You are on page 1of 24

Penyerahan Sementara Pekerjaan (Provisional Hand Over),

Penyusunan Program Pemeliharaan (Maintenance Program),


Penyerahan Akhir Pekerjaan (Final Hand Over)

1. RUANG LINGKUP

Penyerahan proyek selesai dari kontraktor kepada direksi pekerjaan diatur sesuai
dengan tata cara meliputi persyaratan dan prosedur yang diatur dalam dokumen
kontrak.

Kontraktor dapat mengajukan permohonan serah terima pekerjaan setelah


pekerjaan selesai 100% untuk penyerahan pertama pekerjaan (provisional hand
over/PHO). Hasil pekerjaan akan diperiksa oleh panitia penerima pekerjaan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat permintaan dari
kontraktor. Apabila terdapat kekurangan dan atau cacat hasil pekerjaan,
kontraktor wajib menyelesaikan/memperbaiki yang akan diperiksa kembali oleh
panitia penerima pekerjaan dan apabila sudah memenuhi ketentuan dokumen
kontrak, maka dibuatkan berita acara penyerahan pertama pekerjaan.

Setelah penyerahan pertama pekerjaan, direksi pekerjaan akan membayar 100%


dari nilai kontrak dan kontraktor harus menyerahkan jaminan pelaksanaan
sebesar 5% dari nilai kontrak dan kontraktor wajib memelihara hasil pekerjaan
selama masa pemeliharaan (maintenance program) sehingga kondisi hasil
pekerjaan tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan sampai
dengan saat dilakukan pemeriksaan penyerahan akhir pekerjaan (final hand
over/FHO).

Setelah diterimanya penyerahan akhir pekerjaan oleh direksi pekerjaan,


kontraktor berhak menerima pembayaran kembali jaminan pemeliharaan dan
jaminan pelaksanaan.

Selanjutnya kontraktor wajib menyerahkan pedoman pengoperasian dan


pemeliharaan kepada direksi pekerjaan dan apbila kontraktor tidak dapat
melaksanakannya, maka direksi pekerjaan dapat memperhitungkan pembayaran
kepada kontraktor sesuai ketentuan dokumen kontrak.

2. ACUAN

a) Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

b) Undang Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

5- 1
c) Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

d) Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

f) Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985 tentang Jalan;

g) Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran


Masyarakat Jasa Konstruksi;

h) Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa


Konstruksi;

i) Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan


Pembinaan Jasa Konstruksi;

j) Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan


Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

k) Keputusan Menteri Kimpraswil No. 369/KPTS/M/2001 Pedoman Pemberian


Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional;

l) Keputusan Menteri Kimpraswil No. 339/KPTS/M/2003 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah;

m) Keputusan Menteri Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004 tentang Standar Dan


Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;

n) Keputusan Menteri Kimpraswil No. 362/KPTS/M/2004 tentang Sistem


Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah;

o) Surat Edaran Menteri Kimpraswil No. 02/SE/M/2001 tentang Tata Cara


Penilaian Hasil Evaluasi serta Sanggahan dalam Pengadaan Barang dan
Jasa diatas Lima Puluh Milyar rupiah;

p) Surat Edaran Menteri Kimpraswil No.IK0106-Mn/66 Sertifikasi Badan Usaha


Jasa Konstruksi Dalam Rangka Pengadaan yang dilaksanakan Instansi
Pemerintah Tahun Anggaran 2002.

3. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1
arbiter

5- 2
orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan penyedia jasa, atau
ditunjuk oleh pengadilan negeri, atau ditunjuk oleh lembaga arbitrase, untuk
memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan
penyelesaiannya melalui arbitrase
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.2
berita acara penyerahan akhir (defect liability certificate)
berita acara yang dikeluarkan oleh Direksi Perkerjaan setelah cacat mutu tersebut
diperbaiki oleh kontraktor

3.3
cacat mutu
bagian pekerjaan yang dikerjakan tidak mengikuti ketentuan dan spesifikasi yang
terdapat di Dokumen Kontrak

3.4
daftar kuantitas pekerjaan
daftar kuantitas yang telah diisi harganya yang merupakan bagian dari
penawaran

