
shop in the village Singajaya Indramayu. The sample in this
71 kasus kecelakan kerja tiap harinya. Tahun 2012
study was non-random sampling based upon the number of jumlah angka kecelakaan kerja semakin menurun
workers in the 11 workshop of 30 workers. Data obtained menjadi 22.172 kasus atau 61 kasus kecelakaan
using the Chi-square test (x2). There is a moderate correlation kerja setiap harinya. Dapat disimpulkan bahwa
between the use of personal protective equipment compliance angka kecelakaan kerja tetap tinggi setiap tahunnya
with workplace accidents in the village Singajaya Indramayu meskipun angka kecelakaan kerja cenderung
2015. Each worker should wear personal protective turun.3

14
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI

Proses pengelasan merupakan proses Singajaya Indramayu di 11 bengkel las yaitu 30


penyambungan dua potong logam dengan pekerja. Sampel adalah objek yang diteliti dan
pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dianggap mewakili seluruh populasi.6 Teknik
dengan atau tanpa tekanan. Selama proses itu pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
berlangsung sering menimbulkan bahaya-bahaya non random sampling yaitu total populasi (total
misalnya terpapar sinar las, debu, asap las, dan sampling) yaitu sebanyak 30 pekerja.
luka bakar. Untuk menghindari hal tersebut salah Analisis data menggunakan analisis univariat
satu upaya pencegahan bahaya industri pengelasan dan bivariat. Menurut Notoatmodjo, menyatakan
yaitu dengan menggunakan APD dikarenakan bahwa analisis bivariat adalah analisis yang
lebih efektif. Akibat yang ditimbulkan dari pekerja digunakan terhadap dua variabel yang diduga
pengelasan yang tidak menggunakan APD antara berhubungan atau berkorelasi.6 Uji statistik Chi-
lain dapat menyebabkan iritasi mata, mata berair, square dengan menggunakan Program Komputer
kulit wajah terkelupas, tangan terbakar, sesak SPSS versi 16.0, Uji statistik yang digunakan
nafas.4 adalah Chi-square (X2) dengan menggunakan =
Kecamatan Indramayu merupakan salah satu 0,05 dan 95%.
kecamatan yang memiliki banyak usaha Hasil uji statistik untuk mengetahui apakah
pengelasan yang tersebar di beberapa tempat. H0ditolak atau diterima. Dengan ketentuan apabila
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh setiap p-value < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada
kantor Desa atau Kelurahan masing-masing, usaha hubungan, jika p > 0,05 H0 diterima, artinya tidak
pengelasan mencapai 57 usaha. ada hubungan yang bermakna antar variabel.
Hasil survey pendahuluan pada pekerja Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar
pengelasan di Desa Singajaya Indramayu, dari 30 variabel bebas dan variabel terikat, maka
pekerja pengelasan semua pekerja tidak memakai digunakan nilai Spearman Correlation.
APD lengkap pada saat melakukan pekerjaanya,
sehingga dapat menyebabkan kecelakaan dan Hasil
penyakit akibat kerja seperti luka bakar, tergores
1. Analisis Univariat
benda tajam, iritasi mata, mata berair dan sesak
nafas. Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 30
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti pekerja yang patuh dalam pemakaian APD
tertarik untuk melakukan penelitian tentang sebanyak 8 orang (26,7%), dan yang kurang patuh
hubungan tingkat kepatuhan pemakaian APD dalam pemakaian alat pelindung diri sebanyak 22
dengan kecelakaan kerja pada pekerja las di Desa orang (73,3%).
Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu Tahun 2015. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan Pemakaian APD
Metode No. Kategori Jumlah Persen
Dalam melasanakan penelitian ini, jenis 1 Patuh 8 26,7%
penelitian yang digunakan adalah survey analitik 2 Kurang Patuh 22 73,3%
dengan menggunakan metode penelitian cross Total 30 100 %
sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dalam kurun
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, waktu 5 tahun terakhir bahwa sebesar 10
atau pengumpulan data sekaligus pada saat responden (33,3%) mengalami kecelakaan rendah
bersamaan (point time approach).5 dan sebanyak 20 responden (66,7%) mengalami
Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni-Juli kecelakaan kerja tinggi.
2015, penelitian ini dilaksanakan di bengkel las di
Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten
Indramayu. Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti.6 Populasi dalam
penelitian ini adalah pekerja di bengkel las Desa

15
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden orang (62,5%) dan pekerja yang memiliki kategori
Berdasarkan Kecelakaan Kerja pada patuh dalam pemakaian APD yang mengalami
Pekerja Las kecelakaan kerja tinggi adalah 3 orang (37,5%),
No. Kategori Jumlah Persen Sedangkan dari pekerja yang memiliki kategori
1 Rendah 10 33,3% kurang patuh dalam pemakaian APD yang
2 Tinggi 20 66,7% mengalami kecelakaan kerja rendah adalah 5 orang
Total 30 100 % (22,7%) dan pekerja yang memiliki kategori
kurang baik yang mengalami kecelakaan kerja
tinggi 17 orang (77,3%). Berdasarkan tabel 3
2. Analisis Bivariat
diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 8 chi square di dapatkan nilai p-value 0,045, karena
pekerja yang memiliki kategori patuh dalam nilai p-value < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya
pemakaian alat pelindung diri yang tidak ada hubungan antara kepatuhan pemakaian alat
mengalami kecelakaan kerja rendah adalah 5 pelindung diri dengan kecelakaan kerja.

