You are on page 1of 10

KALORIMETER SURYA

I. Tujuan Eksperimen

Tujuan eksperimen ini adalah mengukur intensitas radiasi sinar matahari


langsung. Pengukuran ini menggunakan kalorimeter surya sederhana.

II. Alat dan Bahan

2.1 Koil/logam

2.2 Isolator

2.3 2 buah Termometer

2.4 Kotak Pelindung

2.5 Lampu

2.6 Stopwacth

III. Teori

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter


umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter surya
digunakan untuk menentukan intensitas radiasi surya.

Hubungan antara kalor dengan energi listrik:

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk
kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik
dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat
berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang
hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah
energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu
tempat ke tempat lain disebut kalor.Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap
atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri.
Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat
ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan
dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik,
yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada
air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.

Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:


Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
dimana, m1= massa air panas, m2= massa air dingin, c = kalor jenis air, C =
kapasitas kalorimeter, Tp = suhu air panas, Tc = suhu air campuran, Td = suhu air
dingin
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam
suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan
jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan
tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar.
Sedangkan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal
sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada
suhu nol mutlak menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi
meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat
(c) dan perubahan suhu (T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
Q = m.c.T
Dimana, Q= jumlah kalor (Joule), m= massa zat (gram), T= perubahan suhu
(takhir-tawal), C= kalor jenis
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia
atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata
kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri
tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang
memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme
perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavoisier (1780)
menyatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen
dengan menggunakan regresi acak. Hal ini membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk
dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter
untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka
temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan
berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang disebut dengan
panas dan kalorimetri mengukur perubahan suatu tersebut. Bersamaan dengan
kapasitas dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki
suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat
tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti
perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan
sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan
dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1
gram air sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis
Q=m.c. T, satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg -
1o
C-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter
termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang
lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat
sehingga bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
IV. Langkah Eksperimen

Eksperimen dilakukan didalam ruangan dan menggunakan suhu lampu.

4.1 Letakkan kalorimeter tepat dibawah lampu pijar, sehingga sinar masuk
kedalam kalorimeter.

4.2 Ukur jarak dari filamen sampai kepermukaan logam.

4.3 Sediakan alat pencatat waktu untuk mencatat selang waktu


pengukuran.

4.4 Masukkan termometer kedalam kalorimeter lalu sumbat dengan


gabus/karet sehingga termometer tidak jatuh/terlepas.

4.5 Catat suhu logam, suhu ruangan, lalu hidupkan lampu dan dianggap
sebagai awal waktu mula-mula.

4.6 Lalu ulangi pencatatan suhu logam dan suhu ruangan setiap 10 menit
sekali, ulangi sampai 5 kali.

4.7 Tepat pada saat pengukuran terakhir, matikan lampu lalu catat
penurunan suhu logam dan suhu ruangan setiap 10 menit selai sampai
5 kali pengamatan.
V. Data dan Perhitungan

5.1 Kenaikan Suhu

Massa logam (m) = 300 gram = 0,3 kg

Diameter logam = 5,3 cm

Jarak (h) = 13 cm

C = 380 J/kg.K

No Jam Pengamatan Tl Ts Q I
1 10.05 34 27
2 10.15 36,5 27
3 10.25 36,7 27
4 10.35 38 27
5 10.45 41 27

5.2 Penurunan Suhu

No Jam Pengamatan Tl Ts Q I
1 10.45 41 27
2 10.55 40,9 27
3 11.05 40,5 27
4 11.15 40 27
5 11.25 39,8 27
VI. Hasil dan Pembahasan
VII. Tugas Tambahan

1. Apa yang di maksud dengan :

Kalor Jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang di butuhkan untuk
menaikan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat.

Kapasitas Panas (C) adalah besaran terukur yang


menggambarkan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu suatu zat atau benda sebesar jumlah
tertentu.

Konduktivitas adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat


menghantarkan listrik.

Emisivitas adalah rasio energi yang diradiasikan oleh material tertentu


dengan energi yang dihasilkan oleh benda hitam pada temperatur yang
sama, ukuran dari kemampuan suatu benda untuk meradiasikan energi
yang di serapnya.

Intensitas adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang di


pancarkan oleh suatu sumber cahaya.
VIII. Kesimpulan
IX. Daftar Pustaka

You might also like