Professional Documents
Culture Documents
NPM : 1206266826
Latar Belakang
Tesco PLC merupakan perusahaan yang bergerak di di bidang bisnis
retail. Tesco PLC berasal dari Inggris yang. Ia juga merupakan perusahaan retail
nomor satu di Britania Raya. Jika diukur menurut besar kecilnya profit, maka
Tesco merupakan perusahaan retail ketiga terbesar di dunia dan jika diukur dari
segi revenue Tasco berada diurutan nomer dua.
Namun, seperti yang kita ketaui bahwa pada tahun 2014, muncul skandal
atas Tesco yang mana Tesco menyatakan bahwa mereka telah melakukan
kesalahan pencatatan pedapatan sebesar 263juta, jumlah ini lebih tinggi dari
jumlah sebelumnya yaitu 250juta. Penyelidikan lebih lanjut menemukan
bahwa masalah yang terjadi di Tesco ternyata tidak hanya itu.
Seperti yang diungkapkan diatas bahwa Tesco telah melakukan salah
pencatatan terhadap pendapatannya, tetapi perlu diketahui bahwa ada beberapa
hal yang terjadi dalam skandal inni. Yang pertama adalaha bahwa Tesco telah
melakukan kesalahan atas pengakuan pendapatan lebih cepat Hal ini terjadi
dikarenakan Tesco ternyata melakukan pengakuan dini atas commercial income
atau uang promosi dari supplier. Rabat (diskon) yang diberikan oleh supplier
juga diakui sebagai bagian dari pendapatan mereka. Selain itu, Tesco juga
melakukan penundaan pengakuan biaya, sehingga profit mereka dapat
meningkat dengan lebih pesat.
Tindakan-tindakan kecurangan tersebut dilakukan oleh Tesco dengan
alasan untuk meningkatkan kondisi keuangan perusahaan di masa depan dan
untuk meningkatkan value dari customers dan shareholders. Tantangan yang
dihadapi perusahaan semakin besar dan persaingan antar industri retail semakin
ketat. Sir Terry Leahy, mantan Chief Executive Tesco menyatakan bahwa Tesco
telah kehilangan reputasinya sebagai retailer dengan harga yang lebih rendah
dibandingkan dengan pesaingnya. Hilangnya reputasi tersebut sangat
berpengaruh bagi Tesco karena sekarang Asda, pesaing Tesco menawarkan
harga rata-rata 6% lebih rendah.
Praktek akuntansi yang tidak sesuai dengan standar ini telah dilakukan
oleh Tesco selama beberapa tahun kebelakang. PwC, yang telah menjadi auditor
Tesco selama 31 tahun, tidak dapat menemukan kejanggalan tersebut dan tidak
bisa memberikan komentar terkait kasus yang terjadi dengan alasan client
confidentiality.
Kaitan Tiga Butir Laporan Audit PwC dengan Audit Investigatif Deloitte
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan
Tesco
Apabila melihat opini wajar tanpa pengecualian dari PwC terhadap
laporan keuangan Tesco, dapat dikatakan bahwa PwC tidak menjalankan
proses audit seperti yang seharusnya. Dimana pengertian proses audit
adalah:
The audit process is a search for evidence to form an opinion, based on a
whole series of conclusions with regard to:
accuracy and dependability of the accounting records;
validity of figures in financial statements;
compliance with legislation and accounting and reporting
standards.
Kemudian, opini dari PwC itu sendiri adalah sebagai berikut:
give a true and fair view of the state of the Groups affairs as at 22
February 2014 and of the Groups profit and cash flows for the 52 weeks
then ended;
have been properly prepared in accordance with International
Financial Reporting Standards (IFRSs) as adopted by the European
Union; and
have been prepared in accordance with the requirements of the
Companies Act 2006 and Article 4 of the IAS Regulation.
PwC menyatakan bahwa laporan keuangan Tesco sudah disajikan
sesuai dengan IFRS yang diadopsi oleh Uni Eropa dan juga telah
disajikan sesuai dengan Companies Act 2006 dan regulasi IAS artikel 4.
Ini yang menjadi dasar audit opinion dari PwC terhadap laporan
keuangan Tesco.
PwC menyebutkan bahwa mereka telah melakukan prosedur audit
sesuai dengan International Standards on Auditing yang diterapkan di
Inggris dan Irlandia. Bukti audit yang berhubungan dengan jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan yang ditemukan cukup untuk
memberikan reasonable assurance bahwa laporan keuangan Tesco bebas
dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh fraud maupun error.
Padahal, dalam audit investigatifnya Deloitte menemukan bahwa
sebesar 263juta commercial income dicatat tidak sesuai dengan aturan
yang berlaku. Jumlah penghasilan yang diakui lebih awal bertentangan
dengan kebijakan accounting Tesco, dan dilakukan dalam periode-periode
sebelumnya.
Pengakuan laba lebih awal semakin lama semakin besar. Sekitar
70juta overstatement berkenaan dengan tahun buku 2013/2014,
sedangkan 75juta sebelum 2013/2014. Sisanya, 118juta, berkenaan
dengan semester pertama 2014/2015.
Oleh karena itu, seharusnya PwC memberikan opini tidak wajar
terhadap laporan keuangan Tesco, karena praktik akuntansinya tidak
memenuhi standar yang seharusnya.
Sumber:
http://www.bbc.com/news/business-29716885
http://www.bbc.com/news/business-29364273
http://www.bbc.com/news/business-30881267