3.5
daftar kuantitas dan harga
daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya
yang merupakan bagian dari penawaran
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.6
direksi pekerjaan
pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk
mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya
direksi pekerjaan dijabat oleh pengguna jasa, namun dapat dijabat oleh orang lain
yang ditunjuk oleh pengguna jasa
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.7
dokumen kontrak
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa
dan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, yang
terdiri dari:
a) Surat perjanjian;
b) Surat penunjukan penyedia jasa;
c) Surat penawaran;
d) Adendum dokumen lelang (bila ada);
e) Syarat-syarat khusus kontrak;
f) Syarat-syarat umum kontrak;
g) Spesifikasi teknis;
h) Gambar-gambar;
i) Daftar kuantitas dan harga;

5- 3
j) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak.
[Kepmen Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004]

3.8
dokumen kualifikasi
dokumen yang disiapkan oleh panitia pengadaan dan ditetapkan oleh pengguna
jasa sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian data
kualifikasi oleh penyedia jasa
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004}

3.9
forum jasa konstruksi
sarana komunikasi dan konsultasi antara masyarakat jasa konstruksi dan
Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah jasa konstruksi
nasional yang bersifat nasional, independen, dan mandiri
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]

3.10
gambar kerja
gambar mencakup perhitungannya dan keterangan lain yang disediakan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan

3.11
harga kontrak
harga yang tercantum dalam Surat Penunjukan Penyedia Jasa yang selanjutnya
disesuaikan menurut ketentuan kontrak
[Kepmen Kimpraswil No.257KPTS/M/2004]

3.12
harga kontrak awal
harga kontrak yang tercantum dalam Surat Penunjukan Pemenang Lelang

3.13
hari
hari kalender; bulan adalah bulan kalender
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.14
jalan
prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi
lalu lintas
[Undang-Undang No. 38 Tahun 2004]

3.15
jasa konstruksi
layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan
pekerjaan konstruksi

5- 4
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]

3.16
jasa konsultansi
layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa
perencanaan dan pengawasan konstruksi, dalam rangka mencapai sasaran
tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara
sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa
[Kepmen Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004]

3.17
jasa pemborongan
layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang perencanaan teknis dan
spesifikasinya ditetapkan pengguna jasa dan proses serta pelaksanaannya
diawasi oleh pengguna jasa atau pengawas konstruksi yang ditugasi
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004}

3.18
kegagalan bangunan
keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada
pengguna jasa menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak,
dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.19
kemitraan
kerjasama usaha antara penyedia barang/jasa dalam negeri maupun dengan luar
negeri yang masing- masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas, berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam
perjanjian tertulis
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

3.20
kepala kantor / satuan kerja
pejabat struktural yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa
pelaksanaan konstruksi yang dibiayai dari dana anggaran belanja rutin APBN
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.21
klasifikasi
bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa
konstruksi menurut bidang dan subbidang pekerjaan atau penggolongan profesi
keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi
menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian
dan atau keahlian tertentu
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

5- 5
3.22
kontrak
perikatan hukum antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan
pengadaan jasa
[Kepmen Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004]

3.23
kontrak kerja konstruksi
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa
dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]

3.24
kontraktor
orang atau badan usaha yang penawarannya untuk melaksanakan pekerjaan telah
diterima oleh pemilik

3.25
kualifikasi
bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa
konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha, atau
penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di
bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan
profesi dan keahlian
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.26
lapangan
tempat yang disebutkan sedemikian di dalam Data Kontrak konstruksi

3.27
laporan investigasi lapangan
data dalam dokumen lelang yang memberikan gambaran nyata tentang kondisi
permukaan dan bawah permukaan tanah di lapangan

3.28
lembaga
organisasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi, yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan
jasa konstruksi nasional
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

3.29
manajemen konstruksi
pengelolaan perencanaan (rencana kerja), pelaksanaan, pengendalian dan
koordinasi suatu proyek dari awal pelaksanaan pekerjaan sampai selesainya
proyek secara efektif dan efisien, untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan
tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu
[Ervianto, 2003]

5- 6
3.30
manajemen proyek pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan
tata cara dan/atau pengelolaan perencanaan (rencana kerja), pelaksanaan,
pengendalian dan koordinasi suatu proyek pelaksanaan konstruksi jalan dan
jembatan berdasarkan persyaratan teknik dan administrasi dari awal
pelaksanaan sampai dengan selesainya masa kontrak kerja konstruksi secara
efektif dan efisien, untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat mutu, tepat
waktu, dan tepat biaya

3.31
mediator
orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan penyedia jasa untuk
menyelesaikan perselisihan pada kesempatan pertama
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.32
menteri
menteri yang bertanggung jawab dalam bidang konstruksi
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

3.33
pakta integritas
surat pernyataan yang ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia
pengadaan/pejabat pengadaan/ penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk
mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa

