You are on page 1of 2

K. H.

HASYIM ASYARI umumnya kandungan, ibunya juga pernah bermimpi melihat bulan
jatuh dari langit ke dalam kandungannya. Mimpi tersebut kiranya
bukanlah isapan jempol dan kembang tidur belaka, sebab ternyata
tercatat dalam sejarah, bahwa pada usianya yang masih sangat muda,
13 tahun, Hasyim Asyari sudah berani menjadi guru pengganti (badal)
di pesantren untuk mengajar santri-santri yang tidak jarang lebih tua
dari umurnya sendiri.[4]

Pemikiran K. H. Hasyim Asyari tentang Pendidikan

Tepat pada tanggal 26 Rabi Al-Awwal 120 H. bertepatan 6 Februari


1906 M., Hasyim Asyari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng.
Oleh karena kegigihannya dan keikhlasannya dalam menyosialisakan
ilmu pengetahuan, dalam beberapa tahun kemudian pesantren relatif
ramai dan terkenal.[8]

Menurut Abu Bakar Aceh yang dikutip oleh editor buku Rais Am
B. Biografi Nahdlatul Ulama hal.153 bahwa KH. Hasyim Asyari mengusulkan
sistem pengajaran di pesantren diganti dari sistem bandongan menjadi
Nama lengkap K. H. Hasyim Asyari adalah Muhammad Hasyim sistem tutorial yang sistematis dengan tujuan untuk mengembangkan
Asyari ibn Abd Al-Wahid. Ia lahir di Gedang, sebuah desa di inisiatif dan kepribadian para santri. Namun hal itu ditolak oleh
daerah Jombang, Jawa Timur, pada hari selasa kliwon 24 Dzu Al- ayahnya, Asyari dengan alasan akan menimbulkan konflik di kalangan
Qaidah 1287 H. bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871. kiai senior.
[2] Asal-usul dan keturunan K.H M.Hasyim Asyari tidak dapat
dipisahkan dari riwayat kerajaan Majapahit dan kerajaan Islam Pada tahun 1916 1934 Hasyim Asyari membuka sistem pengajaran
Demak. Silsilah keturunannya, sebagaimana diterangkan oleh berjenjang. Ada tujuh jenjang kelas dan dibagi menjadi ke dalam dua
K.H. A.Wahab Hasbullah menunjukkan bahwa leluhurnya yang tingkatan. Tahun pertama dan kedua dinamakan siffir awal dan siffir
tertinggi ialah neneknya yang kedua yaitu Brawijaya VI. Ada tsani yaitu masa persiapan untuk memasuki masa lima tahun jenjang
yang mengatakan bahwa Brawijaya VI adalah Kartawijaya atau berikutnya. Pada siffir awal dan siffir tsani itu diajarka bahasa Arab
Damarwulan dari perkawinannya dengan Puteri Champa lahirlah sebagai landasan penting pembedah khazanah ilmu pengetahuan Islam.
Lembu Peteng (Brawijaya VII).[3] Kurikulum madrasah mulai ditambah dengan pelajaran-pelajaran
bahasa Indonesia (Melayu), matematika dan ilmu bumi, dan tahun 1926
Menurut penuturan ibunya, tanda kecerdasan dan ketokohan ditambah lagi dengan mata pelajaran bahasa Belanda dan sejarah.
Hasyim Asyari sudah tampak saat ia masih berada dalam
kandungan. Di samping masa kandung yang lebih lama dari
Kiai Hasyim terkenal sebagai ulama yang mampu melakukan belajar harus diniatkan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-
penyaringan secara ketat terhadap sekian banyak tradisi nilai Islam, bukan hanya untuk sekedar menghilangkan kebodohan.
keagamaan yang dianggapnya tidak memiliki dasar-dasar dalam Pendidikan hendaknya mampu menghantarkan umat manusia menuju
hadis dan ia sangat teliti dalam mengamati perkembangan tradisi kemaslahatan, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan
