Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia 0-28 hari. Neonatus adalah
sesuatu yang sangat berharga dan sangat memerlukan perhatian khusus baik dari
seperti Indonesia.1
satu tahun terjadi dalam minggu pertama.Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000
kematian neonatus ini tidak pernah mengalami penurunan sejak tahun 2002
hingga 2007. Penyebab kematian terbanyak pada bayi usia 0-28 hari dipicu oleh
sepsis (infeksi sistemik), lalu diikuti oleh kelainan bawaan dan infeksi saluran
pernafasan akut.2
kematian neonatus adalah 19 per 1.000 kelahiran hidup, itu berarti ada 9 neonatal
yang meninggal tiap jam. Berdasarkan data di tingkat Association South East of
Asian Nation (ASEAN) kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu
7 kali lebih tinggi dari Singapura, 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih
tinggi dari Filipina, 1,8 kali lebih dari Thailand. Menurut WHO di negara
berkembang, setiap tahunnya ada empat juta bayi meninggal pada periode
neonatal dan faktor utama yang menyebabkan kematian pada bayi adalah infeksi.3
1
Tali pusat merupakan jaringan yang sangat unik dan bisa menjadi sumber
infeksi pada bayi yang baru lahir jika tidak dirawat dengan baik dan benar, karena
tali pusat merupakan pintu masuk kuman selama post partum. Setelah bayi lahir
tali pusat akan dipotong dan akan mengalami membentuk luka dan
Bakteri yang hidup di dalam tali pusat akan menyebabkan infeksi pada tali pusat
47% bayi dirawat sepsis dan penyebab utamanya adalah infeksi tali pusat dan
21% bayi mengalami omphalitis. Di negara berkembang, infeksi pada tali pusat
biasanya disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang bersih, tindakan
persalinan yang kurang steril, dan cakupan tetanus toksoid pada ibu hamil yang
masih kurang.3
adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, diare), feeding problem
pada tali pusat bayi disebut dengan omphalitis, angka kejadian omphalitis pada
bayi sekitar 7-15% dan angka tersebut menjadi meningkat menjadi 38-87% jika
2
BAB II
KASUS
Umur : 11 hari
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
II.2. ANAMNESIS
Anamnesis Terpimpin :
Pusar berbau dialami sejak 4 hari yang lalu, pusar berbau setelah
tali pusar terlepas pada hari ke 7 dan dibersihkan dengan air hangat setelah
itu diberikan bedak. Pusar berwarna kuning, bengkak (+), nanah (+), dan
3
disekitar pusar berwarna kemerahan. Ibu pasien juga mengeluhkan seluruh
tubuh dan sklera pasien berwarna kuning sejak 4 hari yang lalu. ASI (+)
pasien kuat minum ASI. Demam (-), batuk (-), pilek (-), sesak (-), mual (-),
muntah (-), BAK lancar warna kuning muda kesan normal. BAB baik warna
hamil ibu pasien tidak pernah mengalami sakit berat/rawat inap di RS.
disangkal.
4
RiwayatMakanan dan Minuman :
Riwayat Imunisasi :
Pertumbuhan
Berat badan lahir 3900 gram, panjang badan lahir 47 cm, lingkar
Perkembangan
5
Ibu pasien mengatakan bahwa selama 11 hari perkembangan anaknya
baik, setelah dilahirkan anaknya tidak pernah sakit dan kuat minum
BB = 3 kg
PB = 50 cm
BB aktual
Status Gizi = x
BB baku untuk TB aktual
100%
3
= x 100% = 88,23 % => Gizi
3,4
kurang
P = 38 x/menit
S = 36,5oC (axilla)
6
mata berlebih (-), Cekung (-). Hidung : Rinorea
tidak ada.
dilakukan
7
P : Massa tumor tidak ada, nyeri tekan tidak ada,
P : Timpani (+).
