Professional Documents
Culture Documents
Desulfurisasi : 100
Saturasi Olefin : 80
Denitrifikasi : 20
Panas reaksi dalam kilojoule per kg umpan per meter kubik hidrogen yang
dikonsumsi untuk masing-masing reaksi :
Desulfurisasi : 8.1
Saturasi Olefin : 40.6
Denitrifikasi : 0.8
Pemilihan tipe katalis bergantung pada aplikasi dan aktivitas / selektivitas yang
diinginkan.
Untuk unit naphtha hydrotreater, karena heavy naphtha produk naphtha hydrotreater
akan digunakan sebagai umpan unit platforming maka batasan maksimum kandungan
sulfur dalam produk heavy naphtha adalah 0,5 ppm, agar tidak meracuni katalis
platforming yang sangat sensitive terhadap impurities. Sedangkan untuk unit
distillate/diesel hydrotreater,kandungan sulfur outlet reactor dapat dijaga sesuai
keinginan kita (spesifikasi produk diesel Indonesia saat ini masih 500 ppm sulfur,
sedangkan spesifikasi diesel di negara maju sudah ada yang mencapai maksimum 30
ppm atau bahkan maksimum 10 ppm sulfur). Untuk mengatur kandungan sulfur
dalam produk dapat dilakukan dengan mengatur temperature reactor (naiknya
temperatur reactor akan mengurangi kandungan sulfur dalam produk).
Biasanya kandungan nitrogen dalam umpan lebih sedikit daripada kandungan sulfur
dalam umpan. Namun, reaksi penghilangan nitrogen jauh lebih sulit daripada reaksi
penghilangan sulfur, yaitu kurang lebih 5 kali lebih sulit. Untuk unit naphtha
hydrotreater, karena heavy naphtha produk naphtha hydrotreater akan digunakan
sebagai umpan unit platforming maka batasan maksimum kandungan sulfur dalam
produk heavy naphtha adalah 0,5 ppm, agar tidak meracuni katalis platforming yang
sangat sensitive terhadap impurities. Nitrogen yang masuk ke unit platforming akan
menyebabkan endapan ammonium chloride di sirkuit recycle gas atau di system
overhead stabilizer.
Reaksi penghilangan senyawa halida yang umum terjadi adalah sebagai berikut :
Sebagian besar impurities metal terjadi pada level part per billion (ppb) di dalam
naphtha. Biasanya katalis naphtha hydrotreater atau distillate hydrotreater mampu
menghilangkan senyawa metal ini pada konsentrasi yang cukup tinggi, yaitu hingga 5
ppmwt atau lebih, dengan basis intermittent pada kondisi normal operasi. Impurities
metal ini tetap berada di dalam katalis hydrotreater dan dianggap sebagai racun katalis
permanent karena meracuni katalis secara permanen, tidak dapat dihilangkan dengan
cara regenerasi katalis. Beberapa logam yang sering terdeteksi dalam spent catalyst
hydrotreater adalah arsenic, iron, calcium, magnesium, phosphorous, lead (timbal),
silicon, copper, dan sodium.
Iron biasanya ditemukan terkonsentrasi pada bagian atas catalyst bed sebagai iron
sulfide. Sedangkan arsenic walaupun jarang ditemukan lebih dari 1 ppbwt pada
straight run naphtha, namun sangat penting diperhatikan karena merupakan potensi
racun katalis platformer (yang berupa logam platina). Lead yang terkandug dalam
spent catalyst hydrotreater beberasal dari kontaminasi fasilitas tangki oleh leaded
gasoline atau dari reprocessing leaded gasoline di crude distillation unit. Sodium,
calcium, dan magnesium biasanya berasal dari adanya kontak umpan dengan salt
water (misalnya terkontaminasi oleh ballast water) atau additives.
Penghilangan metal dapat dilakukan di atas temperatur 315 oC hingga metal loading
sekitar 2-3% berat total katalis. Dengan metal loading diatas 3%, katalis akan
mendekti tingkat penjenuhan yang setimbang, sehingga memungkinkan terjadinya
metal breakthrough (metal dalam umpan tidak dapat lagi dihilangkan dan terikut ke
downstream process). Reaksi penghilangan metal terjadi dengan mekanisme sebagai
berikut :
Reaktor yang ada pada Distillate/Diesel hydrotreater juga seperti pada naphtha
hydrotreater.