Tabel 3. Hubungan Kepatuhan Pemakaian APD dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Las
Kepatuhan Kecelakaan Kerja 95 % CI
P-
No. Pemakaian Jumlah SC RR
Rendah Tinggi Value Lower Upper
APD
5 3 8
1. Patuh
62,5% 37,5% 100%
5 17 22
2. Kurang Patuh 0,045 0,373 2,750 1,075 7,033
22,7% 77,3% 100%
10 20 30
Jumlah
33,3% 66,7% 100%

Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan Pembahasan


dapat dilihat dari nilai Chi square, dari dua
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hasil uji
variabel yaitu kepatuhan pemakaian APD dengan
statistik menggunakan Chi square di dapatkan nilai
kecelakaan kerja, berdasarkan hasil perhitungan
p-value 0,045, karena nilai p-value < 0,05 sehingga
dengan uji statistik Spearman Correlation dengan
Ho ditolak, artinya ada hubungan antara kepatuhan
menggunakan SPSS versi 16.0 didapat nilai SC =
pemakain APD dengan kecelakaan kerja.
0,373, RR = 2,750. Karena p-value = 0,045 < 0,05
Dari hasil penelitian yang dilakukan 73,3%
dan nilai RR = 2,750 dengan nilai 95% CI =
kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD
1,075 7,033, artinya pekerja yang memiliki
termasuk dalam kurang patuh, dilihat dari perilaku
kepatuhan kurang dalam pemakaian APD beresiko
pekerja pada saat melakukan proses pengelasan
beresiko mengalami kecelakaan kerja 2,750 kali
yaitu kurangnya kepatuhan pekerja dalam
dari pada pekerja yang patuh dalam pemakaian
memakai APD pada saat melakukan proses
APD, dengan rentang kepercayaan 1,075 sampai
pengelasan, dan juga pekerja yang memakai alat
7,033. Sedangkan untuk tingkat kekuatan atau
pelindung diri yang tidak seharusnya misalnya
keeratan variabel kepatuhan pemakaian APD
memakai sarung tangan biasa yang bukan
dengan dengan kecelakaan kerja berdasarkan hasil
digunakan untuk pekerjaan mengelas.
perhitungan uji statistik Spearman Correlation
Kepatuhan merupakan ketaatan atau
diperoleh nilai r = 0,373 atau 3,73% terdapat
ketidaktaatan pada perintah, aturan dan disiplin.
hubungan sedang antara kepatuhan pemakaian
Perubahan sikap dan perilaku individu dimuai dari
APD dengan kecelakaan kerja pada pekerja las di
tahap kepatuhan, identifikasi, kemudian,
Desa Singajaya Indramayu tahun 2015.
internalisasi, jadi jika kepatuhan seseorang kurang
maka akan berdampaak buruk bagi dirinya sendiri
dan lingkungan disekitarnya, jika kepatuhan