3.34
panitia pengadaan
panitia yang diangkat oleh pengguna jasa untuk melaksanakan penilaian
kualifikasi
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.35
pejabat pengadaan
personil yang diangkat oleh pengguna barang/jasa untuk melaksanakan
pemilihan penyedia barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

3.36
pejabat yang disamakan
pejabat yang diangkat oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Tentara
Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Republik Indonesia (Polri)/pemerintah
daerah/Bank Indonesia (BI)/Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari APBN/APBD
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

5- 7
3.37
pekerjaan
hal-hal yang ditentukan dalam kontrak yang mengharuskan kontraktor untuk
melaksanakan, memasang dan menyerahkannya kepada pemilik, sebagaimana
disebutkan dalam Data Kontrak

3.38
pekerjaan harian
pemakaian berbagai jenis pekerjaan yang pembayarannya berdasarkan waktu
atas pemakaian peralatan (equipment) dan tenaga kerja kontraktor, di samping
pembayaran untuk bahan dan peralatan instalasi (plant) yang berkaitan

3.39
pekerjaan kompleks
pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai resiko tinggi
dan/atau menggunakan peralatan didesain khusus dan/atau bernilai di atas Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

3.40
pekerjaan konstruksi
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]

3.41
pekerjaan sementara
pekerjaan yang dirancang, dibangun, dipasang, dan dibongkar oleh kontraktor,
yang diperlukan untuk pelaksanaan atau pemasangan dalam pekerjaan

3.42
pelaksana konstruksi
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan
menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]

3.43
pemilihan penyedia barang/jasa
kegiatan untuk menetapkan penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

5- 8
3.44
pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek
pejabat yang diangkat oleh Menteri/Gubernur/pejabat yang diberi kuasa, yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi
yang dibiayai dari anggaran belanja pembangunan APBN
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.45
pengadaan barang/jasa pemerintah
kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang
dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa
[Keppres No. 80 Tahun 2003]

3.46
pengawas konstruksi
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang pengawasan jasa

3.47
pengguna jasa
kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek yang
ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi di lingkungan unit kerja/proyek tertentu
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.48
penyedia jasa
penyedia jasa badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa
pelaksanaan konstruksi
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.49
peralatan (equipment)
mesin-mesin dan kendaraan kontraktor yang dibawa sementara ke lapangan untuk
melaksanakan pekerjaan

3.50
peralatan instalasi (plant)
setiap bagian integral dari pekerjaan yang harus mempunyai fungsi mekanis,
elektris, kimiawi atau biologis

3.51
perencana konstruksi
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan
pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]

5- 9
3.52
periode pemeliharaan (defect liability period)
periode yang ditentukan dalam Data Kontrak dan dihitung dari tanggal
penyelesaian pekerjaan

3.53
peristiwa kompensasi
yang didefinisikan dalam penjelasan sebagai berikut:

a) Pemilik tidak menyerahkan sebagian lapangan kepada kontraktor pada tanggal


penyerahan lapangan yang disebutkan dalam Data Kontrak;

b) pemilik mengubah jadwal kontraktor lainnya sedemikian hingga mempengaruhi


pekerjaan kontraktor dalam kontrak;

c) Direksi Pekerjaan memerintahkan penundaan atau tidak menerbitkan Gambar,


Spesifikasi, atau perintah yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pada
waktunya;

d) Direksi Pekerjaan memerintahkan kontraktor untuk membuka kembali atau


melaksanakan pengujian tambahan pada suatu pekerjaan, yang kemudian
ternyata tidak ditemukan adanya cacat mutu.;

e) Direksi Pekerjaan menolak suatu pengsubkontrakan tanpa alasan yang wajar

f) keadaan lapangan yang jelas-jelas lebih buruk dari perkiraan wajar yang dapat
dilakukan sebelum Surat Penunjukan Pemenang Lelang diterbitkan, dari
informasi yang diberikan kepada peserta lelang (termasuk laporan investigasi
lapangan), dari informasi yang diperoleh dari publik dan dari pemeriksaan
visual lapangan;

g) Direksi Pekerjaan memerintahkan untuk menghadapi keadaan yang tidak


terduga, yang disebabkan oleh pemilik atau terdapat pekerjaan tambahan yang
diperlukan untuk alasan-alasan keamanan atau lainnya;

h) kontraktor-kontraktor lainnya, petugas-petugas Pemerintah, petugas-petugas


Utilitas atau pemilik tidak menepati jadwal kerja dan kendala-kendala lainnya
yang disebut dalam kontrak, dan kesemuanya mengakibatkan keterlambatan
atau biaya tambah bagi kontraktor;

i) keterlambatan pembayaran uang muka;

j) dampak terhadap kontraktor akibat resiko pemilik;

k) Direksi Pekerjaan menunda menerbitkan Berita Acara Pekerjaan Selesai tanpa


alasan yang jelas;

l) peristiwa kompensasi lainnya yang diuraikan dalam kontrak atau yang akan
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan harus berlaku