Catalyst unloading dilakukan dengan memasang canvas sock pada unloading spout
yang menjulur masuk ke dalam drum penampung spent catalyst. Setelah siap, maka
sliding gate pada unloading spout dapat dibuka untuk mengeluarkan katalis dari
dalam reactor.
Catalyst skimming adalah mengambil sejumlah katalis bagian atas yang banyak
mengandung impurities/coke. Proses catalyst skimming biasanya dilakukan untuk
katalis yang performance-nya masih bagus tetapi menghadapi masalah pressure drop
yang tinggi. Pelaksanaan catalyst skimming harus dilakukan secara inert dengan
menggunakan nitrogen untuk mencegah terjadinya flash akibat adanya senyawa pirit
akibat katalis berkontak dengan udara. Pengambilan katalis dilakukan oleh pekerja
yang masuk ke dalam reactor menggunakan breathing apparatus. Pelaksanaan catalyst
skimming harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti kenaikan temperature bed reactor akibat kurangnya supply
nitrogen, atau terputusnya supply oksigen ke breathing apparatus yang akan
mengakibatkan pekerja tidak sadarkan diri. Berdasarkan pengalaman, katalis yang di-
skimming biasanya seluruh inert catalyst, seluruh graded catalyst, dan 50 cm layer
hydrocracking catalyst (tergantung banyaknya kotoran yang ada pada permukaan
katalis).
Kinerja katalis dapat diketahui atau diukur dengan beberapa parameter sebagai berikut
:
Deaktivasi katalis atau penurunan aktivitas katalis dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu :
Reaksi hydrotreating akan mengubah senyawa nitrogen organic yang ada dalam
umpan menjadi ammonia. Jika kandungan ammonia dalam recycle gas tinggi, maka
ammonia akan berebut tempat dengan umpan untuk mengisi active site katalis. Jika
active site katalis tertutup oleh ammonia maka aktivitas katalis akan langsung
menurun. Untuk menghindari terjadinya akumulasi ammonia pada permukaan katalis,
diinjeksikan wash water pada effluent reactor, sehingga ammonia akan larut dalam air
dan tidak menjadi impurities bagi recycle gas. Ammonia bersifat racun sementara bagi
katalis. Jika injeksi wash water dihentikan atau kurang maka akan terjadi akumulasi
ammonia pada permukaan katalis, namun setelah injeksi wash water dijalankan
kembali maka akumulasi ammonia pada permukaan katalis akan langsung hilang.
Coke
Keracunan logam
Pada proses penghilangan logam dari umpan, senyawa logam organic terdekomposisi
dan menempel pada permukaan katalis. Jenis logam yang biasanya menjadi racun
katalis hydrocracker adalah nikel, vanadium, ferro,natrium, kalsium, magnesium,
silica, arsenic, timbal, dan phospor. Keracunan katalis oleh logam bersifat permanent
dan tidak dapat hilang dengan cara regenerasi. Keracunan logam dapat dicegah
dengan membatasi kandungan logam dalam umpan. Best practice batasan maksimum
kandungan logam yang terkandung dalam umpan hydrotreater adalah 1,5 ppmwt
untuk nikel dan vanadium, 2 ppmwt untuk ferro dan logam lain, serta 0,5 ppmwt
untuk natrium.
Severity operasi
Severity operasi yang melebihi disain akan menyebabkan laju pembentukan coke
meningkat, sehingga akan meningkatkan laju deaktivasi katalis.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka katalis akan mengalami deaktivasi karena
alasan-alasan seperti yang telah disebutkan di atas. Untuk mengembalikan keaktifan
katalis, maka dapat dilakukan regenerasi katalis. Regenerasi katalis yaitu proses
penghilangan karbon, nitrogen, dan sulfur dari permukaan katalis dengan cara
pembakaran. Regenerasi katalis dapat dilakukan secara in-situ (dilakukan di dalam
hydrotreating plant) atau secara ex-situ (dilakukan diluar hydrotreating plant oleh
vendor regenerasi katalis).Namun, sudah sejak lama regenerasi katalis untuk katalis-
katalis hydrotreater tidak dilakukan karena tidak menguntungkan.