16
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI

seseorang itu baik maka akan baik pula bagi benda berat terbentur benda keras dan sakit mata
dirinya dan lingkungan.7 karena cahaya las. Dari hasil wawancara yang
Sedangkan menurut Kelman, kepatuhan dimulai dilakukan sebagian besar (66,7%) pekerja las
dari individu mematuhi. Dimulai dari individu mengalami 6-10 gejala kecelakaan kerja.
yang mematuhi anjuran tanpa kerelaan karena Hasil analisis dengan regresi dan korelasi antara
takut hukuman atau sanksi. Tahap identifikasi variabel penggunaan alat pelindung diri dengan
adalah kepatuhan karena merasa diawasi. Jadi kecelakaan kerja di dapatkan koefisien korelasi R
pengukuran kepatuhan melalui identifikasi adalah = 0,421 dan Chi square = 0,177 dengan P-value =
sementara dan kembali tidak patuh lagi bila sudah 0,009 yang dapat di artikan secara biologis terdapat
merasa tidak diawasi lagi. Tahap internalisasi hubungan antara penggunaan alat pelindung diri
adalah tahap individu melakukan sesuatu karena dengan kecelakaan kerja.
memahami makna, mengetahui pentingnya Dari hasil penelitian diperoleh, assembling
tindakan untuk penggunaan APD secara jumlah responden yang tidak lengkap memakai alat
rasional.8 pelindung diri dan mengalami kecelakaan
APD adalah seperangkat alat keselamatan yang sebanyak 32 orang (70,4%) sedangkan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh lengkap memakai alat pelindung diri dan
atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya mengalami kecelakaan kerja sebanyak 13 orang
pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja (29,6%). Sedangkan pada unit composser jumlah
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.9 responden yang tidak lengkap memakai alat
Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja pelindung diri dan mengalami kecelakaan kerja
adalah kecelakaan berhubungan dengan hubugan sebanyak 6 orang (66,7%) sedangkan yang lengkap
kerja pada perusahaan, atau kecelakaan yang memakai alat pelindung diri dan mengalami
terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu kecelakaan kerja sebanyak 3 orang (33,3%). Hasil
melaksanakan pekerjaan.10 yang diperoleh ada hubungan antara pemakaian
Jadi kepatuhan dapat diukur dari individu alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan
yang mematuhi atau mentaati karena telah kerja pada karyawan di unit assembling dan unit
memahami makna suatu ketentuan yang composser.
berlaku. Perubahan sikap dan individu dimulai
dari patuh terhadap aturan/institusi, seringkali Kesimpulan
memperoleh imbalan/janji jika menurut
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
anjuran/pedoman.
yang dilakukan mengenai hubungan kepatuhan
Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang
pemakaian alat pelindung diri dengan kecelakaan
jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak
kerja pada pekerja las dapat disimpulkan sebagai
terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian
berikut:
baik waktu, harta benda atau properti maupun
korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses 1) Pemakaian alat pelidung diri pada pekerja las
kerja industri atau yang berkaitan dengannya.9 di Desa Singajaya Indramayu Tahun 2015
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha sebagian besar masih dalam kategori kurang
teknis pengamanan tempat, peralatan dan patuh.
lingkungan kerja adalah sangat perlu di utamakan. 2) Tingkat kecelakaan kerja pada pekerja las di
Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih Desa Singajaya Indramayu Tahun 2015 sudah
belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga dalam kategori tinggi.
digunakan alat-alat pelindung diri. Alat pelindung 3) Terdapat hubungan sedang antara kepatuhan
haruslah enak dipakai, tidak mengggangu kerja dan pemakaian alat pelindung diri dengan
memberikan perlindungan yang efektif.11 kecelakaan kerja pada pekerja las di Desa
Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui Singajaya Indramayu Tahun 2015.
bahwa 66,7% pekerja las yang termasuk dalam
kategori mengalami kecelakaan kerja karena
mengalami minimal 6-10 kecelakaan kerja, yaitu
kulit melepuh, tersetrum luka bakar, tertimpa

17
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.3 Desember 2015] AFIASI

Saran 11. Sumamur P. K. 2010. Keselamatan Kerja dan


Pencegahan Kecelakaan. CV Haji Massagung:
Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan Jakarta.
kesimpulan diatas adalah :
1) Setiap pekerja perlu memakai alat pelindung
diri yang lengkap pada saat melakukan
pekerjaan karena untuk menjaga keselamatan
diri pada saat bekerja.
2) Perlu ditingkatkan lagi kepatuhan dalam
pemakaian alat pelindung diri supaya dapat
bekerja dengan aman.

Daftar Pustaka
1. Egriana Handayani, E. dkk. 2008. Hubungan
Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri, Umur dan
Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja pada
Pekerja bagian Rustik di PT Borneo Melintang
Buana Exsport Yogyakarta. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
2. International Labour Office (ILO). 1989. Buku
Pedoman Pencegahan Kecelakaan. Pustaka
Binaman Pressindo: Jakarta.
3. Jamsostek. 2012. Kasus Kecelakaan Kerja Tahun
2011. Disnakertrans Provinsi Jawa Barat.
4. Vitriyansyah P., Benny. 2012. Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pekerja Pengelasan
Industri Informal dalam Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) di Jalan Raya Bogor-
Dermaga, Kota Bogor tahun 2011. Depok Skripsi
Program Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia.
5. Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Andi Offset:
Yogyakarta.
6. Notoatmojo, S. 2012. Metodelogi penelitian
kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
7. Suizer, A.B. 1999. Safer Behavior; Fewer Injuries.
www.behavior.org
8. Haderiah. Muslim. 2012. Hubungan Pemakaian
Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian
Kecelakaan di bagian Produksi PT. Katingan
Timber Celebes Kota Makasar. Fakultas Kesehatan
Masyarakat.Universitas Hasanuddin.
9. Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Manajemen dan Implementasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta:
Harapan Press.
10. Sumamur P. K. 2009. Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan. CV Haji Massagung
Jakarta.

18

You might also like