You are on page 1of 6

19

Laporan Tugas Akhir

Uji metalografi

Analisa data

Kesimpulan

End

3.2 Metode Pengujian


3.2.1 Pengujian Komposisi Air Laut
Air laut yang digunakan dalam percobaan ini
menggunakan air laut riil yang di ambil dari laut Utara, tepatnya
laut Kenjeran. Pengujian komposisi air laut ini dilakukan di
Laboraturium Teknik Material dan Metalurgi ITS (hanya pH)dan
Laboraturium Teknik Lingkungan ITS. Data yang diambil adalah:
1. pH, menggunakan pHmeter digital (spec : pHep by
Hanna Instruments).
2. Kadar Chlor (Cl-) dengan metode Argentometri.
3. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dengan metode
Iodometri.
4. Salinitas dengan metode Salinometri.

Teknik Material dan Metalurgi


FTI - ITS
20

Laporan Tugas Akhir

Pengujian dilakukan dengan menempatkan air laut riil


tanpa inhibitor dalam beaker glass. Volume air laut yang
digunakan dalam pengujian masing-masing 1000 ml.

3.2.2 Pengujian Immersi


Spesimen dicelupkan ke dalam kotak yang berisi laruan
air laut yang bekerja pada temperatur 25 0C, 350C, dan 500C
dengan lama pencelupan selama 42 hari dan pengambilan data
pada hari ke-7, ke-21 yang meliputi reduksi berat. Dengan data
nilai reduksi berat yang diperoleh, dapat diketahui nilai laju
korosi SS 316 dalam mpy. Sedangkan pada hari ke-42,
pengambilan data meliputi reduksi berat dan foto mikro.
Alat :
3 set aquarium yang telah disekat menjadi 4 ruangan tiap
set.
8 buah heater aquarium; 4 buah heater temperaturnya
diset menjadi 350C dan 4 buah heater sisanya
temperaturnya diset menjadi 500C.
Tali senar secukupnya, digunakan untuk mengikat
spesimen dan menggantungkannya ke kayu penahan.
Kayu penahan.
Timbangan digital (Sartorius BP 110 S)
Termometer alkohol dengan range temperatur -10 s/d
1100C.
Bahan :
Spesimen SS 316 yang telah dipotong dengan ukuran
20x20 mm, sebanyak 72 buah dengan distribusi 6 buah
spesimen tiap ruangan. Dimensi dari spesimen yang akan
diuji immersi adalah sebagai berikut :
Tebal : 3 mm
Lebar : 20 mm

Teknik Material dan Metalurgi


FTI - ITS
21

Laporan Tugas Akhir

Panjang : 20 mm
Inhibitor Sodium Nitrit (NaNO2) yang telah ditimbang
beratnya dan di larutkan dalam air laut.
Air laut riil sebanyak 2L tiap ruang pada aquarium.

Gambar 3.1 Dimensi spesimen uji immersi (celup)

Gambar 3.2 Spesimen uji immersi (celup)


Prosedur :
Mempersiapkan 3 set aquarium, yang telah dipastikan
tidak bocor terutama pada sekat antar ruangnya. Memberi
tanda ketinggian air laut yang harus diisikan pada tiap
ruang (volume air laut = 2L/ruang).
Mengisi aquarium dengan air laut sesuai dengan tanda
ketinggian.
Menimbang berat awal masing-masing spesimen dengan
menggunakan timbangan digital dan mencatat hasil

Teknik Material dan Metalurgi


FTI - ITS
22

Laporan Tugas Akhir

penimbangan. Setelah ditimbang, spesimen diberi tanda


yang meliputi lama pencelupan, temperatur operasi dan
konsentrasi inhibitor yang ditambahkan pada media
pencelupan.
Mengikat spesimen dengan tali senar, pastikan panjang
tali senar tidak menyebabkan spesimen menyentuh dasar
aquarium sewaktu dicelupkan.
Merangkai spesimen yang telah terikat pada batang kayu
penahan (1 batang kayu penahan untuk tiap-tiap
aquarium).
Mempersiapkan heater yang telah diset pada masing-
masing ruangan.
Menimbang inhibitor yang akan dilarutkan dengan air
laut menggunakan timbangan digital.
Setelah air laut pada aquarium mencapai temperatur
operasi yang dikehendaki, rangkaian spesimen
dicelupkan.
Larutan inhibitor ditambahkan pada tiap-tiap ruang sesuai
dengan konsentrasi yang dikehendaki.
Pemberian label pada tiap ruangan yang meliputi
konsentrasi inhibitor, tanggal pencelupan, tanggal
pengambilan data dan temperatur.
Pada aquarium dengan temperatur operasi 25 0C, tidak
diperlukan heater.
Pengambilan data :
Percobaan dimulai pada tanggal 11 April 2007 dengan
pengambilan data pada hari ke-7, ke-21 dan ke-42. Pada hari ke-7
(18 April 2007) dilakukan pengangkatan spesimen sebanyak 24
buah (2 buah/ruang). Spesimen-spesimen tersebut dibersihkan
dengan alkohol, kemudian dilanjutkan dengan air panas (sekitar
600C), keringkan, lalu timbang dengan timbangan digital. Catat

Teknik Material dan Metalurgi


FTI - ITS
23

Laporan Tugas Akhir

berat spesimen yang tertera pada display. Dari berat yang


didapatkan dapat diketahui berat yang hilang selama 7 hari
(weight loss), kemudian dapat dilakukan perhitungan laju korosi
(mpy). Prosedur yang sama dilakukan pada pengambilan data hari
ke-21 (2 Mei 2007) dan hari ke-42 (23 Mei 2007).

3.2.3 Pengujian Metallografi


Analisa Mikro
Analisa struktur mikro SS 316 menggunakan metode
optikal. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Spesimen digosok dengan mesin grinder menggunakan kertas
gosok dengan grade 220, 260, 320, 400, 600, 1000, 2000
sambil dialiri air. Penggosokkan dilakukan pada satu sisi,
dengan arah gosokan sejajar dengan operator. Tiap pergantian
grade, arah penggosokkan selalu tegak lurus dengan arah
gosok grade sebelumnya.
2. Selanjutnya dilakukan polishing dengan menggunakan clothes
yang telah ditaburi bubuk alumina.
3. Untuk pengamatan struktur makro, setelah polishing spesimen
di foto.
4. Sedangkan untuk pengamatan struktur mikro, pengetsaan
dilakukan dengan mencelupkan spesimen uji selama 10 detik
pada : 10 ml HNO3, 20 ml HCl, 30 ml air.
5. Spesimen uji yang telah dietsa kemudian difoto dengan
pembesaran 200x

Teknik Material dan Metalurgi


FTI - ITS
24

Laporan Tugas Akhir

Material Uji
Material atau spesimen yang digunakan dalam percobaan
ini adalah SS 316 dengan komposisi kimia sebagai
berikut :

Fe C Mn Si Cr Ni Mo
max max max max
71 0,08 2,00 1,00 16,00- 10,00- 2,00-
% % % % 18,00 14,00 3,00
% % %

Teknik Material dan Metalurgi


FTI - ITS

You might also like