Sedangkan umpan distillate/diesel hydrotreater adalah straight run diesel atau cracked
diesel. Jika mengolah cracked diesel, maka perlu diketahui batasan maksimumnya
karena cracked diesel membawa cracked material/olefin yang akan mempengaruhi
operasi hydrotreater. Selain itu cracked diesel sangat mungkin mengandung nitrogen
yang tinggi. Kandungan nitrogen yang tinggi akan mempengaruhi tingkat color
stability produk diesel. Produk unit hydrotreating dapat berupa hydrotreated heavy
naphtha atau hydrotreated diesel.
Tekanan setinggi ini juga dibutuhkan untuk menghilangkan semua organic halides.
Pemilihan tekanan operasi dipengaruhi oleh tingkat hydrogen to feed ratio disain,
karena kedua parameter ini menentukan tekanan partial hydrogen dalam reactor.
Hydrogen partial pressure dapat ditingkatkan dengan meningkatkan ratio gas to feed
pada inlet reactor.
Berbeda dengan tekanan reactor yang tidak bisa dimainkan, temperature reactor
dapat dimainkan tergantung kebutuhan kandungan sulfur dan nitrogen yang
diinginkan pada produk keluar reactor (untuk naphtha hydrotreater biasanya
maksimum sulfur dan nitrogen adalah 0,5 ppmwt). Reaksi desulfurisasi mulai terjadi
pada temperature 230 oC dengan kecepatan reaksi yang meningkat dengan makin
tingginya temperature. Namun di atas temperature 340 oC, pengaruh temperature
terhadap reaksi penghilangan sulfur sangat kecil.
Penghilangan senyawa chloride dengan konsentrasi rendah (<10 wtppm) akan terjadi
pada temperature yang sama dengan penghilangan senyawa sulfur. Penjenuhan olefin
juga seperti penghilangan senyawa chloride dan sulfur,semakin tinggi temperature
maka reaksi penjenuhan olefin semakin cepat. Namun biasanya penjenuhan olefin
membutuhkan temperature yang jauh lebih tinggi. Karena reaksi penjenuhan olefin
sangat eksotermis maka kandungan olefin pada feed harus dimonitor dan jika
mungkin dibatasi agar reactor peak temperature tetap dalam acceptable temperature
range dan tidak terjadi temperature excursion/runaway.
Reaksi penghilangan logam memerlukan temperature minimum 315 oC. Oleh karena
itu temperature minimum ini yang direkomendasikan, karena :
Pada temperature dibawah 315 oC, kecepatan reaksi penghilangan
contaminant sangat rendah.
Temperatur harus dijaga cukup tinggi untuk menjamin agar combined feed
(recycle gas plus naphtha) ke charge heater semuanya berbentuk uap.
Temperatur operasi reactor bervariasi tergantung jenis feed, yaitu antara 285 oC s/d
385 oC. cracked feed akan memerlukan temperature yang lebih tinggi karena biasanya
mengandung sulfur, nitrogen, dan olefin yang lebih tinggi. Reaktor delta T untuk
reaksi hydrotreater biasanya antara 10 s/d 55 oC.
Jika kandungan sulfur, nitrogen, dan olefin dalam produk keluar reactor meningkat,
maka temperature reactor dapat dinaikkan sebagai kompensasi untuk
mempertahankan tingkat kandungan sulfur, nitrogen, dan olefin dalam produk keluar
reactor. Jika kenaikan temperature tidak dapat meningkatkan kualitas produk atau
kenaikan temperature sudah tidak mungkin karena keterbatasan disain mechanical
reactor (biasanya didisain hingga 400 oC), maka diperlukan catalyst regeneration atau
penggantian katalis. Saat ini pelaksanaan catalyst regeneration sudah jarang dilakukan
untuk katalis-katalis hydrotreater karena tidak ekonomis.
Peningkatan laju alir recycle gas akan meningkatkan rasio H2/HC. Pengaruh
perubahan H2/HC sama dengan pengaruh tekanan parsial hidrogen terhadap severity
reaksi. Variabel yang dikendalikan untuk menjaga H2/HC adalah laju recycle gas,
hydrogen purity dalam recycle gas, dan laju umpan.