ketarekatan di pulau Jawa, yang nilai-nilainya telah menyimpang hendaknya mampu mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai
dari kebenaran ajaran Islam. Menurut hasyim Asyari, ia tetap kebajikan dan norma-norma Islam kepada generasi penerus umat, dan
mempertahankan ajaran-ajaran mazhab untuk menafsirkan al- penerus bangsa. Umat Islam harus maju dan jangan mau dibodohi oleh
Quran dan hadis dan pentingnya praktek tarikat.[9] orang lain, umat Islam harus berjalan sesuai dengan nilai dan norma-
norma Islam.[13]
Beliau menyebutkan bahwa tujuan utama ilmu pengetahan adalah
mengamalkan. Hal itu dimaksudkan agar ilmu yang dimiliki Pemikiran K. H. Hasyim Asyari tentang Sosial
menghasilkan manfaat sebagai bekal untuk kehidupan akhirat Aktivitas K. H. Hasyim Asyari di bidang sosial lainnya adalah
kelak. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam menuntut mendirikan organisasi Nahdatul Ulama, bersama dengan ulama besar di
ilmu, yaitu : pertama, bagi murid hendaknya berniat suci dalam Jawa lainnya, seperti Syekh Abd Al-Wahhab dan Syekh Bishri
menuntut ilmu, jangan sekali-kali berniat untuk hal-hal duniawi Syansuri.[17] Mengenai orientasi pemahaman dan pemikiran
dan jangan melecehkannya atau menyepelikannya. Kedua, bagi keislaman, kiai Hasyim sangat dipengaruhi oleh salah seorang guru
guru dalam mengajarkan ilmu hendaknya meluruskan niatnya utamanya: Syekh Mahfuz At-Tarmisi yang banyak menganut tradisi
terlebih dahulu, tidak mengharapkan materi semata. Agaknya Syekh Nawawi. Selama belajar di Mekkah, sebenarnya, ia pun
pemikiran beliau tentang hal tersebut di atas, dipengaruhi oleh mengenal ide-ide pembaharuan Muhammad Abduh. Tetapi ia
pandangannya akan masalah sufisme (tasawuf), yaitu salah satu cenderung tidak menyetujui pikiran-pikiran Abduh, terutama dalam hal
persyaratan bagi siapa saja yang mengikuti jalan sufi menurut kebebasan berpikir dan pengabaian Mazhab. Menurutnya kembali
beliau adalah niat yang baik dan lurus.[11] langsung ke Al-Quran dan As-Sunnah tanpa melalui hasil-hasil Ijtihad
para imam mazhab adalah tidak mungkin. Menafsirkan Al-Quran dan
Salah satu karya monumental K. H. Hasyim Asyari yang Hadits secara langsung, tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama besar
berbicara tentang pendidikan adalah kitab Adab Al-Alim wa Al- dan imam mazhab, hanya akan menghasilkan pemahaman yang keliru
Mutaallum wa ma Yataqaff Al-Muallimin fi Maqamat Talimih tentang ajaran Islam. Latar belakang orientasi pemahaman keislaman
yang dicetak pertama kali pada tahun 1415 H. sebagaimana seperti inilah yang membuat kiai Hasyim menjadi salah seorang pendiri
umumnya kitab kuning, pembahasan terhadap masalah dan pemimpin utama Nadhatul Ulama. Tidak kurang dari 21 tahun ia
pendidikan lebih ditekankan pada masalah pendidikan etika. menjadi Rais Am, ketua umum Nadhatul Ulama (1926-1947).[18]
Meski demikian tidak menafikan beberapa aspek pendidikan
lainnya. Keahliannya dalam bidang hadits ikut pula mewarnai isi
kitab tersebut.[12] Belajar menurut Hasyim Asyari merupakan
ibadah untuk mencari ridha Allah, yang mengantarkan manusia
untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Karenanya

You might also like