II.5. RESUME
ke rumah sakit dengan keluhan pusar berbau dialami sejak 4 hari yang lalu,
pusar berbau setelah tali pusar terlepas pada hari ke 7 dan dibersihkan
dengan air hangat setelah itu diberikan bedak. Pusar berwarna kuning,
bengkak (+), nanah (+), dan disekitar pusar berwarna kemerahan. Ibu pasien
juga mengeluhkan seluruh tubuh dan sklera pasien berwarna kuning sejak 4
hari yang lalu. ASI (+) pasien kuat minum ASI. Demam (-), batuk (-), pilek
(-), sesak (-), mual (-), muntah (-), BAK lancar warna kuning muda kesan
8
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya dan
kurang, dan compos mentis. Status vitalis didapatkan TD: 80/45 mmHg, P:
38 x/menit, N: 120x/menit kuat angkat dan teratur, suhu axilla 36,5oC. Pada
pemeriksaan fisis lain yaitu sklera dan seluruh tubuh berwana kuning
tidak ada, wheezing tidak ada.Jantung dalam batas normal. Abdomen datar,
ikut gerak nafas. Pusar berwarna kuning, bengkak (+), nanah (+), dan
dan lien tidak teraba. Ekstremitas dalam batas normal. Genital dan anus
penyuntikan.
II.6. DIAGNOSIS
9
II.7. DIAGNOSIS BANDING
- Sepsis general
II.8.PENATALAKSANAAN/TERAPI
a. Medikamentosa
Sangestan cream
b. Rencana Pemeriksaan
II.9. FOLLOW UP
27/4/16
S: A:
KU Infeksi Umbilikus
(+),kemerahan (+).
10
N = 120 x/menit, kuat angkat dan Sangestan cream salep
S = 36,5oC (axilla)
28/4/16
S: A:
KU Infeksi Umbilikus
(+),kemerahan (+).
IVFD KAEN-3B 12 tpm
seluruh tubuh dan sklera berwarna
Viccilin vial 3x50 mg/iv
kuning (+) 5 hari.
Gentamicin amp 2x6 mg/iv (Skin T)
11
O : SS/GK/CM Sangestan cream salep
teratur
jam 18.00
Sklera ikterus (+/+)
29/4/16
S: A:
KU Infeksi Umbilikus
(+),kemerahan (+).
Sangestan cream salep
seluruh tubuh dan sklera berwarna
12
kuning (+) 6 hari. Nb: Pasien pulang paksa
O : SS/GK/CM
TD = 80/45 mmHg
teratur
P = 32 x/menit
S = 36,7oC (axilla)
II.10. PROGNOSIS
13
Qua ad functionam : dubia et bonam
DISKUSI
14
Berdasarkan hasil subjektif yang diperoleh dan pemeriksaan yang
dilakukan terhadap bayi Zaki Hadyan, diperoleh diagnosis neonatus aterm dan
tidak ditemukan kelainan lainnya. Pada pemeriksaan, ditemukan tali pusat bau.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tali pusat tersebut terinfeksi, dimana penyebab
disebabkan oleh perawatan tali pusat yang kurang baik sebab setelah pembersihan
tali pusar ibu pasien membubuhi pusar dengan bedak. Menurut definisi omfalitis
adalah infeksi pada tali pusat bayi baru lahir yang ditandai dengan kulit
kemerahan disertai pus. Penyebab terjadinya omfalitis pada kasus ini adalah
akibat kurangnya aseptik antiseptik saat pengguntingan dan perawatan tali pusat
gerak nafas. Pusar berwarna kuning, bengkak (+), nanah (+), dan disekitar pusar
sebagai infeksi tali pusat lokal atau terbatas. Berdasarkan tinjauan pustaka infeksi
tali pusat lokal atau terbatas jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau
berbau busuk, dan di sekitar tali pusat berwarna kemerahan dan pembengkakan
terbatas pada daerah kurang dari 1 cm di sekitar pangkal tali pusat local atau
terbatas.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
III.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI
darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
16
2.2 Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah)
makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga
antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan
17
c. Sirkulasi Tali Pusat
dua keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan
oleh sel-selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan
terdiri daripada tisu fetus dan tisu ibu terbentuk dengan lengkapnya
III.2. DEFINISI
Omfalitis adalah infeksi pada tali pusat bayi baru lahir yang
18
persalinan.Hasil apus pus omfalitis adalah bakteri batang Gram negatif,
sesuai dengan pola kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahir.5,6
Tali pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan luka
secara dini infeksi tali pusat sangat penting untuk mencegah sepsis. Tali
pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang
baru lahir. Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di
potong tali pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya
tinggal pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang
akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan
19
Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke
III.3. PREVALENSI
perawatan tali pusat yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang
berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode
neonatal dini dan 42% kematian neonatal disebabkan infeksi seperti: sepsis,
III.4. ETIOLOGI
a. Faktor kuman
masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa
20
perawatan. BiasanyaStaphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit,
kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada
infeksi pada tali pusat seperti penolong persalinan yang kurang menjaga
b. Faktor Maternal
buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam
Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur
21
c. Faktor Neonatatal
bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor
faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak,
melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat.
d. Faktor Lingkungan
22
1. memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di
ganda.
bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir
di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di
luar rumah sakit dengan cara septik. Segala bentuk infeksi yang
dengan infeksi yang terjadi pada anak atau dewasa. Ini merupakan
mengalami infeksi.