5-10
3.54
proyek
kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam suatu
periode tertentu
[Bappenas TA-SRRP, 2003]

3.55
rencana tanggal penyelesaian
tanggal yang direncanakan kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan. Rencana
tanggal penyelesaian disebutkan dalam Data Kontrak. Rencana tanggal
penyelesaian dapat direvisi oleh Direksi Pekerjaan dengan menerbitkan suatu
perpanjangan waktu atau perintah percepatan

3.56
tanggal mulai kerja
tanggal mulai kerja penyedia jasa yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK), yang dikeluarkan oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

3.57
tanggal penyelesaian pekerjaan
tanggal penyerahan pekerjaan selesai (penyerahan laporan akhir)
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]

4. PENYERAHAN PERTAMA / SEMENTARA PEKERJAAN (PROVISIONAL


HAND OVER / PHO)

4.1 Pendahuluan

Sesuai Kepmen Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004, pengguna jasa membentuk


panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari unsur atasan langsung, proyek dan
direksi teknis. Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan pertama
pekerjaan. Pengguna jasa memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
permintaan dari penyedia jasa. Setelah penyerahan pertama pekerjaan
pengguna jasa membayar sebesar 100% dari nilai kontrak dan penyedia jasa
harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak.

Selain itu untuk pedoman bagi setiap unsur yang terlibat dalam kepanitiaan,
proses serah terima pekerjaan agar dapat bekerja dengan lengkap dan cepat,
maka dibuat check list materi yang perlu didiskusikan pada rapat-rapat, termasuk
diagram urutan kegiatannya.

5-11
4.2 Unsur yang terlibat dalam Serah Terima Pekerjaan

1) Proyek Pusat

Ketua : unsur Bidang Teknik Sub Dinas Bina Program Pras Wil

Sekretaris : unsur Proyek

Anggota : unsur Balai Pengujian Pras Wil

Anggota : unsur Proyek

Anggota : unsur Direktorat Pelaksana/Pembina atau unsur lain bila


diperlukan

2) Proyek Daerah

Ketua : unsur Sub Dinas PU Satminkal yang bersangkutan

Sekretaris : unsur Proyek

Anggota : unsur Balai Pengujian Pras Wil

Anggota : unsur Bidang Teknik Sub Dinas Bina Program Praswil

Anggota : unsur Proyek atau unsur lain bila diperlukan

4.3 Ruang lingkup Panitia Serah Terima

Ruang lingkup Panitia Serah Terima mencakup :

1) penelitian dan pembuatan Berita Acara hasil penelitian Penyerahan


Pekerjaan;

2) pembentukan tiga tim untuk penelitian: Visual, Tim Quality Control Teknis dan
Tim Administrasi oleh Panitia Serah Terima;

3) menetapkan tanggal definitif provisional hand over;

4) menetapkan tanggal final statement (serah terima akhir pekerjaan) sesuai


dengan Dokumen Kontrak.

5-12
4.4 Proses Serah Terima Pekerjaan

4.4.1 Agenda First Meeting Panitia Penyerahan Pekerjaan

1) uraian kronologis Proyek oleh Pinbagpro

- nama Proyek,

- lokasi Proyek,

- Panjang Efektif dan Fungsional Proyek,

- Jumlah Total Biaya Proyek,

- Proses Addendum yang pernah dilakukan

a) alasan diadakannya Addendum

b) prosedur addendum apakah sudah dilaksanakan

a. Technical/Engineering Justification dan atau negosiasi harga pada


pay item yang belum ada di dalam kontrak

b. Berita Acara Addendum oleh panitia peneliti kontrak yang dibentuk


oleh Pinbagpro

c. Persetujuan Addendum atau NOL oleh instansi terkait BINTEK /


DIT. PEL, BAPPEKIN (D/H TED) dan Lending Agency

d. Revisi DIP dan PHO

- Lingkup Proyek yang paling dominan disertai Volume dan Biaya,

- Progress Fisik saat First Meeting, disertai dengan Data Pendukung

a) komulatif final quantity yang sudah dapat diproses MC-nya, atau yang
belum dapat diproses MC-nya untuk dikontrol terhadap total kuantitas
kontrak

b) identifikasijenis item pekerjaan dan volumenya yang sudah


diperintahkan kepada kontraktor, tetapi belum dilaksanakan

c) identifikasi jenis item pekerjaan yang masih belum tertangani, misalnya


mortared side ditch, gorong gorong dan sebagaianya

d) identifikasi sisa dana yang mungkin dapat digunakan untuk item


pekerjaan lain yang diperlukan.