Jumlah katalis yang dibutuhkan untuk tiap satuan umpan akan tergantung pada feed
properties, kondisi operasi, dan kualitas produk yang diperlukan. Liquid Hourly Space
Velocity (LHSV) didefinisikan sebagai (feed, m 3/jam)/(volume katalis, m3), sehingga
satuan LHSV adalah 1/jam.
Kenaikan feed rate dengan volume katalis yang tetap akan menaikkan nilai LHSV.
Untuk memperoleh tingkat konversi reaksi yang sama, maka sebagai kompensasinya
maka temperature reaksi (temperature inlet reactor) harus dinaikkan. Namun kenaikan
temperature catalyst akan menyebabkan peningkatan kecepatan pembentukan coke
pada permukaan katalis sehingga akan mengurangi umur katalis. Jika LHSV berubah,
maka inlet temperature reactor naphtha hydrotreater dapat diatur dengan persamaan
sebagai berikut :
Persamaan diatas dengan asumsi LHSV 4 s/d 12 dan temperature reaktor antara 285
s/d 385 oC.
Adanya ammonia dalam recycle gas walaupun dalam jumlah sangat kecil (biasanya
sekitar 200-400 ppm tergantung dari jenis umpannya) akan sangat mengganggu
aktivitas katalis karena ammonia akan mengisi active site katalis.
Best practice jumlah injeksi wash water yang direkomendasikan biasanya antara 3 s/d
8% volume on feed hydrotreater. Atau untuk implementasi yang lebih akurat adalah
dengan melihat kandungan NH4HS yang terlarut dalam sour water di high pressure
separator. Kandungan NH4HS dalam sour water diusahakan sekitar 8%wt (di bawah
8%wt pelarutan oleh wash water dianggap kurang efektif sehingga injeksi wash water
harus ditambah dan di atas 8%wt akan menyebabkan sour water yang dialirkan ke
unit sour water stripper menjadi korosif sehingga injeksi wash water harus dikurangi.
Injeksi wash water biasanya dilakukan pada inlet fin fan cooler upstream high
pressure separator. Temperature wash water tidak boleh terlalu tinggi. Best practice-
nya, temperature wash water harus cukup rendah sehingga minimal 20% dari injeksi
wash water masih tetap berbentuk cair pada outlet fin fan cooler (inlet high pressure
separator).
1. Akumulasi coke pada active site katalis. Pada operasi normal, tingkat
carbon hingga 5 %wt masih dapat ditoleransi tanpa mengurangi kecepatan
reaksi desulfurisasi, namun kemampuan penghilangan nitrogen akan
berkurang.
2. Kombinasi kimiawi dari contaminant yang berasal dari feed dengan
komponen katalis.Penurunan aktivitas katalis permanent yang
membutuhkan penggantian katalis biasanya disebabkan oleh akumulasi
inorganic species (terutama logam) yang diambil dari feed, makeup
hydrogen, atau effluent wash water. Contoh dari contaminant ini adalah
arsenic, lead (timbale), calcium, sodium, silicon, dan phosphorous.
Konsentrasi yang sangat rendah dari contamininat ini, ppm atau ppb
(seperti dijelaskan pada point II.1.6.) akan menyebabkan deaktivasi katalis.
Jika katalis deaktivasi terjadi akibat akumulasi endapan pada bagian atas
bed catalyst, maka untuk men-troubleshoot-nya cukup dengan melakukan
catalyst skimming (seperti dijelaskan pada point II.5). Dissolved oxygen,
meskipun bukan merupakan racun katalis, seharusnya dihilangkan dari
feed, karena jika oxygen terlarut dalam umpan, terutama dengan
kehadiran olefin, akan terjadi fouling pada peralatan, terutama pada feed-
effluent heat exchanger atau bahkan pada permukaan katalis bagian atas
reactor. Dissolved oxygen dalam feed sangat mungkin terjadi terutama
jika feed tidak diambil langsung dari unit (bukan straight run naphtha)
melainkan diambil dari tangki penyimpan yang tidak mempunyai
gas/nitrogen blanketing.
VI. Troubleshooting
VII. Istilah-istilah