23
4. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli
e. Proses persalinan
non-medis, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang
tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik. Untuk perawatan tali pusat
masyarakat.
f. Faktor tradisi
mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti
menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah
III.5 KLASIFIKASI
24
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk,
pada daerah kurang dari 1 cm di sekitar pangkal tali pusat local atau
terbatas.1,5,8
1 cm atau kulit di sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta bayi
atau meluas.1,5,8
III.6. PATOFISIOLOGI
25
parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain malaria,
terjadi karena yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai
atas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de
entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh
kuman. Beberapa kuman yang melalui jalan lahir ini adalah Herpes
minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani
26
1. Anamnesis1,5,10:
pusat.
b. Eritema, edema, dan nyeri tekan di daerah periumbilikal
3. Gejala sistemik1,5,10:
a. Takikardi (denyut jantung lebih dari 180 kali per menit)
b. Hipotensi dan capillary refill menurun
c. Takipneu (nafas lebih dari 60 kali per menit)
d. Tanda-tanda gagal nafas atau apneu
e. Distensi abdomen dengan penurunan bising usus.
f. Keterlibatan sistem saraf pusat:
Iritabilitas
Letargi
Penurunan refleks menghisap
III.8. DIAGNOSA
didapat pada bayi sering kali tidak ditemukan, diagnosa dapat ditemukan
umum.1,3,5,10
kepentingan bayi itu sendiri tetapi lebih penting lagi untuk kamar bersalin
mudah.Tanda khas seperti yang didapat bayi yang lebih tua didapat tidak
27
pemeriksaan fisis dan labolatorium sering kali diagnosis didahului oleh
selama 72 jam pertama dan bayi tersebut tidak menderita penyakit atau
1. Sepsis general
Sepsis dapat merupakan komplikasi dari suatu infeksi yang lokal
maupun dapat merupakan akibat dari invasi dan kolonisasi patogen yang
bervariasi bergantung pada usia pasien serta status imun pasien. Pada
28
darah yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan dengan tanda
III.10. TERAPI
Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat
sulit diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus,
Cara penanganannya :
klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih.
(misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) delapan kali
sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan Ibu
bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali
29
Cara penanganannya :
tali pusat lokal atau terbatas. Oleh dokter akan dilakukan pemeriksaan
sesuai indikasi seperti Kloksasilin oral selama lima hari. Jika terdapat
pustule / lepuh kulit dan selaput lendir. Cari tanda-tanda sepsis. Lakukan
perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat lokal atau
terbatas.
III.11. PENCEGAHAN
utama dan merujuk pasien awal untuk cepat dilakukan intervensi. Dalam
Saat ini, sudah tidak digunakan pencucian tali pusat dengan bahan
medis, tetapi hanya menggunakan perawatan kering tali pusat sampai tali
30
pusat tersebut kering dan lepas dengan sendirinya. Merawat tali pusat
dengan prinsip bersih dan kering. Jadi, saat memandikan bayi, tali pusat
juga digosok dengan air dan sabun, lalu dikeringkan dengan handuk bersih
terutama daerah tali pusat yang masih berwarna putih di bagian pangkalnya
(tali pusat yang bermuara ke perut bayi). Bagian pangkal ini bisa
steril.1,4,6,8
pusat. Bayi dari ibu yang tidak menggunakan prosedur tersebut, 13 kali
lebih mungkin untuk terjadi infeksi tali pusat dibandingkan bayi dari ibu
bahwa bayi dari ibu yang tidak mandi sebelum persalinan adalah 3.9 kali
lebih mungkin untuk terjadi infeksi tali pusat dibandingkan bayi dari ibu
Hindari kontak langsung tali pusat dengan air kencing bayi karena
air kencing tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi pada tali
III.12. PROGNOSIS
31
pengobatan tertunda, angka kematian bisa tinggi mencapai 7 15%.
DAFTAR PUSTAKA
and Infant.
32
4. Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan
15/06/2016
FKUnair.
EGC:Jakarta
Infectious Disease.
11. Saiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan raktis Pelayanan Kesehatan
33