5-13
2) uraian Ketua Panitia Serah Terima Sementara (Provisional Hand Over)

- mencari kesepakatan prosedur provisional hand over yang akan


dilaksanakan;

- mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang bersangkutan


dapat dimulai proses penyerahannya, berdasarkan laporan dari konsultan.

3) pembentukan Tim dan Persiapannya

- Tim Visual

a) penyiapan kamera foto untuk dokumentasi site visit

b) penyiapan List of Defect and deficiencies

c) penyiapan List of deviation and omissions

d) (unauthorized change in works)

e) List of errors and omission in drawing

- Tim Quality Control

a) penyiapan list of Quality Control sesuai spesifikasi untuk control


terhadap back up data yang disusun oleh Proyek / Konsultan

b) Check Core Drill yang dilakukan oleh Kontraktor dan diawasi oleh
anggota Team Panitia PHO, terutama untuk mengetahui item
pekerjaan yang belum memenuhi spesifikasi, baik dengan cara
mengambil sample (frekwensi dan caranya) maupun Quality-nya

c) Check Quality Report yang dibuat oleh Konsultan Supervisi

- Tim Administrasi

a) Dokumen Tender

b) Dokumen Kontrak

c) Dokumen dan atau Amendemen

a. perpanjangan waktu

b. penambahan dan pengurangan biaya

c. pengaturan pajak

5-14
d. pengaturan Sharing sumber pembiayaan

e. Berita Acara Dokumen Addendum / Amendemen oleh Panitia


Peneliti Pelaksana Kontrak

f. Surat Keputusan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak yang


dibentuk oleh Pinpro / Pinbagpro

d) NOL (No Objection Letter) dari Lending Agency atau surat pendukung
persetujuan lainnya dari Direktur Bintek atau P3JJ

e) Dokumen Technical / Engineering Justification

f) Dokumen Progress Fisik masing-masing item pekerjaan untuk dikontrol


terhadap volume kontrak

g) Back-up data untuk perhitungan Quantity dan MC

h) Monthly Certificate

i) Method of Measurement for Payment pada Major Item

j) Monthly Progress Report

k) Quarterly Report

l) Final Report

m) foto-foto sebelum, selama dan sesudah proyek

n) masalah sewa peralatan oleh kontraktor

o) masalah hutang kontraktor terhadap sub kontraktor, paling tidak satu


bulan sebelum selesainya proyek, Pinbagpro membuat pengumuman
di Kelurahan atau Kecamatan setempat

p) As Built Drawing

q) masalah retribusi kepada Pemda Tingkat II

r) penyelesaian alat berat yang harus di re-export

s) identifikasi peringatan konsultan dan Pimbagpro yang belum


ditanggapi oleh kontraktor

t) identifikasi alat berat yang mendapat keringanan Bea-Masuk supaya


dibuatkan Berita Acara penerimaan oleh Pimbagpro yang
bersangkutan dalam hal:

5-15
a. jenis alat yang diterima

b. tanggal kedatangan alat diproyek

c. tanggal Kontrak pembelian alat berat

d. keterlambatan, kedatangan peralatan di proyek akan


memungkinkan dipertimbangkannya jumlah keringanan Bea-Masuk
oleh DitJen Pajak

Kontraktor yang mendapat proyek berbantuan luar negeri dengan


masa pelaksanaan labih dari 2 (dua) tahun mendapat fasilitas import
oleh BAPEKSTA (Departemen Keuangan) dengan besar keringanan
bea kurang lebih 35%, yang terdiri dari bea masuk 20%, bea masuk
tambahan 5% dan PPN 10%.

u) sisa DIP yang mungkin masih ada, agar bisa segera diadakan revisi
untuk dapat dimanfaatkan oleh proyek lain yang memerlukan

v) ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja)

w) untuk serah terima sementara (provisional hand over), agar mengikut


sertakan Inspektur khusus yang ada di masing-masing Propinsi
dengan tugas mengisi DETAIL INSPECTION REPORT yang
merupakan lampiran Berita Acara Serah Terima Sementara untuk
keperluan BMS di Propinsi dan DitJen Prasarana Wilayah.

4) membuat Rencana Kerja Tim

- schedule kegiatan masing-masing Tim

- menentukan tanggal second meeting

5) menentukan Tentatif Tanggal PHO

Sebagaimana yang telah diantisipasi oleh Konsultan dan ditegaskan oleh


Pinbagpro.

4.4.2 Agenda Second Meeting

1) laporan dari masing-masing Tim

2) evaluasi terhadap laporan masing-masing Tim

a) identifikasi terhadap kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor dan


konsultan

5-16
- kegiatan yang masuk dalam lingkup kontrak, namum belum
dilaksanakan oleh kontraktor / konsultan

- kegiatan yang belum termasuk lingkup kontrak, namum perlu


dilaksanakan oleh kontraktor dan konsultan

b) identifikasi jenis kegiatan dan volume kegiatan termasuk di atas untuk


mengetahui pembiayaan yang diperlukan dan waktu yang dibutuhkan
untuk penyelesaiannya

- dalam hal Item Pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam lingkup


kontrak dan belum dilaksanakan oleh kontraktor, maka pembiayaan
masih menjadi tanggung jawab kontraktor dalam batasan quality yang
disebutkan dalam kontrak

- dalam hal kegiatan pekerjaan tersebut, quantity-nya sangat diperlukan,


dan tidak mencukupi atau belum termasuk dalam lingkup kontrak,
maka dapat segera diambil tindakan sebagai berikut

a. jika dalam batasan jumlah biaya kontrak masih dimungkinkan


mengurangi item pekerjaan lain yang kurang diperlukan, maka
dapat dibuatkan Amendemen Kontrak dengan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Panitia PHO

b. jika dalam batasan jumlah biaya kontrak sudah tidak dimungkinkan


lagi mengurangi item pekerjaan lainnya, maka panitia T.O dapat
menyarankan kepada Pinbagpro untuk:

mengusulkan kekurangan pembiayaan tersebut sebagai bahan


usulan DIP yang akan datang, ataupun Revisi DIP dalam tahun
yang bersangkutan

merupakan bagian Final Report dari Konsultan Supervisi yang


bersangkutan.

3) menetapkan Grace Period

a) maksimum 30 hari, mengingat penempatan konsultan berakhir 1 (satu)


bulan setelah tanggal PHO definitif

b) ditetapkan berdasarkan perkiraan oleh Panitia yang disetujui oleh semua


unsur yang terlibat termasuk Kontraktor dan Konsultan.

4) memperbaharui Tentatif Tanggal PHO

a) dalam hal hasil evaluasi Panitia PHO menghasilkan keputusan bahwa


Kontraktor belum melaksanakan 100% quantity sebagaimana dalam
kontrak, maka tanggal Tentatif PHO ditetapkan oleh Panitia berdasarkan

5-17
evaluasi dan analisa terhadap sisa item pekerjaan yang belum
dilaksanakan oleh Kontraktor dan kemampuan kontraktor yang
bersangkutan

b) dalam hal penundaan Tentatif Tanggal PHO melebihi tanggal akhir masa
konstruksi, maka kontraktor dapat dikenakan denda sebagaimana
disebutkan dalam G.C.C.

4.4.3 Agenda rapat setelah berakhirnya Grace-Periode

1) membuat Berita Acara hasil penelitian untuk penyerahan pekerjaan;

2) menetapkan definitif tanggal PHO;

3) menetapkan tanggal FHO sesuai dokumen kontrak.

5. MENYUSUN PROGRAM PEMELIHARAAN (MAINTENANCE PROGRAM)

Program pemeliharaan perlu disusun untuk dijadikan pedoman bagi Pemilik


dalam melakukan pemeliharaan fisik agar proyek ini dapat dimanfaatkan sesuai
umur rencananya. Proyek dan konsultan pengawas akan memeriksa/menyusun
program pemeliharaan yang disampaikan oleh kontraktor. Program pemeliharaan
dilengkapi dengan data teknis yang diperlukan termasuk hal-hal yang perlu
dilakukan kontraktor selama masa pemeliharaan (warranty period ).

Apabila kontraktor tidak menyerahkan manual operasi dan pemeliharaan tersebut


pada tanggal yang disebutkan dalam Data Kontrak atau kontraktor tidak
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan, Direksi Pekerjaan harus
menahan sejumlah uang sebagaimana tercantum dalam Data Kontrak dari
pembayaran yang akan dibayarkan kepada kontraktor.

Ketentuan-ketentuan selama Masa Pemeliharaan sebelum dilaksanakan Serah


Terima Pekerjaan Akhir antara lain:

1) kontraktor wajib memelihara sehingga kondisi tetap seperti pada keadaan


serah terima pekerjaan pertama diterima Direksi Pekerjaan. Untuk maksud
tersebut kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga secukupnya
dilokasi pekerjaan;

2) kontraktor wajib menyelesaikan sisa pekerjaan yang belum diselesaikan ( bila


ada) yang seperti termuat dalam berita acara serah terima pekerjaan
pertama;

5-18
3) kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan tambahan, rekonstruksi, dan
perbaikan kerusakan, atau kesalahan seperti yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan salama Masa pemeliharaan atau 14 hari setelah berakhirnya masa
pemeliharaan;

4) biaya-biaya pada butir 1) di atas menjadi beban kontraktor apabila:

- penggunaan bahan, peralatan, atau cara kerja Kontraktor tidak sesuai


dengan ketentuan Kontrak, atau

- terjadi kesalahan perencanaan teknis bagian dari pekerjaan permanen


yang menjadi tanggung jawab Kontraktor, atau

- kontraktor telah gagal memenuhi kewajibannya seperti dalam Kontrak.

5) biaya pekerjaan seperti tersebut butir 1) diatas menjadi beban Pemilik


sebagai pekerjaan tambahan apabila sesuai pendapat Direksi Pekerjaan
bukan disebabkan hal-hal tersebut pada butir 4) di atas;

6) apabila kontraktor gagal melaksanakan semua kewajiban seperti tersebut


pada butir 1) di atas dalam waktu yang layak (reasonable), Pemilik dapat
menunjuk pihak lain untuk melaksanakannya dan, setelah berkonsultasi
dengan Kontraktor, biayanya dibebankan kepada Kontraktor dengan
dipotongkan dari pembayaran kembali uang retensi (retention money).

6. PENYERAHAN AKHIR PEKERJAAN (FINAL HAND OVER / FHO)

6.1 Pendahuluan

Dalam setiap pelaksanaan suatu proyek, selalu diakhiri dengan Serah Terima
Akhir Pekerjaan, yaitu penyerahan hasil pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor
kepada Pemilik. Kontraktor tidak / belum dianggap selesai mengerjakan
pekerjaan sebelum dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan.
Dengan dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan maka
kewajiban kontraktor telah selesai.

Untuk melaksanakan Serah Terima Akhir Pekerjaan kita dapat mengacu pada
Buku 4 Syarat-syarat Umum Kontrak, Keputusan Menteri Kimpraswil No.
257/KPTS/M/2004, setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan
akhir pekerjaan.

Selain itu, untuk pedoman bagi setiap unsur yang terlibat dalam kepanitiaan,
proses Serah Terima Pekerjaan agar dapat bekerja dengan lengkap dan cepat
maka telah dibuat check list materi yang perlu didiskusikan pada rapat-rapat,
termasuk diagram urutan kegiatannya.

5-19
Check list telampir merupakan masukan dari pengalaman proses FHO yang
pernah dilakukan sebelumnya, namun demikian masukan-masukan yang baru
sangat diharapkan untuk perbaikan dan kelengkapannya.

6.2 Unsur yang terlibat dalam serah terima pekerjaan

1) Proyek Pusat

- Ketua : unsur Bidang Teknik Sub Dinas Bina Program Pras Wil

- Sekretaris : unsur Proyek

- Anggota : unsur Bidang Pengujian Pras Wil

- Anggota : unsur Proyek

- Anggota : unsur Direktorat Pelaksana/Pembina atau unsur lain bila


perlu

2) Proyek Daerah

- Ketua : unsur Sub Dinas PU Satminkal yang bersangkutan

- Sekretaris : unsur Proyek

- Anggota : unsur Bidang Pengujian Pras Wil

- Anggota : unsur Bidang Teknik Sub Dinas Bina Program Pras Wil

- Anggota : unsur Proyek atau unsur lain bila diperlukan

6.3 Ruang lingkup panitia serah terima akhir

Ruang lingkup Panitia Serah Terima Akhir mencakup:

meneliti dan membuat Berita Acara hasil penelitian Penyerahan Pekerjaan;

untuk melakukan penelitian terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan yang telah


dilakukan dalam masa pemeliharaan;

menetapkan tanggal definitif Final Hand Over

5-20
6.4 Proses serah terima pekerjaan

1) Surat permohonan dari kontraktor

Kontraktor harus sudah mengajukan permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan


kepada Pemimpin Bagian Proyek paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum
berakhirnya Masa Pemeliharaan. Dalam surat permohonan tersebut harus
disebutkan bahwa pemeliharaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen
Kontrak dan menyebutkan wakil-wakil kontraktor yang ditunjuk untuk mewakili
dalam Serah Terima tersebut.

2) Pemberitahuan Pimbagpro kepada Ketua Panitia

Apabila kontraktor telah selesai atau telah melaksanakan pekerjaan


pemeliharaan dengan baik menurut direksi, kemudian Pemimpin Bagian Proyek
memberitahukan kepada Ketua Panitia Serah Terima Pekerjaan tentang hal
tersebut dan kapan Panitia Serah Terima akan berkunjung ke lapangan.

Panitia Serah Terima Pekerjaan harus sudah mulai melaksanakan pemeriksaan


di lapangan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum Masa Pemeliharaan
berakhir.

3) Pelaksanaan Serah Terima Akhir

a) Rapat Pertama

1. Uraian Kronologis Proyek oleh Pimbagpro

- nama Proyek;

- lokasi Proyek;

- panjang efektif dan fungsional Proyek;

- jumlah total biaya Proyek;

- jangka waktu pelaksanaan Proyek;

- kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pemeliharaan


tahap selanjutnya;

- pekerjaan yang diperlukan tetapi belum terlaksana pada kegiatan


sebelumnya;

- prosedur pengarsipan berkas-berkas Kontrak;

- hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh kontraktor


selama masa pemeliharaan.

5-21
2. Uraian Ketua Panitia FHO

- kegiatan yang dilakukan pada waktu FHO;

- kegiatan yang belum dilakukan pada waktu FHO;

- mencari kesepakatan prosedur FHO yang akan dilaksanakan;

- mencari kesepakatan sementara apakah Proyek yang bersangkutan


dapat dimulai proses FHO-nya, berdasarkan laporan Pimbagpro serta
berkas laporan dari Direksi;

- mencari kesepakatan jadwal pelaksanaan FHO;

- menentukan tentatif tanggal FHO;

- pengecekan jadwal pelaksanaan pekerjaan dimasa pemeliharaan.

b) Kunjungan Lapangan

Berdasarkan laporan Pemimpin Bagian Proyek tentang rencana kerja dan


daftar cacat/kerusakan maka Panitia bersama-sama kontraktor dan unsur-
unsur Proyek melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan
pemeliharaan tersebut. Selain itu Panitia juga mencatat cacat dan
kerusakan yang terjadi selain yang telah dilaporkan tersebut bila ada.

c) Rapat Kedua

- identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor pada


masa pemeliharaan;

- evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan;

- dalam hal hasil evaluasi Panitia FHO menghasilkan keputusan bahwa


kontraktor telah menyelesaikan semua cacat dan kerusakan maka:

a. Panitia membuat Berita Acara yang menyatakan bahwa kontraktor


telah menyelesaikan pemeliharaan pekerjaan pada masa
pemeliharaan dengan baik (sesuai dengan Dokumen Kontrak),

b. menyatakan bahwa pekerjaan dapat dilakukan Serah Terima


Pekerjaan yang terakhir kalinya,

c. menetapkan tanggal FHO,

d. Ketua Panitia membuat surat pemberitahuan tentang hasil


pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Pemimpin Bagian
Proyek.

5-22
d) Berita Acara Serah Terima

Berdasarkan surat dari Ketua Panitia Serah Terima Pekerjaan, Pemimpin


Bagian Proyek membuat Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
dengan kontraktor.

5-23
7. LAMPIRAN

E.1. Bagan alir Serah Terima Sementara Pekerjaan (Provisional Hand Over /
PHO)

E.2. Bagan alir prosedur PHO sampai dengan Masa Pemeliharaan

E.3. Bagan alir Serah Terima Akhir Pekerjaan (Final Hand Over / FHO)

E.4. Bagan alir FHO

E.5. Dokumen-dokumen dalam kegiatan Serah Terima Sementara Pekerjaan

E.6. Dokumen-dokumen dalam kegiatan Serah Terima Akhir Pekerjaan

5-24

You might also like